Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Harry Novijanto; Bambang Eko Priyanto
"ABSTRAK
industri penerbangan adalah suatu iridustri yang sangat
padat modal, terutama untuk pengadaan armada (pesawat) yang
harganya setiap tahun meningkat dengan tajam. Kenaikan harga
tersebut disebabkan karena adanya tambahan tehnologi baru pada
pesawat sehingga baik segi kenyamanan, keselamatan dan efi
siensi pengoperasiannya.
Seiring dengan kenaikan harga yang sangat pesat tersebut
maka kebutuhan dana yang diperlukan untuk pengadaan armada
menjadi beban yang makin berat bagi perusahaan. Disisi lain
keuntungan yang diperoleh industri penerbangan secara keseluruhan
makin berkurang mengingat persaingan yang sangat tajam di
industri penerbangan memaksa perusahaan untuk bersaing dalam
harga sehingga marjin yang diperoleh makin tipis.
Dengan kondisi-kondisi tersebut di atas menjadikan
hitungan untuk pengadaan armada menjadi makin komplek
mengingat dana yang dipertaruhkan sangat besar dan jika terjadi
kesalahan dampaknya bagi perusahaan sangat fatal karena
seperti diketahui pada umumnya sebagian besar dana yang dimiliki
perusahaan terserap di pesawat.
Dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan pesawat baik
karena adanya penggantian pesawat-pesawat yang telah tua
maupun karena adanya kebutuhan untuk memenuhi pasar yang terus
berkembang ada beberapa alternatif yang bisa dipilih oleh
perusahaan antara lain : dengan pembelian yang dibiayai oleh
hutang, dengan projek
finance, atau dengan menggunakan leasing baik operating lease
ataupun financial lease.
Karya akhir ini berusaha untuk membandingkan alternatif
antara membeli pesawat dengan leasing dengan tujuan untuk
mencari biaya yang paling efisien bagi perusahaan.
Dari hasil analisa kami diketahui bahwa alternatif
leasing secara finansial lebih menguntungkan dibanding dengan
jika perusahaan harus membeli sendiri. Disamping keuntungan
secara finansial, leasing juga memberikan keuntungan antara
lain : off balance sheet (operating lease), menghindari loan
covenant, tidak mengikat batas kredit dan masih ada beberapa
keuntungan lainnya."
1995
T5224
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho
"ABSTRAK
Produk keuangan derivatif adalah produk yang didasarkan pada produk keuangan lain yang
sifatnya Iebih elementer, seperti bond, stock, atau valuta asing. Nilai produk derivatif tersebut
tergantung pada, atau diturunkan dan, produk keuangan yang mendasarinya.
Karya akhir ini membahas produk derivatif yang didasarkan pada valuta asing dan suku
bunga, yaitu forward exchange contract, currency option, dan interest rate serta currency swaps.
Meningkatnya volatilitas nilai tukar dan suku bunga sejak dekade 1970-an mengakibatkan
kebutuhan akan produk-produk keuangan yang dapat digunakan untuk pengelolaan resiko
terhadap meningkatnya volatilitas tersebut semakin besar. Produk-produk keuangan derivatif
diatas dirancang untuk dapat mernenuhi kebutuhan pengelolaan resiko tersebut. Selain digunakan
sebagai instruinen pengelolaan resiko, produk derivatif ini juga dapat digunanakan untuk tujuan
tujuan spekulasi dan perdagangan.
Bagi lembaga-lembaga keuangan seperti bank, produk derivatif memberikan peluang
untuk dapat meningkatkan pendapatan diluar aktivitas tradisional perhankan dalam menghirnpun
dan menyalurkan dana masyarakat. Dengan kelebihan yang dimiliki dalam akses ke pasar
keuangan dan keahlian dalam pengelolaan resiko, bank menawarkan produk-produk derivatif
nasabah yang memerlukan pengelolaan resiko keuangannya. Dalam transaksi derivati I tersehut.
bank mengambil aIih resiko keuangan nasahahnya untuk memperoeh keuntungtn. Selain itu,
bank juga menggunakari produk derivatif ini untuk pengelolaan resiko sendiri dan resiko yang
timbul dan transaksi dengan nasabahnya tersebut.
Bank ?X? adalah salah satu bank devisa swasta nasional di Jakarta yang dikenal cukup aktif
dalam melakukan transaksi derivatif. Karya akhr ini memberikan gambaran mengeriai
bagaimana bank ?X? melakukan pengelolaan transaksi derivatif yang dilakukan dengan
nasabahnya dalam usaha untuk nieningkatkan pendapatan. Beberapa data transaksi derivatif yang
dilakukan Bank ?X? disusun dalam beberapa kasus kecil yang digunakan sebagai bahan
pembahasan.
Forward exchange contract adalah kontrak antara dua pihak untuk membeli atau menjual
sejumlah tertentu mata uang asing dengan nilai tukar (forward rate) yang telah ditentukan pada
saat awal kontrak, tetapi dengan pembayaran dan penyerahan pada suatu waktu tertentu di masa
yang akan datang, yang telah disepakati kedua belah pihak. Forward exchange contract
diperdagangkan di over-the-counter market dimana bank merupakan partisipan utamanya.
Forward rate tidak ditetapkan secara spekulatif, tetapi ditetapkan dengan memberikan
premium atau discount pada nilai tukar yang berlaku pada saat awal kontrak (spot rate). Rate
tersebut dihitung berdasarkan perbedaan tingkat suku bunga yang berlaku untuk masing-masing
mata uang yang dipertukarkan dan lamanya waktu maturity.
Currency option contract memberikan hak, tanpa kewajiban, kepada pembelinya untuk
menjual atau membeli suatu mata uang (underlying currency) dalam jumlah dan harga (strike
price) tertentu pada suatu waktu tertentu di masa yang akan datang atau pada suatu waktu dalam
periode tertentu di masa yang akan datang. Option untuk membeli underlying currency disebut
call option, sedangkan untuk menjual disebut put option hanya dapat di exercise pada saat maturity, sedangkan american option dapat di-exercise setiap saat sampai saat maturity.
Berbeda dengan forward exchange contract, untuk memperoleh hak dalam transaksi
option, pembeli option pertu membayar premium kepada penjual. Dengan kontrak option ini,
pembeli dapat membatasi resiko akibat peruhahan nilai tukar sebatas premium yang dibayarkan
sekaligus tetap dapat memiliki kcmungkinan untuk memperoleh unlimited profit dengan meng
exercise option jika pergerakan harga underlying currency menguntungkan. Penjual option
memberikan hak kepada pembeli, dan dengan menanggung unlimied risk tersebut, penjual option
menerima premium.
Currency option diperdagangkan balk di organized exchange maupun di OTC. Di
organized exchange?, option yang diperdagangkan dikenal dengan nama traded option, yang dapat
dijual kembali scbelum maturity. Currency option yang dijual disini umumnya merupakan
kontrak standar, baik strike price, size, maturity, maupun underlying currency-nya. Currency
option yang diperdagangkan di organized exchange terbatas hanya pada beberapa mata uang kuat
dunia.
Currency option di OTC diperdagangkan melalui bank yang dalam hal ini bertindak
sebagai penjual. Option di OTC ini tidak tradable, Walaupun demikian kontrak option di OTC
ini dapat dibuat sesuai kebutuhan, balk .strike, price, maturity, maupun underlying currency.
interest rate dan currency swaps dapat dikatakan tebih bersifat sebagai suatu teknik
daripada suatu produk. Swaps ¡ni banyak digunakan perusahaan sebagai alat liability management
untuk mengurangi biaya pinjaman.Transaksi swap dapat terjadi jika masing-masing pihak dapat
memiliki akses ke pasar keuangan tertentu (baik dalam interest basis maupun currency) dengan
terms yang secara komparatif lebih baik dibandingkan pìhak yang lain. Masing-masing pihak
akan melakukan pinjaman dimana mereka masing-masing memiliki keungguan komparatif dan
setuju untuk sating menukar (swap) cash flows pinjamannya sehingga dapat memperoleh terms
yang lebih baik di pasar yang lebih mereka sukai dibandingkan jika masing-masing pihak
melakukan pinjamannya sendiri secara lansung. Umumnya transaksi swap dilakukan melalui
bank yang bertindak sebagai intermediary.
Bank dapat meningkatkan pendapatannya dengan bertindak sebagai intermediary dalam
transaksi swap tersebut. Selain itu, bank juga menggunakan transaksi swap untuk kebutuhannya
sendiri dalam mengelola liability-nya.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nangoi, Roy Cornelis
"perkembangan pesat dalam bidang teknologi informasi khususnya jaringan informasi membawa dampak perubahan mendasar terhadap lingkungan didalam bidang perekonomian. Menurut Kenichi Ohmae, dampak tersebut dapat dibagi pada tiga tingkatan. Yang pertama pada tingkatan makro yang memungkinkan perpindahan modal secara sekejab ketempat dimana saja didunia ini. Hal ini berarti bahwa aliran modal tidak perlu lagi dikaitkan dengan perpindahan fisik dari barang melainkan dengan jaringan ¡nformasi dapat menembus batas-batas negara. Tingkatan kedua adalah perusahaan dimana para manajer dapat secara langsung mengetahui tentang pasar dan produk, sehingga mereka lebih tanggap terhadap kebutuhan pelanggan. Yang ketiga pada tingkatan pasar, yang menyebabkan para peianggan dan tempat mana saja dapat mengetahui tentang produk dan jasa yang tersedia, dan nilai relatif yang ditawarkan.
Indonesia sebagai negara berkembang dengan poterisi pasar yang luas tidak terlepas dan dampak tersebut. Hal ini menimbulkan berbagai peluang yang besar dalam bidang usaha jasa jaringan informasi. Berbagai perusahaan jasa jaringan informasi memperluas wilayah pemasaranniya untuk menjangkau Indonesia. IBM Corporation melalul perusahaan agen tunggalnya PT. USI Jaya memanfaatkan peluang ¡ni dengan merangkul para perusahaan pengelola jasa telekomunikasi di Indonesia untuk membentuk suatu aliansi sebagai usaha bersama dalam bidang usaha jasa jaringan filai tambah (value added network). Dengan perkembangan jaringan Internet yang pesat akhir-akhir ¡ni, maka perusahaan ini juga meluncurkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eman Kusdiyana
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambok Parulian S.; Lyliana
"ABSTRAK
Era globalisasi mempengaruhi kehidupan masyarakat suatu negara,
termasuk Indonesia. Pola hidup sehat juga melanda penduduk dunia yang
semakin menyadari bahwa banyak masalah yang dapat mengakibatkan
penurunan tingkat harapan hidup. Oleh karena itu mereka terus menekan pola
hidup yang dapat mendukung hidup sehat.
Salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
adalah minuman kesehatan. Minuman kesehatan adalah minuman yang
menawarkan khasiat menunjang kesehatan tubuh manusia. Produk ini dikemas
dengan trendi, praktis dan dalam bentuk siap minum.
Persaingan dalam industri minuman, khususnya minuman kesehatan
semakin tajam dengan makin banyaknya pemain baru dalam industri. Setiap
pemain berusaha untuk memperkenalkan produk baru bagi masyarakat
Indonesia melalui iklan yang gencar, terutama pada media cetak dan elektronik
yang dikonsumsi masyarakat menengah-atas.
Pada mulanya pasar yang dituju adalah kelompok menengah-atas yang
tidak mengalami kesulitan finansial untuk membeli produk ini. Peluang ¡ni
didukung dengari proyeksi penduduk dan Lembaga Demografi UI yang
menyatakan bahwa pada lima belas tahun mendatang, kelompok baby boomer
Indonesia atau kelompok 20-39 tahun merupakan kelompok dengan daya beli
terkuat. Tetapi kemudian terjadi perluasan pembeli, dimana ternyata ada
kelompok menengah bawah yang merupakan pembeli potensial. Akhirnya
beberapa perusahaan mulai melakukan diferensiasi produk sesuai dengan target
pasarnya.
Masalah utama yang dihadapi oleh produsen adalah kesulitan
menanamkan kepercayaan kepada masyarakat bahwa produk ini memang
benar-benar menyehatkan dan tidak mengandung bahan yang membahayakan
manusia. Fenomena ini umum terjadi pada produk yang masih baru, tetapi
dengan semakin terbukanya sistem informasi maka hambatan ini akan diatasi.
Industri minuman kesehatan Indonesia masih dalam tahap pergerakan
dan pengenalan produk (introduction) menuju pertumbuhan (growth), sehingga
industri ini sangat menarik untuk diikuti lebih lanjut. Di masa depan, industri
minuman kesehatan akan semakin kompetitif dan berkembang.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glen L. Livain
"Instrumen derivatif yang terus berkembang pesat menyebabkan portofolio semakin kompleks Nilai portofolia tersebut sangat tergantung pada variabel pasar seperti suku bunga dan nilai tukar. Instrumen derivatif selain digunakan untuk meng-offset (hedging) risiko dapat digunakan juga untuk berspekulasi mencari keuntungan. Pada kenyataannya banyak perusahaan merugi karena praktek tersebut. Hal ini mendorong timbulnya kebutuhan akan pengukuran kuantitatif risiko pasar dan suatu portfolio. Salah satu teknik pengukuran yang tersedia adalah Value at Risk (VaR). VaR merangkum seluruh risiko pasar yang ada pada portofolio dalam 1 (satu) bilangan. VaR menyatakan jumlah uang yang mungkin hilang akibat perubahan harga di pasar pada tingkat kepercayaan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Dalam karya akhir ini, dikaji aspek-aspek praktis perhitungan VaR dengan Metode Simulasi Monte Carlo yang diterapkan pada portofolio FX Forward USD/IDR jangka waktu 1 bulan. Prinsip dan Simulasi Monte Carlo adalah melakukan simulasi berulang ulang untuk menghasilkan berbagai kemungkinan harga portofolio yang membentuk distribusi simulasi. Dari distribusi simulasi tersebut, VaR dapat ditentukan. Hasil perhitungan VaR diuji dengan backtesting untuk mengetahui validitasnya."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjetjep Muljana
"ABSTRAK
Industri minyak dan gas bumi yang merupakan tulang punggung pembangunan
Indonesia, dikelola oleh Pertamina bersama dengan Kontraktor Asing dalam bentuk
Kontrak Production Sharing, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, ?Undang
Undang No.44/PRP/1960 dan No.8/1971. Dalam kontrak tersebut Kontraktor Asing
membiayai semua operasi perminyakan yang akan diganti dan hasil minyak/gas yang
dihasilkan, sedang sisanya akan dibagi antara Pertamina dan Kontraktor Asing dengan
rasio yang ditentukan dalam kontrak.
Dalam melaksanakan bisnisnya, Kontraktor Asing dan Pertamina melaksanakan
pengendalian biaya melalui prosedur program kerja dan anggaran, pelaporan
keuangan dan statistik, serta pengadaan barang dan jasa. Sistem pengendalian biaya
yang digariskan oleh Pertamina bertujuan mengendalikan biaya seefisien mungkin
bagi kepentingan Pertamina sesual dengan misi yang ditetapkan dalam Undang
Undang No.8/1971. Sedangkan ?X? Petroleum Company (sebagai salah satu
kontraktor yang menjadi tempat penelitian) melaksanakan sistem pengendalian
biayanya sesuai ketentuan dan kantor pusatnya, yang kemudian dijabarkan dan
disesuaikan dengan sistem yang ditentukan Pertamina.
Dengan adanya perbedaan misi antara Pertamina dan Kontraktornya, maka
pelaksanaan sistem pengendalian biaya tidak dapat berjalan secara optimal dan tujuan
agar biaya dapat dikeluarkan secara efisien tidak sepenuhnya dapat dicapai.
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada ?X? Petroleum Company, ada
beberapa hal dalam sistem pengendalian biaya yang dapat diperbaiki agar sistem ini
bekerja secara optimal baik bagi kepentingan Pertamina maupun Kontraktornya.
Kesimpulan dan saran bagi perbaikan sistem pengendalian pada Kontrak Production
Sharing adalah sebagai berikut:
1. Secara umum sistem pengendalian biaya pada Kontrak Production Sharing tidak
disesuaikan dengan perkembangan lingkungan yang kadang bergejolak
(misalnya perkembangan harga minyak). Untuk itu sebaiknya dibuat sistem yang
dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan tidak kaku.
2. Perlakuan akuntansi yang digabung dengan negosiasi bisnis dapat
mengakibatkan rancunya sistem pengendalian biaya, sebaiknya perlakuan
akuntansi tetap mengacu kepada Standard Akuntansi Keuangan sedangkan
insentif bisnis dapat diberikan dalam bentuk lain. Dengan demikian pengendalian
biaya tidak dipengaruhi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu.
3. Saat ini Pertamina hanya menerima laporan keuangan dan Kontraktor, sehingga
Pertamina tidak mengetahui sistem alokasi biaya yang dilaksanakan
Kontraktornya dan mengakibatkan salah interpretasi. Hal ini dapat diatasi bila
Pertamina menerapkan Accounting Procedure yang terdapat dalam kontrak, yaitu
menentukan daftar perkiraan (Chart of Accounts) serta sistem alokasi biayanya
bagi seluruh Kontraktor di Indonesia.
4. Perbedaan kepentingan antara Pertamina dan Kontraktornya dalam hal-hal
tertentu dapat menghambat lancarnya operasi. Hal ini hanya dapat ditanggulangi
dengan keterbukaan antara Pertamina dan Kontraktor dalam merumuskan tujuan
perusahaan balk jangka panjang, menengah maupun pendek dalam bentuk
program kerja dan anggaran.
5. Pengukuran kinerja dengan cara benchmarking melalui laporan operasional
statistik kurang dapat dipergunakan karena kniteria maupun kiasiflkasi biayanya
belum seragam. Untuk ¡tu sebaiknya semua Kontraktor Production Sharing
dipertemukan dan bersama-sama membuat bench marking, agar dapat dihasilkan
suatu tolok ukur yang benar dan perbaikan yang menuju kearah efisiensi biaya
dapat dllaksanakan dengan Iebih akurat.
6. Persetujuan pengeluaran biaya melalui anggaran, AFE (Authorization For
Expenditure) dan penetapan lelang yang sering memerlukan waktu yang lama
membuat anggaran sebagai salah satu sistem pengendalian biaya tidak dapat
melaksanakan fungsinya dan . perencanaan sering tertunda dan mengakibatkan
membesarnya pengeluaran biaya. Hal ini hams segera ditunggulangi dengan
mengurangi waktu dan jenjang tingkat persetujuan.
7. Keppres No.16 tahun 1994 beserta semua petunjuk teknis pelaksanaan yang
bertujuan untuk mengetatkan pengeluaran biaya, ternyata dapat juga
mengakibatkan bertambah besarnya biaya yang disebabkan oleh adanya syarat
kandungan lokal yang memberikan toleransi harga yang lebih mahal dan
prosedur penunjukan pemenang lelang yang berjenjang dan makan waktu. Hal ¡ni
hams segera ditanggulangi dengan tidak sepenuhnya menerapkan Keppres no.16
tahun 1994 terhadap Kontraktor Production Sharing, atau segera menetapkan
peraturan yang bersifat debirokratisasi dan deregulasi untuk menyederhanakan
rantai persetujuan pengadaan barang dan jasa, agar biaya clapat ditekan serendah
mungkin."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mully Mulyati
"ABSTRAK
Iklim globalisasi dunia usaha yang semakin kompetitif senantiasa
memacu adanya inovasi-inovasi baru. Dalam marketing channel inovasi ini
berupa pemotongan mata rantai distribusi sekaligus pemanasaran biaya iklan,
melalui konsep pemasaran yang dikenal dengan nama Multi-Level Marketing.
Sistem MLM ini diperuntukkan bagi mereka yang menginginkan untuk dapat
berusaha sendiri dengan keterbatasan dana, keterampilan dan waktu.
Karenanya sistem ini dapat menjadi pilihan bagi mereka yang ingin dengan
cepat meningkatkan penghasilannya.
Dewasa ini perkembangan jumlah perusahaan yang menerapkan MLM
sistem semakin banyak. Dengan penerapan sistem MLM ini, perusahaan
mengharapkan dapat meningkatkan tingkat penjualannya karena sistem ini
memiliki kelebihan dalam hal marketing channelnya (memotong sebagian
mata-rantai distribusinya) yang memungkinkan perusahaan secara langsung
mendatangi konsumennya (melalui para distributornya).
Banyaknya jumlah perusahaan yang menerapkan sistem MLM, dan
banyaknya distributor yang telah tergabung didalanmya dapat dianggap
sebagai salah satu indikator kesuksesan sistem ini. Untuk penulisan ini,
dilakukan observasi terhadap beberapa perusahaan yang menerapkan sistem
MLM dalam strategi pemasarannya. Terhadap hasil observasi, dilakukan
analisis ke-empat faktor bauran pemasarannya yang mana akan dapat di
identifíkasi salah satu faktor tersebut yang dominan berpengaruh terhadap
keberhasilan strategi pemasaran MLM yang diterapkan oleb perusahaan. Dari
hasil analisis tersebut akan dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang
mendukung kesuksesan sistem MLM ini di Jndonesia ( dengan mengambil
sampel observasi dari beberapa perusahaan MLM).
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>