Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitompul, Johanuddin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham baik gabungan maupun sektoral dalam jangka panjang.
Berdasarkan tujuan ini maka dilakukan analisis dengan metode kointegrasi dan granger kausalitas yang menggunakan data harian periode 2 Januari 2002 sampai dengan 30 Juni 2005. Ada tiga model yang akan diuji yaitu model l hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saharn gabungan (IHSG), model 2 hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham sektor finance dan model 3 hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham sektor basic industry.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dianaJisis tidak sta:sioner pada Jevel akan tetapi stasioner pada first difference. Selanjutnya, walaupun terintegrasi pada orde yang sama tetapi ternyata kerlua variabel untuk masing-masing model tidak terkointegrasi menurut rnetode Engle Granger akan tetapi terkoin egrasi menurut metode Johansen's Coinregralion Test. Dari ketiga model yang terkointegrasi diketahui bahwa untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan indeks harga saham terdapat hubungan satu arah (cateris paribus). Hasil ini diperkuat oleh Granger Causalily Test yang menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar merupakan variabel dependen dan indeks harga saham baik gabungan maupun sektoral maupun variabel independen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T31978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wijayadi
"Penelitian mengenai anti-dumping di Indonesia saat ini masih mengandalkan analisis tradisional dan metode COMPAS, mirip dengan pendekatan yang digunakan pada era 1970-1980-an di Amerika Serikat. Namun, kelemahan dari analisis tradisional dan COMPAS adalah kecenderungannya menuju subjektivitas daripada objektivitas ilmiah. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini mencoba menggunakan ekonometrika untuk mengurangi subjektivitas dalam hasil penyelidikan anti-dumping. Metode ekonometrika dapat memberikan hasil yang lebih terukur secara kuantitatif dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan kausalitas antara dumping impor dan dampaknya terhadap industri domestik.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Dari sisi permintaan:
- Menilai signifikansi dan besarnya pengaruh produksi, pendapatan nasional, konsumsi, harga impor dari negara subject impor dan non-subject impor terhadap harga domestik produk uncoated woodfree writing and printing paper di Indonesia.
2. Dari sisi penawaran:
- Menilai signifikansi dan besarnya pengaruh produksi, harga pulp, harga bahan bakar minyak, dan kapasitas produksi terhadap harga domestik produk yang sama.
3. Mengetahui hubungan kausalitas:
- Menganalisis hubungan antara impor dengan harga dumping dan dampak pada industri domestik dalam kasus anti-dumping produk uncoated woodfree writing and printing paper tahun 2013.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi dari model yang dikembangkan oleh Prusa & Sharp untuk kasus cold-rolled sheet di Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan:
Dari Sisi Permintaan:
1. Produksi: Pada tingkat keyakinan 99%, terdapat hubungan negatif antara produksi dan harga domestik. Kenaikan produksi sebesar 1% menyebabkan penurunan harga domestik sebesar 0,51%.
2. Konsumsi: Pada tingkat keyakinan 99%, konsumsi domestik berhubungan positif dengan harga domestik. Kenaikan konsumsi domestik sebesar 1% menyebabkan kenaikan harga domestik sebesar 0,49%.
3. Harga Impor dari Negara Subject Impor (Finlandia, India, Korea Selatan, Malaysia): Pada tingkat keyakinan 95%, harga impor dari negara subject impor berhubungan positif dengan harga domestik. Kenaikan harga impor sebesar 1% menyebabkan kenaikan harga domestik sebesar 0,11%.
4. Pendapatan Nasional: Tidak signifikan mempengaruhi harga domestik.
5. Harga Impor dari Negara Non-Subject Impor: Tidak signifikan mempengaruhi harga domestik.
6. Kausalitas: Terdapat hubungan kausalitas antara harga impor dari negara subject impor (Finlandia, India, Korea Selatan, Malaysia) dengan injury pada industri domestik, sedangkan harga impor dari negara non-subject impor (Jepang, Jerman) tidak menunjukkan hubungan kausalitas yang signifikan.
Dari Sisi Penawaran:
1. Produksi: Pada tingkat keyakinan 90%, terdapat hubungan negatif antara produksi dan harga domestik. Kenaikan produksi sebesar 1% menyebabkan penurunan harga domestik sebesar 0,51%.
2. Harga Pulp: Pada tingkat keyakinan 90%, harga pulp berhubungan positif dengan harga domestik. Kenaikan harga pulp sebesar 1% menyebabkan kenaikan harga domestik sebesar 0,64%.
3. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM): Pada tingkat keyakinan 95%, harga BBM berhubungan positif dengan harga domestik. Kenaikan harga BBM sebesar 1% menyebabkan kenaikan harga domestik sebesar 0,28%.
4. Kapasitas Produksi: Pada tingkat keyakinan 99%, kapasitas produksi berhubungan positif dengan harga domestik. Kenaikan kapasitas produksi sebesar 1% menyebabkan kenaikan harga domestik sebesar 0,23%.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan ekonometrika memberikan hasil yang lebih objektif dalam menganalisis kasus anti-dumping dan mengurangi subyektifitas yang mungkin terjadi dengan metode analisis tradisional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T32004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Widianto
"[ABSTRAK
Tesis ini menganalisa masalah kepatuhan perpajakan yang dihadapi Indonesia
dengan menggunakan 2.383 data Wajib Pajak Orang Pribadi selama tahun pajak
2013 di Duren Sawit, Jakarta Timur. Analisa didasarkan kepada lima variabel
independen yang terdiri dari dua variabel faktor demografi yaitu usia dan jenis
kelamin dari Wajib Pajak serta tiga variabel independen lainnya yaitu sektor usaha
Wajib Pajak dan status penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak
Penghasilan Orang Pribadi tahun pajak 2011 dan tahun pajak 2012. Dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya, tesis ini menggunakan internal data yang diperoleh
langsung dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Republik Indonesia. Dengan
mengkomparasi tiga metode statistik yaitu Metode Probit, Logit, dan Linear
Probablity Method (LPM), analisa pada tesis ini dibagi kedalam dua model yang
didasarkan pada status penyampaian SPT tahun pajak sebelumnya. Model pertama
dengan memasukan variabel status pajak tahun sebelumnya, menyimpulkan
bahwa semua variabel independen secara signifikan mempengaruhi tingkat
kepatuhan perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi pada tahun berjalan. Sementara,
pada model kedua, hanya variabel sektor usaha yang mempengaruhi secara
signifikan tingkat kepatuhan perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi pada tahun
pajak berjalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sektor usaha Wajib Pajak
mempunyai peran penting dalam hubungannya dengan tingkat kepatuhan
perpajakan Wajib Pajak Orang Pribadi di Duren Sawit, Jakarta Timur.
ABSTRACT
This paper tries to analyse individual tax compliance problems faced by Indonesia
using data of 2.383 taxpayers in fiscal year period 2013 in a district namely Duren
Sawit. Moreover, the analysis is based on five explanatory variables consisting in
two demographic factors: age level and gender of taxpayers, and three other
explanatory variables: service-sector taxpayers, tax return status in 2011, and tax
return status in 2012. Compared to previous studies, this research paper uses
internal data obtained directly from Directorate General of Taxes (DGT) of
Republic of Indonesia while most of prior studies used survey method. By
comparing three statistical methods, which are Probit method, Logit method, and
Linear Probability Method, the analysis of this paper is divided into two models
based on the inclusion and exclusion of the previous tax return status. The first
model finds that all explanatory variables are statistically significant in
influencing individual tax compliance. However, in the second model, only
service-sector variable demonstrates statistical significance in explaining
individual tax compliance. In conclusion, sector of taxpayers has a significant
correlation to individual tax compliance problems in Indonesia.;This paper tries to analyse individual tax compliance problems faced by Indonesia
using data of 2.383 taxpayers in fiscal year period 2013 in a district namely Duren
Sawit. Moreover, the analysis is based on five explanatory variables consisting in
two demographic factors: age level and gender of taxpayers, and three other
explanatory variables: service-sector taxpayers, tax return status in 2011, and tax
return status in 2012. Compared to previous studies, this research paper uses
internal data obtained directly from Directorate General of Taxes (DGT) of
Republic of Indonesia while most of prior studies used survey method. By
comparing three statistical methods, which are Probit method, Logit method, and
Linear Probability Method, the analysis of this paper is divided into two models
based on the inclusion and exclusion of the previous tax return status. The first
model finds that all explanatory variables are statistically significant in
influencing individual tax compliance. However, in the second model, only
service-sector variable demonstrates statistical significance in explaining
individual tax compliance. In conclusion, sector of taxpayers has a significant
correlation to individual tax compliance problems in Indonesia.;This paper tries to analyse individual tax compliance problems faced by Indonesia
using data of 2.383 taxpayers in fiscal year period 2013 in a district namely Duren
Sawit. Moreover, the analysis is based on five explanatory variables consisting in
two demographic factors: age level and gender of taxpayers, and three other
explanatory variables: service-sector taxpayers, tax return status in 2011, and tax
return status in 2012. Compared to previous studies, this research paper uses
internal data obtained directly from Directorate General of Taxes (DGT) of
Republic of Indonesia while most of prior studies used survey method. By
comparing three statistical methods, which are Probit method, Logit method, and
Linear Probability Method, the analysis of this paper is divided into two models
based on the inclusion and exclusion of the previous tax return status. The first
model finds that all explanatory variables are statistically significant in
influencing individual tax compliance. However, in the second model, only
service-sector variable demonstrates statistical significance in explaining
individual tax compliance. In conclusion, sector of taxpayers has a significant
correlation to individual tax compliance problems in Indonesia.;This paper tries to analyse individual tax compliance problems faced by Indonesia
using data of 2.383 taxpayers in fiscal year period 2013 in a district namely Duren
Sawit. Moreover, the analysis is based on five explanatory variables consisting in
two demographic factors: age level and gender of taxpayers, and three other
explanatory variables: service-sector taxpayers, tax return status in 2011, and tax
return status in 2012. Compared to previous studies, this research paper uses
internal data obtained directly from Directorate General of Taxes (DGT) of
Republic of Indonesia while most of prior studies used survey method. By
comparing three statistical methods, which are Probit method, Logit method, and
Linear Probability Method, the analysis of this paper is divided into two models
based on the inclusion and exclusion of the previous tax return status. The first
model finds that all explanatory variables are statistically significant in
influencing individual tax compliance. However, in the second model, only
service-sector variable demonstrates statistical significance in explaining
individual tax compliance. In conclusion, sector of taxpayers has a significant
correlation to individual tax compliance problems in Indonesia., This paper tries to analyse individual tax compliance problems faced by Indonesia
using data of 2.383 taxpayers in fiscal year period 2013 in a district namely Duren
Sawit. Moreover, the analysis is based on five explanatory variables consisting in
two demographic factors: age level and gender of taxpayers, and three other
explanatory variables: service-sector taxpayers, tax return status in 2011, and tax
return status in 2012. Compared to previous studies, this research paper uses
internal data obtained directly from Directorate General of Taxes (DGT) of
Republic of Indonesia while most of prior studies used survey method. By
comparing three statistical methods, which are Probit method, Logit method, and
Linear Probability Method, the analysis of this paper is divided into two models
based on the inclusion and exclusion of the previous tax return status. The first
model finds that all explanatory variables are statistically significant in
influencing individual tax compliance. However, in the second model, only
service-sector variable demonstrates statistical significance in explaining
individual tax compliance. In conclusion, sector of taxpayers has a significant
correlation to individual tax compliance problems in Indonesia.]"
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T45048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharlika Ramdhani
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari desentralisasi
fiskal dan pembentukan Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
terhadap inflasi regional di Indonesia selama kurun waktu 2008-2013. Variabelvariabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi, rasio
pengeluaran dan rasio otonomi pendapatan sebagai proxy desentralisasi fiskal,
keberadaan TPID, produk domestik regional bruto (PDRB), kondisi infrastruktur,
populasi, dan inflasi bahan makanan regional. Data yang digunakan dihimpun dari
65 kota yang dianggap sebagai kontributor inflasi nasional. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa rasio pengeluaran sebagai salah satu indikator desentralisasi
fiskal memiliki hubungan negatif dengan tingkat inflasi daerah, sedangkan rasio
otonomi pendapatan daerah dan keberadaan TPID pada tingkat kabupaten/kota
tidak memberikan dampak signifikan terhadap volatilitas inflasi regional di daerah.

ABSTRACT
This study aims to examine the impact of the fiscal decentralization and Regional
Inflation Task Force (RITF) on regional inflation rate in 65 cities in Indonesia for
2008-2013 period. The results of the paper shows that expenditure ratio as an
indicator of fiscal decentralization has a negative relationship with regional
inflation rate, while regional revenue autonomy ratio and the existence of RITF in
regions do not bring any significant impact to the volatility of inflation rate in
regions.;This study aims to examine the impact of the fiscal decentralization and Regional
Inflation Task Force (RITF) on regional inflation rate in 65 cities in Indonesia for
2008-2013 period. The results of the paper shows that expenditure ratio as an
indicator of fiscal decentralization has a negative relationship with regional
inflation rate, while regional revenue autonomy ratio and the existence of RITF in
regions do not bring any significant impact to the volatility of inflation rate in
regions., This study aims to examine the impact of the fiscal decentralization and Regional
Inflation Task Force (RITF) on regional inflation rate in 65 cities in Indonesia for
2008-2013 period. The results of the paper shows that expenditure ratio as an
indicator of fiscal decentralization has a negative relationship with regional
inflation rate, while regional revenue autonomy ratio and the existence of RITF in
regions do not bring any significant impact to the volatility of inflation rate in
regions.]"
2015
T45040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Dita
"ABSTRAK
Menggunakan pemodelan permainan dan simulasi diagram pengaruh ditunjukkan bahwa BUMN yang menjalankan beban kebijakan Public Service Obligation yang diamanatkan Pemerintah mengalami masalah Soft Budget Constraint SBC dimana BUMN akan merenegosiasikan bujet setelah kontrak disepakati Selain dari shock eksogen yang berada di luar kuasa para aktor hal ini juga dapat disebabkan karena komitmen finansial Pemerintah terhadap keberlangsungan kebijakan tersebut selaku prinsipal dapat dieksploitasi oleh BUMN selaku agen suatu moral hazard terlebih karena prinsipal tidak memiliki informasi sempurna atas agen Pengurangan beban kebijakan kepemilikan informasi yang lebih banyak oleh prinsipal dapat mengurangi tingkat keparahan SBC.

ABSTRACT
Using game modelling and influence diagram simulation, it has been shown that State-Owned Enterprise (SOE) which has been mandated by the Government to deliver Public Service Obligation (a form of policy burden), will be subjected to the problem of Soft Budget Constraint (SBC), where the SOE will renegotiate its budget after a contract has been agreed. Aside from the exogenous shocks that are beyond the hands of involved actors, the SBC problem arises mainly from the Government?s principal financial commitment on the sustainability of the policy; this may be exploited by the SOE agent due to asymmetric information the principal has over the agent. Decrease of the policy burden, and more informations known to the principal, may help lessen the severity of the SBC problem.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T45020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Zaen
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh program penjaminan simpanan (deposit insurance) oleh LPS terhadap disiplin pasar dengan menggunakan data time series dari 120 bank umum selama kurun waktu Januari 2003 sampai dengan Desember 2013. Dengan menggunakan empat variasi yang menjadi variabel terikat berupa tingkat suku bunga deposito 1 bulan/TD, tingkat suku bunga deposito 3 bulan/TD3, tingkat suku bunga deposito rata-rata 1 dan 3 bulan/MRATE, dan Interbank Call Money, serta dengan variabel bebas berupa : (i) variabel risiko bank yang terdiri dari : NPL, LDR, BOPO, ROA, dan CAR; (ii) variabel kontrol yang terdiri dari Growth GDP dan Inflasi; dan (iii) variabel dummy, diperoleh hasil penelitian Kebijakan program penjaminan simpanan LPS yang di-proxy oleh dummy, efektif menekan tingkat bunga pada lag 4 periode. Dengan kata lain, kebijakan LPS pada saat ini membutuhkan masa tenggang waktu yang relatif lama yaitu 4 triwulan untuk dapat berpengaruh pada kedisplinan pasar.

This research explain about The Impact Analysis of Deposit Insurance Program by The Indonesia Deposit Insurance Corporation to Market Dicipline using the time series data from 120 banks from January 2003 to December 2013. I use Ordinary Least Squares/OLS method with four variations of dependent variables (time deposit rate 1 month, 3 months, average rate in 1 month and 3 months, and interbank call money), as well as the independent variable such as: (i) the bank's risk variables consisting of: NPL, LDR, ROA, ROA, and the CAR Ratios; (ii) the control variables consisting of GDP Growth and Inflation; and (iii) a dummy variable, the result of this research is deposit insurance program by IDIC with proxy by dummy, effectively reduces the interest rate on the lag 4 period. In other words, the policy of IDIC during the grace period requires a relatively long time, that is 4 quarters, to be able to influence the market discipline."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T45189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library