Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4431 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suharyo Sumowidagdo
Abstrak :
Sebuah model fenomenologis sederhana untuk reaksi fotoproduksi kaon yang bekerja dari energi ambang hingga energi tinggi dipelajari dan dikembangkan dalam penelitian ini. Model ini merupakan kombinasi antara model isobarik; yang bekerja pada energi menengah, dan model Regge; yang bekerja pada energi tinggi. Kombinasi dicapai dengan menggunakan formalisme Regge pada amplitudo kanal resonansi t dengan partikel pertukaran K* dan K1. Pada daerah energi menengah, diperoleh efek redaman amplitudo yang lebih baik dibandingkan penggunaan faktor bentuk hadronik. Pada daerah energi tinggi, diperoleh deskripsi yang baik untuk sudut hamburan kecil namun belum diperoleh hasil yang baik untuk sudut sangat kecil, 0.9 ≤ Cos θ ≤ 1.0. Penggunaan model ini untuk integrasi GDH sum rule memberikan kontribusi yang konvergen pada kanal reaksi fotoproduksi kaon.
Kaon Photo production in the High-Energy RegionA simple phenomenological model for kaon photo production which works from thresh-old up to the high energy region is studied and developed in this work. The model is a combination of isobaric model; which works in the intermediate energy region, and Regge model; which works in the high energy model. The combination is achieved by using Regge formalism for the t-channel resonance amplitude with exchange particles K* and K1. In the intermediate energy region, we obtain better cut-off effect compared to the use of hadronic form factors. In he high energy region, we obtain good results for small scattering angle, but the model still unable to describe the experimental data at very forward angles, 0.9 ≤ Cos θ ≤ 1.0. Integration of the GDH sum rule with this model gives a convergent result for the contributions of kaon photo production to the GDH sum rule.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T8137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jutri Taruna
Abstrak :
Data total penampang lintang terbaru SAPHIR p(γ, K +)A menunjukkan struktur resonan pada energi total pusat massa sekitar 1900 MeV. Kami menyelidiki keadaan ini dengan menggunakan model isobarik, dan mencoba membandingkan 3 jenis formalisme propagator spin 3/2, yaitu formalisme propagator Adelseck, Behrends-Pronsdal dan Pascalutsa. Kami menemukan bahwa struktur ini dapat dijelaskan dengan memasukkan resonan baru D13 pada 1895 MeV. Selain itu ternyata formalisme propagator spin 3/2 Pascalutsa memberikan hasil yang terbaik dibandingkan dengan formalisme yang lain.
New SAPHIR p(γ, K+)A total cross section data show a resonance structure at a total c.m. energy around 1900 MeV. We investigate this feature with an isobar model, and try to compare 3 models of spin 3/2 propagator of Adelseck, Behrends-Fronsdal, and Pascalutsa. We find that the structure can be well explained by including a new D13 resonance at 1895 MeV. We also find that the spin 3/2 propagator of Pascalutsa shows the best result.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Margono
Abstrak :
Telah dilakukan substitusi parsial Gd terhadap La pada sistem superkonduktor suhu kritis tinggi La1.85Sr0.15CuO4 , momen magnet Gd diharapkan akan merusak superkonduktivitas bahan dan menurunkan L. Pengukuran Tc-nya dilakukan dengan alat susceptometer. Konsentrasi Gd dari senyawa La1.85Sr0.15CuO4 bervariasi dari x = 0 sampai dengan 0.16. Hasil pengulcuran. memperlihatkan penurunan Tc yang relatif lambat. ......Partial substitution of Gd for La had been conducted in high-Tc La1.85Sr0.15CuO4 superconductor system, Gd magnetic moment was expected to reduce superconductivity and decrease critical temperature L. Tc measurement was performed by using an ac susceptometer. Gd concentration of La1.85Sr0.15CuO4 compound was varied from x = 0 up to 0.16. The result showed that L decrease was relatively slow.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Fachruddin
Abstrak :
ABSTRAK
Hilang energi muon untuk produksi e- , e+ pada tumbukan dengan materi pada energi 5 GeV sampai 10 TeV telah dihitung. Metoda yang digunakan yaitu perturbasi orde terendah relativistik dan efek recoil target tidak diperhitungkan bagi kesederhanaan masalah. Faktor bentuk atom yang dipakai yaitu faktor bentuk atom sederhana dari L. I Schiff yang dapat disesuaikan bagi semua atom dengan penentuan parameter. Proses yang dikerjakan meliputi proses elastik dan inelastik Hasilnya, (I) pada daerah energi muon ini diperlukan hanya satu parameter faktor bentuk atom sederhana untuk semua atom yaitu, parameter yang sesuai dengan model atom Thomas-Fermi tetapi, untuk energi muon datang yang lebih tinggi diasumsikan penentuan nilai parameter tertentu untuk tiap-tiap atom dengan Z kecil (Z < 5), (2) koreksi efek penabiran memperkecil hilang energi muon untuk produksi e-, e+ ; koreksi ini cukup besar dan semakin besar dengan bertambahnya energi muon datang; pada energi muon datang 10 TeV koreksi ini mencapai. ≈30% untuk hidrogen dan ≈ 50% untuk uranium; untuk materi dari atom yang lebih berat efek ini mulai muncul pada energi muon datang yang lebih rendah (3) sunbangan proses inelast ik pada hilang energi muon total pe rlu diperhitungkan dalam daerah energi muon datang ini untuk atom dengan Z ≤ 11 untuk sumbangan yang 10%.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyatim
Abstrak :
ABSTRAK
Udara yang stabil dan angin lemah merupakan kondisi-kondisi yang memudahkan untuk terjadinya gejala haze.

Adanya haze yang tebal dapat mengurangi jarak pandang dan mengganggu lalu-lintas udara, laut dan kehidupan manusia sehari-hari. Haze dapat berasal dari asap kebakaran dan partikel-partikel padat yang halus akibat musim kemarau panjang serta dari debu letusan gunung berapi.

Catatan data meteorologi menunjukkan bahwa pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober tahun 1991 wilayah Sumatera bagian selatan sampai Kalimantan bagian barat mengalami gangguan haze yang parah dengan jarak penglihatan mendatar kurang dari 1 kilometer.

Hasil analisis data suhu udara atas, arah dan kecepatan angin serta kemarau yang kering yang diikuti oleh terbakarnya hutan di beberapa wilayah Indonesia, menunjukkan bahwa wilayah-wilayah tersebut memang memenuhi kondisi untuk terjadi haze. Sedangkan akibat adanya haze yang tebal, curah hujan di wilayah-wilayah tersebut meningkat cukup besar.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anto Sulaksono
Abstrak :
ABSTRAK
Energi yang hilang dari neutrino matahari dihitung untuk interaksi dengan elektron dan nukleon melalui interaksi lemah dan elektromagnetik. Dipelajari efek massa dan osilasi neutrino pada energi yang hilang dan neutrino. Diperoleh energi yang hilang dan neutrino matahari terlalu kecil untuk menerangkan masalah neutrino matahari.

Dengan membandingkan hasil eksperimen Davis dan Kamiokande II, diprediksi momen dipol dan jari jari muatan neutrino. Dipelajari juga efek osilasi terhadap prediksi momen dipol dan jari jari muatan neutrino. Diperoleh µ dalam jangkauan sekitar (2,45 -3,14) xl0'1° p.B dan jarijari muatan neutrino dalam jangkauan sekitar (-110,0 < () < 73,63) x 10 'MeV-2. Dengan mengasumsikan neutrino -elektron berinteraksi-dengan elektron melalui interaksi lemah dan elektromagnetik, ditentukan batas bawah kontribusi laju penangkapan neutrino dari sumber B8 pada eksperimen Davis berdasarkan pengukuran Kamiokande LY'. Diperoleh laju penangkapan sebesar 1,6+0,4 SNU untuk Iv= 4 x 10''0 µB dan =0 dan laju penangkapan sebesar 1,6 ± 0,3 SNU untuk p,= 4 x 0'1° µ B dan =1,7 xlO "11 MeV. Keduanya lebih kecil dari hasil eksperimen Davis.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Jobiliong
Abstrak :
Indium tin oxide (ITO) films have been prepared by do magnetron sputtering with different partial oxygen pressure from 4 mPa to 32 mPa and different of sputter power. The thickness of ITO films were found to be 529 nm - 796 nm. The effects of oxygen partial pressure and sputtering power on the optical properties of ITO films are investigated. From transmittance and reflectance spectra from 350 nm to 800 nm, we can determined the optical parameters by the minimal function method. A visible transmission of - 90% is obtained for 10 mPa oxygen partial pressure. The real refractive index n of ITO films and the energy gap were found 2.04 - 2.22 at λ 550 nm and 2.99 eV - 3.14 eV, respectively. Typical values for the extinction coefficient k at visible range were found to be 7x 10-4 - 7x10-2.
Lapisan indium timah oksida (ITO) telah dibuat dengan proses dc magnetron sputtering dengan tekanan parsial oksigen yang diubah-ubah dari 4 mPa - 32 mPa dan daya sputtering yang berbeda. Ketebalan lapisan ITO yang didapat berkisar antara 529 nm - 796 nm. Dilakukan studi mengenai pengaruh tekanan parsial oksigen serta pengaruh daya sputtering pada sifat optis lapisan tipis ITO. Dari spektrum reflektansi dan transmitansi diantara 350 nm - 800 nm, didapat parameter-parameter optis ITO dengan menggunakan metode fungsi minimal. Untuk tekanan parsial oksigen 10 mPa didapat nilai transmisi cahaya tampak 90% Nilai index bias real n lapisan ITO dan besar celah pita energi berturut-turut adalah 2,04 - 2,22 pada λ 550 nm dan 2,99 eV - 3,14 eV. Nilai index bias imajiner k yang didapat adalah 7x 10-4 - 7x10-2.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T17289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjipto Juwono
Abstrak :
Hamburan Eta-Nukleon dan formulasi panjang hamburan ŋN telah disusun dalam kanal terkopel pN dan ŋN. Kernel persamaan gelombang relativistik mencakup kontribusi delta, D13, S11, dan S33. Amplitudo hamburan pN, atau Mpp dapat dinyatakan sebagai penjumlahan suku crossed dan direct sehingga perhitungan dapat sangat dipermudah. Mpp yang diperoleh dipergunakan untuk menghitung panjang hamburan pN. Diperoleh hasil (0, 846 + 0, 310i) fm. Hasil ini menunjukkan bahwa model unitari yang digunakan cukup baik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T3357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mersi Kurniati
Abstrak :
Jenis kecenderungan ikatan lokal atomik lapisan tipis amorf silikon karbon terhidrogenasi (a-Sit-rCx: H) hasil deposisi sputtering dengan target grafit dan silikon telah ditentukan dengan menggunakan prosedur minimasi. Prosedur minimasi dilakukan terhadap fungsi dielektrik kompleks hasil eksperimen dengan fungsi dielektrik kompleks model tetrahedron yang dikembangkan oleh Mui-Smith. Lapisan tipis a-Si1-xC1:H yang dihasilkan dengan target grafit memiliki kecenderungan ikatan lokal atomik CD (chemically disordered) sedangkan hasil dart target silikon memiliki jenis kecenderungan ikatan lokal atomik CORD (chemical ordering with homogeneous dispersion). Kehadiran void pada lapisan tipis a-Si1-xCx: H untuk kedua jenis target juga dapat diketahui dari prosedur minimasi. Jumlah void yang cenderung konstan pada lapisan tipis yang dihasilkan dengan target grafit mendukung hasil para peneliti lain bahwa jumlah void bukan dipengaruhi oleh peningkatan konsentrasi karbon tetapi karena peningkatan hydrogen. Lapisan tipis yang dihasilkan dengan menggunakan target grafit memiliki jumlah void yang lebih tinggi dibandingkan lapisan tipis yang dihasilkan dart target silikon atau lapisan tipis yang dihasilkan dengan target silikon lebih kompak dibandingkan hasil target grafit.
Determination of Local Atomic Bonding Preferences of Amorphous Silicon Carbon Deposited by 2 Sputtering Targets : Graphite and Silicon. The preferences of local atomic bonding of amorphous silicon carbon films deposited by graphite and silicon target has been determined by minimizing procedure. The experimental complex dielectric function has been minimized by complex dielectric function model developed by Mui-Smith. The preferences of local atomic bonding for films deposited by graphite target was chemically disordered (CD) whereas for films deposited by silicon target was chemical ordering with homogeneous dispersion (COHD). Minimization procedure shows the presence of voids in the films for both silicon and graphite targets. The monotonic behavior of voids with carbon concentration for films deposited by graphite target agree with other's researcher results that the amounts of void are not influenced by increasing carbon concentration but are influenced by hydrogen concentration. The films deposited by graphite target contain more voids than silicon target or films deposited by silicon target have a compact structure than graphite target.
2000
T3690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>