Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisar Budiman
Abstrak :
Morfem atau satuan bentukan terkecil dalam bahasa terbagi menjadi dua, yakni morfem terikat dan morfem bebas. Morfem dalam kosakata bahasa Indonesia ternyata bisa merepresentasikan gender, baik morfem terikat (-wan, -man, -wati) maupun morfem bebas (kata dasar yang memiliki beban makna berorientasi pada gender tertentu). Selain itu,  penggunaan fonem /i/ dan fonem /a/ yang dapat menjadi pembeda yang merepresentasikan gender tertentu. Umumnya, berdasarkan paparan di atas sufiks -wan, -man menjadi representasi dari perwakilan maskulin, terutama untuk hal yang berkaitan dengan profesi atau sebutan, sedangkan sufiks –wati menjadi representasi dari perwakilan feminin. Begitu pula dengan fonem vokal /a/ yang mewakili maskulin dan fonem vokal /i/ yang mewakili feminin pada kata-kata tertentu. ......The smallest units of formation in language, morphemes, can be divided into two categories: bound morphemes and free morphemes. In the vocabulary of the Indonesian language, morphemes can represent gender, both bound morphemes (-wan, -man, -wati) and free morphemes (base words with gender-oriented meanings). Additionally, the use of the phonemes /i/ and /a/ serves as a distinguishing factor representing specific genders. Typically, based on the above exposition, suffixes such as -wan and -man become representations of masculine entities, particularly in terms of professions or designations. Meanwhile, the suffix -wati represents feminine entities. Similarly, the vowel phoneme /a/ is associated with masculinity, while the vowel phoneme /i/ is associated with femininity in specific words.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Hayuningtyas B.P.
Abstrak :
ABSTRACT
Skripsi ini membahas manuskrip Melayu Kontrak Tertutup antara Hindia Belanda dan Sultan Seram tentang Politik 25 Januari 1826. Pengkajian filologi dilakukan untuk menghasilkan edisi teks. Naskah dideskripsikan secara keseluruhan sebelum disunting. Naskah disunting dengan menggunakan metode landasan yang bertujuan agar naskah ini dapat dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca luas. Selain itu, dalam penelitian juga dilakukan analisis perkara kekuasaan Belanda di Kerajaan Seram berdasarkan isi naskah.
ABSTRACT
This thesis discusses the Malayan manuscript Kontrak Tertutup antara Hindia Belanda dan Sultan Seram tentang Politik 25 Januari 1826. The manuscript is described as a whole before being edited. The manuscript is edited by using grounding method in order to make the manuscript easier to be read and understood by readers. Moreover, this study also conduct case analysis of the Dutch authority in the Kingdom of Seram based on the manuscript.
2017
S68975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas surat perjanjian berjudul Contract van Sumbawa yang dilakukan antara Kerajaan Sumbawa dan Kompeni Belanda tertanggal 12 Februari 1676 di Rotterdam, Makassar. Naskah tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia dan tercantum dalam katalog K.41 Makassar dengan nomor 375/6. Penelitian ini bertujuan menyajikan edisi teks dari Contract van Sumbawa serta menjelaskan hubungan antara Kerajaan Sumbawa, Kerajaan Makassar Gowa , dan Kompeni pada abad ke-17. Terdapat beberapa aspek yang dibahas dalam naskah, yaitu pemerintahan, sosial, perdagangan, militer, kelautan, kemanan dan hukum. Surat perjanjian ini merupakan salah satu usaha Kompeni untuk memperluas daerah kekuasaannya setelah menaklukan Kerajaan Gowa dengan ditandatanganinya Perjanjian Bongaya.
ABSTRAK
This thesis discusses a manuscript entitled Contract van Sumbawa which is contains an agreement between the Kingdom of Sumbawa and Vereenigde Oostindische Compagnie VOC dated February 12, 1676 in Rotterdam, Makassar. The manuscript is preserved in the National Archives of the Republic of Indonesia and listed in the catalog of K.41 Makassar with the number 375 6. This study aims to present a text edition of Contract van Sumbawa and explain the relationship between the Kingdom of Sumbawa, Gowa, and VOC in the 17th century. There are several aspects discussed in the text government, social, trade, military, security, maritime, and law. This contract is one of the VOC 39 s efforts to expand its territory after conquering the Kingdom of Gowa with the signing of the Bongaya Agreement.
2017
S68696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhri
Abstrak :
Kecamatan Buleleng merupakan salah satu akses para pedagang dari luar Bali pada masa lampau1. Hal tersebut memicu adanya kontak bahasa oleh masyarakat lokal dengan para pedagang luar sehingga memengaruhi situasi kebahasaan di sana. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana variasi bahasa di Kecamatan Buleleng. Kajian dari rumusan masalah dilakukan menggunakan penelitian dialektologi. Penelitian ini menggunakan metode pupuan lapangan dengan dibantu beberapa daftar tanyaan, yaitu 200 kosakata dasar Swadesh, 29 kosakata ganti, sapaan, dan acuan, 25 kosakata sistem kekerabatan, dan 28 kosakata pakaian dan perhiasan. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam peta bahasa, yang kemudian dihitung menggunakan dialektometri dan jaring laba-laba. Hasil tersebut menggambarkan situasi kebahasaan di Kecamatan Buleleng dan memperlihatkan variasi bahasa di sana. ......Buleleng Sub-District is one of the access of traders from outside Bali in the past1. It triggers the existence of language contacts by the local community with outside merchants influencing the linguistic situation there. The formulation of the problem in this research is how the varieties of the language in Buleleng Sub-District. The study of the problem formulation was carried out using dialectological research. This study uses field-based methods with the help of several questionnaires, namely 200 Swadesh's basic vocabularies, 29 change vocabulary, greetings, and references, 25 vocabularies kinship systems, and 28 vocabularies of clothing and jewelry. The data obtained is inserted into language map, which is then calculated using dialectometry and spider webs. These results illustrate the linguistic situation in Buleleng District and show the varieties of the language there.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Pancaran Kebajikan
Abstrak :
Popularitas kata sepuh pada bulan September 2023 menimbulkan pertanyaan lebih lanjut terkait makna dari kata tersebut. Penelitian ini menganalisis perubahan makna kata sepuh dalam bahasa Indonesia yang terjadi di media sosial X. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif-kualitatif. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komponen makna (Nida, 1979) dan pendapat Chaer (2002) terkait jenis-jenis perubahan makna. Data penelitian ini adalah 90 kalimat yang mengandung kata sepuh yang terdapat pada laman teratas media sosial X dari tahun 2018—2023. Dari analisis data ditemukan  11 variasi makna kata sepuh dan 3 makna di antaranya adalah makna yang paling sering dipakai, yaitu makna ‘orang yang tua’, ‘orang yang tua dan tidak bugar’, serta ‘orang yang berpengalaman’. Dari ketiga makna tersebut,  makna yang paling sering digunakan adalah makna yang telah berubah dari makna baku kata sepuh dalam makna kedua dalam lema sepuh KBBI VI, yaitu makna‘orang yang berpengalaman’. ......The popularity of word sepuh in September 2023 raised further questions regarding the meaning. This research analyzes changes in the meaning of the word sepuh in Indonesian that occur on social media X. Research using descriptive-qualitative methods. The main theory used in this research is Nida's analysis of meaning components and Chaer's opinion regarding types of meaning changes. Data that are  used in this research is the word sepuh in Indonesian which is found on the top page of social media X. This research collect 90 data in total from 2018–2023 to see the changes that sepuh undergoes. From the results, 11 variations meaning of the word sepuh were found and 3 of them are the most frequently used, namely the meaning of 'old person', 'old and vulnerable person', and 'experienced person'. From 1 out of 3 most frequently used meanings are meaning that have changed from the conventional meaning of the word sepuh in KBBI VI meaning 2 from lema sepuh, that is meaning ‘experienced person’.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Jaka Wali
Abstrak :
Perkembangan humor dalam bentuk Stand Up Comedy (SUC) sudah berkembang pesat di Indonesia. Dalam sebuah tuturan pada SUC, humor dapat diciptakan melalui pelanggaran prinsip kerja sama. Penelitian ini menganalisis pembentukan humor yang diciptakan melalui konteks dan pelanggaran prinsip kerja sama dalam video SUC berjudul Kiper Cadangan (KC) dan Main Bola ke Jeddah (MBJ). Analisis wacana humor SUC ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis wacana dan pendekatan pragmatik. Data penelitian berupa transkripsi dari video KC dan MBJ. Penelitian wacana humor sepak bola ini menggunakan teori konteks Cutting dan teori prinsip kerja sama Grice. Sebagai hasil penelitian ini, ditemukan empat bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam video, yang meliputi pelanggaran terhadap maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Konteks yang ditemukan adalah konteks situasional, konteks latar belakang pengetahuan, dan konteks ko-tekstual. ......The development of humor in the form of Stand Up Comedy (SUC) has rapidly progressed in Indonesia. In a discourse within SUC, humor can be created through the violation of the principle of cooperation. This research analyzes the formation of humor created through context and violations of the principle of cooperation in SUC videos titled Kiper Cadangan (KC) and Main Bola ke Jeddah (MBJ). The analysis of SUC humor discourse employs a qualitative method with a discourse analysis approach and a pragmatic approach. The research data consists of transcriptions from the KC and MBJ videos. This discourse analysis of soccer humor research utilizes Cutting's context theory and Grice's cooperative principle theory. As a result of the research, four forms of violations of the cooperative principle were identified in the videos, including violations of the maxim of quantity, maxim of quality, maxim of relevance, and maxim of manner. The identified contexts include situational context, background knowledge context, and co-textual context.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nafra Faiza
Abstrak :
Akhir-akhir ini, keberadaan sastra digital sedang marak-maraknya di dunia digital. Ciri khas sastra ini antara lain dapat diakses melalui platform-platform dalam jaringan. Keberadaan sastra digital ini memudahkan masyarakat untuk membaca novel-novel dan berbagai jenis karya sastra hanya dengan mengakses media sosial atau platform sastra digital yang ada. Selain itu, media sosial juga ikut berperan dalam keberadaan sastra digital karena fungsinya yang tidak hanya sebagai alat komunikasi publik saja, tetapi juga alat berbagi cerita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap sebuah karya sastra digital yang diambil dari cerita bersambung (thread) akun Twitter @SimpleM81378523 atau yang akrab dipanggil SimpleMan dalam karyanya yang berjudul “Sewu Dino”. Cerita bersambung (thread) dalam penelitian ini adalah cerita rekaan yang dimuat dalam Twitter yang ditampilkan bagian demi bagian secara berurutan pada cuitan dan terhubung dengan tautan balas dan tautan terkait. Keberadaan cerita bersambung (thread) horor yang populer ini mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut tentang respon-respon yang diberikan pembaca di Twitter yang dianggap membantu perkembangan sastra digital beberapa tahun terakhir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Selain itu, pendekatan ini juga akan menggunakan konsep studi kasus dengan menggunakan metode netnografi yang berpusat pada respon masyarakat dalam Twitter sebagai daerah penelitian. ......Recently, the existence of digital literature has become increasingly popular in the world of literature.. The speciality of this kind of literature is that can be accessed through digital literature platforms. This advancement in digital literature makes things easier for people to read many kinds of literary works just by accessing social media or existing digital literature platforms. Besides, social media also contributes to the digital literature itself because it is just not used for public communication purposes only, but also a medium for sharing stories. The research aims to get to know about public responses towards the work “Sewu Dino” written by SimpleMan on Twitter. The running story in this research is a fiction written on Twitter which is displayed part by part sequentially in the tweet and connected with reply and related links. The existence of this popular horror running story (thread) encouraged the writer to research more further about the responses given by readers on Twitter which considered the development of digital literature in recent years. The research uses qualitative methods. Besides, this research will also use the concept of case studies using netnographic methods which focus on public responses on Twitter as a research area.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hadyan Fadhlika
Abstrak :
Dalam game perang multipemain, terdapat situasi yang dapat terjadi secara spontan. Hal tersebut dapat memicu respons reaktif, seperti penggunaan kata-kata vulgar. Contohnya dapat ditemukan pada video yang diunggah oleh Milyhya di YouTube. Penggunaan kata-kata vulgar dapat dianalisis berdasarkan makna dan emosi dengan menggunakan pendekatan semantik dan psikolinguistik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis pola-pola dari data yang ditemukan. Penelitian ini menemukan 16 data kosakata vulgar, sembilan di antaranya dianalisis lebih lanjut. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) medan set terbagi atas makian dan sapaan; (2) kosakata vulgar dapat mengacu ke binatang, aktivitas, keadaan/sifat, profesi, atau anggota tubuh; (3) seluruh kosakata vulgar memiliki konotasi negatif; (4) terdapat lima emosi yang dapat diekspresikan (marah, sedih, jengkel, terkejut, nikmat), masing-masing dengan pola dan latar belakangnya; (5) kata 'anjing' dapat mengekspresikan empat emosi, dan; (6) emosi jengkel dapatdiekspresikan dengan enam kosakata vulgar. ......In multiplayer first-person shooter games, there are situations that can happen spontaneously. This can cause reactive responses, such as the use of harsh words. The examples can be found in videos uploaded by Milyhya on YouTube. The use of harsh words can be analyzed by its meaning and emotional state by using semantic and psycholinguistic approach. This research usedqualitative descriptive method to analyze patterns from the data found. This research found out that there are 16 different forms of harsh words used in the video, nine of which were analyzed further. The results were: (1) the set field can be divided to curse and greeting; (2) the harsh words can refer to animal, activity, condition/state, profession, or body parts; (3) all the harsh words have negative connotation; (4) there are five emotions that can be expressed from the use of harsh words (anger, sadness, irritated, surprised, joy), each emotions have its patterns and situational backgrounds; (5) the word 'anjing' can be used to express four emotions, and; (6) irritated can be expressed by six different harsh words.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Yuanita Setyohardjo
Abstrak :
Di masa kini, media sosial dimanfaatkan sebagai lapangan pekerjaan. Dengan adanya citra diri dan jumlah engagement (tolak ukur) yang tinggi, seseorang dapat menjadi pemengaruh. Selain mendapat dukungan dan pujian dari masyarakat, beberapa pemengaruh juga mendapat penolakan dan ujaran kebencian. Ujaran kebencian ini dirasakan oleh beberapa pemengaruh di Indonesia. Kasus ini dapat ditelaah lebih dalam dengan ilmu linguistik. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana ujaran kebencian terhadap pemengaruh Indonesia melalui pesan langsung (direct message) Instagram jika diteliti secara semantik dan pragmatik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) penutur menggunakan konteks linguistik yang lebih sedikit daripada konteks nonlinguistik, (2) penutur menggunakan kata makian yang memiliki makna asosiatif, dan (3) jenis tindak tutur yang digunakan adalah lokusi dalam bentuk pernyataan, pertanyaan, dan perintah, ilokusi pada kategori asertif, direktif, komisif, dan ekspresif, dan perlokusi dalam bentuk meyakinkan, membujuk, menghasut, dan menyesatkan. ......Nowadays, social media is used as a job opportunity. With personal branding and a high number of engagements, someone can become an influencer. Apart from receiving support and praise from the public, several influencers also received rejection and hate speech. This hate speech was felt by several influencers in Indonesia. This case can be studied more deeply in linguistics. The formulation of the research problem is how hate speech towards Indonesian influencers via Instagram direct messages is examined semantically and pragmatically. The method used in this research is a qualitative method. The results of this research are (1) speakers use fewer linguistic contexts than non-linguistic contexts, (2) speakers use swear words that have associative meaning, and (3) the types of speech acts used are locutions in the form of statements, questions and commands, illocutionary in the categories of assertive, directive, commissive, and expressive, and perlocution in the form of convincing, persuading, inciting, and misleading.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Siti Maulidiya
Abstrak :
Kata aing adalah salah satu pronomina persona pertama tunggal dalam bahasa Sunda yang saat ini mulai digunakan dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri perkembangan kata aing dalam bahasa Sunda dan menjelaskan penggunaannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menjelaskan data secara deskriptif. Selain itu, penelitian ini juga berlandaskan kajian sosiolinguistik berupa variasi tingkat tutur. Data yang digunakan diambil dari naskah abad ke-16 berjudul Carita Parahyangan, naskah abad ke-18 berjudul Carita Waruga Guru, dan novel abad ke-20 berjudul Babalik Pikir sebagai data bahasa Sunda dan korpus deipzig Corpora Corporation (LCC) sebagai data bahasa Indonesia.  Hasil analisis menunjukkan bahwa kata aing pada naskah abad ke-16 digunakan pada empat variasi tingkat tutur, yaitu penutur kelas lebih tinggi kepada mitra tutur kelas lebih rendah, penutur kelas lebih rendah kepada mitra tutur kelas lebih tinggi, penutur dan mitra tutur dari kelas sosial yang sama, dan penutur kepada dirinya sendiri, pada naskah abad ke-18 kata aing digunakan pada dua variasi tingkat tutur, yaitu penutur kelas lebih tinggi kepada mitra tutur kelas lebih rendah dan penutur kepada dirinya sendiri, dan pada naskah abad ke-20 digunakan pada tiga variasi tingkat tutur, yaitu penutur kelas lebih tinggi kepada mitra tutur kelas lebih rendah, penutur dan mitra tutur dari kelas sosial yang sama, dan penutur kepada dirinya sendiri. Sementara itu, kata aing dalam bahasa Indonesia digunakan pada empat variasi tingkat tutur, yaitu penutur kelas lebih tinggi kepada mitra tutur kelas lebih rendah, penutur kelas lebih rendah kepada mitra tutur kelas lebih tinggi, penutur dan mitra tutur dari kelas sosial yang sama, dan penutur kepada dirinya sendiri. ......Aing is one of the first-person singular pronouns in the Sundanese language that is currently starting to be used in Indonesian. This research aims to trace the development of the word of aing in the Sundanese language and its usage in Indonesian. The study employs a qualitative method by describing the data descriptively. Additionally, it is grounded in sociolinguistic studies, focusing on variations in speech levels. The data used is extracted from 16th-century manuscripts titled Carita Parahyangan, 18th-century manuscripts titled Carita Waruga Guru, and a 20th-century novel titled Babalik Pikir as Sundanese language data. The Leipzig Corpora Corporation (LCC) corpus is used as Indonesian language data. The analysis results indicate that the word of aing in 16th-century manuscripts is used in four variations of speech levels: speakers of higher classes to lower-class interlocutors, speakers of lower classes to higher-class interlocutors, speakers and interlocutors from the same social class, and speakers referring to themselves, in 18th-century manuscripts, the word of aing is used in two variations: speakers of higher classes to lower-class interlocutors and speakers referring to themselves, and in 20th-century manuscripts, aing is used in three variations: speakers of higher classes to lower-class interlocutors, speakers and interlocutors from the same social class, and speakers referring to themselves. Meanwhile, the word of aing in Indonesian is used in four variations of speech levels: speakers of higher classes to lower-class interlocutors, speakers of lower classes to higher-class interlocutors, speakers and interlocutors from the same social class, and speakers referring to themselves.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>