Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sohibun
Abstrak :
Fertilitas menjadi sorotan hingga saat ini meskipun trennya terus menurun namun masih belum mencapai target. Keinginan memiliki anak lagi (menambah anak) adalah hal yang berkaitan langsung dengan fertilitas yang perlu dikendalikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor sosio-ekonomi dan demografi yang berhubungan dengan keinginan memiliki anak lagi pada wanita usia subur di Indonesia tahun 2017. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian adalah wanita usia subur usia 15-49 tahun yang memiliki satu anak atau lebih berdasarkan data SDKI 2017. Analisis yang digunakan adalah analisis univariabel, bivariabel dan multivariabel dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 39,9 persen wanita ingin memiliki anak lagi. Variabel yang berhubungan adalah variabel umur OR 0,17 (95% CI 0,16 – 0,18), jumlah anak hidup OR 0,2 (95% CI 0,19 – 0,22), tingkat pendidikan OR 1,76 (95% CI 1,57 – 1,98), status ekonomi rendah OR 0,79 (95% CI 0,70 – 0,89), ekonomi menengah OR 0,80 (95% CI 0,71 – 0,91), ekonomi atas OR 0,74 (95% CI 0,65 – 0,84), ekonomi teratas OR 0,63 (95% CI 0,55 – 0,72), serta variabel wilayah tempat tinggal OR 0,11 (95% CI 1,00 – 1,20). Dalam penelitian ini, proporsi wanita WUS yang telah memiliki anak namun masih ingin menambah anak masih tinggi, sehingga perlu dilakukan sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan ibu dan alat kontrasepsi agar wanita WUS dapat membatasi kelahiran, ......Fertility has been in the spotlight, although the trend continues to decline, it has not yet reached the target. The desire to have more children is a matter directly related to fertility which needs to be controlled. The research objectives to determine the socio-economic and demographic factors associated with the desire to have more children in women of childbearing age in Indonesia in 2017. This research is a type of quantitative analytic study with a cross-sectional design. The research sample was women of childbearing age aged 15-49 years who had one or more children based on the 2017 IDHS data. The analysis used was univariable, bivariable and multivariable analysis with multiple logistic regression. The results of this study indicate that 39.9 percent of women wish to have more children. The variables that were related were the variable age OR 0.17 (95% CI 0.16 - 0.18), the number of children alive OR 0.2 (95% CI 0.19 - 0.22), education level OR 1.76 ( 95% CI 1.57 - 1.98), low economic status OR 0.79 (95% CI 0.70 - 0.89), medium economic OR 0.80 (95% CI 0.71 - 0.91) , the top economy OR 0.74 (95% CI 0.65 - 0.84), the top economy OR 0.63 (95% CI 0.55 - 0.72), and the area of residence variable OR 0.11 (95 % CI 1.00 - 1.20). In this study, the proportion of WUS women who have had children but still want to have more children is still high, so it is necessary to do socialization about reproductive health and maternal health and contraceptives so that WUS women can limit births
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Wahyu Apriliantika
Abstrak :
Penelitian ini membahas kesiapan sumber daya terkait sumber daya manusia dan infrastruktur teknologi terhadap penerapan digital health dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan kesiapan sumber daya dengan penerapan digital health di Puskesmas Kota Semarang Tahun 2023. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan analisis korelasi dan regresi linier sederhana menggunakan data primer dari hasil survei Tim HIRC FKM UI 2023. Sampel penelitian ini sebanyak 36 responden dari 9 Puskesmas yang dipilih secara purposive sampling dengan responden yang terlibat adalah Kepala Puskesmas, Staf Administrasi, Dokter/Bidan/Perawat, dan Staf IT. Sumber daya manusia di Puskesmas Kota Semarang masuk dalam kategori cukup baik, sedangkan infrastruktur teknologi di Puskesmas Kota Semarang masuk dalam kategori sangat baik. Penerapan digital health di Puskesmas Kota Semarang sudah sangat siap diterapkan digital health dan 7 dari 9 Puskesmas masuk dalam kategori sangat siap untuk penerapan digital health. Hasil bivariat menunjukkan bahwa sumber daya manusia dengan penerapan digital health memiliki hubungan sangat kuat (r= 0,964) dan berpola positif dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,930. Infrastruktur teknologi dengan penerapan digital health memiliki hubungan sangat kuat (r= 0,899) dan berpola positif dengan nilai koefisien determinan 0,808. Dapat disimpulkan bahwa SDM dan infrastruktur teknologi memiliki hubungan sangat kuat dan berpola positif terhadap penerapan digital health, sehingga Puskesmas Kota Semarang sudah sangat siap menerapkan digital health. ......This study discusses the readiness of resources related to human resources and technological infrastructure for the implementation of digital health, with the aim of determining the strength and direction of the relationship between resource readiness and the implementation of digital health in the Semarang City Public Health Center in 2023. The study design used was cross-sectional with correlation analysis and simple linear regression using survey data from the HIRC Team, FKM UI 2023. The sample of this research was 36 respondents from 9 health centers selected by purposive sampling, and the respondents involved being the Head of the Public Health Center, Administration Staff, Doctors/Nurses/Midwives, and IT Staff. The human resources at the Semarang City Public Health Center are included in the fairly good category, meanwhile, the technological infrastructure in the Semarang City Public Health Centers included in the very good category. The implementation of digital health in the Semarang City Public Health Center was classified as highly prepared to be implementation digital health and 7 out of 9 Public Health Centers are in the category of very ready for implementation digital health. The bivariate results showed that the relationship between human resources and the implementation of digital health has a very strong (r=0,964) and had a positive pattern, with a coefficient value and determination coefficient of 0,930. Meanwhile, the relationship between technological infrastructure and the implementation of digital health showed a very strong relationship (r=0,899) and a positive pattern, with a coefficient value and determination coefficient of 0,808. It can be concluded that human resources and technological infrastructure have a very strong and positive relationship with the implementation of digital health, so that the Semarang City Public Health Center is very ready to implement digital health.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Rahmawati
Abstrak :
Narkoba adalah zat yang berbahaya dan memiliki dampak yang bersifat multidimensi. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional, saat ini jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia mencapai 3,6 juta jiwa. DKI Jakarta merupakan provinsi paling rawan penyebaran narkoba dengan Jakarta Pusat adalah kotamadya paling tinggi prevalensi narkobanya. Sebagian besar pengguna narkoba di Indonesia adalah pelajar dan mahasiswa. Keluarga merupakan benteng pertama untuk mencegah seseorang untuk jatuh ke lembah penyalahgunaan narkoba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keadaan keluarga dengan perilaku penggunaan narkoba pada siswa/i SMA Negeri 20 Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang. Penelitian ini dilakukan pada 137 siswa kelas 2 SMA 20 Jakarta. Peneliti mengambil data dengan menggunakan angket. Penelitian menemukan adanya 33,6% responden pernah merokok, 13,1% responden pernah meminum minuman keras, dan 7,3% pernah menggunakan ganja. Paling banyak responden mengaku mencoba narkoba karena coba-coba. Empat faktor keadaan keluarga yang berhubungan dengan perilaku penggunaan narkoba pada siswa SMA, yaitu kerukunan keluarga, kekerasan psikis, pekerjaan orangtua, dan riwayat narkoba orangtua. Penggunaan narkoba pada pelajar ini sangat mengkhawatirkan. Orangtua harus menciptakan suasana yang harmonis, hangat, dan perhatian dalam keluarga. Walaupun sibuk, orangtua hendaknya meluangkan waktu untuk kumpul bersama-sama dengan putera puterinya. Orangtua yang masih menggunakan narkoba harus berhenti menggunakan narkoba jika tidak ingin anaknya menjadi pengguna narkoba. Pihak sekolah dapat bekerjasama dengan LSM, OSIS, atau komite sekolah untuk memberikan promosi kesehatan kepada siswa.
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Basaku Veronica
Abstrak :
Penyalahgunaan Narkotika , Psikotropika serta Zat Adiktif lainnya (Narkoba) dewasa ini telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan sehingga menjadi masalah nasional yang sangal mendesak dan memperihatinkan karena korban penyalahgunaan Narkoba cenderung meningkat dan sebagian besar berpendidikan SMU dan berusia sekitar 15 sampai dengan 24 tahun. Penyalahgunaan Narkoba adalah merupakan penyakit endemik dalam masyarakat modern, merupakan penyakit yang berulang kali kambuh (43,9%) dan memerlukan upaya penanggulangan secara universal baik dari segi prevensi, terapi maupun rehabilitasi. Penelitian ini merupakan analisis data primer yang dikumpulkan dari lima SMU Negeri Wilayah Jakarta Timur, dengan rancangan penelitian "Case Control" terhadap 370 kasus penyalahguna Narkoba dan 1480 kontrol bukan penyalahguna Narkoba. Hasil analisis bivariat dari sejumlah variabel independen terhadap penyalahgunaan Narkoba menunjukkan bahwa variabel kesibukan ayah & Ibu, hubungan interpersonal dengan ayah & ibu pengawasan orang tua, status orang tua, pengetahuan tentang Narkoba, sikap terhadap upaya penanggulangan Narkoba serta pengaruh bergaul dengan teman penyalahguna Narkoba mempunya hubungan yang signifikan ( p value < 0,05). Analisa multivariat regresi logistik dengan variabel dependen penyalahgunaan Narkoba yang bertahan dalam model, sehingga diperoleh faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap penyalahgunaan Narkoba adalah hubungan interpersonal dengan ayah & ibu, kegiatan ibu pengawasan orang tua serta bergaul dengan teman penyalahguna Narkoba ( peer group).
The Effect of Several Factor to Drug Abuse in Five Senior High School in Jakarta Timur Drug abuse is a community health problem in modem society. Today, this advantag problem had spread in senior high school and they need a special intervention in preventive theurapeutics, and rehabilitation. This research is a case control design. The primary data had collecting in five senior hig school in Jakarta Timur. The number of subject research is 370 case and 1480 control. The results of bivariate analysis had indicated that the parent activity; the interperson relationship between son and his parent; the parent controlling; the parent states; knowledge ar, attitudes about the drug; and the pair group are shown significance effect at 95% confidenc intervals. With binary logistic regression analysis, we found that determinant factor of drug abu: problem in senior high school are the interpersonal relationship between son and his parent; t] parent activity; and the pair group.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy M. Gusmali
Abstrak :
Salah satu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan adalah kepuasan responden. Kepuasan responden yang rendah bisa menggambarkan kualitas layanan yang belum standar dan masih perlu perbaikan. Kepuasan responden yang rendah berdampak terhadap citra fasilitas pelayanan kesehatan. Kepuasan responden itu dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah karakteristik responden itu sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kepuasan responden dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan responden tersebut. Disain penelitian adalah cross-sectional pada 710 responden yang pernah menjaiani rawat map di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia tahun 2004. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik ganda. Dari data yang diperoleh, didapatkan 322 (45,35%) responden merasa puas dengan pelayanan kesehatan, hal ini masih dikategorikan rendah. Responden perempuan lebih merasa puas 201 (47,45%) dibandingkan responden laki-laki (44,3I%). Usia tidak berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan. Tingkat pendidikan responden tidak berpengaruh pada tingkat kepuasan. Responden yang tidak bekerja lebih merasa puas dibandingkan yang bekerja. Sumber biaya perawatan tidak mempengaruhi tingkat kepuasan responden. Responden yang dirawat difasilitas pelayanan kesehatan milik swasta cenderung merasa lebih puas 53,21% dibandingkan dengan responden yang dirawat difasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah. Faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat kepuasan responden adalah tempat menjalani rawat inap. Dari penelitian ini disarankan bagi petugas kesehatan untuk memperhatikan pelayanan kesehatan yang diberikan pada rnasyarakat. Bagi Departemen Kesehatan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi perbaikan kinerja di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah.
One of the indicators to measure quality of health service is respondent satisfaction. The low satisfaction can describe of health unit under standard and needs recovery. The low satisfaction will give image to unit health facility. A satisfaction respondent is influent by multifactor like a characteristic factor of the subject. The purpose of this analysis to find a describe of a satisfaction respondent and factors that influence the satisfaction. Design of analysis is cross sectional and 710 respondents be participated which ever stay in hospital in Indonesia at 2004. The method of analysis is multiple logistic regressions. From reached of the data, founded 322 (45, 35%) of respondents had satisfied to health service, but that result still low in category. Female respondents has satisfied 47,45%, compare than male respondent 44,31%. Age does not influence to health service, education level respondent too, group not working respondent, more satisfaction compare group of working. Sources of nursing cost did not influence the satisfied respondent. Respondent who get nursing in private facility 53,21% more satisfied compare respondent who get nursing in government facility. The dominant factor which related to satisfied is the place of nursing care. From this research, we recommended for health service officer, to make attention about services to people. To Health Department become an input for improving government facility.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Sari
Abstrak :
Tuberculosis paru masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. Di tahun 2000 diperkirakan muncul 10,2 juta penderita bare tuberculosis dan 3,5 juta orang meninggal karenanya setiap tahun. WHO menyebutkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang TB terbesar ketiga didunia setelah India dan Cina (Depkes R1,2002). Sampai saat ini di seluruh Indonesia pemberantasan penyakit tuberculosis masih jauh dari yang diharapkan_ Peningkatan kasus dan kematian tuberculosis antara lain karena tidak diobati, basil pengobatan yang rendah serta adanya kasus kasus barn. Juga kasus yang tidak sembuh dan kasus kambuh. Oteh karena itu masalah ketidaksembuhan merupakan prioritas yang paling panting untuk diselesaikan. Tujuan .Penelitian ini bertujuan mengembangkan model prediksi ketidaksembuhan penderita tuberculosis paru BTA positif melaiui identifkasi determinan dominan terhadap ketidaksembuhan penderita TB paru BTA positif di kabupaten tangerang. Metode. Desain penelitian studi Iongitudinal telah digunakan pada penderita TB pare BTA (+) dengan faktor karakteristik penderita dan faktor akses Iainnya. Analisis data menggunakan metode regresi logistik ganda untuk memperoleh model paling balk (fit), sederhana (parsimonious), dan tepat (robust) sehingga dapat menggambarkan hubungan variabel dependen dengan satu set variabei independen. Jumiah sample 164 penderita dan 23,2% diantaranya mengalami ketidaksembuhan. Pada penelitian ini juga telah menemukan model prediksi ketidaksembuhan penderita tuberculosis paru BTA Positif. HASIL Analisis regresi logistik ganda menunjukkan ketidaksembuhan penderita TB paru, pekerjaan (faktor karakteristik), jarak dari numb ke puskesmas dan keterjang)Cauan (faktor akses). Dengan jarak sebagai determinan yang paling dominan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jarak mempunyai OR = 2,71 95%CI :1,21 - 6,07), Keterjangkauan OR = 2,54 (95% CI :1,12-5,76) dan pekerjaan OR x,41 (95%C1: 0,18- 0,92). Kesimpulan. Penelitian menyimpulkan bahwa peranan akses yaitu jarak jauh dekat ketempat puskesmas, keterjangkauan dan pekerjaan penderita TB paru BTA Positif mempunyai pengaruh terhadap ketidaksembuhan penderita selama pengobatan.
Tuberculosis is still a major problem worldwide, one third of the world population are infected by Mycobacterium tuberculosis. In the 2000, approximately 10,2 million of new cases are identified and 3,5 million people died because of this disease annually. WHO state that Indonesian is the third country most contribute tuberculosis problem after India and China ( Depkes RI,2002). Up to present the tuberculosis rehabilitation program in Indonesian is still far away from expected outcomes. Increasing morbidity and mortality of tuberculosis because of not treatment patients, cure rate still low, new cases, not recovery patient and relapse. So the problem about not recovery cases to be a priority to solve. The purpose of the study was determining variables influence not recovery cases of tuberculosis patient in Tangerang. Method : the design of this study was longitudinal retrospective with tuberculosis patients as subjects and characteristic, access factors to influence. The data were analyze using the multiple logistic regression in order to find the most proper ( fit), simple (parsimonious) and the right (robust). Model in order to describe the relationship between the outcome variable and one set predictor variables. 164 subjects participated in the study of which 38(23,2%) of the subject are identify as cases not recovery . Based on the findings the study also propose a predicted model of tuberculosis patient not recovery treatment. Result. Multiple logistic regression analysis show that the predictor of the outcome are job, distance and to reach, and distance is the main determinant. The result of this study showed that distance have OR = 2,71 95% CI : 1,21-6,07; to reach have OR =2,54 95% CI: 1,12 - 5,76; Job have OR 0,41 95% CI : 0,18 -- 0,92; Conclusion : this study have conclusion that a distance have a lead of access factors and to reach of the others and job of tuberculosis patient have definitive influence not recovery cases.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Ahmadi
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai prosedur pelayanan kesehatan rawat jalan di RS PMI Bogor, mulai dari proses pendaftaran pasien, pengambilan dokumen rekam medis, pengisian resume medis, hingga pembuatan laporan yang digunakan untuk monitoring dan evaluasi kegiatan. Analisis menggunakan prosedur penilaian cepat dalam pengumpulan data primer, serta pendekatan sistem dan metode prototipe. Hasil analisis memberikan informasi yang dapat diartikan tidak efisien dan efektif sistem rekam medis yang berjalan di RS PMI Bogor, baik dalam input maupun pembuatan laporan. Penggunaan dua sistem yang berbeda antara Poliklinik Reguler dan Poliklinik Afiat menciptakan dua database yang tidak terhubung sehingga dokumen rekam medis pasien menjadi terpisah diantara kedua sistem. Selain itu, dalam pembuatan laporan mengharuskan melakukan input ulang terhadap laporan-laporan dari Poliklinik Reguler dan Poliklinik Afiat sehingga memakan waktu lama dalam pembuatan laporan. Hasil akhir penelitian ini berupa rancangan prototipe pelaksanaan rekam medis untuk pelayanan rawat jalan terintegrasi yang dapat menjadi solusi dan diterapkan di RS PMI Bogor. ......This thesis describe about outpatient health care procedures in PMI Bogor hospital, starting from patient registration, medical record document retrieval, writing medical resume, and creating reports used for monitoring and evaluation activities. The Analysis using rapid assessment procedures in primary data collection, as well as the approach and methods of the prototype system. The analysis results give an information that the existing medical record system on PMI Bogor hospital is not efficient and effective, both in input and creating report. Using of two different systems between the Reguler Outpatient Department and Afiat Outpatient Departmen create two databases of patient’s medical records that are not connected to each other. In addition, in creating reports required to input again from the reports of the Reguler Outpatient Department and Afiat Outpatient Department, it takes more time in creating the report. The result of this research is design of a prototype of the integrated medical records for outpatient services that can be used as solution and applied in PMI Bogor hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiarlan
Abstrak :
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan sindrom/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh/pertahanan tubuh. Sampai saat ini AIDS telah membunuh jutaan manusia. Indonesia akan memasuki kategori negara dengan wabah umum HIV/AIDS, berarti wabah itu sudah mulai merajalela di masyarakat umum, tidak lagi hanya pada kelompok orang yang berperilaku beresiko tinggi tertular HIV/AIDS. Sampai sekarang ini belum ada pengobatan yang dapat menangani HIV/AIDS secara total, walaupun obat antiretroviral saat ini dapat dipakai untuk menekan reproduksi HIV. Maka, dalam menanggulangi wabah HIV/AIDS, peningkatan kesehatan (preventif dan promotif) merupakan cara yang paling efektif untuk dilakukan saat ini. Dalam ilmu kesehatan masyarakat ada tiga cara utama untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui jalur seksual, yang dikenal dengan singkatan ABC.A adalah singkatan dari Abstinence, yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. B adalah singkatan Be faithful: setia pada pasangan, dengan tidak melakukan hubungan seksual dengan orang lain, kecuali pasangannya sendiri. C adalah singkatan dari Condom, yaitu menggunakan kondom, jika langkah A dan B tidak dapat dilakukan. Pendidikan kesehatan ialah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, ke mana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya. Tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat dapat mempraktikkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat. Penelitian tentang Sikap Mahasiswa FKM UI terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom ini ditujukan kepada mahasiswa FKM UI Program Sarjana Reguler angkatan 2004 dan 2005. Mengingat mahasiswa FKM UI merupakan calon praktisi kesehatan yang akan mempengaruhi sikap masyarakay dalam melakukan upaya peningkatan kesehatan. Sikap mahasiswa FKM UI terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom dilihat melalui tiga komponen, yaitu kognisi, afeksi, dan konasi. Ketiga komponen ini dapat di ukur melalui kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa S1 reguler angkatan 2004 dan 2005. jumlah responden dihitung dengan menggunakan rumus estimasi proporsi, kemudian di hitung berdasarkan proporsi mahasiswa pada setiap jurusan. Dari 3 komponen sikap yang diteliti, ternyata kognisi positif mahasiswa FKM UI terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom cukup tinggi (67,1%), walaupun nilai afeksi dan konasi positif terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom rendah (48,7% dan 47,4%). Berdasarkan penelitian di atas dibutuhkan tindak lanjut dari beberapa pihak, diantaranya pihak Perguruan Tinggi (FKM UI), Pemerintah, dan Mahasiswa, agar bersama-sama bekerja sama untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan yang lebih mendalam tentang upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-5427
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Solehah
Abstrak :
Besarnya masalah HIV dan AIDS secara global dan nasional serta tingginya angka kumulatif penderita pada usia remaja, maka salah satu cara menghindari penularannya adalah dengan merubah perilaku seksual berisiko tertular HIV. Salah satu cara untuk merubah perilaku berisiko tersebut adalah dengan menyebarluaskan informasi mengenai HIV dan AIDS pada remaja. Kini banyak Lembaga Swadaya Masyarakat yang memberi perhatian terhadap masalah kesehatan reproduksi dan seksual pada remaja, hal ini merupakan wadah yang sangat baik bagi remaja dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan termasuk masalah HIV dan AIDS. Penelitian dengan pendekatan potong lintang ini bertujuan mengukur pengetahuan, sikap dan perilaku seksual berisiko tertular HIV dan AIDS pada remaja pasar kelompok dampingan PKBI DKI Jakarta di wilayah Jakarta Timur. Penelitian ini juga ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya. Pengambilan sampel dilakukan dengan kuisioner terstruktur pada 98 responden yang diambil secara acak sederhana berdasarkan data yang tersedia di PKBI DKI Jakarta. Analisa data dilakukan secara univariat dalam bentuk distribusi frekuensi, kemudian secara bivariat melalui uji chi square untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variable terikat. Hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa sepertiga dari kelompok dampingan berperilaku seksual berisiko tertular HIV dan AIDS (35,7%). Angka yang cukup besar mengingat responden masih berusia remaja dan belum menikah. Sebagian besar dari responden telah memiliki pengetahuan baik mengenai HIV dan AIDS (60%) meskipun beberapa masih bercampur dengan informasi yang keliru. Pengetahuan yang keliru dapat dilihat dari jawaban bahwa penyakit AIDS hanya menyerang kaum homoseksual (11,2%), atau penularan HIV salah satu caranya dengan pemakaian handuk bersamaan (23,5%). Dalam hal sikap, proporsi responden yang bersikap positif sebanding dengan yang memiliki sikap negatif. Sebagian besar responden berada pada usia 20-24 tahun (70,4%) dan berjenis kelamin laki-laki (63,3%). Dalam hal pendidikan formal yang ditamatkan proporsi remaja berpendidikan tinggi (¡Ý SMA) (43,9%) hampir sama dengan remaja yang berpendidikan rendah (¡ÜSMP) (56,1%). Sebagian besar responden pernah menggunakan NAPZA (61,2%) dan proporsi yang berada pada lingkungan pasar kurang dari 3 tahun sama dengan yang telah lebih dari 3 tahun. Hampir seluruh responden telah terpapar media porno, hanya 8 remaja yang mengaku tidak pernah terpapar. Remaja yang terpapar informasi lebih dari 3 sumber proporsinya hampir sama dengan responden yang terpapar informasi kurang dari 3 sumber. Remaja yang telah didampingi lebih dari 4 kali oleh petugas outreach (¡Ý 4 kali) sebesar 53,1% dan 46,9% telah didampingi kurang dari 4 kali. Variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan pengetahuan HIV dan AIDS hanyalah frekuensi pendampingan (p-value 0,031; OR=2,47; 95% CI=1,07-5,67). Kemudian hanya variabel pengetahuan yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel sikap terhadap HIV dan AIDS (p-value 0,017; OR=2,75; 95% CI=1,19-6,36). Dan hasil uji hipotesis dengan perilaku berisiko terdapat 4 variabel yang memiliki hubungan signifikan yaitu umur (p-value 0,022; OR=3,25; 95% CI=1,11-9,56), jenis kelamin (p-value 0,013; OR=3,19; 95% CI=1,21-8,40), penggunaan NAPZA (p-value 0,000; OR=20,57; 95% CI=4,54-93,26 ) dan keterpaparan media porno (p-value 0,008; OR=4,69; 95% CI=1,28-17,19). Peneliti mendukung akan program-program yang dilakukan oleh PKBI maupun LSM lain dalam usaha menanggulangi penularan penyakit AIDS. Usaha ini tentunya tidak dapat terlaksana tanpa peran serta masyarakat, pemerintah maupun pihak-pihak terkait. Pemberian informasi sepatutnya diberikan secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan remaja. Hindari pembuatan media informasi dengan gambar yang mendekati pornografi, karena dikhawatirkan pesan tidak tersampaikan dengan baik. Dalam menyebarkan informasi tentang cara pencegahan penularan HIV, pemberi informasi harus mengurutkan atau menekankan bahwa cara pertama pencegahan adalah tidak melakukan hubungan seks, kedua bersikap saling setia dengan pasangan seks dan terakhir bagi kelompok yang berisiko adalah penggunaan kondom. Bagi remaja, tidak melakukan hubungan seksual pra nikah adalah sangat dianjurkan karena selain bertentangan dengan norma agama tentu akan merugikan kesehatan reproduksi dan kehidupannya di masa yang akan datang.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faiza Yuniati
Abstrak :
Meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut Indonesia dari tahun ke tahun menyebabkan makin meningkatnya masalah sosial dan penyakit, balk penyakit fisik maupun mental yang berhubungan dengan usia lanjut. Salah satu gangguan mental yang sering dikeluhkan oleh usia lanjut adalah kesulitan mengingat dan konsentrasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesulitan mengingat dan konsentrasi pada usia lanjut di Indonesia. Data yang dipakai pads penelitian ini adalah data Survey Sosial Ekonomi Nasional yang terintegrasi dengan Survei Kesehatan Rumah Tangga Tabun 2004. Dan basil diketahui bahwa prevalensi kesulitan mengingat dan konsentrasi di Indonesia adalah sebesar 12,5%. Diketahui bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kesulitan mengingat dan konsentrasi adalah umur, kesulitan merawat din sendiri, tingkat keparahan perasaan sedih, rendah did dan tertekan, kesulitan melaksanakan aktivitas sosial, pendidikan, status perkawinan serta kebiasaan mengkonsurnsi buah clan sayur.
Elderly population increases from year to year in Indonesia, and has caused many social problems in elderly, physical diseases and also mental diseases. One of the mental diseases in elderly is Subjective complaints of memory and concentration_ The goal of this research is to uncover the factors correlate with Subjective Complaints of Memory and Concentration in Indonesian elder people using a quantitative research with cross sectional design. Data resources in this research is a data of National Social Economic Survey integrated with Family Health Survey, year 2004. The result shown that prevalence of subjective complaints of memory and concentration is 12,5 %, known that factors correlate with subjective complaint of memory and concentration is age, disability in activity daily living, low self esteem and depression, disability in social activity, education, marital status, and behavior in consume fruits and vegetables.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>