Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leli Dwirika
"Singkatan-singkatan atau akronim-akronim dalam Bahasa Indonesia semakin hari kemunculannya semakin sering. Bentuknya sangat beraneka ragam dan biasanya menjadi penghalang bagi para pemelajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, karena tidak memperhatikan bentuk kepanjanganya dan tidak ada peraturan atau ketentuan yang pasti dalam pembentukannya. Penelitian tentang singkatan dan akronim dalam Bahasa Indonesia, permasalahan dan implikasinya terhadap pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing telah dilakukan pada kurun waktu April 1999 sampai dengan Maret 2000 dengan menggunakan metode penelitian kwalitatif dan kepustakaan.
Hasil-hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Singkatan yang ditemukan dapat dikelompokkan ke dalam 17 sub-klasifikasi baru ditambah dengan satu kelompok singkatan yang di dalamnya terkandung singkatan lain. Bentuk akronim dapt diklasifikasikan ke dalam 112 kelompok baru dengan tambahan bentuk-bentuk akronim yang mempunyai pola dan struktur yang lebih beragam, rumit, tidak memperhatikan bentuk kepanjangannya atau tidak bisa langsung ditebak apa kepanjangannya. Selain itu ditemukan pula akronim yang bentuknya atau bunyinya lama dengan kata yang sudah ada dalam perbendaharaan kata Bahasa Indonesia, bentuk akronim yang di dalamnya terkandung singkatan atau akronim lain, dan ada juga kombinasi antara singkatan dan akronim. Selain itu ada pula tendensi baru dalam pembentukan singkatan atau akronim yang menggunakan bahasa asing dalam hal ini bahasa Inggris.
Bentuk singkatan atau akronim ini dalam pengajaran bahasa memang jarang diperlakukan sebagai salah satu, hasil proses pembentukan kata, meskipun proses ini termasuk yang sangat produktif. Namun, bila penggunaannya terlalu banyak dari pembentukannya sukar dirumuskan, dapat mengganggu komunikasi dan terutama pula dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Oleh karena itu, Aturan tentang proses pembentukan singkatan atau akronim dalam Bahasa Indonesia yang sangat menarik ini harus disusun untuk dijadikan pegangan. Misalnya singkatan dan akronim yang mempunyai pola sederhana, yang dapat dirumuskan dengan mudah, kepanjangannya dapat ditebak dengan mudah dan tentunya harus dapat dipelajari dengan mudah. Dengan demikian orang tidak seenaknya dapat membentuk singkatan atau akronim yang dapat membingungkan pemakai bahasa terutama pemelajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Surtiati Hidayat
"Sampai saat ini penelitian terhadap komik Indonesia boleh dikatakan masih kurang. Salah satu penyebabnya adalah sedikitnya bahan yang tersedia. Terlebih lagi jika kita. akan meneliti perkembangan komik modern Indonesia pada sekitar tahun 1930-an. Disadari bahwa dibanding dengan media lain, komik Indonesia umurnya masih muda. Komik modern (cetak) di Indonesia sudah ada pada tahun 1929, terdapat di surat kabar Sin Po. Akan tetapi bentuknya masih seperti cergam (cerita bergambar) dan merupakan karya terjemahan dari Denmark. Sedangkan komik yang dibuat oleh orang Indonesia, muncul pertama kali tahun 1930 di surat kabar yang sama. Bentuk dan jenisnya adalah komik strip karikatural, yang menampilkan seorang tokoh gemuk yang kemudian dikenal dengan nama Put On. Pembuatnya adalah salah seorang staf redaksinya yang bernama Kho Wan Gie.
Sebelumnya, komik di Indonesia sudah ada dan dibuat secara tradisional. Artinya, tidak dicetak, akan tetapi digambar/dilukis berdasarkan cerita dari naskah tertulis. Komik tradisional ini sifatnya sangat terbatas, baik dalam jumlah pembuatannya maupun dalam jumlah pembacanya. Komik modern Indonesia berkembang sejalan dengan perkembangan surat kabar dan majalah mingguan. Bentuknya masih berupa strip yang terdiri atas 3 sampai 6 kotak gambar.
Bahasa komik sering menggunakan bahasa percakapan dan dianggap merusak kaidah bahasa yang ada. Penelitian ini tidak saja memerikan perkembangan bahasa komik, akan tetapi juga memerikan tema komik Indonesia sekitar tahun 1929-1945. Penelitian ini diharapakan akan memberikan sumbangan yang berarti, khususnya bagi kajian bahasa, sosial, dan budaya Indonesia."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Candrayani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nisar Budiman
"Morfem atau satuan bentukan terkecil dalam bahasa terbagi menjadi dua, yakni morfem terikat dan morfem bebas. Morfem dalam kosakata bahasa Indonesia ternyata bisa merepresentasikan gender, baik morfem terikat (-wan, -man, -wati) maupun morfem bebas (kata dasar yang memiliki beban makna berorientasi pada gender tertentu). Selain itu,  penggunaan fonem /i/ dan fonem /a/ yang dapat menjadi pembeda yang merepresentasikan gender tertentu. Umumnya, berdasarkan paparan di atas sufiks -wan, -man menjadi representasi dari perwakilan maskulin, terutama untuk hal yang berkaitan dengan profesi atau sebutan, sedangkan sufiks –wati menjadi representasi dari perwakilan feminin. Begitu pula dengan fonem vokal /a/ yang mewakili maskulin dan fonem vokal /i/ yang mewakili feminin pada kata-kata tertentu.

The smallest units of formation in language, morphemes, can be divided into two categories: bound morphemes and free morphemes. In the vocabulary of the Indonesian language, morphemes can represent gender, both bound morphemes (-wan, -man, -wati) and free morphemes (base words with gender-oriented meanings). Additionally, the use of the phonemes /i/ and /a/ serves as a distinguishing factor representing specific genders. Typically, based on the above exposition, suffixes such as -wan and -man become representations of masculine entities, particularly in terms of professions or designations. Meanwhile, the suffix -wati represents feminine entities. Similarly, the vowel phoneme /a/ is associated with masculinity, while the vowel phoneme /i/ is associated with femininity in specific words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Eka Yurita
"Penelitian ini membahas lanskap linguistik papan iklan dan papan nama toko tekstil di sepanjang Jalan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Pasar Baru merupakan salah satu pasar tekstil tertua yang telah didirikan sejak tahun 1820. Sebagai pasar yang menyimpan sejarah panjang, Pasar Baru telah mengalami pergeseran budaya yang turut memengaruhi pola kebahasan pada lanskap linguistiknya, baik secara identitas maupun komersialitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teori Landry dan Bourhis (1997) dan Backhaus (2006) menjadi rujukan dan implementasi dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, fotografi, dan wawancara. Berdasarkan data yang sudah diperoleh, sebanyak 88 data ditemukan yang dibagi menjadi dua kategori, yakni Papan Nama Toko (PNT) dan Spanduk/Iklan Jasa (SIJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan nama toko cenderung ekabahasa Indonesia (20,93%) atau Inggris (18,60%), sedangkan spanduk iklan/jasa cenderung ekabahasa Indonesia (33,33%) dan dwibahasa Inggris-Indonesia (31,11%). Selain itu, ditemukan medan makna, fungsi informasional dan simbolik, yang berkaitan dengan latar belakang identitas dan sejarah Pasar Baru.

The study discussed the linguistic landscape of advertising signs and the textile shops signs along the New Market road, Central Jakarta. The New Market is one of the oldest textile markets established since 1820. As a market that has a long history, the New Market has contributed to a pattern of addressing the linguistic landscape, both identity and commerciality. The study uses a qualitative descriptive approach. The theory of Landry & Bourhis (1997), also Backhaus (2006) serve as references and implementation in the study. Data is gathered through observation, photography and interview techniques. According to data already obtained, 88 files have been found that are divided into two categories, specifically PNT and SIJ. The research indicates that store name boards tend to be Indonesian (20,93%) or English (18,60%), while advertisements tend to be Indonesian (33,33%) and English-Indonesian (31,11%). Additionally, semantic field, information and symbolic functions, have been found that are related to the background of the New Market identity and history."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sheddy Nagara Tjandra
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Korah-Go, M.E.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Margareth Theresia
"Penelitian ini mengkaji tema utama dan tema tambahan yang terkandung di dalam novel Malhaneun Dol karya Moon Soon Tae melalui gagasan-gagasan yang ada di dalam novel ini. Malhaneun Dol penting untuk diteliti karena mampu menggambarkan suasana masyarakat desa pada saat Perang Korea dan akibat yang terjadi setelahnya. Metode yang digunakan adalah close reading atau membaca dekat yaitu dengan membaca tekun suatu karya untuk menelitinya lebih lanjut. Dengan latar belakang yang juga penulis pertimbangkan, dapat ditemukan bahwa tema utama dalam novel ini adalah balas dendam yang sia-sia. Tema tambahan dalam novel ini adalah suasana sosial perang, keadaan psikologis perang dan penghormatan kepada orang tua.

The research is focused on a study of main theme and supporting theme in the Malhaneun Dol novel written by Moon Soon Tae through its supporting ideas. Malhaneun Dol is important to be researched because this novel can describe the villagers’ atmosphere at Korean War and the time after that. The research method that applied in this thesis is close reading that we have to read a work to understand it more deeply. Historical background is considered and we can find that the main theme of the novel is a shameful revenge. The supporting themes are social atmosphere and psychological state at war, and filial piety."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
TA5967
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
TA5967
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>