Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6717 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosa Kamil
Abstrak :
Karya akhir ini mengutamakan pembahasan tentang pengenalan metoda real option. Oengan mengaplikasikannya terhadap strategi bisnis properti untuk Gedung perkantoran di Jakarta. Real Option adalah strategi untuk menghadapi keadaan bisnis yang tidak menentu dalam menghadapi beberapa keaadaan yang tidak dapat diperkirakan secara cennat seperti keadaan ekonomi makro dan mikro, teknologi, perubahan permintaan dan persediaan, kenaikan harga, kegagalan suatu proyek dan lain sebagainya. Para pengusaha dapat menggunakan ketidakpastian dan kesempatan dengan memperhitungkan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Pada dasamya metoda ini mengikuti jalan pemikiran dari financial option yang memberikan hak bukan suatu kewajipan terhadap option yang telah dibeli. Real options dapat menjadi strategi dalam setiap bisnis. Ada bermacam-macam jenis real options yaitu timing option, growth option, staging option, exit option, flexibility options, dan lain sebagainya. Penerapan real options ini memerlukan skenario dalam merencanakan suatu strategi dengan mempelajari beberapa kondisi yang mungkin akan terjadi. Beberapa perhitungan nilai option mengikuti perhitungan financial option seperti Black-Sholes, Binomial dan Monte Carlo. Pada tugas akhir ini saya menerapkan real options ini sebagai strategi dalam bisnis properti yang mengalami keterpurukan yang amat besar dikarenakan krisis yang melanda Indonesia. Properti sendiri merupakan bisnis yang amat peka terhadap beberapa faktor, misalnya keadaan ekonomi suatu negara. Penerapan metoda real options pada properti ini ditekankan pada beberapa proyek gedung yang terhenti pembangunannya dan juga adanya kelebihan persediaan area perkantoran di daerah segitiga emas Jakarta. Dengan menggunakan metode real options para pengusaha dapat memaksimalkan kesempatan terhadap kesempatan yang akan datang dalam situasi yang tidak menentu. Real options kelak akan membantu para pengusaha khususnya di Indonesia agar dapat mempelajari lebih cennat tentang usaha yang akan dijalani dengan belajar dari pengalaman sebelumnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Blackwell Publisher, 2000
200.7 REL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Burhan Nurgiyantoro
Jakarta: Gadjah Mada University Press, 2000
300 BUR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muharyo Singgih
Abstrak :
Sekuritas derivatif adalah sekuritas yang nilainya ditentukan oleh nilai dari suatu aset dasar. Contoh dari sekuritas derivative adalah option. Sedangkan aset dasar derivative dapat berupa saham, kurs mata uang dan komoditi. Pasar derivative telah berkembang dengan pesat dan telah banyak digunakan oleh investor yang profesional maupun oleh individu-individu di seluruh dunia. Studi ini mencoba melakukan simulasi untuk melihat bagaimana risk yang ditanggung oleh writer pada option. Data yang digunakan adalah Standards and Poor's 500. Simulasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode library research dan field research dalam melakukan penelitian dan analisis. Metode library research dilakukan untuk mengambil landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan. Field research yang digunakan untuk meneliti harga call dan puts option dengan melakukan perhitungan call dan puts option atas indeks harga saham gabungan Standards and Poor's 500. Penulis akan menyajikan beberapa simulasi empiris dengan atau tanpa hedging, ataupun dengan mengunakan data historis. Pertama-tama akan dilakukan pengujian statistik dari data simulasi yang akan digunakan. Tujuan pengujian statistik ini adalah untuk melihat sejauh mana data simulasi yang dipakai memenuhi kriteria distribusi normal serta merupakan random data. Hal ini penting dilakukan agar penerapan formula Black Scholes Option Model dapat dilakukan. Kemudian dilakukan penghitungan nilai volatilitas atau gejolak dari aset dasar indeks saham Standards and Poor's 500. Penghitungan ini dilakukan untuk mencari nilai Root Mean Squared Forecast Error (RMSE) yang optimal, baik untuk estimated volatility maupun realized volatility. Kedua nilai volatilitas diatas (estimated volatility dan realized volatility) kemudian dipakai dalam penghitungan nilai call dan put options dengan menggunakan formula Black Scholes Option Model. Hasil perhitungan terakhir yang akan dicari adalah total keuntungan dan kerugian yang ditanggung si penerbit option. Beberapa hal yang perlu dijadikan acuan disini adalah bahwa gambaran dan ulasan mengenai propek insvetasi pada option atas indeks Standards and Poor's 500 dilakukan dengan batasan batasan sebagai berikut:
1. Option adalah European option dimana option tidak dapat di-exercise sebelum jatuh tempo
2. Suku bunga bebas resiko adalah konstan selama periode option
3. Tidak adanya biaya untuk perdagangan option dan saham.
4. Tidak adanya perhitungan pajak dari proses jual beli option
5. Tidak terjadi pembayaran dividen selama transaksi penerbitan option dilakukan Dari perhitungan dan analisa yang dilakukan dalam tugas akhir ini, dapat diperoleh kesimpulan seperti berikut ini:
1. Untuk menghilangkan kesalahan forecast yang bisa terjadi, sebisa mungkin digunakan sampling data yang jumlahnya disesuaikan dengan forecast horizon yang akan dipakai pada transaksi penerbitan option. Disamping itu kesalahan forecast yang terjadi untuk periode yang panjang akan lebih kecil nilainya dibandingkan jika periodenya lebih pendek. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, dengan menggunakan sampling data yang panjang periodenya disesuaikan dengan forecast horizon dalam perhitungan pemodelan forecast, maka akan didapat nilai volatilitas dari aset dasar indeks saham Standards and Poor's 500 yang paling optimal. Hal kebanyakan yang dilakukan dalam memperkirakan nilai volatility adalah dengan menggunakan sampling data historis yang kurang mencukupi. Semakin banyak jumlah data lama yang dipakai, biasanya akan memberikan akurasi yang lebih baik, kecuali jika forecasting hanya dipakai untuk periode yang sangat pendek (misal, kurang dari tiga bulan).
2. Estimasi dari data harian yang dilakukan, akan memperbaiki akurasi untuk pemakaian di periode yang pendek (misal, 6 bulan atau kurang), tetapi untuk periode yang lebih panjang, data bulanan memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini dikarenakan pengaruh yang diakibatkan oleh adanya gangguan frekuensi transien (transient frequency noise) dari harga pasar tidak banyak terjadi.
3. Penggunaan metode hedging berdasarkan penerapan model penilaian(valuation model) yang menggunakan forecast volatilities yang optimal merupakan salah satu metoda yang ampuh dalam memperkecil resiko yang harus ditangggung seorang penerbit option. Dari kesimpulan ini, dapatlah dijadikan suatu acuan pertimbangan seorang penerbit option untuk menerapkan strategi transaksi dan manajemen penanggungan resiko (risk exposure management) yang paling optimal. Dari tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini, seperti dijabarkan dalam Bagian 1.3; untuk mengembangkan penilaian resiko yang diharapkan dapat dijadikan patokan strategi dasar dalam penerbitan opsi, dan dengan melihat ketiga kesimpulan diatas, maka terlihat adanya hubungan antara tujuan yang ingin dicapai (memperkecil resiko sekecil-kecilnya I memperbesar keuntungan sebesar-besarnya) dengan ketiga kesimpulan diatas (terutama untuk kesimpulan nomor 3 diatas).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK
PT. Astra International memiliki kewajiban yang hampir 85% adalah dalam bentuk mata uang asing. Dengan kondisi tersebut, nilai kewajiban PT. Astra International sangat rentan terhadap resiko perubahan nilai tukar.

Untuk mengantisipasi perubahan nilai tukar tersebut, langkah yang telah ditempuh oleh PT. Astra International adalah menggunakan kebijakan hedging yang berupa option dan cross currency swap. Kebijakan tersebut ditempuh berdasarkan pergerakan nilai tukar US dollar terhadap Rupiah yang berada di dalam rentang intervensi dari Bank Indonesia dan depresiasi Rupiah yang berkisar 5% per tahun.

Semenjak Bank Indonesia melepaskan rentang intervensi, nilai tukar US dollar terhadap Rupiah praktis diserahkan kepada mekanisme pasar. Indonesia yang semula menganut sistem managed floating currency, berubah menjadi free floating currency. PT. Astra International, yang masih memiliki kewajiban yang cukup besar dalam bentuk US dollar, dituntut menerapkan kebijakan hedging yang mampu mengurangi resiko atas perubahan nilai tukar dan tingkat bunga.

Dari berbagai teknik-teknik hedging yang ditawarkan oleh lembaga keuangan, PT. Astra International hams dapat menentukan teknik hedging yang cocok bagi PT. Astra International. Kemampuan dari masing-masing teknik hedging tersebut dianalisa berdasarkan resiko yang dapat dikurangi sesuai dengan karakter teknik hedging itu. Hal lain yang dianalisa adalah biaya yang hams dikeluarkan atas penggunaan teknik hedging tersebut.

Dari analisa itu, PT. Astra International akan dapat memilih kebijakan hedging yang mampu mengurangi resiko atas perubahan nilai tukar dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh PT. Astra International atas penggunaan teknik hedging tersebut. Berkurangnya resiko atas perubahan nilai tukar dan mengurangi biaya atas penggunaan teknik hedging, merupakan tuntutan dari PT. Astra International.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Harjanto Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK


lndustri Real Estat mengalami fluktuasi yang hebat antara tahur1 1993- 1999. Semaraknya industri ini dimulai pada tahun 1993 yang ditandai dengan banyaknya pameran-pameran real estat di Jakarta yang menawarkan berbagai macam produk properti seperti kawasan perumahan, kondominium, komplek perkantoran, kawasan wisata, kawasan agrowisata dan juga resort terpadu. Namun kondisi booming ini tidak bertahan lama, dengan terjadinya kelesuan pada tahun 1996 hingga tahun 1997 dimana mulai terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Dan akhirnya terjadilah yang dinamakan property crash di tahun 1998, dim ana hampir seluruh pengembang mencatat kerugian.

Krisis industri real estat di tahun 1998 diawali oleh krisis likuiditas akibat turunnya permintaan, kemudian diperparah dengan meningkatnya jumlah hutang, kenaikan tingkat suku bunga dalam negeri, dan depresiasi nilai rupiah terhadap dollar AS yang terus berfluktuasi. Dengan hilangnya kepercayaan investor dan spekulan terhadap prospek investasi merupakan faktor yang menambah semakin memburuknya pasar modal di Indonesia. Hal ini kemudian menjalar langsung pada krisis permodalan yang dihadapi oleh pihak perbankan. Walaupun Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan pedoman restrukturisasi kredit, namun hingga saat ini belum tampak dengan jelas bagaimana mekanisme yang akan ditempuh oleh perbankan dalam menyelesaikan hutang para pengembang nasional.

Kondisi krisis pada industri real estattersebut tidak akan berlangsung terus menerus, dengan total penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih 210 juta jiwa, kebutuhan akan real estat akan terus ada. Dengan serangkaian program reformasi yang telah dilakukan oleh pemerintah yang baru untuk memulihkan kepercayaan investor, seperti penyehatan sektor perbankan, kebijakan moneter dan berbagai deregulasi di sektor riil, diharapkan kondisi perekonomian Indonesia akan kembali membaik, dan juga industri real estat pun akan kembali meningkat.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah melihat trend yang terjadi pada bisnis real estate selama tahun 1994-1999, yang diikuti dengan penilaian pasar modal Indonesia terhadap fluktuasi yang terjadi di industri real estat melalui penerapan Arbitrage Pricing Theory (APT) dan kemudian menentukan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi pembelian saham di sektor real estat oleh investor yang rasional.

Secara teoritis, Arbitrage Pricing Theory (APT) menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang identik tidaklah bisa dijual dengan harga berbeda. Konsep yang digunakan adalah hukum satu harga (the law of one price). Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut dijual dengan harga yang berbeda, maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva dengan harga yang lebih tinggi di tempat lain sehingga memperoleh laba tanpa resiko.

Dan penggunaan Arbitrage Pricing Theory (APT) ini akan sangat bermanfaat kalau kita bisa mengidentifikasikan tidak terlalu banyak faktor-faktor makro ekonomi, mengukur expected return masing-masing faktor tersebut dan juga mengukur kepekaan masing-masing saham terhadap faktor-faktor tersebut.

Dalam penelitian ini, juga akan diteliti faktor-faktor yang mendasari investor yang rasional dalam membeli suatu saham. Secara umum keputusan pembelian saham oleh seorang investor yang rasional, akan mempertimbangkan berbagai aspek ekonomi perusahaan (faktor-faktor fundamental), antara lain : kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba di masa yang akan datang, rasio-rasio keuangan perusahaan, kondisi ekonomi nasional (seperti tingkat suku bunga dan tingkat inflasi), kebijakan-kebijakan pemerintah dan juga kebijakan direksi perusahaan.

Setelah melalui proses pengumpulan sejumlah data-data sekunder dari berbagai sumber, yang dilanjutkan dengan perhitungan rasio-rasio keuangan yang diperlukan, dan akhirnya dengan penggunaan software statistik SPSS 9.0 didapatkan hasil seperti berikut ini.

Sejak awal tahun 1995 sampai dengan pertengahan tahun 1998, telah terjadi trend menurun pada harga saham di sektor real estat dan juga terdapat bukti parsial mengenai kemungkinan ketidakefisienan pasar saham sektor properti.

Variabel Laba didapatkan mempengaruhi harga saham real estat secara signifikan dan berkorelasi positif. Hal ini menunjukkan pengelolaan secara baik perusahaan real estat oleh pihak manajemen akan tercermin pada tingkat laba yang tinggi sehingga mendorong investor yang rasional untuk melakukan investasi dan tercermin pada peningkatan harga saham yang tinggi juga. Didapatkan juga variabel Return On Investment (ROI) mempengaruhi return saham secara signifikan dan berkorelasi positif. Dengan tingginya nilai ROI ini menunjukkan seberapa efektif pihak manajemen perusahaan real estat dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada (aktiva perusahaan) untuk menciptakan laba yang kemudian tercermin pada return saham yang tinggi pula. Sehingga kedua variabel tersebut sangat memegang peranan penting bagi investor dalam melakukan investasi di bidang real estat.

Dengan melakukan penelitian lanjutan didapatkan juga variabel Earning Per Share memberikan hasil yang signifikan dan berkarelasi pasitif dalam mempengaruhi harga saham perusahaan real estat. Dengan nilai Earning Per Share yang tinggi menunjukkan earning yang didapatkan aleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya tinggi juga dan menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar sahamnya yang kemudian tercermin dari tinggi tingkat harga saham. Dari penelitian lanjutan ini didapatkan pula return saham dipengaruhi secara signifikan aleh variabel Price Earning Ratio yang berkarelasi secara positif. Semakin tinggi nilai PER berarti harga pasar dari setiap lembar saham akan semakin baik.

Adapun hasil pengujian karelasi rasia-rasio keuangan perusahaan real estat sebagian besar memberikan hasil sesuai dengan hipatesis. Rasia likuiditas memberikan karelasi yang pasitif terhadap harga dan return saham yang menunjukkan bahwa semakin baik kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya maka semakin tinggi pula harga dan return saham perusahaan tersebut. Rasia hutang memberikan karelasi yang negatif terhadap harga dan return saham yang menunjukkan perusahaan yang mempunyai rasia leverage yang rendah akan mempunyai risika kerugian lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, dan mempunyai kesempatan memperoleh laba lebih rendah ketika ekanami melanjak menjadi baik. Sebaliknya, perusahaan yang mempunyai leverage tinggi, mempunyai risika menanggung rugi besar ketika keadaan ekanami merasat tetapi mempunyai kesempatan memperaleh laba besar ketika keadaan ekanami membaik. Rasia aktivitas memberikan karelasi yang aditif terhadap harga dan return saham, sehingga semakin efektif operasi perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada maka semakin tinggi harga dan return saham perusahaan tersebut. Rasia profitabilitas dan market ratio memberikan korelasi yang positif terhadap harga dan return saham, sehingga scmakin efektif operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka akan memberikan peningkatan pada harga saham dan return saham.

Adapun kenaikan bunga dan tingkat inflasi memberikan pengaruh yang negatifterhadap perkembangan harga saham dan return saham di sektor real estat. Pengaruh negatif dalam hal kenaikan bunga adalah sesuai dengan hipotesis scmula. Tingkat bunga adalah ukuran keuntungan investasi yang dapat diperoleh oleh investor dan juga merupakan ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menggunakan dana dari investor. Semakin tinggi tingkat bunga perbankan, akan menyebabkan investor mengalihkan investasinya pada investasi di perbankan, dan menyebabkan penurunan harga & return saham. Sedangkan pengaruh negatif untuk tingkat inflasi memberikan hasil yang berlawanan dengan hipotesis semula.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Febrian Karamoy
Abstrak :
Membaiknya ekonomi nasional yang ditandai dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar serta terkendalinya tingkat inflasi temyata belum banyak memberikan pengaruh terhadap bisnis hotel di tanah air. Pada 6 bulan pertama tahun 1999 ini tingkat hunian kamar hotel berbintang di sejumlah kota besar di Jakarta dan Yogyakarta, belum bergerak ke angka yang menarik. Okupansi rata-rata rnasih 30%. Sedangkan di Bali tingkat huniannya masih relatif stabil di atas 60%. Sementara harga jual rata-rata kamar hotel (average room rate=ARR) selama bulan pertama ini juga tidak beranjak naik. Ada kecenderungan ARR dibawah USD 25, jauh di bawah ARR sebelum terjadi krisis moneter yang sempat mencapai USD 60. Para pelaku bisnis perhotelan melihat bahwa lesunya tingkat hunian dan rendahnya harga jual kamar rata-rata yang terjadi selama semester pertama 1999 lebih banyak dipengaruhi faktor kepercayaan dan keamanan dalam negeri. PT Patra Jasa sebagai salah satu pelaku bisnis hotel di Indonesia juga mengalami kondisi yang sarna. Tingkat okupansi rata-rata dari seluruh unit hotel yang ada pada tahun laporan April 1998-Maret 1999 berada pada angka 44%. Dengan unit hotel Bali mempunyai tingkat okupansi tertinggi yaitu 65% dan unit Parapat memiliki tingkat okupansi paling rendah yaitu 7%. Selain itu harga jual kamar rata-rata pada hotel-hotel di dalam PT Patra Jasa adalah Rp 137.150 yang bila dikonversikan ke dalam nilai dollar saat ini sarna dengan USD 19.50. Kontribusi cabang Bali untuk ARR adalah yang paling tinggi yaitu Rp 249.826 sedangkan cabang Parapat yang paling rendah pada angka Rp50.256. Pertumbuhan laba bersih PT Patra Jasa yang dihitung dari periode 1994/1995 sampai dengan periode 1998/1999 berada pada angka 118% dengan peningkatan tajam di periode 1998/1999 diakibatkan oleh adanya windfalL profit akibat penurunan nilai rupiah terhadap dollar. Kemudian dari analisa rasio dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum melakukan pemanfaatan aset dengan optimal artinya masih banyak aset yang menganggur dan bila dimanfaatkan dengan baik dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan laba perusahaan. Dengan analisa SWOT yang dilakukan melalui hasil angket dan wawancara dengan fungsi-fungsi pada PT Patra Jasa ditetapkanlah posisi perusahaan pada kuadran I grafik SWOT. Walaupun berada pad a kuadran I, PT Patra Jasa memiliki posisi yang kurang baik yaitu dari sisi kekuatan perusahaan berada pada angka 0,25 dan nilai total dan bila dilihat sisi peluang bisnis berada pada angka 1 dan nilai total 5. Dengan kondisi yang demikian ini, PT Patra Jasa harus menentukan strategi yang tepat untuk mengatasi kendala-kendala baik internal maupun ekstemal. Salah satu kendala internal yang penti0g adalah kemampuan keuangan yang ter~atas dan di lain pihak fasilitas yang amat mendesak untuk dikembangkan. Sebagai kendala eksternal yang harus dihadapi adalah krisis ekonomi nasional, persaingan dengan hotel-hotel baru yang lebih baik dan kondisi keamanan yang masih rawan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Casti, John L.
New York: William Morrow, 2000
500 CAS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2000
500 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Iskandar
Abstrak :
Permasalahan tesis ini difokuskan pada peran para awak redaksi dalam memproduksi isi media, khususnya dalam rapat redaksi, mengingat rapat tersebut dapat merupakan mekanisme yang memungkinkan munculnya preferensi ideologis dalam menempatkan berita, terutama di halaman depan. Dalam konteks Indonesia, khususnya & dalam masa transisi, mekanisme demikian belumlah terlalu jelas arah preferensi ideologisnya. Kalau demikian halnya, bagaimana awak redaksi memadukan nilai-nilai tematis, kebijakan surat kabar secara konsisten, lalu mengklaim menggunakan kriteria berita objektif untuk memutuskan penetapata (priming dan framing) berita? Bagaimana pula peran faktor lainnya? Aspek yang ditelaah dalam kerangka teori adalah seputar text dan talk sebagai sebuah wacana dengan perspektif ekonomi-politik kritis. Karena itu, text dan talk tidak hanya dianalisis secara tekstual, tetapi juga diintertekstualitaskan dengan produksi dan konsumsi teksnya. Terakhir, diintelektualitaskan dengan praktek sosial budaya, khususnya berkenaan dengan pers di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai proses produksi isi media dalam rapat redaksi. Secara metodologis, permasalahan tersebut dikaji dengan pendekatan kritis dengan menerapkan teknik observasi partisipan, wawancara mendalam, analisis framing, aralisis percakapan dan analisis intelektual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media Indonesia cenderung menampilkan pemberitaan kasus Bank Bali dalam frame "skandal money politics" dibanding frame "pemulihan ekonomi" maupun "prosedur legal formal". Frame 'skandal' senyatanya merupakan akhir dari rantai komunikasi yang pada tahap rapat redaksi telah dipancangkan. Bahwa pilihnn `skandal' merupakan suatu kesengajaan, dengan mengelaborasi eksemplar-eksemplar `skandal' yang melibatkan orang nomor satu, ketika menugaskan awak redaksi yang berposisi paling rendah. Bahwa priming atas kasus Bank Bali lebih merupakan inisiatif pemilik Media Indonesia yang merangkap menjadi Pemimpin Umum dan kesediaan bawahannya (awak redaksi) menjalankan inisiatif tersebut karena alasan ekonomis, di antaranya. Bahwa kesediaan para editor bukanlah tanpa perjuangan melawan keseragaman isi media, sehingga priming isi Media Indonesia merupakan dinamika struktur dalam memproduksi isi Media Indonesia. Tehadap pemberitaan kasus Bank Bali, banyak perhatian yang diberikan khalayak Media Indonesia di Jabotabek, karena kasus ini dikaitkan dengan para pemegang kekuasaan yang tengah mendapat sorotan tajam dari publik dan sejalan dengan semangat reformasi. Di samping itu, kasus ini pemulihan ekonomi yang menjadi keprihatinan seluruh lapisan masyarakat. Dengan memberitakan kasus Bank Bali diharapkan oplah Media Indonesia meningkat. Nyatanya tidak selalu demikian. Di sisi lain, kemenangan PDI Perjuangan dari Golkar (dalam pemilu Juni 1995 telah memberi landasan untuk mengungkap sisi buruk Golkar yang selama 32 tahun lalu tak bisa diungkap dengan leluasa. Sebaliknya, memberi landasan untuk bergantung pada PDI Perjuangan, dengan membingkai PDI-P sebagai pahlawan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>