Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Indriani Surbakti
"Tesis ini membahas mengenai potensi perencanaan LEZ di KSPN Borobudur sebagai Dekarbonisasi. Penelitian ini menggunakan Mix Method secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil perhitungan dari Mix Method tersebut selanjutnya menghitung efektivitas berdasarkan scenario planning untuk melihat potensi yang paling efektif. Hasil penelitian mengatakan bahwa LEZ menjadi scenario planning dengan efektivitas baik untuk mereduksi emisi karbon. Penelitian merekomendasikan perlunya harmonisasi antar kebijakan agar perencanaan LEZ dapat diimplementasikan secara matang.

This thesis discusses the potential of LEZ planning in KSPN Borobudur as Decarbonization. This study uses the Mix Method qualitatively and quantitatively. The results of the calculation of the Mix Method then calculate the effectiveness based on scenario planning to see the most effective potential. The results of the study say that LEZ is a scenario planning with good effectiveness in reducing carbon emissions. The research recommends the need for harmonization between policies so that LEZ planning can be implemented maturely."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharma Kalsuma
"Perumahan merupakan hak asasi manusia dan diamanatkan oleh konstitusi. Kontradiktifnya, perumahan masih jauh dari kata layak karena adanya bencana yang sering terjadi. Pendekatan dalam menentukan lokasi perumahan  seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Sistem Kemampuan Lahan (SKL) secara khusus belum mengarus utamakan perubahan iklim ke dalam perhitungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh risiko bencana dan iklim apabila dimasukan ke dalam perhitungan kesesuaian lahan perumahan. Kota Depok dipilih sebagai studi kasus agar dapat melihat contoh penerapannya dan sekaligus mengetahui tingkat kesesuaian lahan perumahan  perkotaan terhadap risiko bencana dan risiko iklim, serta bagaimana arah perkembangan lahan perumahan  kedepan. Dalam penelitian ini, empat aspek utama dipertimbangkan, yaitu aspek permukaan tanah, bawah tanah, risiko bencana, dan risiko iklim. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mix-method) dengan metode yang bertahap, yaitu analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan menggunakan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk menentukan bobot kriteria dan sub kriteria, kemudian analisis spasial digunakan untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan dan arah pengembangan perumahan  di masa depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko bencana memiliki pengaruh terbesar, diikuti oleh aspek permukaan tanah, aspek bawah tanah, dan risiko iklim. Tingkat kesesuaian lahan perumahan di Kota Depok dengan mempertimbangkan risiko bencana dan risiko iklim menunjukkan bahwa 35,60% wilayah masuk dalam kategori sesuai (S1), 52,50% dalam kategori cukup sesuai (S2), dan 11,90% dalam kategori kurang sesuai (S3). Analisis menunjukkan bahwa risiko bencana dan iklim mempengaruhi kesesuaian lahan perumahan perkotaan. Pada kategori S1 terdapat pengurangan luas wilayah sebesar 28,32%, sementara pada kategori S2 mengalami penambahan area sebesar 18,01%, serta pada kategori S3 mengalami penambahan paling signifikan sebesar 10,31%. Pengembangan perumahan  direkomendasikan ke arah barat dan timur Kota Depok. Pengembangan di pusat kota tidak disarankan karena tingkat kesesuaian yang rendah. Pengembangan ke arah barat dan timur dipilih karena memiliki tingkat kesesuaian yang lebih baik dan lebih aman dari risiko bencana dan iklim.

The constitution mandates housing as one of human rights. Contradictively, housings are still far from feasible due to frequent disasters. In particular, approaches to determining the location of housings, such as the Indonesian National Standard (SNI) and the Land Capability System (SKL), have yet to mainstream climate change into their calculations. This study examines the effect of disaster risk and climate when included in calculating housing land suitability. Depok City was chosen as a case study in order to be able to see examples of its application and to find out the suitability of urban housing land for disaster risk and climate risk, as well as the direction of residential land development in the future. This research considers four main aspects: surface, subterranean, disaster risk, and climate risk. This study uses a mixed methods approach with a stepwise method, namely quantitative and descriptive qualitative analysis using the Analytic Hierarchy Process (AHP) to determine the weight of the criteria and sub-criteria, then spatial analysis is used to evaluate the level of land suitability and the direction of housing development in the future. The study results show that disaster risk has the most significant influence, followed by surface, subterranean, and climate risks. The suitability level of residential land in Depok City, taking into account disaster risk and climate risk shows that 35.60% of the area is in the appropriate category (S1), 52.50% is in the moderately suitable category (S2), and 11.90% is in the less suitable category. (S3). The analysis shows that disaster risk and climate affect land suitability for urban housings. In the S1 category, there was a reduction in area of 28.32%, while in the S2 category, there was an area increase of 18.01%, and in the S3 category, the most significant addition was 10.31%. This study recommends developing housings to the west and east of Depok City. The development around the city center is discouraged due to low conformity rates. Development towards the west and east is more recommended because they have better suitability and are safer from disaster and climate risks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Nurhaimi Ayuningtias
"Perubahan tutupan lahan akan dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan aktifitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksikan perubahan tutupan lahan di Kecamatan Batangan dari tahun 2013 sampai 2033. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dari data citra satelit yang kemudian dilakukan pemodelan seluler automata pada plugins MOLUSCE di perangkat lunak Quantum GIS. Data tema tutupan lahan yang digunakan adalah area terbuka, area terbangunan, area hutan, area perairan, area pertanian dan peternakan, dan area transportasi. Sedangkan variabel spasial yang dianggap mempengaruhi hasil prediksi adalah jaringan jalan, lahan terbangun, lahan pertanian, dan lahan perairan. Hasil prediksi lahan pada tahun 2033 lahan yang dapat digunakan sebagai kawasan permukiman sebesar  272,81 hektare dan kebutuhan lahan permukiman berdasarkan proyeksi penduduk dengan tambahan tenaga kerja sejumlah 156.417 jiwa akibat adanya kawasan peruntukan industri adalah 840,74 hektar. Hal ini mengakibatkan adanya kekurangan lahan untuk perkembangan kawasan permukiman sebesar 567,93 hektare untuk menjadi perhatian bagi pemerintah daerah dalam membuat kebijakan kawasan permukiman di Kecamatan Batangan.

Land cover changes will be influenced by population growth and its activities. This research aims to predict land cover changes at Batangan District from 2013 to 2033. The method used is quantitative, based on satellite imagery data, which is then modeled using cellular automata in the MOLUSCE plugin in Quantum GIS software. The land cover themes used include open areas, built-up areas, forest areas, water areas, agricultural and livestock areas, and transportation areas. The spatial variables considered to influence the prediction results are road networks, built-up land, agricultural land, and water areas. The predicted land for 2033 shows that 272.81 hectares can be used as residential areas, while the land requirement for residential areas based on population projections with an additional workforce of 156,417 people due to the industrial zone is 840.74 hectares. This results in a land shortage for residential area development of 567.93 hectares, which should be a concern for the local government in formulating residential area policies in Batangan District."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hadianto
"Kawasan Kota Lama di Indonesia saat ini masih sangat rentan terdampak perkembangan dan pengembangan wilayah disekitarnya seperti perluasan industri. Ia masih belum sepenuhnya dilihat sebagai aset warisan budaya dan pengembangan ilmu pengetahuan, identitas, dan potensi pariwisata. Kawasan Pelabuhan Gresik sebagai Pelabuhan dagang mulai mengalami perubahan menjadi pelabuhan industri modern akibat menjadi wilayah Proyek Strategis Nasional dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berdampak pada kehidupan masyarakat Gresik dan sekitarnya. Permasalahan penurunan kualitas lingkungan seperti banjir ketika hujan deras, munculnya perumahan dan permukiman kumuh, lunturnya cagar budaya dan bertambahnya pedagang kaki lima (PKL) yang tidak terkendali menjadi pemicu adaptasi utama di Kota Lama Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk adaptasi yang berlangsung akibat perubahan-perubahan yang ada di di Kota Lama Gresik dan disekitarnya. Celah penelitian yang dapat dikembangkan lebih lanjut yaitu terkait menelaah adaptasi kota berdasarkan penelusuran adaptasi artefak utama kota dan Kawasan Kota Lama melalui perubahan keruangan dalam RDTR dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Temuan penelitian perubahan fungsi pusat kota pelabuhan, pemerintahan, perdagangan dan industri rumahan menjadi kawasan industri modern, perdagangan dan jasa, dan pariwisata religi dan heritage mengakibatkan Kawasan Kota Lama harus beradaptasi agar tetap dapat tetap tumbuh.

Urban Heritage  areas in Indonesia are currently still very vulnerable to the development and expansion of surrounding areas such as industrial expansion. It is still not fully seen as a cultural heritage asset and the development of science, identity, and tourism potential. The Gresik Port area as a trading port has begun to change into a modern industrial port as a result of becoming a National Strategic Project area and Special Economic Zone (SEZ) which has an impact on the lives of the people of Gresik and its surroundings. Problems of environmental degradation such as flooding during heavy rains, the emergence of housing and slums, the fading of cultural heritage and the uncontrolled increase in street vendors (PKL) are the main adaptation triggers in Gresik Heritage Area. This research aims to find the form of adaptation that takes place due to changes in the Heritage Area of Gresik and its surroundings. The research gap that can be further developed is related to examining urban adaptation based on tracing the adaptation of the city's main artefacts and the Heritage area through spatial changes in the RDTR with a descriptive qualitative approach. The research findings of the changes in the function of the port city centre, government, trade and home industries into modern industrial areas, trade and services, and religious and heritage tourism resulted in the Heritage area having to adapt in order to continue to grow."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Jakaria
"Penelitian ini betujuan untuk mengetahui apakah sudah optimal atau belum dalam perencanaan infrastruktur sepeda di Kota Bandung dalam tercapainya infrastruktur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kota Bandung memiliki potensial untuk dikembangkan dalam penerapan dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan seperti jalur sepeda dan fasilitasnya, karena Kota Bandung yang dijuluki kota pendidikan, kota wisata dan kota kuliner memiliki tingkat kepadatan penduduknya sekitar 2,5 juta jiwa yang menimbulkan peningkatan aksitifitas sosial masyarakat dan masifnya kemacetan lalu lintas yang berdampak terhadap pemanasan global (global warning). Pemerintah Kota Bandung selaku pemangku kebijakan publik terus mendukung dalam upaya mengatasi permasalahan kemacetan dan mendorong agar infrastruktur ramah lingkungan dapat terlaksana dengan dibuatnya Keputusan Walikota no 551/Kep. 146 Dishub/2020 tentang penyediaan jalur sepeda. Berdasarkan hasil analisis metode kualitatif dengan mengambil sampel wawancara ke informan dan narasumber bahwa terdapat jalur sepeda yang sudah ada akan tetapi belum optimal dikarenakan regulasi yang belum ada oleh maka dari itu perlu perhatian khusus dan koordinasi antara stakeholder agar bisa tercapainya tujuan yang berkelanjutan dan mengatasi permasalahan kemacetan

This research aims to find out wheter or not it is optimal in the planning of bicycle infrastructure in the city of Bandung in achieving environmentally friendly and sustainable infrastructure. The city of Bandung has the potential to be developed in the implementation and development of sustainable infrastructure such as bicycle lane and facilities, because the city of Bandung, which is dubbed the city of education, a tourist city and a culinary city, has a population density of around 2.5 million people which causes an increase in community social activism and massive traffic congestion that has an impact on global warming (global warning). The Bandung City Government as a public policy maker continues to support efforts to overcome congestion problems and encourage environmentally friendly infrastructure to be implemented with the issuance of Mayor Decree no. 551/Kep. 146 Dishub/2020 concerning the provision of bicycle lanes, Based on the results of the qualitative method analysis by taking a sample of interviews with informants and resource person, there are existing bicycle lanes but are not optimal due to regulations that do not yet exist, therefore special attention and coordination between stakeholder are needed in order to achieve sustainable golas and overcome congestion problem"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library