Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Usman Arief
"Selat Malaka adalah selat yang terletak diantara tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura. Pada bagian yang lebarnya kurang dari 24 mil, maka laut wilayah dua dari tiga negara tersebut berhimpitan. Selat Malaka mempunyai arti penting karena salah satu selat yang digunakan untuk pelayaran internasional. Diinformasikan dalam Asia Research Bulletin bahwa pelayaran di Selat Malaka itu semakin meningkat dan kini merupakan selat yang paling ramai di dunia sesudah Selat Dover.
Arti penting Selat Malaka semakin bertambah dengan telah diproduksinya kapal-kapal tanker raksasa untuk mengangkut minyak dari Timur Tengah melewati Selat Malaka ke negara-negara Timur Jauh, terutama Jepang yang 90% kebutuhan minyaknya diangkut melalui selat ini. Disamping iu Selat Malaka juga merupakan jalur air penting untuk kegiatan pelayaran dengan berbagai macam dagangan ekspor/impor dari berbagai negara.
Seiring dengan perkembangan waktu, makin lama kapal-kapal tanker itu semakin besar dan kemampuan Selat Malaka yang sempit, dangkal dan ramai itu makin lama makin terbatas untuk melayani tanker-tanker raksasa yang semakin lama semakin besar itu. Dengan demikian, maka makin lama makin seringlah terjadi kecelakaan kapal-kapal tanker raksasa di selat tersebut yang membawa bencana pengotoran laut kepada negara-negara pantai yang selanjutnya mempengaruhi kelestarian lingkungan laut dan kehidupan rakyat negara pantai tersebut. Padahal sekarang, sebagian besar kegiatan produksi minyak terdapat diperairan Indonesia bagian Barat, khususnya sepanjang Selat Malaka dan. Singapura.
Pencemaran laut yang dapat menganggu kelestaraian lingkungan laut karena pertama adanya tumpahan minyak selain berasal dari adanya kegiatan angkutan laut misalnya terjadi kebocoran kapal, maupun kecelakaan kapal karena kandas, tabrakan, atau pecah, kedua adanya kegiatan produksi minyak lepas pantai. (pencemaran oleh minyak), termasuk bila terjadi kebocoran pada pipa penyalur, dan tanki penyimpanan minyak produksi lepas pantai. Mengingat Selat Malaka merupakan penghasil minyak terbesar, ada?"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Washington Robert
"Kemajemukan bangsa Indonesia tergambar dari ras termasuk di dalamnya ciri-ciri fisik tertentu; suku bangsa termasuk di dalamnya kebudayaan; bahasa; struktur masyarakat; sistem politik; identitas diri; solidaritas dan mempunyai wilayah sendiri; agama yaitu yang meliputi agama-agama dunia seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha. Perbedaan-perbedaan ini merupakan suatu hal yang tidak bisa dipungkiri, harus diterima sebagai kenyataan dan tidak mungkin dan tidak perlu dirubah. Supaya perbedaan-perbedaan ini tidak merugikan satu sama lain golongan, perlu diadakan pengaturan. Suatu pengaturan hubungan antar golongan, suku bangsa, agama dan lain-lain, hingga berkehidupan dalam keadaan harmoni dan terintegrasi.
Setelah Indonesia merdeka, proses untuk menumbuhkan rasa solidaritas ditengah-tengah masyarakat Indonesia ternyata tidak mudah, diperlukan proses dan untuk waktu yang sangat lama. Karena kelompok-kelompok yang ada sebelum kemerdekaan, terdiri dari banyak organisasi sosial yang masih didasarkan kepada kepentingan. Ada organisasi sosial yang berdasarkan solidaritas kedaerahan, berdasarkan solidaritas agama, berdasarkan solidaritas rasial, berdasarkan solidaritas kesukuan, dan berdasarkan solidaritas keindonesiaan.
Sejarah pertumbuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menyangkut beberapa aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti halnya konstitusi yang mengalami beberapa kali perubahan hingga pada saat diberlakukan kembali pada tanggal 5 Juli 1959. Sistem demokrasi pada mula kemerdekaan adalah demokrasi Liberal, yang berakibat tumbuhnya partai politik cukup banyak. Keadaan ini tidak pernah menjamin stabilitas nasional dan memberi peluang untuk melaksanakan pembangunan nasional. Terjadi situasi saling mencurigai antara partai politik yang satu dengan yang lainnya, demikian juga terdapat sikap curiga dari daerah-daerah terhadap pemerintah pusat,berkembangnya perasaan kesukuan, kedaerahan, agama, dan golongan. Puncak dari segala kecurigaan yang terjadi, terwujud dalam bentuk pemberontakan-pemberontakan di daerah-daerah.
Kebudayaan atau peradaban, adalah kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat kebiasaan, dan lain-lain kemampuan dan kebiasaan manusia selaku anggota masyarakat. Demikian juga nilai-nilai dan norma-norma, objek dan pola-polas orientasi terhadap objek dalam interaksi sosial, kesemuanya disebut fenomena budaya. Sistem Budaya mengatur aspek kehidupan orang-orang yang dianggap, atau yang rnenganggap dirinya sendiri sebagai pendukung sistem itu. Jadi untuk memperoleh keteraturan dalam suatu masyarakat, fenomena budaya harus dipahami dan diterima sebagai sistem-sistem yang ada oleh semua orang-orang pemilik sistem itu.
Proses modernisasi bukan sekedar strategi pembangunan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat, melainkan suatu pendekatan komprehensif terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat. Perubahan sosial sebagai akibat modernisasi dalam hal ini sistem kultural, tidak hanya mengesahkan tata kolektif masyarakat tetapi juga menyediakan pedoman bertingkah laku setiap orang. Sistem nilai kultural yang lebih luas yang menggerakkan manusia kearah tindakan rasional. Tindakan rasional meliputi penentuan tujuan yang hendak dicapai secara jelas, perhitungan tentang cara paling efektif untuk mencapai tujuan.
Berhasilnya program-program modernisasi dari negara-negara baru sebagian besar tergantung pada jalannya sistem pendidikan mereka. Sekolah sebagai sarana pencerdasan setiap orang, upaya pembentukan nilai-nilai, mempertumbuhkan sikap batin, membentuk alam pikiran yang rasional. Pendidikan, informasi dan komunikasi secara integral komprehensif merupakan faktor yang mutlak perlu untuk pembangunan sosial dan ekonomi. Faktor-faktor ini mempunyai, pengaruh langsung atas sistem sosio-kultural masyarakat juga berpengaruh kepada kemampuan untuk menerima gagasan-gagasan baru, sehingga berpengaruh pula pada aspek kehidupan yang,lainnya.
Implementasi hidup bermasyarakat dalam rangka integrasi, membuat setiap anggota masyarakat akan merasa terikat satu dengan yang lain oleh saling pengertian, altruisme dan cinta. Solidaritas, sebagai salah faktor integrasi, mempersatukan manusia-manusia yang hidup di dalam suatu masyarakat pada suatu saat tertentu di dalam sejarahnya. Artinya, orang-orang dari beberapa generasi yang hidup bersama pada saat yang sama. Suatu jenis ikatan yang mempersatukan generasi-generasi yang menyusul merupakan suatu aspek yang sangat penting dari integrasi. Anggota-anggota masyarakat yang semakin dekat hubungannya satu dengan yang lainnya, semakin besar pula rasa kasih sayang yang sudah tertanam, sehingga semakin besar pula keeenderungan untuk menahan ketimbang mengungkapkan rasa permusuhan. Hal ini merupakan hasil terwujudnya pola-pola penglihatan (persepsi), perasaan dan penilaian yang dianggap merupakan pola-pola kepribadian masyarakat. Suatu unsur yang sangat penting dari bentuk kepribadian keindonesiaan adalah identitas diri. Setiap orang Indonesia, seharusnya atas segala identitas yang melekat pada dirinya selalu mengutamakan identitas selaku orang Indonesia, kemudian baru diikuti oleh identitas lainnya.
Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data bersifat memaparkan gejala - studi kepustakaan - Pengamatan lapangan-wawancara dengan kelompok-kelompok masyarakat. Gejala atau kenyataan yang terlihat dalam penelitian kemudian ditafsirkan, digambarkan dengan suatu istilah, pernyataan, atau rumusan dalam penulisan selanjutnya.
Integrasi menuntut loyalitas sedangkan modernisasi menuntut kemampuan. Masalah integrasi diwujudkan oleh seperangkat gejala sosial tertentu dalam dunia fisik yang dapat dirasakan, diuraikan, dan diterangkan dalam kerangka pemikiran. Sebagai hasil-hasil yang diperoleh dari pemikiran tersebut, antara integrasi dengan modernisasi tidak selalu serasi tuntutannya. Proses modernisasi mencakup semua aspek kehidupan masyarakat, dimanapun modernisasi itu terjadi termasuk di Indonesia. Dari berbagai masalah yang ditemui, implementasi modernisasi berkaitan dengan integrasi nasional terdapat banyak kenyataan-kenyataan yang tidak saling mendukung. Sebagai misal, apabila modernisasi didahulukan di satu pihak, maka dipihak lain integrasi akan terabaikan. Integrasi, sebagai wadah pengembangan solidaritas yang besar. Apabila tidak terdapat perasaan terintegrasi dari sesama anggata masyarakat Indonesia, dan ternyata masih dominan perasaan kesukuan, ikatan kepulauan, ikatan keagamaan yang tertutup, bahasa dan ikatan primordial lainnya, dengan sendirinya akan tidak mendukung kepada Ketahanan Nasional.
Hasil-hasil pembangunan sangat dipengaruhi oleh stabilitas nasional dan stabilitas nasional tergantung kepada sistem politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Berdasarkan hasil-hasil dari penelitian terhadap kenyataan-kenyataan hidup di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang berkaitan dengan Modernisasi dan Integrasi Nasional tampak Modernisasi mempunyai gejala-gejala sendiri demikian juga Integrasi Nasional. Kedua macam proses tersebut faktor-faktornya ada yang saling mendukung dan ada pula yang tidak saling mendukung.
Sesuai dengan kenyataan-kenyataan yang hidup dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat Indonesia, Modernisasi membutuhkan banyak hal sekaligus. Sedangkan disisi lain dari kehidupan berbangsa dan bernegara Integrasi Nasional belum sepenuhnya terwujud. Oleh karena itu, proses Modernisasi dan Integrasi Nasional dilakukan berdasarkan asas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Suroso
"Tujuan penelitian ini ialah mempelajari kegiatan masyarakat nelayan Marunda Besar di laut dan di darat dalam mempertahankan kelangsungan hidup diri dan keluarganya, dan kaitannya dengan ketahanan nasional. Kegiatan masyarakat nelayan Marunda Besar banyak dipengaruhi oleh kearifan lingkungan teknologi yang diterapkan nelayan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Rusaknya sistem lingkungan pantai Marunda mengakibatkan populasi ikan di dekat pantai Marunda semakin berkurang dan ikan menjauh dari pantai. Hal ini menuntut upaya yang lebih keras untuk memperoleh hasil tangkapan ikan.
Adanya pembangunan kota Jakarta dan Proyek Perkayuan Marunda menambah rusaknya lingkungan pantai. Di samping itu akibat pembebasan tanah yang dibangun Proyek Perkayuan Marunda, banyak fasilitas yang hilang, seperti gedung sekolah SLTP, sumur bor, pasar dan sarana transpoitasi. Hal ini merupakan kerugian bagi masyarakat Marunda, karena air minum harus beli. Juga anak-anak tidak dapat bersekolah lagi karena sekolah SLTP makin jauh di Cilincing. Di Marunda kini tinggal ada satu gedung sekolah SD yang ada di dekat Mesjid Alam, dan kondisinya sudah tidak memenuhi syarat lagi. Akibatnya tidak banyak anak-anak yang sekolah lanjutan, tidak mampu membiayai. Dengan bekal pendidikan rendah dan ketrampilan yang didapat dari orangtuanya, maka pekerjaan sebagai nelayan tetap menjadi andalan utama.
Dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan itu masyarakat nelayan Marunda Besar menghadapi berbagai kendala internal (budaya) maupun kendala eksternal (lingkungan hidup) tempat mereka bermukim. Akibatnya kehidupan mereka semakin terpuruk, kalau tidak terperangkap dalam kemiskinan structural.
Mereka harus bekerja lebih keras, menggunakan waktu untuk mencari nafkah dengan penghasilan yang tidak menentu dan semakin menyusut. Akibatnya waktu yang digunakan untuk bermasyarakat, membina keluarga dan mendidik anak-anak semakin berkurang dalam jumlah maupun intensitasnya.
Kenyataan ini menyebabkan kerentanan dalam pergaulan sosial masyarakat nelayan, ketahanan keluarga dan komunitas dalam gangguan keamanan. Mereka dengan mudah dipengaruhi oleh pihak luar yang memberikan ataupun menjanjikan berbagai kemudahan ataupun uang tanpa banyak pertimbangan. Akibatnya menjadi lahan subur bagi pencetus masalah sosial yang dapat mengancam ketahanan nasional."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T14624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Suharto
"TNI Angkatan Udara sebagai kekuatan militer mempunyai tugas pokok menjaga kedaulatan negara di dirgantara. Dalam pengembangan kualitas sumber daya manusianya dilakukan dengan berbagai cara, termasuk kegiatan diktat. Hasil belajar dalam dilklat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kurikulum dan motivasi peserta diktat.
Tesis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dan kuat pengaruh kurikulum IPISD dan motivasi peserta diklat baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kualitas hasil belajar siswa teknisi pemeliharaan pesawat terbang TNI Angkatan Udara, dan variabel mana yang lebih besar pengaruhnya. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survai dengan unit analisis para. peserta diktat Bintara Teknik Pesawat Terbang TNI Angkatan Udara di Skadron Pendidikan 302 Wingdiktekkal Bandung yang berjumlah 240 orang. Jumlah sampel penelitian ditetapkan 30 orang dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling). Penelitian menggunakan tiga buah instrumen yang berbentuk angket untuk mengukur ketiga variabel penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dan teknik regresi, baik secara regresi sederhana maupun regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dari kurikulum dan motivasi peserta diktat terhadap kualitas hasil belajar siswa Bintara Teknisi pemeliharaan pesawat terbang TNI Angkatan Udara baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Secara regresi sederhana besarnya pengaruh kurikulum terhadap kualitas hasil belajar adalah 0,468 dengan kekuatan pengaruh sebesar 32,3%. Adapun besamya pengaruh motivasi terhadap kualitas hasil belajar secara regresi sederhana adalah 0,457 ,dengan kekuatan pengaruh sebesar 47%. Sedangkan secara regresi berganda, kedua variabel babas yaitu kurikulum dan motivasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif, dengan masing-masing besamya pengaruh adalah 0,185 dan 0,363. Variasi kedua variabel tersebut menjelaskan variasi kualitas basil belajar siswa Bintara Teknik pesawat terbang TNT AU sebesar 50,1 %.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lembaga diktat "Skadron Pendidikan 302 Wingdiktekkal Bandung" memberikan kontribusi terhadap ketahanan nasional, hal tersebut berdasarkan pads tingkat pencapaian tujuan diktat dalam mengembang,kan kualitas sumber daya manusia TNI AU sebagai unsur kekuatan nasional, dimana kualitas hasil belajar siswa memperoleh nilai rata-rata 60% baik dan 40% sangat baik. Untuk mencapai kualitas hasil diktat yang lebih optimal, maka dalam penerapan kurikulum harus lebih menekankan pada perbaikan dan pengoptimalan kegiatan belajar mengajar itu sendiri, terutama: efisiensi, keefektifan, relevansi, dan produktivitas proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Disamping itu, peningkatan motivasi peserta diktat harus dilakukan baik oleh lembaga diktat dan instruktur maupun oleh para peserta diktat itu sendiri.

Indonesian Air Force as a military power has main responsibilities to maintain the sovereignty of the state in the air. Many ways are conducted to develop the quality of human resource, including education and training (diklat) activities. Learning result in diktat is influenced by some factors, e.g. curriculum and motivation of diklat participants. This research thesis is intended to know what the effects of IPISD curriculum and motivation of diktat participants individually and collectively on the quality of learning result on students of maintenance technical with respect to air force plane, and what variable, which has the biggest effects. Research was conducted by using survey method with analysis unit of "Bintara" diktat participants of Air Force Plane technique in Squadron Pendidikan 302 Wingdiktekkal Bandung in number of 240 persons. Number of research sample was selected 30 persons through technique of simple random sampling. Research applied three instruments i.e. questionnaires to assess those three research variables. Data was analyzed with technique of correlation and regression, in simple regression and double regression.
Research result indicated that there was positive effect of curriculum and motivation of diktat participants on the quality of study result of Bintara student of Air Force Plane maintenance technical individually and collectively. In simple regression, curriculum effect on quality of study result is 0,468 with effect power is 32,3%. Meanwhile, motivation effect on quality of study result in simple regression is 0,457 with effect power is 47%. In double regression, both of free variables i.e. curriculum and motivation have positive effects jointly, with each effect is 0,185 and 0,363. Variation of those two variables explained qualities of study result of Bintara student of Plane Technique i.e. 50,1%.
Research result also indicated that diktat institution of "Squadron Pendidikan 302 Wingdiktekkal Bandung" contribute to national resilience, it is based on the goal accomplishment of diktat in developing quality of human resource of Air Force (TNI AU) as element of national security where quality of student's study result achieved average score i.e. 60% good and 40% excellent. To achieve quality of more optimal result of diktat, therefore, in applying curriculum, it must more emphasize on improving and optimal study activities, especially: efficiency, effective, relevance, and productivity of learning process in achieving a teaching objective. Diktat institution and instructor or participants themselves also should conduct a motivation development of diktat participants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adril
"Bencana alam yang menimpa berbagai wilayah di tanah air akhir-akhir ini secara kuantitas maupun kualitas, intensitasnya semakin meningkat. Korban jiwa, harta benda dan kerusakan infrastruktur merupakan sesuatu masalah yang tidak terelakan apabila terjadi ancaman bencana alam seperti gempa bumi, tsunami dan letusan gunung merapi. Sejak tahun 2007 dalam rangka mengantisipasi ancaman bencana pemerintah telah menetapkan kebijakan dengan terbitnya Undang- Undang Nornor 24 Talnm 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang mengamanatkan pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat Pusat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ditingkat Propinsi maupun Kabupaten /Kota. Upaya penanggulangan bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab BNPB/ BPBD akan tetapi membutuhkan keterlibatan segenap institusi pemerintah, swasta dan seluruh komponen masyarakat, termasuk keterlibatan unsur TNI; baik TNI AD, TNI AL maupun TNI AU dengan jaringan Komandonya yang tersebar diseluruh wilayah NKRI. Salah satu wilayah NKRl yang sangat rentan terhadap ancaman bencana alam adalah wilayah propinsi Sumatera Barat yang secara geografis merupakan wilayah dengan sejarah kebencanaan cukup panjang. Keterlihatan unsur TNI AD dengan Komando Kewilayahannya (Korem 032/Wirabraja) datam penanggulangan bencana alam didaerah ini menjadi begitu urgen, walaupun sudah ada BPBD, karena pada saat terjadi bencana, disamping merupakan bagian dari korban bencana. jajaran Korem 0321Wirabraja juga merupakan garda terdepan yang dituntut selalu siap membantu korban bencana. Sebagai Sub Kompartemen Strategis, Korem 032/Wirabraja mengemban tugas?

Natural disaster that occurred in many areas in our country nowadays the intensity has dramatically increased, both quantity and quality. Loss of life, property and infrastructure damage are avoidable if the natural disasters such as earthquakes tsunami and volcanic Merapi happens. Since year of 2007, in order to anticipate the threat of disaster, the government has established a policy with the publication of law No. 24 of 2007 on Disaster Management (BNPB) at the central level and the Agency for Disaster reduction (BPBD) Provincial and Regency/ Municipality.The effort of disaster relief are not onty the responsibility of BNPB/BPBD, but also are require the involvement of all government institutions, private sector and all components of society, including the involvement of TNI: either Army, Navy and Air Force commando with a network that spread throught out the Republic of Indonesia. One of NKRl which bas a highly vulnerable to natural hazards is the province of West Sumatera that geographically is a region with a long history of disaster. The involvement of TNI AD with command region (Korem 032/Wirabraja) in natural disaster management became very urgent in this area. although there bas been BPBD, because when disasters happen, beside as disaster victims, Korem 032/Wirabraja is also as a front guard command and must ready to assist the disaster victims. As a Strategic Sub Compartement, Korem 032 / Wirabraja has?"
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T33651
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library