Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 943 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fletcher, Ronald, 1921-
London : George Allen and Unwin , 1957
152 FLE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kluckhohn, Clyde
New York: Fawcett, 1957
301 Klu m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soetanto
Djakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 1957
332 SOE e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wegener, Frank C.
Connecticut: Greeswood Press , 1957
370.1 WEG o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Peason, Karl
New York: Meridian Books, 1957
501 PEA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Galilei, Galileo, 1564-1642
New York: Random Haouse , 1957
520 GAL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tan, Tik Poen
"ABSTRAK
Pada pemeriksaan mikroskopi dari bubuk tumbuh-tumbuhan, terutama dalam tjampuran dari beberapa matjam bahan, atjapkali dialami kesukaran berhubung tjiri2 jang spesifik kadang-kadang sukar diketemukan.
Commentaar Pharmacopee menjatakan : Dalam hal jang sukar, terdapatnja kristal" anisotrop sebaiknja ditentukan dengan pertolongan tjahaja jang dipolarisasikan.
Dilikroskop polarisasi mungkin berharga pula pada penjelidikan butir2 pati, oleh karena tanda silang polarisasi (polarisasikruis) menundjukkan dengan saksama letaknja inti dari butir-butir".
Kesukaran2 mentjari tjiri" mikroskopi dalam bubuk jang berasal dari satu bahan dan teristimewa dalam tjampuran dari beberapa bahan jalah karena
1. tjiri2 kadang2 terletak dalam bagian jang tebal (bahan jang keras dan Iiat tak mudah ditumbuk mendjadi bubuk jang halus).
2. tjiri= kerapkali tertutup oleh sell dan djaringan jang aspesifik, misalnja sell .parenchym, chlorophyl, djaringan endosperm dan lain' djaringan jang untuk identifikasi kurang penting, maka tjiri2 tak dapat terlihat.
Djustru banjak sel= dan djaringan2 aspesifik bersifat isotrop dan dalam tjahaja terpolarisasi tak tampak, sedangkan banjak tjiri2 spesifik bersifat anisotrop (misalnja kristal" oxalat, kristal-kristal bintang, raphida, butir2 pati, serabut2 kulit kaju, buluh-buluh kaju, bulu° tudung, sell bath, kristal'' lemak dsb.), sehingga meskipun terletak dibawah djaringan jang aspesifik atau didalam bagian2 jang agak tebal, namun kerapkali masih dapat terlihat.
Akan tetapi tidak semua tjiri2 spesifik bersifat anisotrop, atau dengan lain perkataan : tidak semua tjiri2 spesifik jang dapat kita kenali dalam tjahaja biasa akan tampak dalam tjahaja terpolarisasi.
Sungguhpun demikian pemakaian tjahaja jang dipolarisasikan sangat berguna, oleh karena :
1. tjiri2 jang bersifat anisotrop terlihat dalam latar belakang jang hitam, hingga kontrast sangat tadjam dan tjiri2 dapat diketemukan dengan mudah (penjelidikan dengan tjahaja terpolarisasi sebaiknja dilakukan pada pemadaman maximal, maka latar belakang adalah hitam). Pada foto 1 dan la (halaman 13) terlihat kristal° bintang dari Folia Stra monii. Meskipun kristal itu dengan tjahaja biasa dapat dilihat, namun tampak kurang djelas karena tertutup oleh sel" berisi chlorophyl, sedangkan dalam tjahaja terpolarisasi kristal' terlihat djelas sebagai bintang= bertjahaja diatas latar belakang fang gelap dan sel?' berisikan chlorophyl sama sekali talc tampak, hingga tak mengganggu penglihatan.
2. Disampingnja tjiri' fang diketahui dalam tjahaja biasa, dapat diketemukan tjiri' baru jang hanja dapat dilihat dengan tjahaja terpolarisasi (lihat kristal" dari Fructus Piperis nigri pada foto 2a (halaman 13) serta uraian pada halaman 37, P.1 ; gambar 43, 1). Foto 2 dan 2a memperlihatkan bagian dari Fructus Piperis nigri jang agak tebal; pada foto 2a (tjahaja terpolarisasi) kristal dapat dilihat, sedangkan pada foto 2 (tjahaja biasa) kristal'= tak tampak. Keterangan : sebagian dari objek pada foto' tampak ku? rang tadjam, karena letaknja objek" tidak mendatar, pula ada bagia& jang tebal.
3. Kadang2 kristal2 sukar dilihat dengan tjahaja biasa, 25, 21', 27), maka kristal= dari Herba Polygalae amarae jang terletak didalam sel" penutup (sluitcellen) dari sebagian mulut kulit (huidmondje) masih belum diketahui .
4. Pada kristal dan lain tjiri2 tertentu kadang2 terdapat warna-warna polarisasi, hingga sangat mudah untuk ditjari dalam sediaan.
5. Pada tjiri2 tertentu, djika dilihat dalam tjahaja jang dipolarisasikan, terdapat lukisan2 jang dalam tjahaja biasa tak tampak, meskipun tjiri tersebut dapat dilihat dengan tjahaja biasa ; inilah penting untuk menentukan apa tjiri itu adalah dari tumbuh-tumbuhan tertentu."
Depok: Universitas Indonesia, 1957
D392
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan, Thiam Hok
"ABSTRAK
Menundjukkan adanja kuman-kuman tuberkulosis pada seseorang jang tersangka menderita penjakit tuberkulosis adalah sangat penting untuk para dokter. Tidak hanja untuk menundjang diagnosis klinik, akan tetapi djuga untuk menentukan basil pcngobatan jang telah ditjapai. Atjapkali para dokter mendjumpai penderita-penderita jang belum pasti menderita tuberkulosis. Dalam hal-hal sematjatn itu perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologik. Tjara-tjara jang lazim dipakai jalah pembiakan dan pertjobaan binatang disamping pemeriksaan mikroskopik untuk menetapkan adanja Mycobacterium tuberculosis. Djika kita mempeladjari kepustakaan tentang tjara-tjara penjelidikan tersebut, maka kita dapat kesan betapa banjaknja waktu jang diperlukan untuk pemeriksaan-pemeriksaan itu dan bahwa tidak ada persamaan dalam tjara bekerdja dipelbagai laboratorium.
Oleh karcna itu, Prof. K.A. Jensen (1954), ketua ?Committee of Laboratory Methods of the International Union against Tuberculosis", telah mengusulkan agar tjara pemeriksaan laboratorium mengenai Mycobacterium tuberculosis, dapat dilakukan dengan tjara jang sama untuk semua laboratorium, hingga dengan demikian hasil-hasilnja dapat diperbandingkan satu sama lain.
Tudjuan tesis ini, jang didasarkan pada penjelidikan sendiri, jalah menjelidiki faktor-faktor jang dapat mcmpengaruhi pemeriksaan bakteriologik tentang Mycobacterium tuberculosis didalam dahak, agar dengan demikian dapat menghasilkan suatu dasar tjara bekerdja jang kelak dapat dipakai di Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1957
D394
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sioe, Tjioe Pek
"ABSTRACT
Originally, only oils of vegetable origin, which were at the most subjected to a heat treatment (stand oil manufacture), were used as binder for the paint.
The oils mostly applied are linseed oil and Lung oil, and recently also oiticica oil. These so called drying oils - when spread out in a thin layer - possess the ability to change under the influence of air and light into a hard, more or less water-repelling, and thus into a protective film within a relatively short period.
For the manufacture of paints, varnishes, and laquers, these oils are mixed with other materials which contribute to the formation of the desired properties of the protective layer. The Linum usitatissimum, the source of linseed oil, grows only in areas with a temperate climate and cannot grow in a large. scale in iadonesia.
Attempts to transplant in Indonesia the Aleuritus Fardid and the Aleuritus Montana - the seeds of which supply the tung oil - were already made in 1835 and later on repeated in the years 1930 to 1935.It appeared that the A. Fordie could not flourish in Indonesia, while the A. Montana; better able to withstand the Indonesian rlimatic conditions, gives strongly varying results from place to place.
Frahm and Koolhaas were able to prepare a drying oil with reasonable properties from locally collected seeds of A. Montana. The susceptibility of the plant to various influences however, hindered its development into a big culture seriously.
Other possibilities for the production of drying oils (from the seeds of Aleuritus trisperma oiticica, families of parinarium are probably present, but an investigation to the productiveness of such cultures will be time consuming In connection with the above mentioned general scarcity of drying oils, extensive attempts are carried out in many countries of the world to manufacture drying oils by means of chemical processes. Except in a single case where the drying properties in the raw material, prior to the chemical process, are scarcely present (castor oil), the starting point is a natural product, which already possesses certain drying properties. Such processes present Indonesia with the possibility of finding a solution for the above mentioned problem of binders."
1957
D399
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>