Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sophia Purwaningsih S.
Abstrak :
Suatu iklan merupakan percakapan dengan konsumen tentang suatu produk, sehingga iklan diperhatikan dan berusaha dipahami konsumen. Dari proses ini terbentuklah kognisi mengenai maksud iklan. Sebagian besar perhatian penerima iklan dapat diarahkan pada klaim yang dibuat sehingga mereka bisa memahami dan menginterpretasikannya secara benar. Jika interpretasi seperti yang diinginkan pengiklan terjadi, maka mereka disebut "bersikap kognitif positif1 terhadap klaim tersebut. Untuk mewujudkan pikiran demikian sering kali pengiklan menggunakan klaim implikasi (implied claim) yang tercermin dari pernyataan-pernyataan dalam iklannya, dari pada klaim langsung (asserted claim). Karena itulah timbul pertanyaan klaim manakah yang lebih efektif, asserted atau implied claim, dilihat dari sikap kognitif khalayak. Agar tidak bias, peneliti menciptakan sendiri iklan real estate "Kebon Jeruk Indah" yang dikatakan dibangun oleh Ciputra Group. Produk real estate dipilih karena dalam pembelian rumah terlibat pengambilan keputusan bersama antara suami-istri, sementara nama "Ciputra Group" dipinjam karena dianggap memiliki kredibilitas yang baik. Dengan asumsi bahwa dalam kerangka latar belakang yang relatif sama khalayak bersikap kognitif berbeda terhadap asserted dan implied claim, penelitian ini dilakukan. Metodologi penelitian adalah eksperimen lapangan berdisain "after-only, no control group". Subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok 1 yang menerima treatment klaim langsung dan kelompok 2 yang menerima treatment klaim implikasi. Dengan membandingkan pengaruh dua independent variable pada dua sampel, kesimpulan tentang efek independent variable dapat diambil. Yang penting di sini adalah dua kelompok tersebut serupa dalam karakteristik demografik yang penting, sehingga digunakan penarikan sampel purposif. Pengukuran sikap dilakukan dengan mengisi pernyataan-pernyataan menurut skala Likert, sedangkan hipotesa dibuktikan melalui Wilcoxon's Matched-Pairs Signed-Rank test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek penelitian lebih dapat memahami dan menginterpretasikan secara benar (bersikap kognitif positif terhadap) klaim implikasi (implied claim) dari pada klaim langsung (asserted claim), sehingga dapat dikatakan bahwa implied claim lebih efektif dari pada asserted claim. Hal-hal yang menyebabkan lebih banyak subyek eksperimen bersikap kognitif positif terhadap klaim implikasi dari pada klaim langsung dapat dijelaskan melalui teori disonansi kognitif. Selama ini, berdasarkan pengalaman terpajannya mereka terhadap iklan-iklan, subyek penelitian telah memiliki pengetahuan mengenai sikap mereka terhadap klaim iklan-iklan tersebut. Dengan menerima treatment iklan ini, subyek memiliki pengetahuan kedua, yakni mengenai sikap yang baru dibangunnya terhadap klaim iklan yang bersangkutan. Jika pengetahuan sebelumnya terhadap klaim itu positif dan pengetahuan tentang klaim yang baru diterimanya juga positif, maka subyek mengalami perasaan konsonan (adanya kekonsistenan). Sedangkan jika pengetahuan pertamanya negatif dan ternyata klaim yang baru dilihatnya ini bersifat positif, subyek mengalami disonansi (ketidak konsistenan) dan berusaha melakukan tindakan tertentu untuk menghindarinya. Lebih banyaknya subyek eksperimen yang mengalami perasaan konsonan terhadap klaim implikasi dari pada klaim langsung menyebabkan lebih banyak subyek yang bersikap kognitif positif terhadap klaim implikasi/tidak langsung.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Emilda Setyorini
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Larasati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5969
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Abdurahman
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhasna Muthiah
Abstrak :
ABSTRAK<>br> Penggunaan media sosial Instagram yang semakin masif mendorong interaktivitas yang tinggi antarpenggunanya. Interaktivitas ini dilihat sebagai kesempatan oleh pemasar untuk memasarkan produknya melalui sistem endorsement. Namun ternyata, penggunaan Instagram sebagai media pemasaran tidak selamanya berdampak positif. Tulisan ini berfokus pada anak yang dikomodifikasi sebagai model endorse di Instagram orangtuanya yang merupakan selebritis. Komodifikasi terjadi di bawah pengawasan orang tua dan didukung oleh pemberitaan media serta anggapan wajar mengenai anak yang bekerja. Selain itu, budaya konsumerisme terhadap produk anak juga mendorong terjadinya komodifikasi terhadap anak. Isu lain atas unggahan konten Instagram orangtua yang menampilkan foto anak adalah pelanggaran privasi anak. Orangtua membagikan konten yang menampilkan anaknya tanpa persetujuan dari sang anak ke ranah publik.
ABSTRACT<>br> The massive use of Instagram stimulates high interactivity between its users. The interactivity is seen as big opportunity by marketers to promote their product by endorsement system. However, the use of Instagram to be one of the marketing tools does not always have positive impact. This paper focus on commodification that happened to children endorser on Instagram whose parents is a celebrity. The commodification happened in the right of the parents and supported by the media publication about reasonable presumption on working children. Moreover, consumerism culture on children rsquo s product also supporting the commodification of these children. Another issue that can happen because of the children content on parent rsquo s social media is invasion of the child privacy. Parents, however share the content about their children to the public without the children rsquo s consent.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Melfira Saufika
Abstrak :
ABSTRAK
Trend Video Blogging atau Vlog, telah menjadi trend di masyarakat. Beragam konten kreatif Vlog menjadi tren topik di situs web YouTube, yang dibuktikan dengan jumlah penonton dan penyuka yang didapatkan oleh pembuat video. Dua dari artis muda Indonesia, yang bernama Ringgo Agus Rahman dan Sabai Dieter Morscheck, mendapatkan popularitas di YouTube, setelah membuat video series berjudul Pesan Untuk Bjorka. Video ini mencakup pesan untuk diberikan kepada Bjorka, ketika Bjorka memasuki beberapa fase kehidupan, seperti ketika memasuki masa remaja, beberapa tips dalam memilih teman hidup, dan momen kebersamaan keluarga. Seiring dengan diunggah nya video ke YouTube, konsep video dan proses produksi mendapatkan kritikan dari pengguna internet di Indonesia. Kritik dialamatkan kepada Ringgo dan Sabai, karena pengguna internet di Indonesia mempertanyakan tujuan dari dibuat nya video, apakah sebagai bahan hiburan atau iklan.Penggunaan sponsor dalam produksi dan efek untuk penonton di bawah umur yang menonton video adalah kritik utama. Mahasiswa berumur 20 sampai 22 tahun terpilih sebagai sampel untuk studi. Hasil studi menunjukkan bahwa tujuan dari video Pesan Untuk Bjorka - Siklus Kehidupan dalam Kapsul Waktu, adalah sebagai bahan hiburan. Meskipun banyak tanggapan negatif diberikan oleh penonton YouTube, implikasi untuk digunakan untuk mempelajari konstraksi medium dan realitas sosial adalah konten utama.
ABSTRACT<>br> The trends of Video Blogging or Vlog, has becoming a trend in the society. A diverse and creative content of Vlog is becoming the trending posts on YouTube website, that is proven by the number of views and likes that is obtained by the video creator. Two of the Indonesian young artists named Ringgo Agus Rahman and Sabai Dieter Morscheck, gained popularity on Youtube for creating a video series titled Pesan Untuk Bjorka. The video encompass messages to be given to Bjorka when he is entering certain phases in life such as when facing the adolescent period, several tips in choosing the life partner, and the moment of family togetherness. By the time the video was uploaded on YouTube, the concepts of the video and the production process was being criticized by the Indonesian internet users. The critics are pointed to Ringgo Rahman and Sabai Morscheck, because the Indonesian internet users were questioning the purpose of the videos, whether the videos were made for entertainment or advertisement.The use of sponsor in the production and the effect for underage viewers who are watching the videos are the main critics. The university students ages 20 to 22 are selected as the sample for this study. The result of this study found that the purpose of the videos Pesan Untuk Bjorka The Cycle of Life in Time Capsules, are created for entertainment. Despite of the negative reactions given by the YouTubers, the implications to be used to learn more about medium of construction and social reality is a major content.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Irma F.
Abstrak :
Belakangan ini para produsen menyadari bangunnya sebuah pangsa pasar yang potensial, yakni pasar anak-anak. Hal ini dibuktikan dengan membanjirnya barang-barang produksi yang khusus ditujukan bagi mereka, seperti pasta gigi, shampoo, dan sebagainya. Pasar ini menjanjikan karena mempunyai prospek yang besar, sebab anak menempati prosentasi yang cukup besar dari seluruh penduduk Indonesia. Keluguan anak serta rasa ingin tahu yang besar sering membuat anak mudah sekali tergoda. Jika seorang anak tergoda untuk memiliki produk yang diiklankan, maka biasanya mereka meminta serta berusaha mempengaruhi orang tuanya supaya mau membelikan produk tersebut. Kemampuan anak sebagai faktor yang mempengaruhi inilah yang menyebabkan pengusaha memasarkan produknya dengan memanfaatkan keluguan anak. Karena melihat fakta di atas, maka penulis tertarik untuk mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh anak terhadap pembelanjaan orang tua yang terutama dilihat dan nilainya. Sebagai faktor yang bisa menambah pengaruh, penulis melihat bahwa selain iklan (terutama iklan TV); teman, usia anak, serta pendidikan dalam keluarga juga turut berpengaruh terhadap kemampuan anak untuk menjadi faktor yang mempengaruhi dalam pembelanjaan orang tuanya. Sedangkan sebagai pelengkap, penulis ingin juga mengetahui bagaimana perlindungan anak terhadap iklan-iklan yang memanfaatkan anak tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei sebagai data primer untuk mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh iklan TV, teman, serta usia anak; terhadap 40 orang anak kelas 4 dan kelas 6. Sedangkan untuk mendapat gambaran mengenai pendapat para orang tua terhadap influence anak mereka, serta pendapat pihak-pihak yang berkepentingan dengan 0 kesejahteraan anak yakni psikolog anak, YKAI, dan YLKI; maka digunakan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa iklan TV berpengaruh terhadap keinginan anak untuk memiliki produk yang diiklankan (67,5 % sering ingin). Sedangkan teman yang merupakan sumber informasi ke dua setelah iklan; berpengaruh terhadap perilaku konsumen anak di segala tingkatan usia, karena anak cenderung ingin beridentifikasi dengan kelompoknya. Di lain pihak, cara orang tua mendidik anak adalah penyumbang terbesar bagi perilaku konsumen anak. Jika orang tua mendidik anaknya dengan permisif, maka anak cenderung berpotensi besar menjadi faktor yang mempengaruhi dalam pembelanjaan orang tua (41,2 % minta 4 - 5 kali dalam 2 minggu). Demikian pula sebaliknya, jika orang tua mendidik anak dengan. otoriter (40 % minta 1 kali dalam 2 minggu), sedangkan bagi orang tua yang mendidik anak secara demokratis, terdapat kecenderungan yang merata yakni berkisar antara 22,2 % (minta <1 dan 1 kali dalam 2 minggu dan 27,8 % minta 2 - 3 dan 4 - 5 kali dalam 2 minggu). Dan hasil di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh anak terhadap nilai pembelanjaan orang tua bervariasi menurut karakter orang tua. Jika orang tua lebih demokratis, maka influence anak dapat lebih dikontrol dengan baik, dan lebih mudah untuk mengadakan evaluasi. Sedangkan jika orang tua cenderung permisif, pengaruh anak dapat dikatakan besar dan bisa-bisa hampir menghabiskan setengah uang belanja hanya dalam 1 akhir pekan. Setelah karakter orang tua, barn kemudian iklan TV dan lingkungan teman menyumbangkan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen anak yang memungkinkan anak menjadi faktor yang mempengaruhi dalam pembelanjaan orang tua. Namun demikian hasil-hasil di atas tidaklah terlalu mengherankan mengingat minimnya pendidikan mengenai perilaku konsumen yang baik pada anak, entah dari orang tua ataupun dari sekolah; serta kurang efisiennya peraturan-peraturan yang ada sekarang (baik dari persatuan perusahaan iklan atau dari pemerintah) sehingga belum dapat melindungi anak dari eksploitasi iklan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4196
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eriyani Kurnita
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin pentingnya fungsi kemasan sebagai media komunikasi serta ketertarikan peneliti terhadap desain kemasan. Untuk itu peneliti memilih satu jenis produk yang masih dalam kategori baru luncur (pada saat penelitian dilakukan) dan memiliki desain kemasan yang unik, guna melihat bagaimana hubungan antara persepsi visual tentang desain kemasan dan minat beli terhadap produk, serta bagaimana faktor persepsi tentang harga jual dapat mempengaruhi hubungan antara kedua variabel tersebut. Produk yang dijadikan objek penelitian adalah mie instant dengan merk Cinta-mi, sebagai produk mie instant merk baru luncur di pasaran (path saat penelitian dilakukan) dan mempunyai desain kemasan yang lain dari desain kemasan para kompetitornya. Beberapa teori yang berkaitan dengan persepsi, antara lain menurut Henry Assael, teori tentang desain kemasan produk oleh Herbert M. Meyer, teori tentang perilaku konsumen antara lain oleh James F. Engel, dan beberapa teori pendukung lainnya, digunakan untuk membuktikan hipotesa penelitian bahwa wanita konsumen yang mempunyai persepsi positif terhadap desain kemasan produk cenderung berminat untuk membeli produk, juga sebaliknya. Selain itu, faktor persepsi tentang harga jual produk dijadikan sebagai variabel kontrol (variabel penekan) dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif yang menggunakan metode penelitian survei Populasi penelitian adalah wanita konsumen mie instant yang datang berbelanja mie instant di Pasar Swalayan Hero cabang Bogor, dengan sampel penelitian sebesar 100 responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik penarikan sampel nonprobabilita secara kebetulan (accidental) terhadap wanita konsumen yang sedang berbelanja mie instant. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur/kepustakaan dan tanya jawab dan diskusi dengan pihak yang kompeten. Selain statistik univariat, uji bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi-kuadrat (Chi-Square) dan uji multivariat dilakukan dengan menggunakan regresi logistik (Logistic Regression). Dari data lapangan yang diperoleh diketahui bahwa: 1). terdapat hubungan antara persepsi visual tentang desain kemasan produk dan minat membeli produk. Dengan demikian hipotesa penelitian yang menyatakan bahwa wanita konsumen yang mempunyai persepsi positif terhadap desain kemasan produk cenderung berminat membeli produk, diterima dan 2). faktor persepsi tentang harga jual produk tidak berpengaruh sebagai variabel kontrol (variabel penekan). Dengan demikian hipotesa penelitian yang menyatakan bahwa persepsi tentang harga jual produk dapat mempengaruhi hubungan antara persepsi visual tentang desain kemasan dan minat membeli produk, ditolak.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library