Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendri Busman
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Penelitian kontrasepsi pria di Indonesia masih belum banyak dilakukan. Hal ini disebabkan sulitnya pengendalian proses spermatogenesis jika dibandingkan dengan proses ovulasi. Sampai saat ini bahan atau alat kontrasepsi pria masih sangat terbatas yaitu kondom dan vasektomi. Poliester (Polyethylene terephthalate) merupakan kain/ tekstil sintetis yang memiliki potensi sebagai kontrasepsi pria karena dapat menekan proses spermatogenesis melalui mekanisme kerjanya pada tubulus seminiferus testis. Beberapa peneliti melaporkan bahwa dengan pemakaian poliester sebagai alit pembungkus skrotum dapat menimbulkan medan elektrostatik dan gangguan termoregulator skrotum sehingga menekan proses spermatogenesis. Sebagai akibatnya terjadi penurunan jumlah spermatozoa, spermatozoa maul, bertambahnya bentuk abnormal spermatozoa dan menunjukkan pengaruh degeneratif terhadap sel-sel germinal. Pemakaian poliester pembungkus skrotum bersifat reversibel setelah poliester pembungkus skrotum dilepas. Penelitian ini dilakukan terhadap 14 orang pria fertil dengan memakai poliester pembungkus skrotum selama 24 minggu. Pemeriksaan semen dilakukan setiap 3 minggu., mulai dari minggu ke 3 hingga minggu ke 24 masa perlakuan. Pemeriksaan semen meliputi penilaian fungsi integritas membran spermatozoa dengan uji HOS (Hypoosmotic Swelling Test), spermatozoa yang bereaksi akrosom positif dan penetrasi spermatozoa ke dalam getah serviks. Hasil penelitian selama perlakuan dibandingkan dengan penilaian sebelum perlakuan. Hasil dan Kesimpulan : Pemakaian poliester pembungkus skrotum manusia menurunkan fungsi integritas membran spermatozoa dengan sangat bermakna (P<0,01). Pengujian reaksi akrosom positif spermatozoa menurun dengan sangat bermakna (P<0,01). Begitu pula hasil uji penetrasi spermatozoa ke dalam getah serviks mengalami penurunan bermakna (P<0,05). Dengan demikian ke 3 hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima dan mampu menurunkan fungsional spermatozoa in vitro.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Indrawati Sukmadji
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T58491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanne Adiwinata
Abstrak :
ABSTRACT
At the department of Biology - University of Indonesia, the use of a modified von Hemel procedure in slide processing often gives incomplete metaphases due to chromosome losses during the processing. This study is to know the percentage of the incomplete metaphases, to test if the chromosome loss is influenced by chromosome size, and how far all of these will give rise to a false diagnosis. The material is a harvest of fixated blood culture from five normal female patients (46,XX). Slides were prepared from the material and "R-band" stained. Then we analyzed and searched for 115 metaphases with only one chromosome loss that could be analyzed. The result shows that 64.19 % out of 1303 metaphases were incomplete, and 9.29 % or 121 metaphases with only one chromosome loss. It is found that each chromosome has different probability of loss which depends on the size of chromosome. The smaller the chromosome, the greater the chance of loss, but all of these do not lead to any false diagnosis. Chromosome Loss During Slide Processing Using a Modified Von Hemel Procedure;Chromosome Loss During Slide Processing Using a Modified Von Hemel Procedure
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T19
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovita Harmijatun
Abstrak :
ABSTRACT
Levamisole is used as an anthelminthic; it is effective in the treatment of Ascaris suum infection, and it is considered to paralysethe Ascaris' muscle by inhibition of succinate dehydrogenase, so the muscle is deficient in ATP. There are similarities in the contraction system of the muscle of Ascaris and the contractile system of the spermatozoa. Thus, the effect of Levamisole on the quality of human spermatozoa in vitro was studied at dosages of 2.3 no, 4.5 mg, 6.8 mg, 7.3 mg, 8.2 mg and 9.1 mg per ml of semen. The quality of spermatozoa includes motility, integrity of the plasma membrane and viability. It was ascertained to be within the required percentage. The spermatozoa was examined to see whether Levamisole could render all of them immotile within a period of 2 minutes or Less, and if they become immotile, whether Levamisole has the capacity of destroying the integrity of the plasma membrane. It was also deter-mined if the immotile spermatozoa were all nonviable. The integrity of the plasma membrane was examined by HOS test, and sperm viability was determined by eosin Y test. Human semen {43 samples) used for this study were be fertile as stipulated. by WHO and Farris. It was observed that Levamisole at the Lowest dosage (2.3 mg/ml semen) was able to reduce sperm motility; the higher the Level, the greater the effect, and at a dosage of 9.1 mglml, all the spermatozoa become immotile within less than 2 minutes. ALL the spermatozoa that become immotile Loss the integrity of the plasma membrane. In addition, the spermatozoa that had become immotile, after being washed and tested with eosin Y, were revealed to be nonviable.;A close study about the effects of the addition of zirconium (Zr) and lanthanum (La) metals on the condutivity and heat resistance of commercial purity aluminium has been carried out on the three kinds of aluminium samples consisting of commercial purity aluminium (Sample A), aluminium with the addition of Zr (Sample B), as well as aluminium with the addition of 0.04 wt % Zr and La (SampleC). The samples were made by casting and rolling processes to form a-3.52 mm wire in diameter. The electrical conductivity of the aluminium samples was determined by measuring the resistivity employing Kelvin double bridge instrument. The heat resistance properties were obtained by measuring their strength before and after heating the sample for one hour at various temperatures, and by measuring their DSC curves. To elucidate the effect of the addition of Zr and La to the properties of aluminium, their microstructures were also observed by the optical as well as electron microscopes and their lattice parameters were confirmed by X-ray diffraction. The results shows that the addition of 0.04 wt.% Zr increased the heat resistance of aluminium from 85.1% to 91.0 %, however it reduces their electrical conductivity from 61.78 % IACS (International Annealed Copper Standard) to 60.07 % IACS. By the addition of La into aluminium containing 0.04 % wt. %Zr, the electrical conductivity of the Sample B can be increased from 60.07 IACS to 60.80 %IACS. There is a strong indication that the increase of the heat resistance was caused by grain refinement and the second phase formation in the aluminium, whereas the increase in the electrical conductivity of aluminium was caused by a decrease in the solid solubility of impurities in the aluminium due to the addition of lanthanum elements. Based on the data from such study, the optimum heat resistance and electrical conductivity were obtainable by the addition of 0.04 wt. °A Zr and 0.13 wt. % La.
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurnadi
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat : yaitu sekitar 200 juta jiwa di tahun 2000 dengan laju pertambahan penduduk sekitar 1,98 %. Untuk mencapai sasaran serta kebijaksanaan pada Pelita Ke-enam dalam sektor kependudukan dirumuskan berbagai kebijaksanaan, antara lain meliputi peningkatan kualitas penduduk, pengendalian pertumbuhan, dan kuantitas penduduk dalam rangka menekan dan mengendalikan pertambahan jumlah penduduk.

Untuk menekan dan mengendalikan jumlah penduduk, maka pemerintah telah menggalakkan program keluarga berencana (KB) bagi pasangan suami istri (pasutri) usia subur. Selanjutnya untuk mensukseskan program tersebut diperlukan peran serta aktif dari pasutri tersebut. Pada saat ini, individu yang ikut serta dalam melaksanakan (akseptor) program KB mayoritas adalah para istri. Keikutsertaan para suami dalam melaksanakan KB masih sangat rendah yaitu sekitar 6 % dari seluruh akseptor KB. Rendahnya keikutsertaan suami (pria) dalam program KB mungkin disebabkan masih terbatasnya pilihan kontrasepsi untuk pria atau kontrasepsi pria yang ada masih belum memberikan hasil yang memuaskan.

Pria merupakan fokus baru untuk program KB yang selama ini belum banyak diperhatikan. Sampai sekarang kontrasepsi untuk pria yang dianggap sudah mantap adalah kondom dan vasektomi. Namun penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi menimbulkan keluhan psikologik, sedangkan vasektomi walaupun merupakan kontrasepsi yang dapat diandalkan, seringkali menimbulkan efek samping yang permanen (irreversible) berupa kegagalan rekanalisasi. Apabila faktor akseptor yang menggunakan kontrasepsi tersebut ingin punya anak kembali, maka seringkali sulit dapat dilakukan rekanalisasi kembali. Alternatif lain dalam metode kontrasepsi untuk pria yaitu penggunaan hormon seperti dilakukan pada wanita, tetapi cara ini pada pria dianggap belum memuaskan dan masih terus dilakukan penelitian.

Badan kesehatan dunia (WHO) telah membentuk suatu kelompok kerja (pokja) untuk mencari dan mengembangkan metode pengaturan kesuburan pria. Mandat yang diberikan kepada pokja tersebut adalah mengembangkan metode pengaturan kesuburan pria yang aman, efektif dan dapat diterima, serta memonitor keamanan dan keefektivitasannya. Salah satu strategi penelitian yang dilakukan oleh pokja WHO adalah mengembangkan kontrasepsi pria melalui bahan atau zat dari tumbuh-tumbuhan yang diduga mempunyai bahan aktif yang bersifat antifertilitas.

Dalam mencari obat altematif untuk kontrasepsi pria, sebaiknya tidak hanya terbatas pada kontrasepsi hormonal, tetapi juga pada tanaman yang diperkirakan mengandung zat antifertilitas. Berdasarkan analisis yang pernah dilakukan pada sejumlah besar tanaman diketahui bahwa 25 % diantaranya mengandung satu atau lebih zat aktif.

Dan beberapa penelitian yang menggunakan ekstrak biji pepaya telah dilakukan oleh Das, Fransworth, Chinoy dan Rangga, dan Chinoy dkk pada varietas honey dew yang terdapat di India, dan Amir pada pepaya gandul melaporkan bahwa ekstrak biji pepaya tersebut ternyata mempunyai khasiat sebagai antifertilitas pada hewan, namun dosis dari biji pepaya yang dapat menyebabkan infertilitas tersebut masih belum dapat diketahui secara tepat.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ari Pujianto
Abstrak :
Hasil dan Pembahasan: Dari hasil eksperimen diperoleh hasil kultur sebagai berikut: Dengan menggunakan teknik kultur konvensional, dari 7 metafase, diperoleh 1 kultur yang menunjukkan kromosom dengan kenampakan pita yang optimal. Sedangkan dengan menggunakan teknik kultur resolusi tinggi dengan menggunakan blocking agent pada fase metafase kemudian dilanjutkan dengan releasing agent, dari 13 metafase diperoleh 3 kultur kromosom dengan jumlah pita yang optimal. Ketiga kultur kromosom ini menunjukkan struktur kromosom yang lebih panjang jika dibanding dengan teknik kultur yang konvensional. Jika dilihat dari prosentase keberhasilan mendapatkan pita-pita yang jelas terlihat, tampak bahwa tidak banyak perbedaan antara teknik kultur konvensional dengan teknik kultur revolusi tinggi, namun jika dilihat dari hasil kulturnya tampak bahwa kultur kromosom resolusi tinggi (Foto 1) menghasilkan kromosom yang lebih panjang dibanding teknik konvensional. (Foto 2). Struktur kromosom yang panjang ini merupakan hasil yang cukup menggembirakan karena dengan struktur yang terentang akan lebih banyak pita yang akan terlihat. Pada Foto 3 dan 4 diperlihatkan kariogram dari kultur kromosom resolusi tinggi dan teknik kultur konvensional. Masalah yang masih menjadi kendala dalam penelitian ini adalah hasil fotografi yang kurang bagus sehingga meskipun kromosomnya panjang namun pita-pita kurang jelas terlihat. Hal ini disebabkan oleh kaca obyektif yang kurang fokus. Perlu dilakukan penggantian lensa obyektif plan akromat untuk mendapatkan hasil yang optimal. Disamping lensa obyektif, variasi lama inkubasi setelah diberikan releasing agent juga sangat menentukan panjang pendeknya kromosom yang didapat. Penelitian ini selain mencoba teknik kultur dengan menggunakan blocking agent juga berusaha memodifikasi prosedur agar didapatkan hasil kultur yang paling bagus, karena teknik kultur yang bisa diteruskan pada salah satu laboratorium belum tentu bisa bagus jika diterapkan laboratorium yang lain. Dengan demikian masing-masing laboratorium akan mempunyai kiat-kiat tersendiri untuk mendapatkan hasil yang bagus meskipun prinsipnya tidak jauh berbeda?.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Boy M. Bachtiar
Abstrak :
Pendahuluan Salah satu bentuk kandidiasis mulut adalah kandidiasis atropik kronik atau denture stomatitis yang terutama disebabkan oleh jamur Candida albicans dan dipicu oleh pemakaian protesea lepasan di dalam mulut. Secara teoritis, mekanisme sistem pertahanan tubuh primer berperan dalam mencegah kolonisasi C. albicans pada permukaan mukosa mulut. Mekanisme ini meliputi deskuamasi epitel mukosa mulut, sIgA yang mengagregasi sel jamur dari pembersihannya dari dalam mulut, serta berbagai protein saliva yang bersifat kandidasidal, seperti lisozim, histatin, dan laktoferin2. Selain itu, granulosit dan makrofak merupakan sel-sel imunokompeten yang berperan dalam mekanisme respon inflamasi dan sebagai sel efektor pada tahap respon imun adoptif. Masih terdapat ketidaksesuaian pendapat tentang potensi serotipe C. albicans, yaitu serotipe A dan serotipe B, dalam patogenesis denture stomatitis_ Sebagain peneliti mengatakan bahwa sifat invasif C. albicans pada mukosa mulut berbeda menurut serotipe tersebut. Peneliti yang lain menyatakan bahwa induksi antibodi yang protektif terhadap C. albicans lebih ditentukan oleh distribusi epitop tertentu yang merupakan bagian dari lipomanan, molekul yang terdapat pada permukaan sel blastarporta. Namun demikian para ahli sepakat, bahwa sifat patoigen oportunis jamur ini berkorelasi dengan defek imun yang terjadi pada inang, baik defek imun secara umum, maupun defek imun yang terjadi secara lokal.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library