Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sirera Livie Sandini
"The focus of this study is the distribution and frequency of ameloblastoma according to histopathologic features and age in oral surgery clinic in Cipto Mangunkusumo Hospital period January 2002 - July 2008. This research is a quantitative and retrospective research with descriptive design. The results prove that ameloblastoma are most frequently found in third and fourth decade of life; while the most frequent histopatologic features are plexiform and folicullar pattern."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
R19-BM-153
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raedi Mahardika
"Latar Belakang: Komplikasi edema pascaodontektomi merupakan komplikasi yang sering terjadi. Evaluasi terhadap proses penyembuhan luka yang ditandai dengan edema pascaodontektomi perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu agar dapat memberikan edukasi yang lengkap dan tepat sehingga pasien mendapatkan informasi yang jelas mengenai waktu penyembuhan dan kemungkinan komplikasi yang umum terjadi pascaodontektomi. Pada penelitian ini digunakan 3D Scanner ekstraoral untuk mengevaluaasi edema maksilofasial yang terjadi pada pasien pascaodontektomi gigi molar tiga mandibula dengan anastesi lokal Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi edema pascaodontektomi molar tiga bawah dengan anestesi lokal menggunakan teknologi 3D scanner esktra oral dalam pengukuran linear, ketebalan dan volumetrik. Metode: Sejumlah 55 pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi dilakukan pengukuran dalam aspek aksial, koronal, sagital menggunakan pemindaian 3D scanner ekstraoral pada wajah. File diubah dalam format .Stl menggunakan software einstar 3D. Pengukuran edema dilakukan dalam aspek sagital, axial, dan koronal pada pasien pada hari ke-0 sebelum tindakan odontektomi, hari kedua dan ketujuh pascaodontektomi secara tiga dimensi menggunakan software 3D builder dan mesh lab. Kemudian data dianalisis secara statistic menggunakan IBM SPSS 26 Hasil: Pola perubahan edema pascaodontektomi gigi molar tiga mandibula dari perhitungan linear, ketebalan, dan volumetrik dari gambar 3D yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu menunjukkan perubahan nilai yang cukup besar terjadi pada hari kedua. Dari hasil uji statistik dan grafik menunjukkan bahwa edema maksilofasial yang terjadi pada H2 mengalami kenaikan nilai secara linear dan volumetrik yang signifikan kemudian pada H7 mengalami penurunan secara signifikan. Namun pada H0 dan H7 masih terlihat adanya perbedaan sehingga kondisi edema maksilofasial tersebut masih belum mencapai nilai yang sama pada H0 atau sebelum tindakan odontektomi Kesimpulan :Terdapat perbedaan edema pada wajah pascaodontektomi gigi molar tiga mandibula dengan lokal anastesi pada hari ke-0, ke-2, ke-7 diukur secara linear, ketebalan dan volumetrik dengan nilai edema maksimal terjadi pada saat hari ke-2

Background: Post odontectomy edema is a frequent complication. Evaluation of the wound healing process characterized by post odontectomy edema needs to be carried out within a certain period of time in order to provide complete and appropriate education so that patients receive clear information regarding healing time and possible complications that commonly occur after odontectomy. In this study, an extra-oral 3D scanner was used to evaluate maxillofacial edema that occurred in post-odontectomy patients with mandibular third molars under local anesthesia. Objective: This study aims to evaluate post-odontectomy edema of lower third molars under local anesthesia using extra-oral 3D scanner technology in linear, thickness and volumetric measurements. Methods: A total of 55 patients who met the inclusion criteria had measurements taken in the axial, coronal and sagittal aspects using an extra-oral 3D scanner on the face. Files were converted in .Stl format using einstar 3D software. Edema measurements were carried out in the sagittal, axial and coronal aspects on patients on day 0 before odontectomy, the second and seventh days after odontectomy in three dimensions using 3D builder and mesh lab software. Then the data was analyzed statistically using IBM SPSS 26. Results: The pattern of changes in postodontectomy edema of the mandibular third molar from linear, thickness and volumetric calculations from 3D images carried out over a certain period of time shows that quite large changes in values occurred on the second day. From the results of statistical tests and graphs, it shows that the maxillofacial edema that occurred in H2 experienced a significant increase in linear and volumetric values, then in H7 it decreased significantly. However, at H0 and H7 there are still visible differences so that the condition of maxillofacial edema still has not reached the same value as at H0 or before the odontectomy. Conclusion : There are differences in edema on the face after odontectomy of mandibular third molars with local anesthesia on days 0, 2, 7, measured linearly, thickness and volumetrically with the maximum edema value occurring on day 2"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Inunu
"Latar Belakang: Pertumbuhan nasofaring merupakan hal penting dalam evaluasi keseimbangan komponen velofaringeal dan dapat dievaluasi menggunakan titik acuan sefalometri pada tulang-tulang penyusun struktur nasofaring. Tujuan: Mengevaluasi karakteristik pertumbuhan nasofaring pada kasus celah bibir dan langit-langit pasca pembedahan Metode: pada sefalogram pasien UCLP pasca pembedahan ditentukan titik PMP (maksila posterior), Ho (hormion) dan At (atlas), dan dihubungkan menjadi segitiga nasofaring. Segitiga tersebut diproyeksikan terhadap sumbu vertikal dan horizontal. Hasil proyeksi dibandingkan dengan kelompok kontrol dan secara longitudinal pada usia 5-7 dan 10-12 tahun. Hasil perbandingan antar kelompok dan dengan kelompok kontrol dilakukan menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Wilcoxon. Hasil: titik PMP pada pasien UCLP terletak lebih superoposterior meskipun segitiga tetap tumbuh harmonis Kesimpulan: pasien UCLP memiliki pola pertumbuhan yang harmonis meskipun bagian posterior maksila terletak lebih superoposterior

Background: Nasopharyngeal growth is essential to the functional balance of velopharyngeal component, and could be evaluated from the bony nasopharynx landmark on a lateral cephalogram Purpose: To evaluate the nasopharyngeal growth’s characteristics on the operated UCLP cases Method: The bony nasopharynx landmarks were traced on the cephalogram as PMP (posterior maxillary points), Ho (hormion) and At (atlas), and being interconnected as a nasopharyngeal triangle, and being projected on the vertical and horizontal axis. The projection results were compared between UCLP and control groups and longitudinally at the age of 5-7 and 10-12. The results were analyzed statistically with Mann-Whitney and Wilcoxon tests. Result: PMP points on the UCLP cases were located more superoposteriorly with a harmonious growth of the triangle Conclusion: the operated UCLP patient has a harmonious nasopharyngeal growth despite from the superoposteriorly located PMP."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Humaira
"Gelatin ikan, salah satu sumber biomaterial alami, yang tinggi akan kandungan asam amino, dan struktur yang menyerupai matriks ekstraseluler memiliki potensi penyembuhan luka. Kulit buah delima memiliki kandungan senyawa polifenol yang paling tinggi, dibandingkan bagian lain dari buahnya, terbukti memiliki khasiat untuk penyembuhan pada luka di kulit. Belum dilakukannya penelitian yang menggabungkan kedua bahan tersebut untuk penyembuhan luka di dalalm rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penyembuhan luka gabungan dari Gelatin Ikan Patin (GI) dan Ekstrak Kulit Delima (EKD) dalam bentuk gel, terhadap jaringan rongga mulut. Dilakukan uji migrasi/scratch wound assay pada lapisan cell monolayer dari sel Human Gingival Fibroblast yang diobservasi selama 24 jam , kemudian dilakukan penilaian ekspresi relatif dari gen penyusun matriks ekstraseluler Kolagen-I, Kolagen-III, fibronektin dan elastin dengan metode RT-qPCR. Presentase penutupan luka terbesar terdapat pada kelompok gel kombinasi GI 20% + EKD 2,5%. Ekspresi relatif gen Kolagen-III dan Kolagen-I tertinggi terdapat pada kelompok gel kombinasi GI 20%+EKD 2,5% (p>0.05). Ekspresi relatif fibronectin tertinggi terdapat pada kelompok GI 20% +EKD 10% dibanding kelompok kontrol (p<0.05) , ekspresi relatif elastin tertinggi terdapat pada kelompok GI 20% +EKD 10% dibandingkan kelompok kontrol (p>0.05). Gel kombinasi gelatin ikan patin dan ekstrak kulit delima memiliki potensi untuk meningkatkan proses penyembuha luka melalui tendensi untuk upregulasi dari ekspresi gen penyusun matriks ekstraseluler dan peningkatan migrasi fibroblast untuk repopulasi area perlukaan.

Fish gelatin, one of the natural biomaterial sources, which is rich in amino acid content and possesses a structure resembling the extracellular matrix, has the potential for wound healing. Pomegranate peel contains the highest concentration of polyphenolic compounds compared to other parts of the fruit, demonstrating efficacy in wound healing on the skin. However, research combining these two materials for wound healing in the oral cavity has not been conducted. This study aims to investigate the combined wound healing effects of Patin Fish Gelatin (FG) and Pomegranate Peel Extract (PPE) in gel form on oral cavity tissues. Scratch wound assays were performed on a cell monolayer of Human Gingival Fibroblasts observed for 24 hours, followed by the relative expression assessment of extracellular matrix constituent genes Collagen-I, Collagen-III, fibronectin, and elastin using RT-qPCR. The highest percentage of wound closure was observed in the group treated with a combination gel of FG 20% + PPE 2.5%. The highest relative expression of Collagen-III and Collagen-I gene was found in the group treated with a combination gel of FG 20% + PPE 2.5% (p>0.05). The highest relative expression of fibronectin was observed in the FG 20% + PPE 10% group compared to the control group (p<0.05), while the highest relative expression of elastin was found in the FG 20% + PPE 10% group compared to the control group (p>0.05). The combination of Patin fish gelatin and pomegranate peel extract gel shows potential to enhance the wound healing process by upregulating the expression of extracellular matrix constituent genes and increasing fibroblast migration for repopulating the wound area."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukamto
"Karsinoma Sel Skuamosa adalah tumor ganas di rongga mulut, merupakan penyakit degeneratif, sebagian besar penderitanya di atas usia 40 tahun. Sedangkan insiden hanya sebagian kecil di bandingkan keganasan yang lain, menempati urutan ke sembilan dari seluruh tumor tubuh manusia, peringkat pertama diduduki tumor servik.
Penelitian ini tujuannya untuk mengetahui frekuensi dan distribusi penderita karsinoma sel skuamosa berdasarkan umur, jenis kelarnin, lokasi, dan pemeriksaan histopatologi di Bagian Bedah Mulut RSCM, RSP AD, dan RSU Tangerang yang merupakan lahan pendidikan FKG UI serta untuk mengetahui kaitan antara bentuk tumor karsinoma sel skuamosa dart diagnosis klinis dengan basil pemeriksaan histopatologi.
Penelitian ini merupakan observasi penderita karsinoma sel skuamosa secara deskriptif analitik yang berobat atau dirujuk ke Bagian Bedah Mulut RSCM, RSPAD, dan RSU Tangerang.
Dari hasil pengamatan ternyata 43 kasus penderita karsinoma sel skuamosa ternyata bahwa frekuensi terbanyak berlokasi di mukosa bukal dan lidah, wanita lebih banyak dibanding pria sedangkan umur 41 sampai 50 tahun merupakan penderita yang paling banyak ditemukan dan bentuk klinis tumor dan dibuktikan tidak berpengaruh terhadap diagnosis histopatologi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.G. Ernawati Harman
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
T2761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradono
"ABSTRAK
Sampai saat ini perawatan tumor ameloblastoma masih mengundang perbedaan pendapat. Sebagian cenderung menggunakan pendekatan yang konservatif, sedang sebagian lagi cenderung lebih radikal. Penelitian ini mencoba melihat gambaran perluasan tumor ameloblastoma pada mandibula yang terlihat pada ro foto panoramik dan tindakan yang dilakukan pada kelainan tersebut. Kasus yang menjadi obyek penelitian ialah 33 kasus penderita tumor ameloblastoma dari Pali Bedah Mulut RSCM selama kurun waktu Januari 1992 - September 1995. Dari hasil penelitian tampak bahwa sebagian besar penderita berada pada usia dekade III dan IV, meskipun terdapat prosentase yang cukup besar pada dekade II. Sebagian besar penderita datang sudah pada tahap yang lanjut, dengan korteks tulang yang telah perforasi. Terlihat tumor dengan diameter terbesar di bawah 7cm, dengan korteks yang belum mengalami perforasi dilakukan tindakan radikal kuretase, sedang tumor di atas 7 cm dengan korteks yang telah mengalami perforasi dilakukan tindakan reseksi.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latif
"ABSTRAK
Kecembungan di daerah muka terutama pada pipi dipengaruhi oleh bentuk dan posisi tulang zygoma. Fraktur pada tulang zygoma dapat mengakibatkan perubahan kontur bentuk muka. Fraktur zygoma "nondisplaced" tanpa disertai gejala-gejala dan gangguan fungsi yang lain tidak memerlukan perawatan. Reposisi fraktur zygoma dilakukan dengan beberapa alasan, yaitu jika terdapat diplopia, terbatasnya pergerakan mandibula, untuk mengembalikan kedudukan tulang yang normal untuk proteksi mata, dan untuk memperbaiki estetika wajah. Pada penelitian ini akan dilihat bagaimana keberhasilan dari berbagai metode reposisi fraktur zygoma tanpa disertai dengan fiksasi. Pada Bagian Bedah Mulut Academisch Ziekenhuis Leiden telah dikumpulkan data pasien fraktur zygoma yang telah dilakukan operasi sebanyak 106 kasus. Jumlah ini merupakan kasus fraktur zygoma maupun kombinasi fraktur zygoma dengan jenis fraktur lainnya. Setelah diseleksi, fraktur zygoma (os malar) murni ada 75 kasus. Ada beberapa macam pembagian klasifikasi dari fraktur zygoma. Pada penelitian ini khusus diamati fraktur zygoma yang stabil setelah direposisi, sehingga tidak memerlukan tindakan fiksasi. Dari 75 kasus fraktur zygoma yang memenuhi kriteria ini ada 48 kasus. Setelah satu hari operasi, dilihat keberhasilan dari metode reposisi Gillies, perkutan dan metode intra oral. Dari ketiga metode reposisi ini, metode perkutan dilakukan sebanyak 43 kasus, metode intra oral 3 kasus, dan metode Gillies ada 2 kasus. Keberhasilan reposisi ditandai dengan tidak dijumpai adanya step setelah satu hari operasi, baik secara klinis maupun radiologis. Dari hasil penelitian ini tidak dijumpai adanya step pada semua metode reposisi.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sudjojono
"ABSTRAK
Kasus kista radikular cukup banyak yang ditangani di Poliklinik Bedah Mulut RSCM. Namun masih diperlukan data tentang frekuensi distribusi jenis kelamin, umur, keluhan, riwayat penyakit, deformitas muka yang diakibatkan, elemen dan keadaan gigi yang berperan dengan terjadinya kista radikular itu sendiri, lokasinya di rahang, dan terapi yang dilakukan.
Dalam penelitian dari 37 kasus kista radikular ini terungkap bahwa jumlah penderita laki-laki dan wanita relatif sama, dan umur terbanyak pada dekade tiga atau sekitar umur 20-29 tahun. Deformitas muka terbanyak juga pada dekade tiga. Keluhan terbanyak adalah adanya pembengkakan di dalam mulut. Riwayat penyakit terbanyak adalah terdapatnya pembengkakan yang makin lama semakin besar. Di sini juga ditemukan adanya kista residual. Lokasi di rahang terbanyak pada regio mandibula posterior dan maksila anterior. Dan elemen gigi yang paling banyak berperan dengan terjadinya kista radikular adalah gigi molar satu dan incisive satu, dengan keadaan karies mencapai pulpa dan gigi-gigi radik. Terapi yang disukai operator umumnya adalah enukleasi dengan tidak menutup kemungkinan mempertahankan elemen gigi-gigi yang berperan dengan terjadinya kista radikular. "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardiono
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberi informasi mengenai pemakaian antiseptik khlorheksidin glukonat 4 % yang akan dibandingkan dengan antiseptik alkohol 70 %, yang dalam hal ini mempergunakan isopropil alkohol 70 %, mengingat penelitian ini belum ada di Indonesia terutama pada bidang ilmu bedah mulut. Infeksi seringkali terjadi paska operasi yang disebabkan oleh bakteri-bakteri yang terdapat pada kulit, meskipun pra operasi telah dilakukan sterilisasi dengan antiseptik. Salah satu faktor penyebaran mikroorganisme tersebut adalah tangan. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha untuk memutuskan rantai infeksi tersebut antara lain dengan memperhatikan faktor prosedur persiapan operasi yaitu cuci tangan. Pada penelitian ini membandingkan antara dua buah antiseptik yaitu iso propil alkohol 70% dengan khlorheksidin glukonat 4% pada pencucian tangan pra operasi bedah mulut dengan kontrol menggunakan aquades steril. Jumlah sampel adalah 15, dengan p < 0,05 diperoleh hasil pada penelitian ini terdapat perbedaan yang nyata dalam pengurangan jumlah koloni kuman antara pencucian tangan menggunakan antiseptik isopropil alkohol 70% dengan khlorheksidin glukonat 4%. Tingkat kepercayaannya 95- 99%."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>