Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Zubair Muis Alie
Abstrak :
Analisis Kekuatan Sisa Penumpu Lambung Kapal Asimetris Pasca Rusak dengan Metode Beam Finite Element. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis kekuatan sisa dari penumpu lambung kapal rusak tidak simetris dalam pengaruh lentur memanjang. Metode Beam Finite Element diadopsi untuk pengujian dari kekuatan sisa dari dua kapal bulk carrier (Ship B1 dan Ship B4) dan sebuah model tiga-ruang-muat dari kapal bulk carrier dengan tipe Panamax berlambung tunggal pada kondisi hogging dan sagging. Suatu prosedur penyelesaian yang efisien dengan kata lain lambung kapal diasumsikan tetap pada bidang, momen lentur vertikal bekerja pada penampang dan model tiga-ruang- muat. Untuk kasus kerusakan, bagian yang rusak dibuat sederhana dengan menghilangkan elemen-elemen dari penampang, tegangan sisa pengelasan, dan ketidaksempurnaan awal diabaikan. Tidak ada perpanjangan retak yang dipertimbangkan. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode Beam Finite Element disebut Beam-HULLST dibandingkan dengan analisis progressive collapse yang diperoleh dengan menggunakan HULLST untuk validasi dari metode yang digunakan. Kemudian, pada model tiga-ruang-muat, digunakan Beam-HULLST untuk menginvestigasi pengaruh rotasi sumbu netral pada kondisi intact dan damage dengan mempertimbangkan satu dan lima jarak gading.
The objective of the present study is to analyze the residual strength of asymmetrically damaged ship hull girder under longitudinal bending. Beam Finite Element Method is used for the assessment of the residual strength of two single hull bulk carriers (Ship B1 and Ship B4) and a three-cargo-hold model of a single-side Panamax Bulk Carrier in hogging and sagging conditions. The Smith?s method is adopted and implemented into Beam Finite Element Method. An efficient solution procedure is applied; i.e. by assuming the cross section remains plane, the vertical bending moment is applied to the cross section and three-cargo-hold model. As a fundamental case, the damage is simply created by removing the elements from the cross section, neglecting any welding residual stress and initial imperfection. Also no crack extension is considered. The result obtained by Beam Finite Element Method so-called Beam-HULLST is compared to the progressive collapse analysis obtained by HULLST for the validation of the present work. Then, for the three-hold-model, the Beam-HULLST is used to investigate the effect of the rotation of the netral axis both intact and damage condition taking the one and five frame spaces into account.
Universitas Hasanuddin. Faculty of Engineering, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Daeng Paroka
Abstrak :
Kemampuan Manuver Kapal dengan Sarat Kecil pada Kecepatan Angin Konstan. Gaya dan momen yang ditimbulkan oleh angin dapat mengakibatkan kecepatan operasi kapal berkurang secara drastis, sudut geser yang besar serta sudut kemudi yang besar untuk mempertahankan arah gerak kapal. Kapal dengan sarat yang kecil mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami masalah manuvering tersebut dibandingkan dengan kapal dengan sarat yang besar. Tulisan ini membahas performa manuvering kapal dengan sarat kecil pada kondisi angin dengan kecepatan konstan. Lima perbandingan kecepatan angin dan kecepatan kapal tersebut, yaitu 1,0, 5,0, 10,0, 15,0 dan 20,0 digunakan untuk simulasi. Arah data angin terhadap kapal divariasikan mulai dari 0° sampai 180°. Sudut geser kapal bertambah besar dengan bertambahnya kecepatan angin. Arah angin juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sudut geser khususnya pada sudut datang angin lebih kecil dari 140°. Fenomena yang sama terjadi pada kasus sudut kemudi. Sudut kemudi yang diperlukan untuk mempertahankan arah gerak kapal maksimum terjadi pada sudut datang angin 60° untuk perbandingan kecepatan angin dan kecepatan kapal (v/c) sama dengan atau lebih besar dari 20.0.
Wind force and moment may force a ship to drastically decrease its speed and use a large drift angle as well as a large rudder angle in order to maintain its course. Ships with a small draught might have more risk in maneuvering to its point of view compared with a ship with a larger draught. This paper discusses maneuverability of a ship with a small draught in steady wind. The effect of wind on ship speed, drift angle, and rudder angle are investigated in a steady state condition. Five different ratios of wind velocity to ship speed from 1.0 to 20.0 are used in the simulation. The variation in wind direction is examined from 0° to 180°. Results of the numerical simulation show that the wind has a significant effect on the reduction in ship speed with a wind direction less than 100°. The drift angle increases due to increasing wind velocity in the same wind direction. Wind direction also has a significant effect on the drift angle especially when the wind direction is less than 140°. The same phenomenon was found for the rudder angle. The necessary rudder angle is greater than the maximum rudder angle of the ship when the wind direction is 60° with a wind velocity to ship speed ratio of 20 or more.
Universitas Hasanuddin. Faculty of Engineering, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library