Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mercy Pasande
Abstrak :
This study is about city branding This research is motivated bu the potential of citty branding creation as a way to improve regional competitiveness. The purpose of this study is to descrive the various efforts made by the local government of DIY to improve the competitiveness of the region with city Branding. This research uses the qualitative method data collection method is done by triagulation technigue of data source. While data processing researcher does data reduction. The results obtained in this study are first city Branding DIY has been running well rebranding DIY is likely to increase the competitiveness of regions including local revenue. This is evidenced by the increase in investment achieved by the government of Yogyakarta. It' s just that city branding is still focused on tourrism but it can be used for other sectors. Sicond the DIY rebranding (2014) profides many improvenments especially in terms of concept logo and tagline. In addition,the Yogyakarta provincial government has estabilished city branding councils city branding strategy roadmap and governor regulation of city branding in DIY Its just that there has been no evaluation since the rebranding was done by the provincial government of DIY how this rebranding can be implemented by the local goverment and city branding council and there is no extent to which the strategy in the roadmap implemented
Jakarta: Kementerian Dalam Negeri RI, 2017
351 JBP 9:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Taruna
Abstrak :
Dalam pemasaran daerah ada tiga perubahan besar di tingkat global, regional, dan nasional yang Sangat mempengaruhi perkembangan di berbagai daerah di Indonesia, perubahan tersebut adalah : Arus globalisasi investasi di berbagai Negara; Pemberlakuan perdagangan bebas di wilayah ASEAN dalam kerangka Asean Free Trade Area (AFTA); Penerapan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.

Berbagai perubahan besar tersebut memaksa berbagai pemerintah daerah maupun instansi pemerintah di Indonesia untuk menlnjau ulang pendekatan dan cara pandang dalam mengelola daerah dan pemasaran potensi daerah.

Dalam proses pemasaran daerah meliputi 4 (empat) elemen pendekatan yang dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix), mengintegrasikan dan kombinasi yang baik antara produk, harga, saluran distribusi dan promosi daerah; dan dalam promosi dilakukan Iangkah-Iangkah komunikasi pemasaran dengan strategi pengunaan bauran promosi untuk terciptanya kekuatan 'pemasaran daerah; maka penulis tertarik untuk melakukan studi penelitian mengenai masalah ini.

Penulisan buku ini mengacu pada berbagai teori dl bidang pemasaran termasuk komunikasi pemasaran, juga teori komunikasi yang efektif meialui strategi / Iangkah-Iangkah komunikasi pemasaran. Tujuannya untuk mengetahui keterpaduan bauran pemasaran dan keterpaduan bauran promosi dalam pemasaran daerah Sukabumi. Metode penelitian melalui metode kasus dan bersifat deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui daftar pertanyaan dan wawancara mendalam (depth interview), juga studi dokumentasi yaitu studi terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan topik yang diteiliti, dan Studi kepustakaan atau literature khususnya mengenai komunikasi pemasaran dari buku-buku, jurnal, buklet, leaflet, laporan tahunan.

Adapun dalam merancang strategi pemasaran daerah Sukabumi mencakup proses antara lain pemetaan llngkungan eksternal-Internal, kemudian melaksanakan marketing mix yaitu bauran atau kombinasl dari apa yang ditawarkan daerah dan bagaimana tawaran itu disampaikan kepada pelanggan melalui komunikasi promosi yang dilaksanakan, dalam implementasinya komunikasi promosi mengalami kendala dengan data/informasi yang ada belum mampu menjawab atau memberikan data secara lengkap keinginan audiens sasaran, disebabkan belum jelasnya kewenangan daerah dalam pelayanan perizinan bagi calon investor, dan belum optimalnya akses informasi dari pusat ke daerah dalam hal kebljakan mengenai investasi; elemen harga bauran pemasaran, belum dapat berintegrasi dalam pemasaran potensi daerah, yang diakibatkan dari berbagal faktor yang dialami Kabupaten Sukabumi.

Dalam mengintegrasikan promosi, BKPPU melakukan kombinasi bauran komunikasi promosi antara lain: menggunakan iklan, yaltu kerap membeli jam tayang TV, dan menggunakan radio UPT ?RSPD", juga media cetak majalah ?Tandang" yang mempakan majalah pemda Sukabumi; Personal selling, yang merupakan salah satu Contact point dalam saluran penjualan Iangsung, sales personnya adalah pejabat struktural BKPPU yang berkompeten, terutama dari bidang promosi; juga digunakan Direct marketing, Internet dan online marketing, Publikasi, dan Sala promotion. Selain media yang dipilih dan dipakai di atas, sebagal sarana promosi Kbupaten Sukabumi seringkali menggunakan sarana promosi pameran. Pameran merupakan salah satu sarana promosi penjualan, juga penjualan personal. Melalui pameran dilaksanakan kegiatan- kegiatan presentasi, lobbying, dan lain-lain yang berhubungan dengan pemasaran daerah.

Bidang Promosi Daerah BKPPU Kabupaten Sukabumi melaksanakan promosi dan baru menggunakan beberapa alat promosi secara terpadu seperti ada keterkaitan pesan ikian di majalah ?Tandang", radio RSPD, spanduk-spanduk, juga personal selling dan salespromotion dengan sarana promosi kegiatan pameran. Alat/media promosi lainnya seperti internet pemda, televisi, radio 81. majalah swasta, penggunaannya belum optimal. BKPPU lebih sering menggunakan bauran promosi dalam media pameran, pameran mempunyal efektllitas yang tinggi, jangkauan ke investor/pelanggan juga sangat tinggi.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Khairum Nisa
Abstrak :
Aktivitas pemasaran tidak hanya dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk yang mereka tawarkan. Saat ini pemerintah kota juga melakukan aktivitas pemasaran dengan melakukan city branding untuk mempromosikan kota mereka. Salah satu upaya yang dilakukan dalam strategi city branding adalah dengan mengangkat event sebagai city brand. Penelitian ini membahas bagaimana sebuah event mampu membangun awareness terhadap city brand serta minat berkunjung. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif dan strategi penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan pengamatan lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa awareness terhadap city brand yang dibangun oleh event pada kota tersebut diperoleh dari adanya peran media yang kerap meliput pelaksanaan event tersebut. Namun di sisi lain kedekatan juga memiliki peran terhadap awareness. Individu yang memiliki kedekatan lebih dengan kota, dengan kata lain memiliki informasi yang lebih banyak, memiliki pandangan yang berbeda tentang city brand kota yang dimaksud. Selanjutnya event yang diselenggarakan mampu membangun minat berkunjung calon wisatawan karena karakteristiknya yang mampu menarik perhatian. Tapi di sisi lain event tersebut kurang mampu membangun minat berkunjung karena dianggap kurang merepresentasikan identitas kota. ...... Marketing activities are not only for companies to promote their products. Nowadays city government is also doing marketing activities, such as city branding to promote their city. One of efforts made in city branding strategy is to lift the event as a city brand. This study focuses on how an event is able to build awareness of the city brand and visit intention. This research uses constructivism paradigm, qualitative research approach and case study research strategy. Data collection was done through in depth interviews and field observations. The results of this study indicate that the awareness of the city brand that raised by the event was obtained by the role of media that often cover the event. But on the other hand proximity also has a role to awareness. Individuals who have more closeness to the city, in other words have more information, have different views about the city brand city in question. Furthermore, event is able to build interest in visiting potential tourists because of its characteristics that are able to attract attention. But on the other side events are less able to build interest in visiting because it is considered less represent the identity of the city.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denpasar: Pemerintah Kota Denpasar, 2012
351 MEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiana Arianne Raisa
Abstrak :
Seiring dengan perkembangan kota, branding tempat memainkan peran penting dalam membentuk identitas kota. Namun, seringkali kota perlu mengambil langkah rebranding untuk secara akurat mewakili nilai kota seiring dengan perubahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dampak perubahan logo untuk rebranding Kota Melbourne pada tahun 2009 terhadap orang-orang yang tinggal di Melbourne dengan menggunakan studi literature dan menggabungkannya dengan data dari survey yang dilakukan agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai tanggapan warga Melbourne terhadap rebranding. Melalui penelitian ini kita dapat lebih memahami pentingnya logo di branding kota dan bagaimana itu dapat benar-benar meningkatkan kualitas hidup warga negara. p.p1 margin: 0.0px 0.0px 5.0px 0.0px; text-align: justify; line-height: 18.0px; font: 12.0px Times; color: 000000; -webkit-text-stroke: 000000 span.s1 font-kerning: none ...... With the development of cities, place branding plays an important role in shaping the identity of the city. However, oftentimes the city needs to take the step of rebranding in order to accurately represent the city rsquo;s value throughout its changes. The objective of this research is to see the impact of logo change for City of Melbourne rebranding in 2009 towards the people living in Melbourne by using study literature and combine it with in-depth survey data in order to get a better understanding about the Melbourne citizen rsquo;s response of the rebranding. Through this research we can better understand the importance of logo in city branding and how it can actually improve the living quality of the citizen. p.p1 margin: 0.0px 0.0px 5.0px 0.0px; text-align: justify; line-height: 18.0px; font: 12.0px Times; color: 000000; -webkit-text-stroke: 000000 span.s1 font-kerning: none
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Partogi, Luther Yehezkiel
Abstrak :
Pada era digital saat ini, media sosial termasuk Instagram dianggap berpengaruh dalam city branding dan telah menjadi bagian dari keseluruhan strategi pemasaran. Dalam pemasaran media sosial, storytelling menjadi salah satu teknik komunikasi yang digunakan untuk menjelaskan identitas dan cerita unik yang dimiliki oleh brand. Sebagai sebuah city brand resmi dari Jakarta, Plus Jakarta memiliki akun Instagram dengan pengikut yang cukup banyak dan aktif melakukan publikasi yang konsisten dalam bentuk ragam konten mengenai kolaborasi di kota Jakarta. Studi ini berusaha untuk menganalisis bagaimana storytelling digunakan melalui Instagram untuk mengomunikasikan Plus Jakarta kepada audiensnya. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah analisis konten kualitatif terhadap dua unggahan konten video akun Instagram @plusjakarta yang memiliki tema “Pemuda Berdaya” karena keduanya menceritakan Jakarta dari perspektif anak muda dan diunggah pada awal kemunculan Plus Jakarta. Adapun pisau analisis yang digunakan adalah empat elemen storytelling (pesan, konflik, karakter, plot) dan enam komponen city brand (presence, place, potential, pulse, people, prerequisites). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua konten memenuhi keempat elemen storytelling serta menampilkan hampir semua komponen city brand kecuali presence. Dengan demikian, penggunaan storytelling sebagai cara untuk memasarkan Plus Jakarta melalui media sosial dapat dikatakan sudah dilaksanakan dengan baik. ...... In the digital era, social media, including Instagram, is considered influential in city branding and has become a part of the overall marketing strategy. In social media marketing, storytelling is a communication technique used to explain a brand's unique identity and story. As an official city brand from Jakarta, Plus Jakarta has an Instagram account with a lot of followers and consistently uploads various content regarding collaborations in the city of Jakarta. This study seeks to analyze how storytelling is used via Instagram to communicate Plus Jakarta to the audience. The method used in this study is qualitative content analysis of two videos from the Instagram account @plusjakarta with the theme “Pemuda Berdaya" because they tell about Jakarta from the perspective of young people and were uploaded at the beginning of Plus Jakarta. The analysis tools used are four storytelling elements (message, conflict, character, plot) and six city brand components (presence, place, potential, pulse, people, prerequisites). The research results show that both contents fulfill the four storytelling elements and display almost all city brand components except presence. Thus, the use of storytelling as a way to market Plus Jakarta through social media can be said to have been implemented well.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Aryati Rahman
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang strategi komunikasi city branding melalui duta pariwisata yang dilaksanakan oleh Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu bekerja sama dengan Ikatan Abang None Jakarta Kepulauan Seribu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ditujukan untuk menjawab Bagaimana strategi komunikasi pariwisata kepulauan seribu ? Bagaimana peran ikatan abang none jakarta kepulauan seribu dalam strategi komunikasi pariwisata kepulauan seribu? Dan Bagaimana bentuk kerjasama ikatan abang none jakarta kepulauan seribu dengan suku dinas pariwisata dan kebudayaan kepulauan seribu? Penelitian dilakukan di Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu dan Ikatan Abang None Jakarta Kepulauan Seribu yang menjelaskan tentang city branding kepulauan seribu yang dilakukan lewat peran duta pariwisata kepulauan seribu yang disebut dengan Abang None Jakarta Kepulauan Seribu. Hasil penelitian menemukan bahwa efektivitas dari kehadiran Abang None Jakarta Kepulauan Seribu sebagai public relation pariwisata Kepulauan Seribu dirasa cukup mewakilkan upaya city branding Kepulauan Seribu yang menjadi tujuan dari Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu bekerja sama dengan Ikatan Abang None Jakarta Kepulauan Seribu. ...... This thesis discusses the communication strategy of city branding through tourism ambassador conducted by Departement of Tourism and Culture of Kepulauan Seribu in collaboration with the Association of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu. This research is qualitative descriptive design. This Thesis is aimed to answer : How Kepulauan Seribu Tourism communication strategy? How the role of the league of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu in Kepulauan Seribu tourism communication strategy?and How cooperation between of the league of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu with Departement of Tourism and Culture of Kepulauan Seribu ? The research was conducted at the Department of tourism and culture of Kepulauan and the league of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu that describes about city branding of Kepulauan Seribu is done through the role of tourism ambassador Kepulauan Seribu called Abang None Jakarta Kepulauan Seribu. The results found that the effectiveness of the presence of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu as a public relations of tourism of Kepulauan Seribu are considered to represent a city branding effort Kepulauan Seribu is the purpose of the Department of Tourism and Culture of Kepulauan Seribu in collaboration with the league of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Aliffian
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas konsep citra suatu kota dan strategi pembentukan merek suatu kota. Dua konsep tersebut yang lebih dikenal lewat kosnep city branding dan city image dianggap penting saat ini karena perkembangan teknologi informasi semakin pesat yang memberikan dampak bagi berbagai aktifitas masyarakat, khususnya bidang pemasaran. Layaknya sebuah produk, sebuah kota harus dapat diingat dan diasosiasikan dengan baik oleh konsumen sasaran jika ingin dianggap berbeda, unik dan memberikan nilai yang lebih baik, ditengah banyaknya informasi serupa tentang kota-kota lainnya yang bisa diterima masyarakat dalam waktu yang singkat, sehingga saat ini dibutuhkan strategi yang tepat dalam membangun citra kota yang diinginkan. Berdasarkan paparan tadi penelitian ini meneliti pola hubungan terbentuknya city image melalui kegiatan city branding, pada city brand “Enjoy Jakarta”, yang memiliki tujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara variabel-variabel terkait pembentukan city image, seperti brand awareness, dan strategi perluasan merek seperti City Branding, Positioning dan Communicating the Brand yang membentuk suatu pola hubungan saling ketergantungan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif, responden pada penelitian ini adalah mahasiswa pascasarjana komunikasi Universitas Indonesia berjumlah 175 orang yang ditarik secara acak sederhana (simle random) pada populasi keseluruhan mahasiswa komunikasi pascasarjana angkatan 2012- 2013 yang berjumlah 317 orang. Metode analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan analisis jalur (Path Analysis) untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variable-variabel yang diuji baik pada model struktur pertama maupun model struktur kedua. Pada struktur pertama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variable City Branding dan Communicating the Brand dalam membentuk Brand Awareness. Sedangkan pada model struktur kedua juga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada variable City Branding, Positioning, Communicating the Brand, dan Brand Awareness dalam membentuk City Image. Sedangkan pada pola hubungan yang terjadi, pengaruh jalur pada variable positioning baik pengaruh lansung dan tidak lansung adalah pengaruh yang terbesar dalam membentuk City Image.
ABSTRACT
This research discusses about concept of city image and city brand forming strategy which are well-known by "city branding" and "city image" concept. Those concepts are important nowadays, because the rapid growth of information technology which gives impact to various citizen activities, especially on marketing area. As a product, a city should be able to be remembered and associated well by target consumer if the city wants to be considered different, unique and gives better value in the middle of a lot of similar informations about another cities that are also accepted by citizens in short time. Thus, now, a city needs an exact strategy in building the desired city image. Based on previous explanation, this research disscusses about relationship pattern in forming city image through city branding activity of "Enjoy Jakarta" city brand. This research objectives are to find out and examine the influence between variables related to the city image forming (such as: Brand Awareness and city branding development strategy: City Branding, Positioning and Communicating the Brand) which are forming an interrelated relationship pattern. This quantitative research uses explanative design. Total respondent is 175 with simple random sampling method. The whole population of communication postgraduate student year 2012-2013 is 317. The data analysis methods are descriptive statistical analysis and path analysis to prove this research hypothesis. Result from this research shows that there's a positive and significant influence from the tested variables, both in the first and second structure model. In the first structure, there are positive and significant influence from city branding and communicating the brand variables in forming brand awareness. Meanwhile, in the second structure, there are also positive and significant influence from city branding, positioning, communicating the brand and brand awareness in forming city image. In the formed relationship pattern of path influence, positioning variable has the biggest influence in forming city image, both on direct and indirect influence.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Rahmawati
Abstrak :
Aktivitas pemasaran tidak hanya dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk yang mereka tawarkan. Saat ini pemerintah kota juga melakukan aktivitas pemasaran dan city branding untuk mempromosikan kota mereka dengan tujuan tertentu. Dalam menentukan strategi city branding, pemerintah kota harus mengetahui atribut-atribut yang dimiliki oleh kota dan menjadikan atribut tersebut sebagai fitur dari kota tersebut. Dalam penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang menjadi city brand image kota Jakarta beserta atribut yang ada di dalamnya yang dipersepsikan oleh tiga stakeholder kota Jakarta yaitu penduduk, wisatawan domestik, dan wisatawan mancanegara. Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai alat survey. Kuisioner yang disebarkan terdiri dari dua tipe kuisioner, yaitu pertanyaan terbuka untuk menanyakan atribut kota Jakarta yang ada di dalam benak responden, dan kuisioner tertutup yang menguji atribut kota Jakarta yang telah didapatkan dari hasil pertanyaan terbuka dan studi literatur. Penelitian ini menggunakan metode exploratory factor analysis untuk mencari faktor-faktor yang menjadi city brand image kota Jakarta berdasarkan persepsi penduduk, wisatawan domestik, dan wisatawan mancanegara, serta city brand attribute yang menjadi komponen di dalam faktor-faktor yang telah terbentuk. Penelitian ini dapat digunakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengevaluasi aktivitas city branding yang telah dilaksanakan dan menyusun strategi city branding untuk masa yang akan datang.
Marketing activity is not only done by companies to promote its products. City governments are also doing marketing activity and city branding to promote their city for some diverse goals. To determine city branding strategy, government of the city must knows the attributes that the city has and make it as city features. This research identifies the attributes of Jakarta and factors that will be the city brand image of Jakarta that perceived by three stakeholders of Jakarta, the citizens, domestic tourist, and foreign tourist. This research uses two types questionnaire as survey tools. First questionnaire is open ended questionnaire which used to ask the Jakarta's attributes as perceived by the respondents, and the second questionnaire is closed questionnaire which used to test the attributes of Jakarta obtained through the result of literature study and the result of first questionnaire. This research use exploratory factor analysis (EFA) to analyzing factors that will be the city brand image of Jakarta as perceived by those three stakeholders, and city brand attribute which become components of developed factors. This research may used by Tourism Department of Jakarta City Government to evaluate city branding that has been done, whether the city brand image and city brand attributes that perceived by citizens, domestic tourist, and foreign tourist as it expected, and make the city branding strategies for the future.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Simba Patria
Abstrak :
ABSTRAK
Keberhasilan proses komunikasi nilai budaya dalam membangun city branding salah satunya dibuktikan dengan adanya pehamanan masyarakat terhadap pesan yang disampaikan melalui material desain logo. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman masyarakat terhadap nilai budaya Yogyakarta yang disampaikan melalui logotype kota Yogyakarta tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan melakukan pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pemahaman masyarakat terhadap nilai budaya dalam konsep visual logotype Kota Yogyakarta masih rendah. Hal dibuktikan dari temuan hasil wawancara terhadap 11 informan. Ketidakpahaman tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu; kurangnya pengetahuan terhadap perubahan logotype, permasalahan publikasi dan sosialasi makna logotype, dan perbedaan persepsi antara Dewan City Branding dan masyarakat terhadap nilai budaya. Permasalahan pengetahuan perubahan logotype terjadi akibat rendahnya awareness masyarakat terhadap perjalanan perubahan brand kota Yogyakarta dari tahun 2001 ke tahun 2015. Permasalahan ketidakpahaman banyak dipengaruhi oleh adanya ketidaksesuaian antara nilai yang disampaikan oleh Dewan City branding dengan persepsi masyarakat terhadap nilai budaya Yogyakarta. Pada akhirnya, penelitian ini menghasilkan rekomendasi saran berupa pergantian sebagian visual logotype berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
ABSTRACT
The measure of a sucessful communication of cultural values in city branding is the level of people rsquo s understanding of the message conveyed by the logo design. This research aims at exploring people rsquo s understanding of Yogyakarta rsquo s cultural values communicated through Yogyakarta rsquo s 2015 Logotype. Qualitative method is employed for this research and data are gathered through literature review and interviews. This study reveals that people rsquo s understanding of the cultural values in the visual concept of Yogyakarta rsquo s logotype is lacking. This is due to lack of knowledge about the changes in the logotype, problems related to the publication and dissemination of the logotype, and people rsquo s differing perceptions about cultural values. The lack of knowledge about the logotype is resulted from low level of awareness about the evolvement of the City of Yogyakarta rsquo s brand since 2001 until 2015. The lack of publication and dissemination of Yogyakarta rsquo s logotype to provide visual understanding of the logotype contributes to this lack of awareness. Furthermore, it rsquo s also a case of incompatibility between the messages that the City Branding Council tries to convey and the people rsquo s understanding of Yogyakarta rsquo s cultural values. This research concludes by providing recommendations on how some visual parts of the logotype should and could be modified to better represent Yogyakarta rsquo s cultural values based on the analysis provided by this study.
2017
S68019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>