Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S4443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Andreas Martin
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1984
S4445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1984
S4447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desiria Ekarini Ramadani
Abstrak :
Pada masa sekarang ini bidang pariwisata mendapat perhatian khusus di seluruh dunia. Indonesia juga ikut berpartisipasi menggalakkan pariwisata dengan Visit Indonesia 1991. Semakin meningkatnya usaha memajukan pariwisata, mengakibatkan tuntutan masyarakat terhadap sarana dan fasilitas yang ada menjadi tinggi. Tempat menginap atau hotel adalah salah satunya. Persaingan yang semakin keras dalam dunia perhotelan menyebabkan setiap hotel berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan dan produk wisata yang terbaik agar citra yang baik dapat lahir dan secara finansial hotel mendapat pemasukan bertambah. Yang berperan sebagai komunikator dalam menyampaikan pesan tentang produk dan jasa dalam hotel adalah Humas. Citra yang positif pada suatu industri perhotelan akan memberikan nilai dan sekaligus memberikan ciri khusus yang membedakan hotel tersebut dengan hotel lainnya. tambah Berangkat dari pentingnya citra yang positif terhadap suatu usaha, penulis ingin memberikan suatu gambaran mengenai citra khalayak terhadap Sahid Jaya Hotel Tower. Citra yang tergambar adai ah hasil komunikasi Humas dan pengalaman khalayak pada waktu mereka berkunjung ke hotel. Sampel Sengaja (Purposive Sample) adalah sampel yang digunakan pada penelitian ini, yaitu semua orang yang berusia 17 tahun keatas dan pernah menggunakan fasilitas Sahid Jaya Hotel dan Tower. Alasan pemilihan umur 17 tahun keatas karena menurut Undang Undang Kesejahteraan Anak No.VI/1974 seseorang dinyatakan dewasa. Penarikan sampelnya dilakukan secara kebetulan (accidental ) , maksudnya orang-orang yang diketahui oleh penulis memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, langsung saja dijadikan responden, jumlahnya sebanyak 80 orang. Citra khalayak diukur melalui empat aspek yaitu informasi, pelayanan, suasana dan fasilitas sebagai aspek-aspek yang berperan besar dalam dinamika usaha perhotelan. Metode yang digunakan untuk mengukur citra adalah Semantic Differensial yang disajikan dalam bentuk grafik. Sedangkan untuk menggambarkan komposisi responden tentang kelamin, jenis pekerjaan, latar belakang responden dan jalur informasi digunakan usia, jenis kunjungan tabel frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra diberikan oleh khalayak terhadap Sahid Jaya Hotel dan Tower yang secara keseluruhan adalah positif. Wa 1aupun secara umum bersifat positif, namun tampak bahwa aspek citra tentang fasilitas dengan butir Sahid Tour memiliki citra yang paling rendah dibanding dengan yang lain. Ini disebabkan karena Sahid Jaya Hotel dan Tower mengkhususkan pemasaran pada Holding Company sebagai target market dan tidak terlalu pada pemasaran person to person. Kalaupun secara pribadi turis asing maupun lokal menginap, biasanya sudah diorganisir oleh agen perjalanan tertentu sehingga Sahid Tour kurang begitu mendapat tanggapan. Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa khalayak memiliki citra positif dengan nilai terbesar untuk aspek pelayanan dengan kategori ramah tamah dan atensi terhadap tamu. Ciri keramah-tamahan budaya Indonesia melekat pada Sahid Jaya Hotel dan Tower, terbukti dari hasil akhir yang ada pada penelitian ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S4188
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eriana Widya Puspa
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Tetty Nenny Andriany
Abstrak :
Setiap pebisnis di segala bidang usaha dituntut untuk menggunakan berbagai strategi agar dapat menang dalam pasar persaingan. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh bidang-bidang usaha yang bersifat nasional atau multinasional, tetapi juga para pebisnis lokal. Berkembang mengikuti pertumbuhan teknologi, persaingan pasar setiap usaha semakin ketat. Setiap bidang usaha saling mengejar meningkatkan mutu produk dan pelayanannya didukung dengan kecanggihan teknologi sehingga menghasilkan berbagai produk yang serba cepat, efisien dan memuaskan. Keadaan ini membuat para pemakai produk (konsumen) juga semakin terbuka terhadap berbagai pilihan produk di hadapan mereka. Berdasarkan keadaan ini membuat para pebisnis semakin menyadari bahwa kuat lemahnya suatu bidang usaha dalam pasar persaingan bukan lagi ditentukan oleh ragam produk melainkan oleh puas tidaknya konsumen terhadap perusahaan tersebut. Para pebisnis tidak lagi begitu mudah mencari konsumen, karena justru para pebisnis dituntut untuk dapat mempertahankan konsumen khususnya para langganan yang bernilai. Dengan adanya kesadaran ini, muncul sate pemikiran bahwa kekuatan usaha suatu perusahaan tidak lagi memfokuskan pada keanekaragaman produk, keefisienan sistim kerja, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan produk semata tetapi kegiatan keseluruhan perusahaan sudah harus difokuskan pada kepentingan konsumen. Perusahaan sudah hams memfokuskan perhatian pada konsumen atau disebut customer-oriented company. Pemikiran ini membuka pandangan para pebisnis bahwa untuk dapat bertahan, berkembang atau memimpin adalah memperhatikan apa yang terpenting pada pelanggan. Salah satu perwujudan customer-oriented company adalah melalui sistim layanan pada pelanggan. Untuk dapat mempertahankan pelanggan, pebisnis mencari satu bentuk layanan yang baik yaitu yang dapat memperhatikan kepentingan pelanggan secara maksimal. Melalui pemikiran para ahli pemasaran mucul suatu pelayanan yang berkualitas disebut pelayanan prima (Service of Excellent), Hotel Pangrango Bogor sebagai salah satu hotel lokal yang berada di Bogor berusaha untuk dapat mempertahankan keberadaannya sebagai hotel berbintang dengan mengandalkan pelayanan. Usahanya untuk memberikan pelayanan yang berkualitas sebagai salah satu perwujudan customer-oriented company digunakan oleh Hotel Pangrango sebagai suatu cara menarik minat pelanggannya, di mana daya tarik yang diberikan lewat pelayanan tersebut pada akhimya mempengaruhi terbentuknya citra pelanggan terhadap Hotel Pangrango. Usaha-usaha Humas Hotel Pangrango untuk menarik perhatian pelanggan lewat bentuk layanan yang diberikan kepada pelanggan bisa dimungkinkan karena individu dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri individu tersebut. Selain itu, pelayanan berkualitas itu pun dipengaruhi oleh adanya komponen-komponen tertentu sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen sebagai pelanggan dan dipengaruhi oleh peran humas dalam mendukung penerapan pelayanan tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yongky Aryo Pratomo
Abstrak :
Saat ini, banyak sekali produk-produk minuman baru yang masuk ke pasaran. Produk minuman tersebut terdiri dari berbagai jenis kategori produk. Selain produk baru, terdapat produk minuman yang memang sudah ada di pasaran sejak lama. Sprite adalah salah satu minuman ringan siap saji yang sudah lama ada di Indonsia Agar produk Sprite dapat tetap dikenal target market-nya maka Sprite harus melakukan kampanye periklanan. Dalam kampanye periklanan, Sprite memberikan infomasi tentang produknya, juga terdapat pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak sasarannya. Salah satu media periklanan adalah televisi. Penelitian ini melihat efektifitas iklan televisi Sprite dari The Coca Cola Company pada Khalayak Sasarannya. Dalam melihat efektifitas iklan televisi Sprite, mengacu kepada Hierarchy of EJTect yang dikemukakan oleh Robert Lavidge dan Gary Steiner. Tujuan dari pendirian ini adalah ingin mengetahui efek kognitif dan afektif iklan televisi sprite pada khalayak sasarannya. Metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei. Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswasiswi SMU Sumbangsih Jakarta Selatan. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling. Berdasarkan jumlah populasi yang sebanyak 605 orang, diperoleh sebanyak 85 sampel yang akan dijadikan responden. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pada tahap kognitif terdapat 3 tahapan yang dapat disimpulkan. Pertama tahap kesadartahuan (awareness). Kesadartahuan responden pada iklan televisi Sprite dari The Coca Cola Company adalah tinggi. Semua responden pernah melihat iklan televisi Sprite. Kedua, pada tahap Pengetahuan Teknis (How to Knowledge). Pengetahuan teknis responden rendah. Rendahnya Pengetahuan Teknis ini disebabkan terlalu banyaknya versi iklan yang ditayangkan secara bersamaan Kemudian banyaknya pula informasi yang terdapat dalam iklan, serta durasi iklan yang sangat pendek (15). Hasil Pengetahuan Prinsipil (Principle Knowledge) responden terhadap iklan televisi Sprite juga rendah. Rendahnya Pengetahuan Prinsipil (Principle Knowledge) disebabkan karena pada tahap Pengetahuan Teknis (How to Knowledge) responden juga rendah. Sehingga responden tidak dapat menerima dan memahami pesan iklan secara utuh. Pada tahap afektif hasil yang diperoleh meliputi 2 tahapan, yaitu Kesukaan (Liking) dan Preferensi (Preference). Berdasarkan elemen-elemen dalam iklan televisi seperti model, setting ,unsur (Props), lagu, slogan dan warna, elemen lagu, warna, dan slogan relatif lebih disukai oleh responden daripada elemen-elemen lainnya. Preferensi Sprite dilakukan dengan cara membandingkan dengan kategori produk sejenis. Hasil Preferensi responden terhadap rasa, logo, dan keselunihan, Sprite tetap memiliki preferensi tertinggi daripada ketiga merek lainnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Kristanti
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan media di Indonesia sebagai alat komunikasi semakin maju. Begitu banyak ragam media yang bermunculan. Demikian pula dengan media cetak. Semakin banyak jenis media cetak terutama majalah yang terbit. Dimana diantaranya ada yang mengkhususkan sebagai hiburan mengenai film (televisi, video, bioskop) dan musik majalah yaitu majalah Monitor. Banyak media cetak lain yang khusus menyajikan masalah film dan musik selain majalah Monitor, misalnya majalah Vista, Citra Musik, majalah Popular. Tetapi majalah yang paling berhasil mencapai oplag tertinggi hanyalan majalah. Monitor, yaitu mencapai 800.000 eksemplar. bahkan oplag ini merupakan yang terbesar di antara media cetak yang lain. Walaupun majalah Monitor telah mencapai oplag yang paling besar, majalah Monitor tetap berusaha melakukan strategi pemasaran yang terkoordinir, yang antara lain memasang iklan terbit di media cetak setiap kali majalahnya beredar. Media cetak yang dipilih sebagai medium iklan terbit yaitu harian-harian: Kompas, Poskota, Pikiran Rakyat, Suara merdeka, Jawa Pos dan Analisa atau Waspada. Penyerapan anggaran pemasangan iklan terbit terbesar berada pada harian Kompas. Melalui iklan terbit, majalah Monitor berupaya menyampaikan pesan-pesan sehubungan dengan majalah Monitor yang baru terbit. Tetapi sebelum pesan iklan terbit majalah Monitor diterima oleh khalayak sasaran, iklan ini harus dilihat atau dibaca dahulu oleh khalayak sasarannya. Untuk mengetahui sejauh mana iklan terbit diterima oleh khalayak sasaran dapat dilakukan suatu evaluasi terhadap iklan tersebut. Yang salah satunya dapat dilakukan melalui tes pengenalan (recognition test) Berdasarkan hal tersebut di atas dan kerangka pemikiran yang diambil dari beberapa sumber, ingin diketahui bagaimana tingkat pengenalan khalayak harian Kompas terhadap iklan terbit majalah Monitor dan memperoleh gambaran hubungan antara keduanya. Adapun tes pengenalan yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Daniel Starch yang terdiri atas tiga tingkatan yaitu noted yaitu prosentase responden yang membaca harian Kompas tanggal 20 Maret 1990 dan teringat pernah melihat atau membaca iklan terbit majalah Monitor. Seen associated yaitu prosentase responden yang pernah melihat atau membaca iklan terbit majalah Monitor di harian Kompas tanggal 20 Maret 1990 dan dapat menyebutkan kembali nama produk atau nama pemasang iklan. Read most yaitu prosentase responden yang pernah melihat atau membaca iklan terbit majalah Monitor di harian Kompas tanggal 20 Maret 1990 dan membaca lebih dari 50X naskah iklannya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa responden cenderung noted dan seen associated terhadap iklan terbit majalah Monitor yang di pasang pada harian Kompas tanggal 20 Maret 1990. Tetapi untuk pengenalan lebih lanjut terhadap naskah iklan, cenderung tidak read most. karena tidak ada separuh dari responden yang read most.
1990
S3973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>