Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ageng Pangestu Rama
Yogyakarta : Cahaya Ningrat, [2007;2007;2007;2007, 2007]
306 AGE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dinarti Paramita
"Indonesia sebagai negara maritim memiliki sumber bahan baku kitin yang melimpah, yaitu kulit udang. Kulit udang pada percobaan ini mengandung 41,995% mineral, 45,36% protein dan sisanya adalah kitin. Kitin, ?-(1-4)-2-asetamida-2-dioksi-D-glukosa, diisolasi dari kulit udang dengan melalui dua tahap proses, yaitu demineralisasi dan deproteinasi. Kitin yang didapat kemudian diubah menjadi kitosan melalui proses deasetilasi. Kitosan, disebut juga ?-1,4-2-amino-2-dioksi-D-glukosa, mengandung gugus amida dan hidroksil yang menyebabkan kitosan memiliki reaktifitas yang tinggi dan bersifat polielektrolit kation. Oleh sebab itu, kitosan dapat digunakan sebagai adsorben logam berat. Pada penelitian ini, proses demineralisasi menggunakan HCl 1 N dengan perbandingan solid:liquid sebesar 1:20 pada temperatur 90_C selama 60 menit. Proses deproteinasi menggunakan NaOH 3,5 N dengan perbandingan solid:liquid sebesar 1:10 pada temperatur 90_C selama 60 menit. Proses deasetilasi menggunakan NaOH pekat 80% (b/v) dengan perbandingan solid:liquid sebesar 1:10 pada temperatur 130_C selama 30 menit. Kitosan yang dihasilkan, selanjutnya akan digunakan sebagai adsorben logam Cu (II), memiliki nilai derajat deasetilasi sebesar 46,77%. Uji adsorpsi logam Cu (II) oleh kitosan dilakukan dengan empat variasi, yaitu pH, perbandingan solid:liquid, waktu kontak dan konsentrasi awal Cu (II). Kondisi optimum adsorpsi logam Cu (II) didapat pH 5 dengan perbandingan solid-liquid sebesar 1:100 selama 60 menit pada konsentrasi awal Cu (II) sebanyak 100 ppm dengan persentase adsorpsi maksimum sebesar 70,84%.

Indonesia as an maritime country has a lot of source of chitin. Prawn shell is one of the potential source of chitin. Prawn shell consist of 41.995% mineral, 45.36% protein and the rest is chitin. Chitin, ?-(1-4)-2-acetamido-2-deoxy-D-glucosamine, isolated from Prawn shell by demineralization and depretination. Isolated chitin must be converted become chitosan by deacetylation. Chitosan, ?-(1-4)-2-amino-2-deoxy-Dglucosamine, has amide and hydroxyl groups, that makes chitosan is very reactive and polyelectrolit. Because of that, chitosan can be used as an adsorbent of heavy metal. In this research, demineralization using 1 N HCl for 30 minutes at 90_C with ratio solid:liquid 1:20. Deproteinization using 3.5 N NaOH for 60 minutes at 90_C with ratio solid:liquid 1:10. Deacetylation using 80% (w/v) NaOH for 30 minutes at 130_C with ratio solid:liquid 1:10. Chitosan isolated, used as an adsorbent of metal Cu (II), has 46.77% degree of deacetylation. Adsorption Cu (II) by chitosan has four variations, which are pH, ratio solid:liquid, time contack and initial concentration of Cu (II). Optimum condition of adsorption is the highest precentage of adsorption at pH 5, ratio solid-liquid 1:100 for 60 minutes and initial concentration of Cu (II) 100 ppm. The highest precentage of adsorption is 70.84%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [2007;2007, 2007]
S49769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrullah Jamaludin
"Ditengah semakin meningkatnya konsumsi berbagai ragam minuman ringan berlabel minuman kesehatan oleh masyarakat, terbuka suatu peluang untuk memproduksi minuman kesehatan yang alamiah dari air kelapa muda. Minuman yang dikenal sebagai air kelapa muda kemasan ini mempunyai khasiat menyembuhkan kesulitan buang air kecil (urinary disorder). Untuk mengolah air kelapa muda tersebut, dibutuhkan suatu unit pengolahan dan pemurnian air kelapa. Namun yang paling dibutuhkan sekarang ini adalah alternatif teknologi yang harganya terjangkau. Berdasarkan hal itu, dalam penelitian ini digunakan membran Mikrofiltrasi (MF) dan penyinaran dengan Ultraviolet (UV) untuk mengolah air kelapa muda.
Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan terhadap air kelapa muda, dimana setiap dua perlakuan diganti dengan air kelapa muda berbeda yang masingmasing volumenya 7 liter. Dua perlakuan pertama yaitu perlakuan tanpa (Mikrofiltrasi dan Penyinaran Ultraviolet) dan perlakuan penyinaran Ultraviolet tanpa Mikrofiltrasi dengan kondisi awal jumlah mikrobanya sama yaitu 1890 Colony Forming Unit per ml (CFU/ml) air kelapa muda, sedangkan pH dan derajat manis masing masing sebesar 5.32 ; 5.92 % brix dan 5.42; 5.84 % brix (kondisi pH dan % brix berubah setelah melakukan proses perlakuan tanpa Mikrofiltrasi dan penyinaran Ultraviolet). Dua perlakuan selanjutnya yaitu perlakuan Mikrofiltrasi tanpa penyinaran Ultraviolet dan perlakuan dengan (Mikrofiltrasi dan penyinaran Ultraviolet) dengan kondisi awal jumlah mikrobanya sama sebesar 2300 CFU/ml air kelapa muda, sedangkan pH dan derajat manis masing-masing sebesar 5.36; 5.35 % brix dan 5.33; 5.35 % brix. Diketahui bahwa variasi waktu penyinaran dengan Ultraviolet 2, 4, dan 8 menit dengan laju alir 1; 1.5; 2 GPM.
Hasil optimum dari air kelapa muda kemasan yang diperoleh yaitu dengan laju alir 1.5 GPM melalui perlakuan dengan menggunakan Mikrofiltrasi dan penyinaran Ultraviolet selama 4 menit bersamaan dengan pH 5.38 dan derajat manis 5.35 % brix (yang cenderung sama dengan air kelapa muda segar). Namun masih mengandung jumlah mikroba sebanyak 10 CFU/ml melalui perhitungan dengan metode Pour Plate Count.

The increasing consume varians softdrink by society, there are opened opportunity to produce natural healthy drink from young coconut water. The popular drinking as young coconut water have the restorative power to cure urinary disorder. To process young coconut water needed of processing and purifying unit. However, the most needed today is alternative of technology inexpensive. Based on statement, this research used microfiltration membrane and ultraviolet illumination to process young coconut water.
The research on young coconut water consist of four item. Each two item, young coconut water are substituted with different young coconut water and each item have volume 7 liter. First two item are not use (microfiltration and ultraviolet illumination) and use ultraviolet illumination, with initial conditions are amount of microbe 1890 Colony Forming Unit per ml (CFU/ml) young coconut water, while pH and degree of sucrose each are 5.32; 5.92 % brix and 5.42; 5.84 % brix (condition pH and % brix changed after processing item not use microfiltration and ultraviolet illumination). The second two item are use microfiltration and use (microfiltration and ultraviolet illumination) with initial conditions amount of microbe 2300 CFU/ml young coconut water, while pH and degree of sucrose each are 5.36; 5.35 % brix and 5.33; 5.35 % brix. Variations time ultraviolet illumination are 2, 4, 8 minute with flow rate 1; 1.5; 2 GPM.
Yield optimum get from four item in processing young coconut water to package young coconut water are with flow rate 1.5 GPM on item use (microfiltration and ultraviolet illumination) during time 4 minute with pH 5.38 and degree of sucrose 5.35 % brix ( tendency same as initial conditions young coconut water). Yet, they are still contains amount of microbe 10 CFU/ml that can counted with pour plate count method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [2007;2007, 2007]
S49735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library