Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3137 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
"Avant d'aborder notre etude, it est important de situer 1'Indonesie et d'etudier 1'evolution de la langue in¬donesienne au cours de son histoire.L'Indonesie se situe entre le continent asiatique et 1'Australie sous la forme d'un vaste archipel de plus de 3000 Iles qui couvre a peu pros 1.900.000 Km2. Le nom 'In-donesia' est un mot compose d'originique grecque : 'Indos' signifiant ""Indes"" et 'Nesos' signifiant ""Iles"". C'est un pays heterogene compose d'environ 200 grou¬pes ethniques, (chaque groupe, dont 1'ensemble constitue la nation indonesienne, possede et utilise sa langue propre com¬me moyen de communication). Ce nombre variant encore si lion considere la delimitation existant entre le sens a donner aux termes 'langue' et 'dialecte'. Nous citerons quelques langues regionales parmi les plus repandues :"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
T41353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Teruna Effendi
Abstrak :
The frequencies of HBsAg and. Anti-HBs among medical/paramedical personnel were compared with that of control group. The health oare personnels numbered 515 persons who were taken from the medical and paramedical staffs of the Dept. Medicine, Dept.Obstetry & Gynaecology. Dept. Dentistry, Dept.Pathology, and Blood Transfusion Service from Cipto Mangunkusumo General Hospital and the Indonesian Red Cross, Jakarta Branch respectively. The oontrol group consisted of 503 non medical personnels who conscripted to give blood as a pre-requisite to obtaining driving license at Jakarta Metropolitan Polioe Headquarter., and who donated their blood to the Indonesian Red Cross for other rea. sons. None of the control group were neither classified as paid donors nor regular donors. By using RPHA and PHA methods, ree onfirmed by staffs of Tokyo Metropolitan Institute of Medical Science, the frequencies of HBsAg and Anti-HBs among the study and the oontrol groups were found 3,1 % , and 49,1 % (study group), and 2,8 % and 42,5 % ( control group) respectively. The frequency of anti-HBs from the study group differ significan tly with the frequency of Anti-HBs from the control group. One respondent contracted double HBV infection, possibly from two different subtypes.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1982
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Gomgom Basa
Universitas Indonesia, 1982
D 1065
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerhadi Magetsari
Abstrak :
Pernyataan P. J. Zoetmulder dalam karangannya yang berjudul "The significance of the study of culture and religion for Indonesian historiography", bermaksud menekankan peranan yang dimainkan oleh agama dalam kebudayaan. Masalah dinyatakannya, bahwa tidak ada satu pun kebudayaan di dunia ini yang lepas dari pengaruh agama. Kenyataan ini baginya berlaku juga bagi kebudayaan indonesia, terutama kebudayaan indonesia kuno. Dari data arkeologi, dapat diketahui bahwa sebagian besar data itu berhubungan erat dengan peninggalan keagamaan. Dengan lain perkataan, hasil kebudayaan yang dipersembahkan bagi tujuan-tujuan keagamaan dibuat dari bahan yang lebih tahan dari pada hasil kebudayaan yang ditujukkan untuk mempertahankan hidup. hal ini tiada lain hanya menuntun kita ke arah perkiraan, bahwa hasil kebudayaan yang mencerminkan agama lebih bertahan dari hasil kebudayaan yang mencerminkan kehidupan sehari-hari, seperti yang dinyatakan oleh Zoetmulder itu. Namun demikian, peranan agama yang demikian besar pengaruhnya terhadap kebudayaan itu, dalam dunia penelitian atas kebudayaan Indonesia Kuno, kurang mendapat tempat yang sewajarnya. Lebih-lebih pada penelitian Indonesia Kuno, para peneliti memalingkan perhatian dari agama itu sendiri. Proses penganutan Agama Buddha dan agama-agama Hindu lebih dilihat dari segi perubahan kebudayaan, bahkan sebagai proses pembudayaan. Sebagai akibatnya, yang menjadi permasalahan ialah proses masuknya Kebudayaan India ke Indonesia, siapa pembawanya, dan baru kemudian dipermasalahkan peranan kebudayaan 'lokal' itu. Dari sudut metode, permasalahan ini juga selalu mengarahkan penelitian untuk melakukan pendekatannya dari sudut pandang India, atau sebagai proses 'Indianisasi'. Demikianlah masalah agama menjadi tenggelam dalam masalah kebudayaan, dalam arti sebagai permasalahan ilmiah penelitian.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
D202
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari S. Soediro
1982
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Hendry Ch.
Abstrak :
Keputusan untuk memilih sebuah topik skripsi agaknya memang sukar dihindarkan dari subyektivitas penulisnya. Alasan-alasan yang bersifat pribadi yang tidak selamanya mengesampingkan keilmiahan bentuk karya tulis itu besar sekali peranannya. Apalagi penelitian terhadap cipta sastra, yang tak lepas dari pandangan pandangan atau pengalaman terhadap pengarangnya sebelum kemunculan fiksi tersebut. Pada saat pertama penulis membaca Stasiun, novel karya Putu Wijaya pada suatu hari di tahun 1978, pengarang yang juga dramawan kelahiran Tabanan, Bali, ini, sudah punya nama besar. Telegram yang terbit sebelum Stasiun dianggap sebagai lompatan baru dalam khazanah kesusastraan Indonesia, setelah karya-karya Iwan Simatupang, dengan gaya penulisan arus kesadaran yang utuh. Dan seorang mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S10865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlinda Nilla Gusti
Abstrak :
Jaman Balai Pustaka dianggap sebagai permulaan kesusastraan Indonesia modern (Teeuw 1967:1). Sebagian besar dari cipta sastra yang dihasilkan pada jaman Balai Pustaka, lahir dari pengarang Minangkabau. Kiranya pertanyaan Mengapa lahir dari masyarakat Minangkabau? dapat terjawab dari pembicaraan pada bab-bab yang terdahulu. Dalam masyarakat Minangkabau terjadi konflik yang sangat hebat, yaitu antara kaum tua dan muda. Pada dasarnya konflik ini sudah terjadi pada permulaan masuknya Islam ke Sumatera Barat, di mana sistim kekerabatan yang matrilinial dalam masyarakat Minangkabau itu diketahui oleh pemuka-pemuka Islam sebagai bertentangan dengan agama Islam. Selanjutnya pertentangan.itu menjadi tajam setelah masuknya pendidikan Barat dalam masyarakat Minangkabau melalui pemerintahan Belanda. Kaum muda secara keras menentang adat lama yang dipegang oleh kaum tua. Pertentangan itu meruncing pada persoalan "kawin paksa". Persoalan ini paling dirasakan dalam masyarakat.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S10842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riny H. Hadipranoto
Abstrak :
Setelah meneliti fokus pengisahan dalam novel Rau_manen penulis dapat menyimpulkan bahwa: Dalam novel ini terdapat tiga pencerita. Yaitu, pertama pencerita diaan yang berkisah dalam bab 1-11. Untuk mengisahkan masa yang silam digunakan dua macam gaya pen_cerita diaan, yakni pencerita diaan semestaan untuk meng_gambarkan tokoh Manen dan pencerita diaan amatan untuk menggambarkan tokoh-tokoh lainnya. Pencerita diaan di da_lam bab-bab ini juga memberikan kamentar pencerita dan monolog interior tak langsung dari tokoh Manen. Kedua, pencerita akuan sertaan Manen, dalam bab-bab berjudul Maven., pencerita akuan sertaan Manen ini mengisahkan ke_kinian (sepuluh tahun setelah berakhirnya kisah dalam bab 1-11). Dalam bab-bab ini terdapat monolog interior langsung dari tokoh Manen. Ketiga, pencerita akuan sertaan Monang dalam bab-bab berjudul Monang yang juga mengisah_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S10729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harjanto
Abstrak :
Pembicaraan skripsi ini menggunakan tiga teori: - teori Sonoritas dari Heffner - teori Penonjolan dari Daniel Jones - teori Denyut nafas dari Stetson Dari ketiga teori tersebut, ternyata hanya teori Sonoritas dari Heffner yang dapat dipergunakan, karena telah banyak ahli lingguistik Indonesia antara lain Gorys Keraf, Verhaar, Samsuri yang menggunakan sonoritas sebagai penanda suku kata. Teori Denyut napas dapat dipakai untuk menunjang penganalisaan pengucapan kata berafiks...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S10958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Nirwani
Abstrak :
Setelah membahas latar dan tokoh novel Mochtar Lubis yang berjudul Harimau! Harimau!, penulis dapat mengambil suatu kesimpulaa umum bahwa novel tersebut memang menarik. Pertama, bahwa setiap tokoh tampil dengan watak masing-masing yang jelas. Tindakan ma_sing-masing tokoh cukup jelas sebab musababnya. Ke_dua, penggambaran latar sangat jelas dan terperinci, sampai ke hal-hal yang kecil diuraikan oleh pengarang_nya sehingga dapat menunjang penokohan. Ketiga, baha_sa yang dipergunakan sederhana dan imaginatif. Kalimatnya jelas sehingga mudah dipahami. Semua itu disu_sun oleh pengarang dengan baik. Pantaslah buku ini mendapat penghargaan sebagai buku fiksi terbaik tahun 1975 dari Yayasaa Buku Utana. Pembahasan mengenai tokoh dan penokohan tidak terlalu sulit bagi penulis. hanya saja memerlukan ke_tekunan dan ketelitian, karena masing-masing tokoh mempunyai peran yang penting dan saling mendukung wa_laupun ada tokoh utama. masing-masing tokoh tampil_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S11033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>