Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Munardyansih
Abstrak :
Orangtua sering mengalami kesulitan menanggulangi anak usia sekolah yang mudah marah, sering menentang dan menunjukkan reaksi emosi yang tak terkendali atau agresif. Tak jarang orangtua terjebak situasi konflik yang emosional dan terpancing melakukan tindak kekerasan yang menjadi model perlaku agresif pada anak sehingga masalah perilaku anak tak mudah diatasi. Kesulitan mengendalikan emosi demikian terjadi pada D (9 tahun) subyek penelitian ini yang terlihat sejak D memiliki adik pada usia 4 tahun dan orangtua lebih menaruh perhatian pada adiknya yang lahir dengan kelainan jantung bawaan. Pada masa usia sekolah frekuensi marah terjadi setiap hari, sering konflik dengan anggota keluarga dirumah, mengalami kesulitan dalam berteman dan kerap memperoleh hasil belajar yang kurang baik, sekalipun tergolong cerdas dan memiliki intelligensi diatas taraf rata-rata. Kemarahan dan perilaku menentang yang maladaptif menunjukkan D kurang memiliki kemampuan pengendalian emosi sesuai taraf perkembangan anak usia sekolah, yang umumnya mampu mengontrol dan mengarahkan tindakannya untuk menjalin kerjasama dengan oranglain. Perilaku demikian sexing terjadi pada anak Oppositional Defiant Disorder (ODD) yaitu gangguan perilaku yang ditandai oleh pola perilaku menentang, menantang dan memusuhi (hostile) yang terutama ditujukan pada orangtua (APA, 2000). D memenuhi kriteria diagnosa ODD. Kemarahan anak ODD disebabkan oleh proses kognitif yang disfungsi dan mengalami defisit kognitif yang herdampak pada keterbatasan kemampuan mengendalikan emosi dan mengatasi masalah sosial (Mash & Wolfe, 1999). Disfungsi dan defisit kognitif merupakan fokus masalah Cognitive Behavior Therapy (CBT). CBT merupakan intervensi kognitif yang secara emperis telah terbukti efektif untuk mengelola kemarahan dan menanggulangi anak yang mengalami masalah interpersonal (Stallard 2005) Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana teknik CBT dapat diterapkan untuk mengendalikan marah pada anak ODD usia sekolah dengan menggunakan metode yang dikembangkan Stallard. Intervensi ditujukan untuk meningkatkan kesadaran diri, pemahaman lebih baik mengenai perasaan dan pemikiran negatif yang menimbulkan kemarahan, dan mengembangkan pengendalian din melalui ketrampilan kognisi dan perilaku yang sesuai. Intervensi terbagi atas kegiatan untuk mengendalikan emosi dan kognisi. Fokus intervensi masing-masing melalui tahapan Identifikasi masalah (mengenali pencetus dan reaksi kemarahan D, pemikiran negatif yang disfungsi dan defisit kognitif), mengembangkan ketrampilan yang sesuai untuk mengendalikan marah (menurunkan ketegangan dengan latihan relaksasi, pengaturan pemahman dan mengganti pemikiran negatif dengan pemildran yang menenangkan atau menurunkan reaksi marah dengan 'self instructional ), mengenali dan menguji disfungsi kognisi yang mempengaruhi kehidupan anak. Pada penelitian menunjukkan bahwa tehnik CBT yang digunakan memudahkan D untuk menyadari serta memahami kesulitannya dan mengetahui langkah untuk melakukan perubahan atau mengendalikan reaksi marahnya. Hasil penelitian menunjukkan perubahan pada D, dimana ia lebih mampu mengendalikan perasaannya ketika menyadari mulai timbul perasaan marah dengan berusaha menurunkan ketegangan dan menenangkan diri dengan pemikiran yang positif Selama periode penelitian frekuensi marah tidak terjadi setiap hari. Namun pada penelitian ini penerapan keterampilan bare yang dikuasai D belum menetap sehingga untuk mencegah terjadinya relaps diperlukan program untuk evaluasi berkala dan melibatkan peran aktif orangtua sebagai co-clinician. Kelemahan lainnya dalam penelitian ini adalah pada desain penelitian yang belum meneakup pelatihan keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan sosial. Kelemahan lainnya adalah jumlah perencanaan sesi dan jangka waktu pertemuan untuk dapat mempertahankan dan mengevaluasi keterampilan kognisi baru yang telah dipelajari. Saran dalam penelitian ini adalah terkait dengan perencanaan desain penelitian, perencanaan jumlah sesi dan peningkatan peran orangtua dalam program CBT.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Hartiani
Abstrak :
ABSTRAK
Tidak semua anak beruntung dapat berkembang secara normal. Pada masa perkembangannya, seorang anak yang oleh sebab-sebab tertentu dapat rnengalami hambatan sehingga aspek-aspek perkembangannya tidak berfungsi sebagaimana anak lain seusianya Anak-anak yang tidak berkembang secara normal disebut juga dengan anak dengan kebutuhan khusus. Anak-anak dengan kebutuhan khusus tersebut antara lain adalah anak retardasi mental. Sesuai dengan defsnisi dari retardasi mental menurut The American Association on Mental Retardation (AAMR 1992), maka anak retardasi mental mengalami keterbatasan dalam fungsi intelektual yang dibawah rata-rata dan memiliki defisit dalam dua atau lebih area perilaku adaptilnya seperti: komunikasi, perawatan diri, tempat tinggal. keterampilan sosial, kemasyarakatan, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, fungsi akademis, waktu luang dan pekerjaan serta retardasi ini terjadi sebelum usia 18 tahun (dalam Smith et al, 2002). Perilaku adaptif ini penting karena dengan adanya defisit pada dua atau lebih area dalam perilaku ini maka seorang anak akan sulit untuk mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab pribadi yang sesuai dengan usia dan budaya tempat anak tersebut tinggal. Untuk dapat mengembangkan salah satu area perilaku adaptif di atas diperlukan suatu perencanaan program untuk mengajarkan perilaku baru yang sebelumnya belum dikuasai anak. Pada anak dengan kebutuhan khusus seperti anak retardasi mental sedang, program tersebut perlu dilatihkan agar anak mampu mandiri dalam melakukan tugas merawat diri. Salah satu bentuk perilaku adaptif yakni ranah fungsi berdikari sub ranah makan akan dilatihkan dengan metade successive approximation atau shaping (Morris, 1985 ; Martin & Pear 2003). Perilaku yang menjadi target untuk dikembangkan melalui program pelatihan ini adalah keterampilan makan dengan sendok tanpa tumpah. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu studi kasus. Subyek pada penelitian ini adalah anak retardasi mental sedang usia 7 tahun 8 bulan, dengan IQ 51 menurut skala Binet. Keterampilan ini merupakan bidang yang memungkinkan untuk dikembangkan dikarenakan karakteristik anak retardasi mental sedang yang mampu untuk dilatih keterampilan menolong diri, khususnya dalam hal makan. Pelatihan mengembangkan perilaku baru yakni makan sendiri dengan sendok tanpa tumpah dilakukan dalam 9 sesi. Dalam penelitian ini digunakan tipe disain AB3. Dalam disain ini suatu fase baseline diikuti dengan suatu fase tretment dan akan dilakukan suatu perbandingan antara frekuensi perilaku selama baseline dan treatment. Sebelum sesi pelatihan dilakukan pengambilan data base line sebanyak 10 kali observasi dan menghitung frekuensi perilaku menumpahkan makanan. Selanjutnya observasi saat pelatihan dilakukan dan melakukan penghitungan frekuensi perilaku mernunpahkan makanan kemudian kedua data tersebut diperbandingkan. Effektivitas suatu treatment diukur melalui jumlah meningkatnya perilaku yang tepat yakni perilaku makan sendiri dengan sendok tanpa tumpah. Kerajuan dari program pelatihan dicatat melalui observasi perilaku yang dapat dicapai anak pada tiap sesi pelatihan berdasarkan urutan kompleksitas tugas yang dapat dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan keterampilan makan sendiri dengan sendok tanpa tumpah dapat diterapkan pada anak retardasi mental sedang dengan metode shaping. Pada dua sesi terakhir pelatihan terlihat frekuensi perilaku menumpahkan makanan sudah tidak ada. Namun demikian pelatihan ini memiliki banyak kelemahan. Kelemahan utama dari penelitian ini adalah dalam hal tipe disain yang dipilih, yaitu disain AB. Disain ini terlalu sederhana umuk melihat efek treatment terhadap suatu perubahan perilaku. Banyak kejadian di War program treatment yang mungkin berpengaruh pada perubahan perilaku yang diobservasi. Peneliti juga tidak boleti begitu saja menyatakan bahwa perubahan perilaku merupakan efek dari program treatment. Kelemahan lain adalah dalam hal kejelasan penentuan target behavior yang stabil, penentuan ukaran langkah perilaku awal hingga terbentuk stabil, perencanaan tentang banyaknya sesi pelatihan yang akan diiakukan, pemilihan bentuk reinforcernent rnaupun prompting yang benar-benar efektif, menu dan peralatan makan yang terbatas variasinya. Saran penelitian terutama adalah dalam hal pemilihan tipe disain penelitian yang sebaiknya dipilih pada penelitian selanjutnya. Saran lain menyangkut penentuan reinforcement maupun prompting yang lebih efektif, penentuan ukuran langkah yang jelas untuk perilaku awal hingga terbentuk stabil, perencanaan yang matang tentang jumlah sesi, penambahan waktu pengambilan data base line dart adanya menu dan alat makan yang bervariasi. Pembentukan perilaku dengan metode shaping perlu dicoba dilatihkan pada perilaku adaptif anak retardasi mental sedang yang mengalami defisit selain perilaku makan.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handali, Kara Andrea
Abstrak :
Salah satu penyebab masalah penyesuaian diri yang dialami anak dengan borderline intellectual functioning (BIF) di sekolah adalah disregulasi emosi. Masalah disregulasi emosi anak dengan BIF dipengaruhi oleh hambatan fungsi eksekutif, yaitu dalam hal pengarahan atensi, kemampuan inhibisi, dan working memory. Hambatan ini membatasi kemampuan anak dalam mengidentifikasi emosi, menginterpretasi situasi sosial, serta mengambil keputusan pada situasi sosial, yang merupakan dasar dari kemampuan regulasi emosi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Dialectical Behavior Therapy (DBT) dapat mengatasi disregulasi emosi pada klien dengan keterbatasan intelektual, termasuk BIF. DBT mengajarkan anak berbagai strategi regulasi emosi melalui hal-hal konkret, sehingga intervensi ini sesuai bagi anak dengan hambatan kognitif seperti BIF. Penelitian ini merupakan single-subject study yang bertujuan untuk melihat efektivitas pelatihan keterampilan DBT dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak dengan BIF di tingkat SD. Modul yang diterapkan telah dimodifikasi sesuai dengan karakteristik anak dengan BIF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan keterampilan DBT efektif dapat meningkatkan kemampuan regulasi emosi anak dengan BIF di tingkat SD (Z=-2.023, p<0.05, r=-0.64). ......Emotion dysregulation is one of the main factors that caused school adjustment problem in children with borderline intellectual functioning (BIF). Emotion dysregulation problem in this population is influenced by their limited executive functioning (EF), such as attention, inhibitory control, and working memory. Their lack of EF limited their ability to identify emotions, interpret social cues, and make decisions in social situations. Dialectical behaviour therapy (DBT) has been shown to effectively increase emotion regulation skills in client with intellectual disability, including BIF. DBT allows children to learn various emotion regulation strategies through concrete experiences, which is suitable for this population. This is a single-case study to examine the effectivity of DBT skills training in increasing emotion regulation skills in children with BIF. Training skills module used in this research had been adapted to suit BIF characteristics. The result of the study showed that DBT training skills was able to increase emotion regulation skills significantly (Z = -2.023, p < 0.05, r = -0.64).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St. Zuraeny H.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1983
S2062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hetherington, Mavis E.
New York: McGraw-Hill, 1993
155.4 HET c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Malcolm Hardy
London: Weidenfeld and Nicolson, 1990
155.4 STU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Qaimi
Bogor : Cahaya, 2004
155.4 ALI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gregory, Julie
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
155.4 GRE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas, 2002
155.4 SEK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>