Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Nina Chrisnawati
"Markus dan Kitayama (1991) mengklaim bahwa self-construal merupakan konsep yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan perilaku individu. Di sisi lain, Triandis (1995) menyatakan bahwa individualisme-kolektivisme merupakan konsep yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan perilaku individu. Sampai saat ini masih terjadi perdebatan di antara Para ahli untuk mengetahui dan menemukan penjelasan pasti, mana dari antara kedua konsep tersebut yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan perilaku individu. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menguji kekuatan kedua konsep tersebut dalam menjelaskan perilaku individu, yang dalam penelitian ini akan diuji pada kasus memilih pasangan pada kelompok etnik Batak. Selain menggunakan self-construal dan individualisme-kolektivisme, peneliti juga menggunakan identitas etnik sebagai variabel penelitian. Hipotesis yang diajukan adalah (1) Self-construal, individualisme-kolektivisme, dan identitas etnik mempengaruhi kecenderungan individu dalam memilih pasangan; (2) self-construal memiliki pengaruh dan daya prediksi paling besar dibandingkan individualisme-kolektivisme, dalam menjelaskan kecenderungan individu ketika memilih pasangan. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis yang diajukan. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara self-construal laki-laki dengan selfconstrual perempuan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T 17835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Mariani Kartasasmita
"Penelitian ini adalah upaya untuk menemukan pengaruh latar belakang budaya Individualisme-Kolektivisme, Self-construal dan Ideologi fender terhadap Gaya penanganan konjlik mendominasi, integrasi, menghindar dan mengalah. Satu set kuesioner telah dibagikan dan diisi oleh 272 orang partisipan yang tinggal di Jakarta, Depok, Bogor, Tanggerang dan Bekasi. Temuan dari penelitian ini adalah; 1). Individualisme terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Mendominasi secara signifikan sebesar 78%; 2). Kolektivisme terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Menghindar secara signifikan sebesar 55%; 3). Self-construal Independen terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Mendominasi secara signifikan sebesar 59% dan Gaya penanganan konflik Integrasi sebesar 47%; 4). Self-construal Interdependen terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Menghindar secara signifrkan sebesar 71%; 5). Ideologi fender terbukti mempengaruhi Gaya penanganan konflik Integrasi secara signifikan sebesar 38%; 6) Ideologi fender Tradisional tidak terbukti berpengaruh secara sign fkan terhadap Gaya penanganan konflik Menghindar dan Mengalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya penanganan konflik banyak dipengaruhi oleh self-construal. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah mengenai latar belakang budaya dan situasi konflik nyata."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Primi Paramita
"Selama ini matematika seringkali dijadikan sebagai mata pelajaran yang ditakuti dan tidak disukai oleh siswa. Umumnya siswa tidak menyukai pelajaran karena menganggap pelajaran tersebut sulit, tidak menarik dan juga karena anak memiliki masalah dalam mempelajari dan melaksanakan tugas matematika. Hal ini disebabkan karena pemahaman terhadap konsep-konsep dasar matematika yang rendah. Banyaknya materi yang diajarkan juga berpengaruh terhadap kualitas materi yang diajarkan sehingga cenderung untuk menghafalkan angka-angka atau nimus saja. Padahal belajar matematika akan Iebih bemakna jika siswa dapat mengaplikasikannya dalam situasi dunia nyata dan salah satu cara untuk melatihnya melalui soal matematika dalam bentuk cerita. Fungsinya adalah membuat siswa membuat koneksi antara matematika formal dengan kehidupan sehari-hari. Namun ada beberapa anak yang hingga kelas 6 SD belum mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam memecahkan persoalan matematika metakognisi memegang peranan yang penting sehingga siswa mampu menyesuaikan diri dengan tugas yang bervariasi. Menurut Montague (2003) untuk dapat menyelesaikan persoalan matematika dibutuhkan strategi kognitif dan juga strategi metakognitif (self regulated strategy). Ada siswa yang mahir dalam menyelesaikan soal matematika (digolongkan ke dalam kelompok expert) dan ada Pula yang tidak mahir (digolongkan ke dalam kelornpok novice). Olch karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan strategi metakognitif antara kelompok expert clan novice ini.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD, dengan lokasi penelitian di SDN. Percontohan 08, Rawajati. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah think aloud (berpikir keras) dimana subyek diminta untuk menyuarakan apapun yang muncul dalam pikirannya sciama menyelesaikan soal matematika dalam bentuk ecrita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan penggunaan strategi pada kedua kelompok tersebut. Pada kelompok expert strategi yang dominan digunakan adalah self instruction + hypothesis (Si + hy), self instruction + compute (Si . - corn), dan Self monitoring + check (Sm + check). Sedangkan pads kelompok novice dominan menggunakan self instruction + hypothesis (Si + Hy) dan self instruction + compute (Si + Corn).
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa ada perbedaan antara kelompok expert dan novice. Hal ini dapat dijadikan masukan bagi sistem pendidikan Indonesia agar guru juga memberikan pengajaran strategi kognitif pada siswa saat belajar matematika."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T 17832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aidiina Munir Sjamsoeddin
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sumbangan empat bentuk dukungan sosial (dukungan informasi, dukungan praktis, dukungan harga diri, dan dukungan belonging) terhadap kepuasan pada masa pensiun serta melihat apakah ada perbedaan bentuk dukungan sosial terhadap kepuasan hidup pada orang yang pensiun pada usia dewasa madya dengan orang yang pensiun pada usia dewasa akhir.
Subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan yang berusia 56-64 tahun yang dikelompokkan sebagai tahapan usia dewasa madya dan 65 tahun keatas sebagai dewasa akhir.
Hasil analisis regresi menemukan bahwa ke empat variabel dukungan sosial secara bersama-sama memberikan sumbangan sebesar 46.7% terhadap kepuasan hidup para pensiunan. Selain itu ditemukan bahwa secara signifikan dukungan harga diri memberikan sumbangan yang terbesar ditunjukkan oleh hasil analisis simple regresi sebesar 28.1%. Perbedaan bentuk dukungan sosial ditemukan antara orang yang pensiun pada usia dewasa madya dengan orang yang pensiun pada usia dewasa akhir. Dukungan belonging memberikan sumbangan yang terbesar terhadap kepuasan hidup pada pensiunan dewasa madya sedangkan dukungan harga diri memberikan sumbangan yang terbesar terhadap kepuasan hidup pada pensiunan dewasa akhir.
Dari hasil penelitian dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menambahkan jumlah subyek dan melakukan kontrol yang lebih ketat terhadap variabelvariabel yang kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat kepuasan hidup. Selain itu perlu juga ditambahkan faktor lain untuk melihat pengaruhnya terhadap kepuasan hidup. Untuk praktisnya, disarankan bagi mereka yang hidup berdampingan dengan pensiunan untuk dapat lebih memahami kondisi yang dialami para pensiunan dan dapat memberikan bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan mereka sehingga mereka dapat tetap merasakan kepuasan dan menikmati masa tua mereka."
2007
T17833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinand
"ABSTRAK
Penelitian ini mengeksplorasi representasi sosial tentang agama melalui dua studi. studi 1 menggunakan pendekatan struktural dan studi 2 menggunakan pendekatan dialogis. studi 1 tahap pertama menemukan core representasi sosial tentang agama melalui perbandingan antara "orang beragama" dan " orang tiak beragama", baik secara eksplisit maupun implisit. sedangkan studi 1 tahap kedua mengidentifikasi tiga atribut termasuk central core dan empat atribut termasuk peripheral, disertai tiga prinsip organisasinya. studi 2 menunjukkan diskusi memunculkan antinomi pada representasi sosial tantang agama melalui empat aspek, yaitu: konseptualisasi agama, aspek transendental agama, perbandingan aspek transendental antaragama, dan toleransi antaragama. sebagai hasil tambahan studi 2, ekspresi linguistik "saya sejujurnya..." ditengarai mengidentifikasikan konflik nilai antara individu dan masyarakat.

ABSTRACT
This study explores social representation of religion through two studies. Study 1 uses a structural approach and Study 2 uses a dialogical approach. the first phase 1 study found the core social representation of religion through a comparison between "religious people" and "non-religious people", both explicitly and implicitly. while the second stage study identifies three attributes including central core and four attributes including peripherals, along with three organizational principles. Study 2 shows that discussion raises antinomies on social representation against religion through four aspects, namely: conceptualization of religion, transcendental aspects of religion, comparison of interreligious transcendental aspects, and interreligious tolerance. as a result of additional study 2, the linguistic expression "I honestly ..." was suspected of identifying the conflict of values ​​between individuals and society."
2010
T38229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sulistami Prihandini
"Dukungan sosial khususnya dukungan suami berkontribusi positif terhadap maternal fetal attachment (MFA), namun hubungan tersebut masih inkonsisten. Kehamilan merupakan proses alamiah yang dapat menjadi sumber stres bagi calon ibu. Mental health self-efficacy (MHSE) terbukti menurunkan depresi dan kecemasan, tidak terkecuali pad a ibu hamil. Oleh karena itu, penelitian ini hendak melihat hubungan antara dukungan suami dan MHSE terhadap maternal fetal attachment sekaligus melihat peran mediasi MHSE atas hubungan dukungan suami dan MFA. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuisioner terhadap 281 ibu hamil di wilayah Jadebotabek, khususnya wilayah Depok. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan adanya kontribusi yang signifikan dari dukungan suami dan MHSE terhadap MFA (p < 0.05). Hal ini berarti meningkatnya dukungan suami dan MHSE dapat meningkatkan MFA. Hasil analisis model mediasi PROCESS dari Hayes menunjukkan bahwa MHSE tidak memiliki peran sebagai mediator dalam hubungan antara dukungan suami dan MF A. Pada penelitian efikasi diri kesehatan mental hanya berperan sebagai variabel bebas yang berkontribusi terhadap MFA.

Social support, especially husband support, contributes positively to maternal fetal attachment (MFA), but the relationship is still inconsistent. Pregnancy is a natural process that can be a source of stress for expectant mothers. Mental health self-efficacy (MHSE) has been shown to reduce depression and anxiety, including pregnant women. Therefore, this study wants to look at the relationship between husband support and MHSE on maternal fetal attachment as well as looking at the role of MHSE mediation over the relationship of husband support and MFA. The study was conducted using a questionnaire of 281 pregnant women in the Jadebotabek area, especially the Depok area. The results of the simple regression analysis showed a significant contribution from husband and MHSE support for MFA (p <0.05). This means that increased husband support and MHSE can increase MFA. The results of the analysis of the PROCESS mediation model from Hayes show that MHSE does not have a role as a mediator in the relationship between husband support and MFA."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Sendy Mayasari
2010
T38296
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library