Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joko Suryanto
Abstrak :
ABSTRAK
Kecenderungan yang terjadi adalah penguasaan pengangkutan produk oleh armada asing, dimana data menunjukkan bahwa armada nasional hanya menguasai 3,52 persen dari muatan untuk ekspor sedangkan armada asing menguasai 96,48 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya terdapat peluang yang besar bagi armada nasional untuk mengangkut muatan barang ekspor, bila pangsa pengangkutan dapat direbut dari armada pelayaran asing. Untuk dapat melakukan hal tersebut, maka segenap potensi nasional, baik pemerintah maupun dunia usaha harus bekerja sama secara sinergi.

Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini akan melihat bagaimana kegiatan pelayaran dalam mempengaruhi kinerja perdagangan secara makro hal lain yang diketengahkan adalah menyangkut kondisi pelayaran nasional dan sarana penunjangnya dewasa ini.

Analisis penelitian dilakukan dengan metoda deskriptif analisis atas dasar teori perdagangan internasional dengan didukung oleh data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melalui tehnik wawancara mendalam (in-depth interview) sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait berupa data distribusi angkutan ekspor-impor dan statistik perhubungan.

Hasil analisis diperoleh gambaran bahwa perkembangan pelayaran pada dekade tahun 1980-an mengalami perkembangan yang pesat hal ini di sebabkan karena deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah (PAKNOV-21 Tahun 1988). Deregulasi tersebut hanya berdampak kecil pada aspek armada pelayaran (komposisi terbesar armada buatan tahun 1980-1989), sedangkan faktor penunjang seperti sarana dan prasarana pelabuhan belum terpecahkan (Sukarna Wiranta 1998;11) memberikan gambaran tingkat efisiensi pelabuhan Indonesia tahun 1998 sebesar 2 juta TEU's/tahun kontainer sedangkan Singapura 14 juta TEU's/tahun kontainer).

Eksistensi perusahaan pelayaran nasional masa depan sangat tergantung dari daya saing masing-masing perusahaan yang di dukung oleh sumberdaya manusia serta dukungan pemerintah. Kegiatan transportasi taut khususnya bongkar muat sangat mementingkan efisiensi dan efektifitas (turn round time) yang terkait dengan penyelenggaraan sarana dan prasarana pelabuhan.

Kinerja usaha jasa transportasi laut nasional masa depan diharapkan dapat meningkat, agar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk mewujudkan hal tersebut upaya yang dapat dilakukan adalah kerjasama dengan pelayaran asing (kemitraanlaliansi), pengembangan sarana dan prasarana yang lebih efisien, penataan aspek hukum dan tidak kalah penting adalah pencarian sumber dana alternatif agar dapat mengembangkan armada nasional.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aviliani
Abstrak :
Penelitian ini merupakan suatu tinjauan atas perilaku manajerial bank terhadap kinerja bank. Kepentingan penelitian ini bertalian dengan badan usaha milik pemerintah khususnya bank, yang di dalam kondisi deregulasi masih menunjukkan kinerja yang rendah. Kondisi ini karena adanya perbedaan struktur kepemilikan (bank pemerintah, bank swasta nasional dan asing) yang berakibat pada perbedaan perilaku manajerialnya. Sebagaimana hasil penelitian Davies di Australia penyebab terjadinya perbedaan perilaku manajerial bank karena struktur kepemilikan dan biaya transaksi. Oleh karena itu, pengkajian terhadap perilaku manajerial bank dilakukan dengan permasalahan (l.) Bagaimana pengaruh perbedaan struktur kepemilikan terhadap kinerja dan biaya transaksi bank, serta bagaimana perbedaan perilaku manajerial bank dilihat dari kinerja dan biaya transaksi. Pengkajian terhadap masalah tersebut dilakukan terhadap bank-bank devisa yang berdiri sejak sebelum deregulasi 1983, baik bank pemerintah, bank swasta nasional dan bank asing. Untuk menguji struktur kepemilikan terhadap kinerja bank digunakan dua macam pendekatan yaitu melalui analisis likuiditas (loan to assets, effect to asset, deposits growth) dan rentabilitas (profit to assets dan profit to deposits). Dengan periode tahun 1984-1992. Estimasi modal digunakan metode regresi variabel boneka (standard dummy variable regression approach) sedangkan data yang dipakai adalah data gabungan (polling data), yang merupakan penggabungan data antara slang (cross section) dengan data runtun waktu (time series). Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kepemilikan mempengaruhi kinerja, biaya transaksi dan perilaku manajerial bank. Dengan hasil bahwa kinerja bank swasta nasional dan asing lebih baik dari bank pemerintah, dan biaya transaksi bank swasta nasional dan asing lebih rendah dari bank pemerintah. Kondisi tersebut cerminan perilaku manajerial bank swasta nasional dan asing lebih risk averter dari bank pemerintah yang lebih risk taker. Hasil ini merekomendasikan kepada pemerintah dalam jangka pendek, pembenahan manajemen melalui reorganisasi dan penyempurnaan sistem prosedur, melibatkan konsultan dan memberikan otonomi dalam pengelolaan kegiatannya. Pada tahap jangka panjang diharapkan semua bank pemerintah melakukan go publik.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Abbas Ras
Abstrak :
ABSTRAK
Industri kecil bagian komponen kendaraan bermotor roda dua mampu menghasilkan produksi dengan mute standar dan harga bersaing, namun menghadapi keterbatasan peluang pasar dan pemantapan keterampilan tenaga kerja dalam mengantisipasi kemajuan teknologi produksi.

Keterbatasan peluang pasar tersebut karena pangsa pasar (market share) dikuasai industri besar, dengan memproduksi sendiri (integrasi vertikal) dan impor dari prinsipal.

Industri kecil memiliki akses ke dalam mekanisme pasar komponen kendaraan bermotor roda dua, melalui hubungan kemitraan dengan industri besar.

Hubungan kemitraan secara bisnis antara industri kecil dan industri besar, sejalan teori hubungan antar organisasi (interorganizational relations) dengan saling menguntungkan kedua belah pihak.

Berlandaskan teori hubungan antar organisasi dimaksud, transaksi sistem sub kontrak menjadi kesepakatan bersama dimana industri kecil sebagal sub kontraktor dan industri besar selaku kontraktar.

Dengan transaksi sistem sub kontrak, industri kecil memperoleh pangsa pasar dan merupakan pencadangan pasar atau pasar andalan (captive market). industri kecil juga mendapatkan perlindungan (dalam artian bimbingan berupa pendidikan dan latihan teknologi produksi dan teknologi tepat guna), untuk memenuhi persyaratan transaksi sistem sub kontrak menyangkut jumlah, mutu, hargadan jadwal penyerahan.

Hasil penelitian lapangan terhadap 1B industri kecil pelaku transaksi sistem sub kontrak, mencerminkan temuan sebagai berikut : 1. industri kecil memperoleh pencadangan pasar dengan jumlah order berkisar BI -- 92% dari kemampuan produksi, dan tingkat penolakan 1 - 2%; 2. industri kecil mendapatkan perlindungan (bimbingan teknologi produksi dan pengawasan mutu langsung di lokasi) setiap minggu selama 2 jam oleh seorang petugas Gugus Kendali Mutu PT Honda Federal, di samping bimbingan berkala lainnya dari Yayasan Dharma Bhakti Astra dan Klinik Industri. 3. Industri kecil mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi, serta memantapkan penguasaan tenaga Feria dalam kemajuan teknologi untuk mengoperasikan mesin dan peralatan produksi. 4. industri kecil dapat mempertahankan kesinambungan usaha dengan pemanfatan lebih efektif terhadap sumber yang dimiliki, untuk ketertiban proses dan kelancaran produksi.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Prio Adi Sulistyo
Abstrak :
Persaingan dalam dunia bisnis Departement Store makin meningkat dengan bertambahnya organisasi yang terjun ke dalam bisnis ini dengan mutu yang semakin baik. Dengan persaingan yang begitu ketat sekarang ini, menuntut setiap perusahaan untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungannya. Perusahaan yang tidak mampu melakukan hal ini tentunya akan menjadi tertinggal. Oleh sebab itu, setiap informasi yang berasal dari lingkungan perusahaan menjadi sangat penting guna penyusunan strategi penyesuaian yang akan dilakukan. Hal demikian juga berlaku bagi Sarinah Departement Store. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis informasi yang dibutuhkan oleh Sarinah Departement Store sehingga terlihat elemen-elemen lingkungan yang mempengaruhi perusahaan tersebut. Selain itu penelitian ini juga bermaksud menggambarkan rancangan organisasi dan pola komunikasi yang diterapkan perusahaan berkaitan dengan informasi sebagaimana dimaksud di atas. Penelitian penulis dengan pendekatan yang bersifat kualitatif, melalui pengumpulan data lewat observasi, wawancara terarah, dan wawancara kuesioner terhadap 5 orang responden memberikan gambaran bahwa Sarinah Departement Store membutuhkan informasi yang berkaitan dengan elemen tenaga kerja, kondisi keuangan, pesaing, teknologi, bahan baku, serta pemasok. Selanjutnya, dalam mengelola setiap informasi yang masuk berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan tadi, Sarinah Departement Store merancang organisasinya dengan menempatkan inti perusahaan sebagal unit utama dan pusat dari setiap proses pengolahan informasi dan pengambilan keputusan. Hasil dari pengolahan tersebut, biasanya berapa kebijaksanaan tertentu, disampaikan kepada Divisi untuk dilaksanakan. Berdasarkan rancangan demikian, maka pola komunikasi perusahaan ini dapat digolongkan ke dalam kelompok pola komunikasi yang berbentuk rantai (chain), karena arus komunikasi berlangsung dari atas ke bawah melalui saluran yang resmi serta pengambilan keputusan yang disentralisasikan pada inti perusahaan. Persoalan muncul berkaitan dengan masalah waktu dalam pembuatan keputusan dan penyebarannya yang dinilai masih terlalu lama, sehingga langkah-langkah yang dinilai harus segera diambil menjadi terlambat. Ini berarti keterlambatan perusahaan untuk menyesuaikan diri. Memperhatikan hal demikian, penulis menyarankan agar diberikan otonomi bagi unit-unit yang ada untuk memproses dan mengambil keputusan sesuai tingkatan informasi yang diterima. Informasi strategis oleh Direksi, Informasi manajerial oleh Divisi, dan informasi teknis oleh Bagian didukung komunikasi horisontal dan lateral serta komunikasi informal yang diciptakan dengan baik.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karel Sesa
Abstrak :
Perkembangan Kewiraswastaan Suku Bangsa Irian tidak terlepas dari pengaruh proses perubahan sosial dan pembangunan yang dialami oleh Masyarakat asli Irian di Daerah Irian Jaya. Proses perubahan tersebut dalam sistem pemerintahan atau rezime, yakni di masa Pemerintahan Kolonialisme Belanda tahun 1950-an hingga 1970-an dan masa peralihan dari pemerintahan Belanda cq pemerintahan PAD (United Nation of Temporary Authority) UNTEA kepada pemerintahan Republik Indonesia tanggal 5 Mei 1963. Akibat proses ini, berdampak terhadap perkembangan Kewiraswastaan Suku bangsa Irian. Artinya hampir semua jenis kegiatan usahanya nampak semakin terus mengalami penurunan tingkat perkembangannya. Hal ini mungkin disebabkan oleh arah dan strategi kebijaksanaan yang sangat makro sentris dan tidak sehatnya persaingan dalam dunia usaha kecil di Irian Jaya termasuk pengaruh kondisi manajemen Umum (Universal) dan kondisi spesifik (mikronya) dalam mengelola kegiatan usahanya.

Pokok permasalahan yang nampak adalah semakin tidak berkembangnya kegiatan Kewiraswastaanya.Hal ini dapat tercermin dari berbagai kegiatan usaha yang selama ini dijalankan. Dalam menelaah permasalahan ini dilakukan penelitian interpretatif dan eveluatif. Jenis penelitian ini dimaksudkan agar penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan (in-put) bagi upaya perkembangan dan pembinaan dunia usaha khususnya para pengusaha kecil atau wiraswastawan Suku bangsa Irian. Sedangkan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis kualitatif karena mendapatkan sejumlah informasi dari para responden yang diteliti.

Fokus pembahasan Teoritis yang berkaitan dengan Kewiraswastaan (Entrepreneurship) suku, khususnya suku bangsa Irian ditinjau dari segi ekonomi, segi sosiologis, dan segi budaya. Hasil temuan (Finding) mencakup dua kondisi pengaruh yaitu: (I.) Manajemen Umum (Universal) yang meliputi a) Kekurangan modal usaha terutama kredit perbankan sangat cenderung mempengaruh perkembangan kegiatan usahanya, b) Tidak tersedianya bahan Baku dan Penolong sangat cenderung mempengaruhi dalam mengelola kegiatan usahanya, c) Sikap mental menghindari tanggub jawab atau penanggung resiko sangat canderung mempengaruhi perkembangan kegiatan usahanya selama ini, d) dalam mengelola manajemen usahanya sangat cenderung berazas kekeluargaan atau secara kebiasannya, e) masih tidak teratur dan kontinyu pembinaan dan Penyuluhan terutama pelaksanakan pendidikan dan latihan (diktat) manajemen dan pemasaran oleh instansi tehnis, sangat cenderung mempengaruhi perkembangan kewiraswastaan suku bangsa Irian dalam mengelola kegiatan usahanya f) Akibat pengaruh di masa silam/lalu sangat cenderung mempengaruhi para wiraswastawan suku bangsa Irian dalam mengelola berbagai kegiatan usahanya g) faktor rendahnya tingkat pendidikan juga sangat cenderung masih mempengaruhi dalam mengelola kegiatan usahanya, dan h) faktor tingkat Penghasilan nampak juga sangat cenderung mempengaruhi dalam mengelola kegiatan usaha mereka. (2) Kondisi Spesifik (Mikro) meliputi: 1) Beban tanggungan sosial atau tanggungan keluarga yang melebih pertimbangan ekonomi, sehingga perhatiannya terhadap perkembangan kegiatan usahanya sedikit sekali, 2) kegiatan berusaha selalu didasarkan pada kebutuhan yang sangat mendesak. Artinya kalau terasa ada kebutuhan yang cukup mendesak barulah kegiatan usahanya dijalankan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut, 3) kegiatan berusaha sebagian besar bersifat turun-temurun khusus pengrajin, dan 4) sebagian besar para pengusaha suku bangsa Irian bersifat individualis yang nampak juga berpengaruh terhadap pengelolaan kegiatan usahanya. Selain itu, permasalahan dalam Pengembangan Sektor Industri di Daerah Irian Jaya ada dua bagian, yaitu pertama, masalah yang dihadapi Pengusaha Industri dan, kedua Masalah Intensitas Kegiatan Pembinaan oleh instansi teknis Kanwil Departemen Perindustrian Propinsi, Irian Jaya.

Sedangkan Implikasi Kebijaksanaan dan Saran masing-masing mencakup; aspek pendidikan dan pelatihan, aspek pemasok bahan baku dan penolong, aspek permodalan bagi para wiraswasta suku bangsa Irian harus dapat disediakan kredit perbankan. Hal ini berkaitan erat dengan filosofinya bahwa:"apabila seseorang dapat memberikan sesuatu berupa barang atau uang dalam jumlah tertentu kepada orang lain, maka orang ini akan mengembalikan barang atau uang tersebut dalam jumlah yang sama besarnya kepada orang tersebut yang selalu bersifat kompetitif dan dilakukan secara turun-temurun" aspek pemasaran perlu ditekankan pada kreativitas (Creativity Push) untuk dapat memecahkan masalah lokal dan aspek tenaga kerja,bagi para pengusaha suku bangsa Irian harus disusun paket-paket (materi manajemen) pendidikan dan latihan manajemen dan pemasaran. Saran-saran kepada: 1. pihak wiraswastawan agar berusaha menghindari motivasi kerja yang lebih cenderung pada motivasi sosial dari pada ke motivasi ekonomi, serta perlunya meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengelola usahanya terutama pemanfaatan kredit perbankan. 2. pihak Kanwil agar menyiapkan tenaga pelatihan untuk bidang usaha tertentu dan melakukan monitoring yang teratur dan terusmenerus.

Kesimpulan mencakup (A) Pengaruh kondisi Fungsi Manajemen Umum (Universal ), dan (B) Pengaruh Kondisi Spesifik (mikro) yang pada umumnya sangat cenderung masih terus-menerus mempengaruhi perkembangan kewiraswastaan suku bangsa Irian dalam mengelola berbagai kegiatan usahanya di Daerah Irian Jaya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Pitoyo Adhi
Abstrak :
Masalah penelitian ini adalah: bagaimana PT KOMPAS mengelola budaya intra organisasinya sehingga dapat bertahan dan berkembang. Terlebih dahulu ditentukan model penelitian dan paradigma budaya yang dipakai dalam penelitian ini. Model penelitian seturut sifat pengamatan atas budaya (Morgan 1986:139), menggunakan model interaktif (Ghauri, 1995:96). Paradigma budaya yang dipakai adalah antropologi kritis, hasil upaya sintesis atas dua pandangan mengenai budaya yaitu pandangan saintifik dan antropologis (Bate 1994). Mengikuti saran Hofstede (1991;1994) Jankowicz (1991) dan Ghauri (1995), metode dan teknik penelitian adalah pragmatis baik kuatitatif maupun kualitatif. Sampel sebanyak 25% atau 61 responden.

Alat analisis dan teori yang dipakai adalah The Compass Model/TCM (Hall, 1995). Beberapa teori pendukung juga dipakai sebagai alat bantu dalam analisis yaitu: Konstruksi Sosial (Peter Berger dalam Brouwer, 1984), Historisitas Budaya (Bale, 1994), Adaptasi dan Integrasi (Schein, 1992), dan Otoritas Politik dalam Industri Surat Kabar (Hofstede, 1994) TCM adalah suatu alat untuk mengukur interaksi budaya perusahaan dengan menggunakan dua sumbu yaitu asertif dan responsif. Teori-teori pendukung dipakai untuk menafsirkan hasil analisis tersebut dalam konteks yang Iebih luas yaitu ekonomi politik dan historisitas.

Dalam penelitian ini dipetakan interaksi tujuh-unit kerja dalam PT Kompas Media Nusantara yaitu: Pimpinan, Redaksi, Iklan, Sirkulasi, SDM, Teknik Informasi dan Litbang. Hasil analisis antara Iain menunjukkan (1) kesesuaian antara gaya budaya unit kerja dengan peran/fungsi mereka dalam keseluruhan manajemen perusahaan (2) fungsi sentral pimpinan dalam proses integrasi dan adaptasi (3) mendukung teori budaya sebagai hasil dari konstruksi sosial.

Disarankan bahwa strategi pengelolaan interaksi budaya yang berorientasi bade perubahan budaya Iebih sulit dilaksanakan karena menuntut perubahan peran unit kerja dalam perusahaan. Sedangkan strategi pengeloiaan interaksi budaya yang berorientasi pada pemberdayaan gaya budaya Iebih mungkin dijalankan.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Irine Magdalena
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini mengevaluasi manajemen komunikasi yang menekankan pada sosialisasi kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan reklame di DKI Jakarta. Teori dasar penelitian ini adalah evaluasi manajemen komunikasi pada kebijakan pemerintah. Melalui paradigma post-positivism, peneliti merujuk pada wawancara dengan pelaksana kebijakan dan dokumen yang menempatkan Pemda DKI Jakarta dan pengusaha reklame sebagai subyek dalam mengevaluasi manajemen komunikasi kebijakan reklame dengan memfokuskan pada proses sosialisasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa manajemen komunikasi pada proses sosialisasi mengenai kebijakan reklame masih mengalami kendala pada tahap perencanaan, perizinan dan pengawasan serta penertiban karena berdasarkan hasil evaluasi terdapat strategi general context pada budget, time table,dan strategi communication belum tercapai sedangkan strategi general context pada target public dan reasoning of program tercapai.
ABSTRACT This research evaluates communication management which emphasizes on socialization government policy, emphasizes on socialization of government policy especially advertising policy in DKI Jakarta. The main theory of this observation is evaluation of communication management. Through this post positivism paradigm, the observer refers to interview with implementer of the policy and documents which place local government of DKI Jakarta and advertising company as subjects in evaluating communication management of advertising policy which is focusing on socialization process the observation show that communication management in socialization process about advertising policy still has some obstacle in planning licensing and monitoring also demolition because it?s based on evaluation result there are strategies of general context in budget, time table and communication strategy which hasn?t been achieved although there are strategy in general context on public target and reasoning of program which has been reached .
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T45448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Eko Abrian Kusuma
Abstrak :
Penelitian ini menjabarkan penerapan strategi komunikasi pemasaran terpadu pada produk sepeda motor Yamaha New Fino 125 Blue Core yang memiliki positioning sebagai sepeda motor khusus wanita. Adanya positioning baru produk ini membuat terjadinya perubahan segmen dan target produk, dari pendahulunya yang bernama 'Yamaha Fino' yang menyasar pria dan wanita, menjadi produk yang menyasar wanita saja secara spesifik, dan hal tersebutlah yang menjadi latar belakang masalah pada penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif sedangkan data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari wawancara mendalam. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa Yamaha selaku produsen sepeda motor menerapkan strategi komunikasi pemasaran terpadu yang terdiri atas advertising, sales promotion, event & experience, public relations & publicity, direct & interactive marketing, word of mouth marketing, serta personal selling. Selanjutnya penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan berguna bagi Yamaha dalam penerapan strategi komunikasi pemasaran terpadu. ...... This study describes the application of integrated marketing communication strategy on Yamaha New Fino 125 Blue Core Motorcycles, which has positioning product as a specialized motorcycle for woman. The new positioning of product that a changed the target and segments, from previously named 'Yamaha Fino' targeting man and women, into products specifically targeting women only, and that is exactly what the background problem in this study. The method used in this study used a qualitative descriptive approach, and data used is primary data gathered from in-depth interviews. From the research, it is known Yamaha as the motorcycle manufacturers implement integrated marketing communication strategy consisting of advertising, sales promotion, event and experience, public relations and publicity, direct and interactive marketing, word of mouth marketing, and personal selling. Researcher give some suggestions are expected to be useful for Yamaha in the implementation of integrated marketing communication strategy.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhariandi Rachmatullah
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sumber daya dan kapabilitas sebagai sumber keunggulan kompetitif pada Jakarta Design Center. Dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif, tehnik pengambilan data dengan cara wawancara dan dokumentasi data sekunder, dan penggunaan Resource-Based View RBV dengan kerangka kerja VRIO, yang terdiri dari bernilai, langka , tidak mudah ditiru , dan terorganisasi dengan baik oleh perusahaan, maka didapatkan hasil penelitian bahwa terindentifikasi tiga belas jenis sumber daya dan lima belas kapabilitas yang dimiliki oleh Jakarta Design Center. Empat sumber daya dan lima kapabilitas diantaranya memenuhi kriteria VRIO sehingga dapat dijadikan sebagai sumber keunggulan bersaing.
The purpose of this research is to analyze resources and capabilities as source of competitive advantage at Jakarta Design Center. With using qualitative type of research, data collection using interview and secondary data documentation and using Resource Based View RBV approach with VRIO framework which is consisting of value, rare, imperfectly imitable and organization, the result of this research said that thirteen resources and fifteen capabilities has been identified at Jakarta Design Center. Four resources and five capabilities are meet with VRIO criteria that can be count as source of competitive advantage.
Universitas Indonesia, 2017
T48778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karo, Artha Putri Br
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh bauran pemasaran jasa pendidikan tinggi terhadap ekuitas merek universitas XYZ. Penelitian ini menggunakan pilihan elemen price, promotion, people, dan, physical evidence sebagai dimensi dari bauran pemasaran jasa pendidikan tinggi, dan elemen brand awareness, brand image, perceived quality, dan brand loyalty sebagau dimensi dari ekuitas merek universitas. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan sampel sebanyak 266 orang dari mahasiswa universitas XYZ, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Penelitian ini diolah dengan aplikasi statistik SEM (Structural Equation Modelling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen bauran pemasaran jasa pendidikan tinggi yang memiliki pengaruh positif terhadap ekuitas merek universitas XYZ adalah elemen price terhadap perceived quality, elemen people terhadap brand image, elemen people terhadap brand loyalty, elemen physical evidence terhadap brand awareness, dan elemen physical evidence terhadap perceived quality. Sedangkan elemen bauran pemasaran jasa pendidikan tinggi yang tidak memiliki pengaruh positif terhadap ekuitas merek universitas XYZ adalah elemen price terhadap brand awareness, elemen price terhadap brand image, elemen price terhadap brand loyalty, elemen promotion terhadap brand awareness, elemen promotion terhadap brand image, elemen promotion terhadap perceived quality, elemen promotion terhadap brand loyalty, elemen people terhadap brand awareness, elemen people terhadap perceived quality, elemen physical evidence terhadap brand image, elemen physical evidence terhadap brand loyalty.
ABSTRACT
This study discusses the effect of the marketing service mix of higher education on XYZ university brand equity. This study uses the choice of price, promotion, people, and physical evidence elements as dimensions of the service marketing mix of higher education, and elements of brand awareness, brand image, perceived quality, and brand loyalty as dimensions of university brand equity. This research is a quantitative research with a sample of 266 people from XYZ university students, the data collection technique used is by distributing questionnaires to students. This research is processed by statistical application of SEM (Structural Equation Modeling). The results showed that the service marketing mix of higher education which had a positive influence on the brand equity of university XYZ were price elements of perceived quality, elements of people towards brand image, elements of people towards brand loyalty, elements of physical evidence towards brand awareness, and physical evidence elements towards perceived quality. While the service marketing mix of higher education that do not have a positive influence on the brand equity of university XYZ is the price element of brand awareness, the price element of the brand image, the price element of brand loyalty, the element of promotion to brand awareness, the element of promotion to brand image, promotion elements to perceived quality, elements promotion of brand loyalty, elements of people towards brand awareness, elements of people towards perceived quality, elements of physical evidence towards brand image, elements of physical evidence towards brand loyalty.
2018
T51678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>