Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Agung Kuncoro
"Sektor Pendidikan adalah salah satu layanan dasar yang seringkali terkena dampak bencana seperti rusaknya bangunan, sarana dan prasarana sekolah, dan terhentinya kegiatan belajar mengajar. Upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana di sekolah perlu keterlibatan semua aktor termasuk anak-anak. Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dapat digunakan dalam meningkatkan kesiapsiagaan. Saat ini belum banyak penelitian tentang pelibatan anak-anak dalam kesiapsiagaan bencana di Jakarta. Penelitian ini berupaya untuk menganalisis perkembangan SPAB di DKI Jakarta dan keterlibatan anak dalam pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengambilan data secara kualitatif dan kuantitatif. Adanya peraturan gubernur DKI Jakarta dan Peraturan Menteri Pendidikan tentang pelaksanaan program SPAB tidak membuat satuan pendidikan melaksanakan program SPAB secara komprehensif. Pelaksanaan pilar satu tentang fasilitas aman bencana lebih banyak dilakukan dibandingkan dengan pelaksanaan kedua pilar lainnya. Keahlian dan keterampilan fasilitator, dukungan dan motivasi, serta pemilihan waktu merupakan faktor yang dapat menghambat dan mendukung keterlibatan anak.

The education sector is often affected by disasters, such as damage to school buildings, facilities, infrastructure, and disruptions to teaching and learning activities. It is crucial for all stakeholders, including children, to be involved in school disaster preparedness efforts. The Disaster Safe Education Unit (SPAB) program can help to improve it. More research on the involvement of children in disaster preparedness in Jakarta is needed. This study aims to analyze the progress of SPAB in DKI Jakarta and the involvement of children in its implementation, using a qualitative approach with both qualitative and quantitative data collection methods. Despite regulations regarding the implementation of the SPAB program, education units still need to implement the program entirely. Pillar One, which focuses on disaster-safe facilities, is implemented more than the other two pillars. Facilitator expertise and skills, support, motivation, and timing are all factors that can either hinder or support child participation."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Wicaksono
"Studi ini mengkaji ke(tidak)selarasan antara berbagai budaya bencana, Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS), dan profil risiko setempat yang diungkap oleh tsunami non-tektonik tahun 2018 yang dipicu oleh erupsi Gunung Anak Krakatau di Labuan. Dengan mengembangkan model hubungan segitiga, penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana sistem peringatan tsunami telah disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik lokal. Berdasarkan pengumpulan data kualitatif, penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum tsunami 2018 dan tanpa mengingat memori tsunami Krakatau 1883, berbagai kelompok lokal memiliki pemahaman yang sangat seragam tentang tsunami yang hanya dipicu oleh gempa. Setelah tsunami 2018, informan melaporkan peningkatan kesadaran tentang berbagai jenis tsunami dan risiko gempa. Namun, ini tidak serta-merta menjadi kenyataan praktik di lapangan; faktor struktural dan budaya secara signifikan menghambat pemerintah lokal dan lembaga manajemen bencana. Penelitian ini mengidentifikasi langkah-langkah untuk meningkatkan keselarasan, misalnya, melibatkan anggota masyarakat dalam pemeliharaan teknologi peringatan, menyesuaikan materi peningkatan kesadaran dengan profil bahaya setempat dan menghubungkan peningkatan kesadaran dengan tradisi lokal. Namun, reformasi lebih dalam dari InaTEWS diperlukan, termasuk mengatasi ego sektoral dan menggabungkan pengetahuan dan pengalaman lokal ke dalam pembuatan kebijakan. Dengan menangani ketidakselarasan ini, penulis berpendapat bahwa pihak berwenang dapat lebih baik mendukung masyarakat dalam memahami dan merespons risiko tsunami, dan pada akhirnya meningkatkan kesiapsiagaan.

This study examines the (mis)alignments between multiple disaster cultures, the Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS), and local risk profiles revealed by the 2018 non-tectonic tsunami triggered by the Anak Krakatau volcanic eruption in Labuan. Developing a triangle model, the research aims to assess to what extent the tsunami warning system is adapted to local needs and characteristics. Based on qualitative data collection, it shows that before the 2018 tsunami and notwithstanding memories of the 1883 Krakatau tsunami, different local groups shared a strikingly homogeneous understanding of tsunamis as exclusively triggered by earthquakes. After the 2018 tsunami, participants reported increased awareness of different tsunami types and earthquake risks. However, this rarely translated into practical changes on the ground; structural and cultural factors significantly hampered local government and disaster management agencies. The research identifies steps to improve alignment, e.g., involve community members in warning technology maintenance, tailor awareness-raising materials to the local hazard profile and connect awareness-raising with local traditions. However, deeper reform of the InaTEWS is necessary, including overcoming sectoral silos and incorporating local knowledge and experiences into policy-making. By addressing these (mis)alignments, we argue authorities can better support communities in understanding and responding to tsunami risks, ultimately enhancing preparedness."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dear Nugra Bestari
"Bencana pandemi zoonosis (COVID-19) membatasi akses dan interaksi manusia di ruang terbuka hijau (RTH). Konsep RTH yang mengakomodir kebutuhan interaksi sosial dalam situasi pandemi hingga saat ini belum ditemukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun konsep RTH tangguh bencana pandemi zoonosis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode wawancara, observasi, studi literatur dan kuesioner, dengan analisis data deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif, analisis kebijakan dan analisis SWOT. Dari penelitian ini, dihasilkan temuan bahwa Hutan Kota Bekasi telah memenuhi fungsi interaksi sosial ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bekasi, meskipun masih perlu pembenahan aksesibilitas, vegetasi dan fasilitas di dalamnya, serta kebijakan Pemerintah Kota Bekasi terkait penanganan bencana pandemi zoonosis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah RTH tangguh bencana pandemi zoonosis adalah RTH yang mampu mengenali ancaman di wilayahnya, mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan, dan meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana, yang didapat dengan memenuhi enam hal berdasarkan hasil penelitian ini. 

Zoonotic (COVID-19) pandemic disaster limits human access and interaction in green open spaces (RTH). The concept of green open space that accommodates the need for social interaction in a pandemic situation has not yet been discovered. The aim of this research is to develop a concept for green open space that is resilient to zoonotic pandemic disasters. This research uses a qualitative approach through interviews, observation, literature study and questionnaires, with qualitative descriptive data analysis, quantitative descriptive analysis, policy analysis and SWOT analysis. From this research, it was found that the Bekasi City Forest has fulfilled the social interaction function of green open space (RTH) in Bekasi City, although it still needs to improve its accessibility, vegetation and facilities, as well as the Bekasi City Government's policies regarding handling zoonotic pandemic disasters. The conclusion of this research is that a green open space that is resilient to zoonotic pandemic disasters is a green open space that is able to recognize threats in its area, organize community resources to reduce vulnerability, and increase capacity to reduce disaster risk, which is obtained by fulfilling six things based on the results of this research."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnantyo Bayu Aji
"Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, dari 25.504 desa di Indonesia yang mengalami bencana pada tahun sebelumnya, hanya 49,96% desa yang memiliki mitigasi bencana. Idealnya semakin tinggi tingkat kerawanan bencana desa, semakin tinggi juga kemungkinan suatu desa memiliki fasilitas mitigasi bencana yang memadai. Wilayah rawan bencana perlu memprioritaskan upaya mitigasi bencananya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi mitigasi bencana desa pasca bencana terjadi di Indonesia. Data penelitian diperoleh berdasarkan hasil Survei Perkembangan Desa Tahun 2020 yang diolah menggunakan regresi Ordinary Least Square (OLS) pada aplikasi STATA / IC 16.1 dan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah kejadian bencana, jumlah jenis kejadian bencana, dan lokasi desa yang mengalami bencana berpengaruh positif dan signifikan terhadap upaya mitigasi bencana desa. Hasil regresi semua variabel bebas secara bersama-sama memiliki tingkat signifikansi pengaruh yang tinggi terhadap upaya mitigasi bencana desa. Pemerintah desa, daerah, atau pusat diharapkan mempertimbangkan kedua variabel yang berkaitan dengan kejadian bencana sebelumnya ketika mempersiapkan mitigasi bencana desa dan rencana kontinjensi.

Based on data sourced from the Indonesian Central Statistics Agency (BPS) in 2020, of the 25,504 villages in Indonesia that experienced a disaster in the previous year, only 49.96% of villages had disaster mitigation. Theoretically, the higher the level of village disaster vulnerability, the higher the possibility that a village will have adequate disaster mitigation facilities. Disaster-prone areas need to prioritize their disaster mitigation. The research aims to analyze the variables that influence village disaster mitigation after a disaster occurs in Indonesia. This study uses a quantitative approach. Research data was obtained based on the results of the 2020 Village Development Survey which was processed using Ordinary Least Square (OLS) regression on the STATA / IC 16.1 application and using descriptive analysis. The research results show that the number of disasters, the number of disaster types, and the village location individually have a positive and significant effect on village disaster mitigation. The regression results of all independent variables together have a high level of significance in influencing village disaster mitigation. village, regional, or central governments are expected to consider factors related to previous disaster events when preparing village disaster mitigation and contingency plans."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspasari Indra
"Bantuan dalam bentuk uang diadopsi pasca gempa di Cianjur, Jawa Barat pada tahun 2022.  Masalah dalam penelitian ini adalah prasangka terkait penggunaan bantuan uang yang tidak tepat guna oleh penyintas. Tujuan utama penelitian ini adalah memberikan pembuktian terkait pemanfaatan bantuan uang oleh penyintas bencana. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, berbentuk studi kasus. Teknik pengumpulan data menggabungkan observasi, wawancara informan kunci, Focus Group Discussion, dan telaah dokumen kunci. Analisis data, menggunakan model alir. Hasil penelitian membuktikan bahwa penyintas penerima bantuan uang memprioritaskan penggunaan uang untuk kebutuhan prioritas. Kesimpulan penelitian ini adalah keraguan penggunaan bantuan uang secara tidak tepat oleh penyintas bencana tidak terbukti. Rekomendasi strategi antisipasi risiko antara lain memastikan nilai transfer yang sejalan dengan kesenjangan kebutuhan, seleksi penerima manfaat yang tepat, pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan dalam pengelolaan bantuan uang, dan variasi strategi komunikasi terkait penyaluran bantuan uang secara teratur.

Humanitarian agencies adopted cash assistance after the Cianjur Earthquake, West Java, 2022. The problem identified is the common perception of the risk of misuse if cash assistance is provided. The research objectives are to provide reliable evidence related to disaster survivors' utilization of cash assistance. The research methodology adopts a qualitative approach through a case study of cash assistance.  Data collection methods vary from observation, Focus Group Discussion (FGD), Key Informant Interview (KII), and literature review. Data analysis will use the flow model.  The research results show evidence that cash assistance beneficiaries utilized the cash assistance for priority. The research concludes there is very little evidence to claim that disaster-affected survivors misuse the cash assistance. For future practice, the research recommends risk anticipation actions such as appropriate transfer value calculation; appropriate beneficiary selection process; community empowerment, especially through the involvement of women; and adoption of regular communication."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christoffel Maximilian Remy Wantah
"Fenomena perubahan iklim dengan curah hujan ekstrem secara global mengalami tren peningkatan yang berdampak pada meningkatnya kejadian banjir. Kota Tangerang dalam hal ini Kecamatan Periuk adalah kota padat penduduk dengan populasi dan aset ekonomi yang tinggi. Masalah dalam penelitian adalah banjir yang terjadi di Kecamatan Periuk kota Tangerang Indonesia yang berdampak pada perekonomian, lingkungan, maupun sosial masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku kesiapsiagaan masyarakat dalam mitigasi risiko banjir yang didukung oleh teori perilaku terencana guna pengurangan risiko banjir masyarakat. Metode yang digunakan adalah menggunakan analisis SMART PLS SEM dengan total responden sebanyak 220 yang adalah penduduk di wilayah kecamatan Periuk kota Tangerang yang ditetapkan berdasarkan kriteria. Hasil penelitian ini menemukan korelasi positif antara modal sosial, persepsi risiko, self eficacy, pengetahuan dan kesiapsiagaan terhadap niat melakukan mitigasi yang berpengaruh meningkatkan perilaku kesiapsiagaan masyarakat, yang mana pengetahuan adalah variabel yang terkuat dalam mempengaruhi niat melakukan mitigasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya peningkatan penerapan perilaku kesiapsiagaan risiko banjir berbasis partisipasi masyarakat melalui literasi bencana, pemahaman risiko, keterkaitan di masyarakat, kesiapsiagaan di daerah berisiko banjir khususnya di daerah sungai dan akan berperan dalam ketahanan bencana masyarakat.

The phenomenon of climate change with extreme rainfall globally is experiencing an increasing trend that has an impact on the increase in flood events. Tangerang City, in this case Periuk District, is a densely populated city with a high population and economic assets. The problem in the study is the flood that occurred in Periuk District, Tangerang City, Indonesia, which had an impact on the economy, environment, and social community. The purpose of this study is to analyze community preparedness behavior in flood risk mitigation supported by planned behavior theory to reduce community flood risk. The method used was using SMART PLS SEM analysis with a total of 220 respondents who were residents in the Periuk sub-district area of Tangerang city which was determined based on criteria. The results of this study found a positive correlation between social capital, risk perception, self-efficacy, knowledge and preparedness to the intention to mitigate
which had the effect of increasing community preparedness behavior, where knowledge was the strongest variable in influencing the intention to mitigate. The conclusion of this study is the need to increase the implementation of flood risk preparedness behaviors based on community participation through disaster literacy, risk understanding, linkages in the community, preparedness in flood-risk areas, especially in river areas and will play a role in community disaster resilience."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Kusuma Wardani
"Industri yang berada di wilayah rentan bencana akan meningkatkan potensi terjadinya bencana industri. Banyak studi menyoroti upaya mitigasi bencana industri di perusahaan, namun masalahnya belum banyak studi yang mempertimbangkan tingkat risiko bencana industri, kesadaran risiko, dan perilaku budaya keselamatan masyarakat dan karyawan sebagai upaya mitigasi risiko bencana industri. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep mitigasi risiko bencana industri di Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan metode mix method dengan menggunakan analisis univariat, bivariat, dan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat aktivitas industri yang memiliki tingkat risiko tinggi di lokasi boiler. Kesadaran risiko karyawan tergolong rendah (58%). Perilaku budaya keselamatan masyarakat tergolong rendah (51,8%). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan tingkat pendidikan masyarakat dengan kesadaran risiko, dan jabatan karyawan dengan perilaku budaya keselamatan. Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat risiko, kesadaran risiko, dan perilaku budaya keselamatan dapat membentuk konsep mitigasi bencana industri secara komprehensif.

Industries located in disaster-prone areas will increase the potential for industrial disasters. Many studies highlight industrial disaster mitigation efforts in companies. Still, the problem is that few studies consider the level of industrial disaster risk, risk awareness, and safety culture behavior of the community and employees as efforts to mitigate industrial disaster risk. This research aims to develop a concept for industrial disaster risk mitigation in Citangkil District, Cilegon City in 2024. This research uses a mixed method using univariate, bivariate analysis, and SWOT analysis. The results of this research indicate that four industrial activities have a high level of risk at the boiler location. Employee risk awareness is low (58%). Community safety culture behavior is relatively low (51.8%). The results of the bivariate analysis show that there is a relationship between community education level and risk awareness and employee position with safety culture behavior. This research concludes that the level of risk, risk awareness, and safety culture behavior can form a comprehensive industrial disaster mitigation concept."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Herlina Rafida
"Secara geografis, Jakarta dilalui oleh 14 ruas sungai yang membentang mulai dari kanal timur yang berbatasan dengan Bogor sampai ke wilayah tanjung Priok Jakarta Utara. Dipicu oleh perubahan iklim dan pembangunan yang sangat pesat, DKI Jakarta memiliki potensi bencana banjir dan bencana hidrometerologis lain yang cukup tinggi. hal ini menjadikan Jakarta menjadi daerah krisis atau rawan apabila terjadi suatu bencana khususnya bencana banjir. Bencana banjir hampir terjadi di Jakarta setiap tahunnya. Hospital safety Index adalah indikator yang ditetapkan WHO dalam menilai Rumah sakit dalam menghadapi kesiapsiagaan bencana termasuk bencana banjir. Tujuan dari penulisan ini adalah membuat strategi model RS Tangguh bencana banjir berkelanjutan dengan mengambil sampel rumah sakit umum daerah milik pemprov DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method. Pendekatan kuantitatif untuk menilai hospital safety index di RS terpilih dan analisa kualitatif dengan menggunakan analisa SWOT. Hasil yang didapatkan adalah dari lima RSUD yang dipilih sebagai sampel hanya satu RSUD yang dapat dikategorikan sebagai RS tangguh bencana banjir berkelanjutan yaitu RSUD Cilincing dengan nilai 0,9 atau denagn kriteria A. sedangkan RSUD Tarakan; RSUD Kalideres dan RSUD Budhi Asih dengan kriteria B dan RSUD Kebayoran Lama dengan kriteria C. Dengan penilaian ini dapat dijadikan dasar untuk kesiapsiagaan banjir di wilayah DKI Jakarta di masa yang akan datang sehingga dapat menyiapkan Rumah sakit sebagai rujukan pasien pada saat banjir dan menjadikan  rumah sakit yang tangguh bencana banjir berkelanjutan.

As geographically, Jakarta is traversed by 14 river sections that stretch from the eastern canal which borders Bogor to the Tanjung Priok area of North Jakarta. Triggered by climate change and very rapid development, so Jakarta has a fairly high potential for floods and other hydrometerological disasters. This makes Jakarta a crisis or vulnerable area if a disaster occurs, especially a flood. We know that flood disasters almost occur in Jakarta every year. Eventually the Hospital Safety Index is an indicator by WHO to assess hospitals in encounter of disaster preparedness, including flood disasters. The aim of this research is to create a strategy for a sustainable flood disaster resilience hospital model by taking a sample of regional general hospitals belonging to the Province of DKI Jakarta government. This research uses a mix method approach. Quantitative approach to assess the hospital safety index in selected hospitals and qualitative analysis using SWOT analysis. The result obtained were that of the five RSUD only one hospital could be categorized as a sustainable flood disaster resilient hospital that RSUD Cilincing with the score 0,9 or with criteria ; But RSUD Tarakan, RSUD Kalideres adnd RSUD Budhi Asih with B criteria and RSUD Kebayoran Lama with C criteria. This assessment can be used as a basis for encounter flood  in the DKI Jakarta area in the future so that hospitals can be prepared as patient referrals during floods and offcourse can be a hospitals resilient to sustainable flood disasters."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrisia Rahma
"Pandemi COVID-19 mendorong inovasi dalam kegiatan surveilans. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi. Penggunaan formulir kertas dalam pencatatan data penyelidikan epidemiologi menimbulkan beberapa masalah, seperti meningkatnya limbah kertas dan anggaran mencetak kertas, potensi kesalahan pencatatan, dan kurangnya efisiensi dalam pengolahan data. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas penggunaan situs web COVID-19 dan memberikan rekomendasi untuk penyempurnaan penggunaannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan studi cross-sectional menggunakan metode chi square. Responden diambil menggunakan saturation sampling dari populasi seluruh anggota TGC COVID-19 dan sepuluh informan diwawancara untuk informasi lebih mendalam. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan situs web efisien dalam pengurangan limbah dan biaya pencetakan form PE dan efektif pada penggunaannya. Beberapa informan menyebutkan situs web ini dapat dikembangkan untuk penyakit lainnya dengan penyesuaian situs. Situs web ini terbukti efisien dan efektif pada penggunaannya, serta dapat digunakan untuk penyakit lain dengan penyesuaian pada fitur situs web tersebut.

The COVID-19 pandemic has driven innovation in surveillance activities. One of them is by utilizing information technology. The use of paper forms in recording epidemiological investigation data raises several problems, such as increasing paper waste and paper printing budgets, potential recording errors, and lack of efficiency in data processing. The purpose of this study was to evaluate the efficiency and effectiveness of the use of the COVID-19 website and provide recommendations for improving its use. This study used a descriptive method and a cross-sectional study using the chi square method. Respondents were taken using saturation sampling from the population of all members of the COVID-19 TGC and ten informants were interviewed for more in-depth information. The results showed that the use of the website was efficient in reducing waste and printing costs for PE forms and was effective in its use. Several informants mentioned that this website could be developed for other diseases with site adjustments. This website has proven to be efficient and effective in its use, and can be used for other diseases with adjustments to the website's features."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vabella Widitiar
"Keterlibatan masyarakat, khususnya di kalangan remaja, sangat penting dalam kesiapsiagaan dan tanggap bencana, karena mereka adalah agen perubahan dan berada dalam tahap pertumbuhan yang kritis. Dengan 191 juta pengguna pada tahun 2022, Instagram telah muncul sebagai platform populer di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pendidikan kesiapsiagaan banjir di kalangan remaja yang menggunakan media sosial Instagram sebagai sarana penyampaian informasi. Dengan fokus pada pengikut remaja yang tinggal di tepi Sungai Ciliwung, Kampung Melayu, Jakarta Timur, penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif untuk memahami bagaimana media baru dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap remaja terhadap bencana banjir. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan analisis konten dari postingan Instagram yang berkaitan dengan kesiapsiagaan banjir. Dengan menggunakan desain kuasi-eksperimental, penelitian ini menggunakan pendekatan satu kelompok pre-test dan post-test, yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Dibentuk dua kelompok: kelompok intervensi berjumlah 30 peserta dan kelompok kontrol berjumlah 30 peserta. Analisis data meliputi statistik deskriptif, uji Mann- Whitney, dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa grup Instagram memiliki nilai pre-test sebesar 9,6% dan nilai post-test sebesar 13,1%, dibandingkan dengan kelompok tatap muka masing-masing sebesar 4,4% dan 11,7%. Instagram adalah media yang lebih efektif untuk meningkatkan kesiapsiagaan banjir pada remaja. Dan menunjukkan bahwa penggunaan Instagram sebagai platform edukasi mampu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan remaja tentang risiko banjir serta langkah-langkah kesiapsiagaan yang perlu diambil. Selain itu, interaksi sosial yang terjadi di media sosial juga berkontribusi pada pembentukan komunitas yang lebih peduli terhadap isu-isu lingkungan. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk pengembangan program edukasi berbasis media sosial yang lebih terintegrasi dan interaktif, guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Penelitian selanjutnya, harus mengeksplorasi variabel tambahan, seperti sikap dan perilaku sebelum dan sesudah intervensi.

Community involvement, especially among adolescents, is crucial in disaster preparedness and response, as they are agents of change and are in a critical growth stage. With 191 million users in 2022, Instagram has emerged as a popular platform among teenagers. This study aims to evaluate the effectiveness of flood preparedness education among adolescents who use Instagram as a means of delivering information. Focusing on adolescent followers living on the banks of the Ciliwung River, Kampung Melayu, East Jakarta, this study adopted a qualitative approach to understand how new media can influence adolescents' knowledge and attitudes towards flood disasters. Data were collected through in-depth interviews and content analysis of Instagram posts related to flood preparedness. Employing a quasi-experimental design, the research involved a one-group pre-test and post-test approach, combining quantitative and qualitative methods. Two groups were formed: an intervention group of 30 participants and a control group of 30 participants. Data analysis included descriptive statistics, the Mann-Whitney test, and qualitative descriptive analytics. The results indicated that the Instagram group had a pre-test value of 9.6% and a post-test value of 13.1%, compared to 4.4% and 11.7% for the face-to-face group, respectively. Instagram is a more effective medium for enhancing adolescent flood preparedness. And showed that the use of Instagram as an educational platform was able to increase adolescents' awareness and knowledge of flood risks and the preparedness steps that need to be taken. In addition, social interactions that occur on social media also contribute to the formation of communities that are more concerned about environmental issues. This study provides recommendations for the development of more integrated and interactive social media-based education programs, in order to improve community preparedness for disasters. Future research should explore additional variables, such as attitudes and behaviors before and after the intervention"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>