Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inayatur Robbany
Abstrak :
ABSTRAK
Pelabuhan sebagai elemen transportasi laut memainkan peranan yang sangat penting dalam menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah. Hal ini disebabkan 90 % dari perdagangan intemasional dilakukan melalui laut, di samping itu pelabuhan juga berfungsi sebagai pintu gerbang wilayah, terminal point, distribusi dan simpul transportasi inter dan antar moda sena perdagangan.

Salah satu jasa pelabuhan adalah jasa pemanduan. Pelayanan jasa ini scbagai upaya untuk meningkatkan keselamatan kapal, penumpang dan atau muatannya,mengingat wilayah perairan tertentu wajib dilakukan pemanduan

Akhir-akhir ini banyak terjadi kccendenmgan kecelakaan kapal. Pada satu tahun terakhir ini, 55,4 % dari 108 kasus kecelakaan kapal terjadi karena faktor kesalahan manusia (human error). Beberapa penyebabnya antara lain pengetahuan dan keterampilan yang tidal: memadai, kelalaian, kecerobohan, stres, ketidakpuasan kerja, serta kondisi psikologis lainnya. Walaupun tidak seluruh keoelakaan kapal karena kesalahan Pandu, dalam penelitian ini ingin disoroti salah satu sebab yaitu masalah ketidakpuasan kerja. Masalah ini sangat panting mengingat tugas-tugas Pandu amat mendukung keselamatan pelayaran

Kajian kepuasan kerja pada Pandu menarik unmk djteliti, karena peran Pandu amat vital dan merupakan core bussines. Pada kenyataannya di satu pihak, kegiatan yang berkaitan dengan kepelabuhanan akan berhenti total tanpa peran Pandu, karena memang keberadaan Pandu mutlak diperlukan. Di pihak lain masih banyak anggapan bahwa pekerjaan Pandu hanya merupakan pelengkap saja, sehingga terdapat perlakuan yang berbeda antara perlakuan manajemen dan perlakuan operasional.

Menurut Hackman dan Oldham (1980), dalam program-program enrichment, sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi, kinerja dan kepuasan perlu diperhatikan kelima dimensi inti karakteristik pekerjaan yang terdiri dari variasi keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik. Lebih detail Hackman dan Oldham menjelaskan bahwa terdapat tiga variabel moderator yang mempengamhi hubungan antara kara!-cteristik pekerjaan dengan kepuasan secara umum, yaitu knowledge and skill, growth need strength. dan context satiyaction.

Penelitian ini ingin melihat peran dari bebcrapa moderator di atas yaitu growth need strength dan context .satisfaction dalam mempengaruhi hublmgan antara karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja secara umum. Sedangkan level knowledge and skill tidak diteliti karena dikontrol dalam tingkat pendidikan.

Subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah para Pandu dengan latar belakang pendidikan minimal MPB III (Mualim Pelayaran Besar IH). Kepada mereka diberikan kuesioner berupa Job Diagnostic Survey (JD$ dari Hackman dan Oldham (1980), Job Descriptive Index (JD1) maupun Job in General (JIG) dari Balzer, Kilim, dan Smith (1997), untuk mengungkap variabel-variabel di atas.

Sebelum alat ukur ini digunakan, terlebib dahulu dilakukan uji coba untuk melihat apakah alat ukur tersebut valid dan reliabel sebagai alat ukur penelitian. Uji coba dilalcukan dengan cara uji coba terpakai, hal ini dilakukan karena sulitnya mencari responden Pandu. Perhitungan validitas menggunakan metodc intemal validity, sedangkan reliabilitas menggunakan metode alpha Cronbach.

Metode analisis menggunakan metode Multiple Regression yang sifatnya hieraskis, khususnya Multqale Moderated Regression Anabisis dan Subgrouping Analysis. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bennakna antara karakteristik pekeljaan secara bersama-sama dengan kepuasan kerja secara umum setelah dikontrol dengan variabel usia dan masa lceija. Sementata itu sumbangan masing-masing dimensi karakteristik pekerjaan bila dilihat secara scndiri-sendizi tidak bermakna

Uji moderator variabel growth need strength, menunjukkan hasil yang tidak bermakna. Sementara itu hasil uji moderator variabel-variabel context satisfaction hasil yang signitikan adalah kepuasan terhadap pekeijaan dan kepuasan terhadap gaji,sedangkan variabel kepuasan terhadap promosi, supervisi dan rekan keija nampalcnya lebih bermalcna sebagai variabel independen.

Sedangkan interaksi antara masing-masing dimensi dengan growth need strength dan context satisfaction hasil penelitian menunjukkan terdapat 8 interaksi yang signifikan yaitu: (1), interaksi antara identitas tugas dengan growth need strength, R2 Change (AR2) = o,o22, F = 4,235; (2), imeraksi variasi keterampilan dengan kepuasan terhadap pekezjaan AR! = 0,024, F == 6,477; (3), interaksi otonomi dengan kepuasan terhadap pekeljaan AR2 = 0,028, F = 7,419, (4), intcraksi umpan balik dengan kepuasan terhadap pekerjaan AR2 = 0,03, F = 8,052; (5), interaksi variasi keterampilan dengan kepuasan terhadap gaji AR; = 0,03S, F = 8,285; (6), interaksi otonomi dengan kepuasan tcrhadap gaji AR2= 0,026, F = 5,58l; (7), interaksi umpan balik dengan kepuasan terhadap gaji AR2= 0,l6, F f 4l,595; dan (8), interaksi umpan balik dengan kepuasan terhadap supervisi AR2 = 0_0l9, F = 4,266

Saran yang diajukan untuk penelitian lanjutan adalah perlu hati-hati dalam menggunakan alat ukur IDS, pcrlu menambahkan item untuk meningkatkan reliabilitas. Validitas JDS tidak stabil, perlu mcnggunakan lebih dari satu metode. Perlu melakukan penelitian lanjutan dengan sampei yang lebih luas dan dcngan jcnis pekeijaan yang lebih beragam. Perlu memperhatikan variabel-variabel dalam context satisfaction sebagai variabel independen untuk jenis pekerjaan tertentu
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lie Tjun Tjie
Abstrak :
Kemajuan yang dicapai dari hasil teknologi arsitektur bangunan merupakan hasil perpaduan antara kemajuan dibidang konsruksi,material dengan kebutuhan-kebutuhan manusia yang cenderung berkembang. Peran arsitek sangat mentukan di dalam berbagai proses perencanaan dan perancangan arsitcktur bangunan. . Sejalan dengan pandangan arsitek William Pena, (1977) yang menyatakan bahwa ? proses perencanaan dan perancangan arsitektur, termasuk dalam salah satu kegiatan berpikir kreatif, dimana di dalamnya banyak melibatkan kemampuan berpikir dua arah yaitn antara verbal dan visual yang digunakan secara bergantian dan seimbang ?_ Kemampuan berpikir dua arah yang berbeda identik dengan kemampuan berpikir transformasi kreatif. Penjelasan ini banyak menggunakan dasar-dasar teori otak, kreativitas serta teori dari perencanaan dan perancangan arsitektur. Untuk mengungkapkan hal tersebut penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut: (1) apakah ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir trausformasi kreatif dengan prestasi belajar di bidang perencanaan dan perancangan arsitektur bangunan, (2) apakah ada perbedaan yang signifikan antara laki-lal-ci dengan perempuan terhadap kemampuan berpikir transformasi kreatif di Indonesia. Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode korelasi, dengan subyek penelitian diambil dari mahasiswa dan mahasiswi fakultas teknik arsitektur di Universitas PANCASILA, Serengseng, dengan besarnya sampel 100 orang dengan perbandingan antara laki-laki 56 dan percmpuan 44 Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa: (1) korelasi yang dihasilkan antara kemampuan berpikir transformasi kreatif dengan prestasi belajar dibidang perencanaan dan perancangan arsitektur bangunan sebesar 0,63 hingga 0,68, (2) tidak terdapat perbedaan yang signifrkan antara laki-laki dengan perempuan terhadap kemampuan berpikir transformasi kreatif. Di dalam penelitian ini juga ditemukan adanya ketidakseimbangan antara kemampuan berpikir transformasi keatif dari visual ke verbal dengan verbal ke visual, hal ini diduga karena sistem belajar yang kurang memperhatikan terhadap kemampuan berpikir transformasi kreatif. Dari fakta yang ditemukan di lapangan sebagian besar waktu pembelajaran banyak digunakan pada kemampuan berpikir transformasi kreatif dari visual ke verbal jika dibandingkan dengan dari verbal ke visual. Bertitik tolak dari temuan penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berpikir trausformasi kreatif memiliki korelasi yang cukup tinggi terhadap prestasi belaiar di bidang perencanaan dan perancangan arsitektur banguanan, serta tidak ada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan terhadap kemampuan berpikir transfonnasi kreatif. Satan-saran yang diajukan adalah: (1) kemampuan berpikir transformasi kreatif selayaknya mendapat perhatian di dalam proses belaiar disamping pada bidang perencanaan dan perancangan arsitektur juga tidak menutup kemungkinan untuk segala bidang ilmu yang lebih luas, (2) apabila peneliti lain ingin menggunakan alat tes kemampuan berpikir transformasi kreatlf ini untuk keperluan yang dikaitkan dengan bidang-bidang lainnya, hendaknya patut diperhatikan validitas dan reliabilitasnya. ( mengingat keterbatasan peneliti di dalam merancang alat ukur kemampuan berpikir transformasi kreatif baru menjangkau internal validity dan belum sampai kepada external validity).
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T37979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcelino Chandra Wiria
Abstrak :
Permasalahan peningkatan prestasi menjadi objek studi yang utama dari sport science atau ilmu olah raga, yang dewasa ini dikcmbangkan secara sistematis dan berencana di berbagai negara. Olahragawan dapat atau mampu memperlihatkan kemampuan prestasi yang maksimal, maka perlu menyiapkan kondisi fisik, psikologis dan juga kesiapan psikologis. Dalam diri seorang atlet dimana tuntutan berprestasi terjadi terus menerus, mereka sering mengalami stres. Physical Self Efficacy yang dipersepsikan oleh individu merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam performasi yang akan datang yang pada gilirannya dapat pula menjadi faktor yang ditentukan oleh pola keberhasilan - kegagalan perormance yang pernah dia1ami Penelitian ini bermula dari pemikiran tentang diperlakukannya konsep psikologis yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi olahraga atiet dalam persiapan dan masa pertandingan, artinya adakah hubungan konsep psikologis yang diteliti, yakni stres dan self effency terhadap peningkatan prestasi olahraga di bidang atletik Beragamnya kualitas asa] atlet dan kondisi pembinaan serta progam pelatihan menyebabkaau perlunya dipikirkan pelatihan berdasar psikologi demi peningkatan. prestasi atlet. Penelitian ini bertujuan mengungkap hubungan stres arousal dan tes psikis dengan prestasi olahraga di bidang atletlk. Melalui kajian teoritis tentang prestasi olahraga, serta variabel yang diperkirakan mempengaruhi prestasi olahraga, yaitu stres dan Physical Self Efficacy, maka diajukan tiga hipotesis penelitian yang diuji kebenararnnya Hipotesis tersebut adalah I. Ada hubungan yang positif signifikan antara stres dalam persiapan pertandingan dan Physical Self Efficacy terhadap peningkatan prestasi olahraga di bidang atletik. 2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara stres dalam persiapan pertandingan dengan prestasi olahraga di bidang atletik, bila pengaruh kepercayaan diri dikontrol 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Physical Self Eflicacy dan prestasi olahraga di bidang atletik, bila pengaruh stres dalam persiapan pertandingan di kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di stadion madya Senayan yang melibatkan atlt atlet dari daerah DKI Jakarta, Maluku., Papua serta arlet pelatnas yang dianggap mencerminkan populasi atlet. Sampel yang digunakan adalah atlet atlet berprestasi atau lolos kualifikasi PON ke-15 di Surabaya, sebanyak 62 orang dari beberapa nomer cabang olahraga atletik. instrumen yang dipakai adalah Stress Arousal Checklist dan Physical self-efficacy scale. Dari tiga hipotesis yang diajukan ada 1 hipotesis yang dinyatakan diterima atau didukung oleh data yang terkumpul. Sedangkan dua hipotesis lainnya ditolak atau tidak terbukti. Hipotesis yang diterima atau terbukti adalah sebagai berikut Ada hubungan yang positif signifikan antara stres dalam persiapan pertandingan dan Physical Self Efficacy terhadap peningkatan prestasi olahraga di bidang atietik. Hipotesis-hipotesis yang tidak diterima atau tidak terbukti adalah sebagai bcrikut 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara stres dalam persiapan pertandingan dengan prestasi olahraga di bidang atletik, bila pengaruh kepercayaan diri dikontrol. 2 Ada hubungan yang positif dan signifikau antara Physical Self Efficacy dan prestasi olahraga di bidang atletik, bila pengaruh stres dalam persiapan pertandingan di kontrol. Dalam diskusi dibahas berbagai alasan tidak terbuktinya kedua hipotesis.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Purwanti
Abstrak :
Banyak tokoh pendidikan Indonesia berpendapat bahwa praktek penyelenggaraan pendidikan di Indonesia masih mcnggunakan pendekatan yang lebih berfokus pada peran tunggal guru sebagai pemegang tanggung jawab penuh proses pembelajaran (teacher centered). Siswa adalah obyek pembelajaran yang pasif, guru adalah tokoh maha tahu sebagai pemberi materi, dan proses pembelajaran didominasi oleh kegiatan menghafal. Beberapa upaya pembaharuan yang diusulkan yang sebenarnya mengarah pada pendekatan baru, yang lebih berfokus pada peran siswa (learner centered) tampaknya belum dapat heljalan secara optimal. Diduga, peran guru belum diperhatikan dalam upaya pembaharuan ini, sehingga kesiapan mereka baik secara konseptual maupun teknis (ketrampilan) masih meragukan. Melalui penelitian ini penulis berupaya mengungkap belief guru tentang pembelajaran, dan aktivitas praktis yang dipilihnya untuk diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. Belief guru tentang pembelajaran adalah segala pengetahuan/konsep yang dimiliki guru yang telah diyakininya tentang makna pembelajaran. Sedangkan aktivitas praktis guru adalah segala tingkah laku yang dipilih untuk diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. Penelaahan belief dan aktivitas praktis guru ini dimaksudkan guna mendapat gambaran tentang kesiapan guru dalam mengelola pembelajaran. Sekaligus diungkap hambatan-hambatan yang dihadapi guru untuk mengimplementasikan belief yang dianutnya pada aktivitas praktis sehari hari. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap terbentuknya belief dan aktivitas praktis tertentu juga turut dikaji dalam penelitian ini. ‘Model berpikir dan bertindak guru’ dari Clark dan Peterson (1986) menjadi titik tolak landasan teoritis yang dipakai pada penelitian ini. Penelitian dilakukan terhadap 137 guru dari lima SMU di Jakarta, yang masing-masing diasumsikan membawa ciri khasnya sendiri, yaitu SMUN Unggulan, SMUN Pendamping, SMUN Non unggulan/non pendamping, SMU Swasta. Alat pengumpul data adalah 'skala belid’ dan ‘skala aktivitas praktis’dilengkapi dengan wawancara dengan 15 orang guru. Korelasi Pearson Product Moment, uji-t, dan one way anova adalah teknik statistik utama yang dipakai untuk menganalisis data yang diperoleh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebenarnya para guru telah menganut belief yang cenderung learner centered, dan telah melakukan aktivitas praktis yang sifamya cenderung learner centered pula. Namun kadar learner centered keduanya berbeda, dan menghasilkan kesenjangan yang bermakna. Melalui wawancara terungkap, kualitas siswa yang kurang baik dan fasilitas yang kurang mendukung adalah hambatan yang dihadapi para guru di SMU non unggulan/non pendamping dalam rangka mewujudkan belief ‘learner centerednya. Upaya realistis dengcn menurunkan idelialisme yang berdampak pada menurnnya tingkat learner centered dan belief yang dianut. adalah cara yang dilakukan untuk menghadapi masalah ini. Sedangkan pada SMU unggulan/pendamping, hambatan yang muncul dalam menerapkan belief ‘learner centered’ adalah keraguan terhadap kemampuan guru untuk ‘meladeni‘/mengelola kekritisan siswa- Beban kurikulum, materi baru dan kesejahteraan yang kurang memadai, adalah hambatan yang dirasakan oleh guru secara umum. Mengenai dugaan berpengaruhnya beberapa faktor terhadap terbentuknya belief dan aktivitas praktis tertentu, hasil penelitian menunjukkan bahwa, memang terjadi perbedaan belief dan aktivitas praktis di antara para guru yang bcerbeda asal sekolah. Perbedaan belief juga muncul di antara guru yang berbeda dalam pengalaman. Bahkan terbukti semakin berpengalaman seorang guru (semakin lama bekerja di suatu sekolah, semakin lama berprofesi sebagai guru, dan semakin tua usianya), tingkat learner centered dari belief nya menurun. Dalam hal perbedaan materi yang diajar, perbedaan dalam belief tidak ditemukan, namun perbedaan dalam aktivitas praktis terbukti. Para guru pengajar mata pelajaran inti bidang studi IPA, IPS, dan lain-lain memiliki belief yang sama tingkat learner centered-nya. Namun para guru pengajar mata pelajaran inti bidang studi IPA cenderug lebih teacher centered pada aktivitas praktis yang dipilih, dibanding guru yang mengqar mata pelajaran inti bidang studi IPS dan pengajar mata pelajaran 1ainnya Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, kualitas guru memang harus ditingkatkan. Cara yang terbaik adalah dengan menanggapi berbagai hambatan yang dirasakan guru. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk juga menelaah beliq dan strategi belajar siswa, sebagai elemen yang berpengaruh timbal balik pada belief dan aktivitas praktis guru. Perbaikan instruxnen berupa skala belief dan aktivitas praktis juga disarankan, agar lebih akurat dan representatifdalam menterjemahkan sampcl pcrilaku.
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini berawal dari pemikiran mengenai rendahnya prestasi belajar bahasa Arab siswa madrasah tsanawiyah. Padahal bahasa Arab adalah matapelajaran yang penting dan menjadi syarat bagi seseorang yang ingin membaca al-Qur‘an dengan lancar dan benar (karena al~Qur'an berbahasa Arab) untuk mendalami ajaran Islam. Melalui kajian heoritis tentang prestasi belajar bahasa Arab, diperoleh variabel yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan prestasi belajar, yaitu sikap yang meliputi sikap siswa dan sikap orang tua (ibu) dan penilaian siswa terhadap kompetensi guru serta motivasi belajar. Untuk itu diajukan lima hipotesis penelitian yang harus diuji kebenarannya. Hipotesis tersebut adalah: 1. Ada hubungan yang signifikan dan positif antara sikap siswa terhadap matapelajaran bahasa Arab dengan prestasi belajar bahasa Arab. 2, Ada hubungan yang signifikan dan positif antara sikap orang tua (ibu) terhadap matapelajaran bahasa Arab dengan prestasi belajar bahasa Arab. 3. Ada hubungan yang dan positif antara penilaian siswa terhadap kompetensi guru pada matapelajaran bahasa Arab dengan prestasi belajar bahasa Arab 4. Ada hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar bahasa Arab. 5. Ada hubungan yang signifikan dan positif antara sikap siswa, sikap orang tua (ibu),penilaian siswa terhadap kompetensi guru pada matapelajaran bahasa Arab dan motivasi belajar dengan prestasi belajar bahasa Arab. Penelitian ini melibatkan siswa kelas dua madrasah Tsanawiyah se-Kota Pontianak Serta orang tua (ibu) khususnya. Sampel penelitian adalah mereka yang telah terjaring lewat kriteria sampel, sebanyak 305 orang siswa dan 305 orang tua (ibu) siswa. Untuk mengukur sikap siswa, sikap orang tua (ibu), penilaian siswa terhadap kompetensi guru, motivasi belajar dan prestasi belajar digunakan instrumeu yang disusun sendiri oleh penulis, yang sebelum digunakan telah terlebih dahulu diuji-coba pada 40 Siswa. Dari hasil analisis dengan menggunakan Pearson Product Moment diperoleh informasi bahwa sikap siswa mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan dengan prestasi belajar (r= -,095 dengan p < 0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika siswa memperoleh prestasi belajar yang memadai justru tidak diimbangi dengan sikap yang positif terhadap matapelajaran bahasa Arab. Dengan demikian, hipntesis pertama ditolak. Selanjutnya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap orang tua (ibu) mempunyai hubungan yang hampir tidak berarti dan tidak signifikan dengan prestasi belajar bahasa Arab (r= ,001 dengan p < 0.05). lni menunjukkan sikap-sikap yang ditunjukkan orang tua (ibu) tidak berkorelasi dengan prestasi belajar bahasa Arab. Dengan demikian, hipotesis kedua ditolak. Pada penelitian ini pula diperoleh hasil bahwa penilaian siswa terhadap kompetensi guru tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar bahasa Arab (r = ,034 dengan p < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian siswa terbukti lidak ada hubungan yang signifikan antara kompetensi guru pada matapelajaran bahasa Arab dengan presiasi belaiar siswa. Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak. Selanjumya hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar bahasa Arab (r 1 ,499 dengan p < 0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar memiliki hubungan yang erat dengan rnotivasi belajar siswa. Dengan demikian hipotesis keempat diterima. Terakhir hasil penelitian membuktikan bahwa sikap siswa, sikap orang tua (ibu),penilaian siswa terhadap kompetensi guru dan motivasi belajar mempunyai hubungan yang sangat bermakna dengan prestasi belajar bahasa Arab (R = ,503 dengan p < 0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap~sikap yang ditunjukkan siswa, ibu dan kompetensi guru serta motivasi belajar siswa sangat berhubungan dengan prestasi belajar. Dengan demikian hipotesis kelima diterima. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan diskusi dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru diharapkan menyiapkan strabegi mengajar yang khusus untuk mengalasi image negatif yang ada pada siswa. 2. Guru diharapkan dapat mendesain dan melaksanakan proses belajar-mengajar dengan format yang lebih baik. 3. Guru dapat meningkatkan kreaktivitas dalam mengajar. 4. Guru dapat lebih menunjukkan kompetensinya dalam matapelajaran bahasa Arab. 5. Guru diharapkan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan motivasi belajar siswa yang telah baik dengan menyajikan bahan pelajaran semenarik mungkin. 6. Pihak sekolah diharapkan dapat melaksanakan beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam matapelajaran bahasa Arab.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T37949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Remigius Saptono
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan dunia bisnis yang penuh dengan persaingan yang kompleks merupakan satu tantangan tersendiri PT GYI untuk senantiasa melakukan inovasi produk dan proses secara menyeluruh. Terlebih lagi pada industri yang digeluti oleh PT GYI, yakni sebagai produsen ban, banyak bertumbuh pesaing baru yang memiliki banyak kesempatan untuk meraih simpati pasar mengakibatkan menurunnya permintaan produk PT GYI. Melalui penerapan strategi Human Resources Management yang berlandaskan pada konsep Knowledge Management (KM) PT GYI dapat melihat kemungkinan penambahan kompetensi kepada manajer di bidang produksi, khususnya kompetensi teamwork sehingga perusahaan dapat memaksimalkan pencapaian tujuan dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Dalam tahapan pembentukan knowledge, yakni dengan menggunakan SECI Model, Organizational Knowledge Création, Leaming Organization dan Organizational Learning, diharapkan terjadi perubahan dalam penerapan KM khususnya yang dapat membantu meningkatnya komptensi teamwork bagi manajer di bidang produksi dan pada akhirnya merujuk pada kineija perusahaan secara menyeluruh. Dengan melalui tahapan-tahapan tersebut, diharapkan pencapaian target pada bagian produksi dapat dimaksimalkan untuk memenuhi keinginan pasar. Kendala yang dihadapi oleh perusahaan telah dipetakan sedemikian rupa, sehingga perusahaan dapat memilih alternatif pemecahan masalah yang dapat diaplikasikan di dalam perusahaan sesuai dengan ketentuan dan kemampuan perusahaan.
2010
T38125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Tiatri
Abstrak :
Penelitian ini bertolak dari adanya kesenjangan antara tujuan pendidikan dengan kenyataan dalam pendidikan dasar di Indonesia, yaitu kurangnya penguasaan materi pelajaran dasar. Pentingnya penguasaan materi pelajaran khususnya Matematika dan Bahasa Indonesia membuat pengkajian terhadap faktor-faktor yang berperan terhadap prestasi belajar menjadi perlu. Dua faktor yang diteliti adalah faktor corak interaksi gurusiswa dan motivasi berprestasi. Secara teoritis, kedua hal tersebut berperan terhadap prestasi belajar. Dalam penelitian ini dikaji peran corak interaksi guru-siswa yang dipandang dari sudut penerapan prinsip Mediated Learning Experience (MLE) oleh guru terhadap prestasi belajar siswa, peran motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar, dan kaitan antara penerapan prinsip MLE oleh guru dengan motivasi berprestasi siswa. Sampel penelitian adalah para siswa kelas lima di enam Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Grogol Petamburan sebanyak 50 siswa, yang ditetapkan melalui teknik accidental sampling. Pengambilan data dilakukan melalui skala yang disusun sendiri oleh peneliti. Data yang diperoleh diolah dengan program komputer SPSS, menggunakan analisis regresi dan korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip MLE oleh guru tidak berperan signifikan terhadap prestasi belajar. Namun, dalam hal ini perlu dicatat bahwa penelitian ini mengukur penerapan MLE yang dilakukan secara alami, bukan mengukur hasil suatu intervensi yang terstruktur, intensif dan bertarget. Penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berperan terhadap prestasi belajar, khususnya Matematika. Penerapan prinsip MLE oleh guru dan motivasi berprestasi pun ditemukan memiliki korelasi yang cukup kuat. Di lain pihak, ditemukan hasil bahwa penerapan prinsip MLE dan motivasi berprestasi secara bersama-sama tidak memiliki peran yang signifikan terhadap prestasi belajar. Walau tidak ditemukan peran yang signifikan dari penerapan prinsip MLE oleh guru terhadap prestasi belajar, ditemukan hubungan yang signifikan antara penerapan prinsip MLE oleh guru dengan motivasi berprestasi siswa. Motivasi berprestasi ini pada gilirannya berperan terhadap prestasi belajar. Karena itulah peneliti tetap menyarankan agar prinsip-prinsip MLE tetap dikaji dan dikuasai oleh para guru, digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan kognitif para siswa, dan sebagai cara mempengaruhi motivasi berprestasi siswa. Saran untuk penelitian selanjutnya, agar dilakukan pengkajian terhadap peran penerapan prinsip MLE, dengan MLE yang dilaksanakan melalui intervensi yang terstruktur, intensif, bertarget. Disarankan juga agar menggunakan metode kualitatif, dan pengkajian peran penerapan prinsip MLE terhadap variabel tujuan pendidikan lainnya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T37947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lia Indriyati
Abstrak :
Tugas akhir ini merupakan laporan kegiatan penulis dalam upaya memberikan usulan rancangan sistem manajemen kinerja bagi PT. X- Hal ini sebagai upaya untuk merancang sebuah sistem manajemen kinerja yang dijalankan sebagai sebuah siklus yang berkesinambungan. Teori yang dipakai sebagai rujukan dalam penulisan ini adalah teori motivafion Herzberg, teori manajemen kinerja yang termasuk di dalamnya adalah teori coaching & counseling serta performance appraisal. Pada penulisan tugas akhir ini pembahasan pada permasalahan yang berkaitan dengan kurang berjalannya pelaksanaan sistem manajemen kinerja di PT. X
Sementara itu jika meninjau kembali pelaksanaan sistem manajemen kinerja di PT. X justru tidak dilaksanakan secara menyeluruh, dimana pelaksanaannya selama ini hanyalah berupa penilaian kinerja saja. Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh informasi bahwa penilaian kinerja selama ini dilaksanakan sebagai proses yang seolah-olah bukan merupakan bagian dari rangkaian siklus manajemen kinerja Sehingga hasil penilaian pun tidak membcrikan gambaran mengenai kinerja karyawan selama periode yang ditentukan Tidak ada goal setting yang tertuang dalam proses kontrak kinerja Serta tidak ada coaching & counseling dari atasan Oleh karena itulah maka penulis merasa perlu untuk menata kembali sebuah sistem manajemen kinerja yang sesuai bagi PT, X. Temtama bagi karyawan yang berada pada Accounting Group, sebagai fokus penelitian awal. Sebagai bagian dari perusahaan yang merupakan tenaga support dalam perusahaan, pada bagian inilah dirasakan kebutuhan mengenai sistem manajemen kinerja harus segera ditindaklanjuti Hal lain yang juga kerap terjadi pada bagian ini adalah ketika di antara karyawan terlihat perubahan tingkah laku kerja yang sedikit banyak mempengaruhi motivasinya dalam bekerja Dari data yang didapat dari bagian HRD juga menyatakan bahwa di bagian inilah tingkat absensi cukup tinggi dibandingkan dengan departmen lainnya Hal lain yang kerap kali terjadi adalah jam kerja yang lebih pendek dari jam kerja normal. Oleh karena itu, maka penulis merasa perlu untuk merancang sebuah program manajemen kinerja di PT. X, yang nantinya akan diterapkan sebagai salah satu proses yang merupakan bagian dari sebuah siklus manajemen kinerja, sehingga hasilnya nanti akan bermantaat tidak hanya untuk satu kepentingan saja. Rangkaian kegiatan yang direkomendasikan penulis dalam penulisan tugas akhir ini terdiri atas perancangan perfomance coniract (fase perencanaan), coaching & counseling (fase pembinaan). Serta revisi pelaksanaan penilaian kinerja (fase evaluasi) yang terdiri alas perubahan waktu penilaian, cara penilaian dan perubahan kombinasi antara aspek yang berdasarkan input/proses dengan aspek yang berdasarkan result.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>