Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
ABSTRAK
Perbandingan tingkat validasi metode multi elemen dan metode adisi unsur Cu dalam standard reference material (SRM) dengan AAS. Analisis unsur dengan AAS berdasarkan pengukuran adsorbansi atom tunggal.
Jakarta Selatan: Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2011
620 EKSPLOR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRAK
Geologi dan keterdapatan uranium di sektor Paluq Hulu, Kalimantan timur. Tahapan prospeksi sistematik mencakup luasan Sektor Paluq (0,8 km2). Tujuan kegiatan ini untuk mendapatkan gambaran geologi rinci dan mineralisasi U serta potensi di Sektor Paluq. kegiatan yang dilakuan adalah pengukuran topografi, pengukuran radioaktivitas tanah, pengamatan stratigrafi dan struktur geologi rinci, pembuatan kupasan pada lokasi anomali dan pembuatan kupasan/paritan pada lokasi anomali radiometri. Pada sektor paluq terdapat 5 (lima) lokasi anomali radiometri yang signifikan yaitu Anomali Putra, Roos, Paluq Hulu, Mahakam dan Siweg dengan nilai radiometri 500 - 10.000 c/s, dengan nilai latar 100 c/s, telah dilakukan pembuatan kupasan dan paritan dilakukan pengambilan contoh mineralisasi dengan metode sistematic chanel sampling. Hasil analisis petrografi dan mineragrafi menunjukkan bahwa mineralisasi berupa pitchblenda, autonit berasosiasi dengan mineral bornit, kalkosit, kalkopirit, lolingit, pirhotit, pirit, sfalerit, ilmenit, limonit, magnetit, markasit, rutil, melnikovit, hematit dan oksida besi. Hasil analisis geokimia uranium total batuan berkisar antara 35 ppm U hingga 4.600 ppm U.
Jakarta Selatan: Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2011
660 EKSPLOR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ngadenin
Abstrak :
Thorium dan uranium di Pulau Bangka terdapat di dalam mineral monasit. Secara geologi monasit terbentuk pada granit tipe S, batupasir, serta endapan aluvium. Di daerah Bangka Barat terdapat beberapa granit tipe S dan aluvium hasil rombakannya sehingga wilayah ini dianggap sebagai wilayah potensial untuk terbentuk cebakan monasit tipe plaser. Granit tipe S dianggap sebagai sumber monasit sedangkan aluvium hasil rombakannya dianggap sebagai tempat berakumulasinya monasit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi geologi dan potensi sumber daya thorium dan uranium pada endapan aluvium di Bangka Barat. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi, pengukuran kadar thorium dan uranium batuan, pengambilan sampel batuan granit untuk analisis petrografi, pengambilan sampel mineral berat pada aluvium untuk analisis butir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa litologi di wilayah Bangka Barat tersusun oleh satuan sekis, satuan meta batu pasir, terobosan granit, terobosan diabas, satuan batupasir dan aluvium. Monasit dijumpai pada terobosan granit, satuan batupasir dan aluvium. Sesar yang berkembang adalah sesar-sesar yang berarah relatif Barat Laut Tenggara, Timur Laut, Barat Daya dan Barat Timur. Hasil analisis butiran mineral berat menunjukkan persentase monasit rata-rata dalam mineral berat adalah sebesar 6,34%. Mineral lain yang terdapat dalam cebakan plaser dan cukup potensial adalah zirkon 36,65 %, ilmenit 19,67%, dan kasiterit 14,75%.
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2014
660 EKSPLOR 35:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniarti Ulfa
Abstrak :
Nenering Formation is essentially made up of semi-consolidated sediments, which are divided into basal conglomerate beds, conglomeratic sandstone, cross-bedded sandstone, and siltstone to muddy layers facies. It is overlie unconformable to the Berapit Formation, but conformable to the Kroh and Grik Formations. The stratigraphy of Nenering Formation is a fining upwards sequence where the thickness of conglomerate beds become thinner upwards and become thicker for conglomeratic sandstone. The thickness varies from 0.5 m to tenths of meters. The more sandy in the upper portion (cross-bedded sandstone) overlie with thin siltstone and mudstone facies. The clast and grain composition suggested that the material making up the sedimentary sequence were derived predominantly from the erosion of granitoid rocks and sedimentary and metamorphic rocks constitute a minor provenance. Imbrications and the trend sizes of clasts indicate that the palaeo-current flow toward northeast. Cross bedding that was found in conglomerate and sandstone indicates the main channel depositional environment. The sequence stratigraphy of this area match with the Saskatchewan fluvial braided channel model.
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2014
660 EKSPLOR 35:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hafni Lissa Nuri
Abstrak :
Pengumpulan data dan informasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan desain awal pilot plant pengolahan monasit menjadi thorium oksida (ThO2). Kandungan thorium pada monasit di Indonesia cukup tinggi antara 2,9 ? 4,1 % dan cukup melimpah terutama di Kepulauan Bangka Belitung. Thorium dapat digunakan sebagai bahan bakar dikarenakan potensinya lebih melimpah dibandingkan uranium. Pabrik pengolahan thorium oksida dari monasit secara komersial didirikan mulai dari pilot plant untuk menguji data laboratorium. Desain pilot plant dimulai dari desain awal, basic design, desain detil, procurement, dan konstruksi. Kebutuhan untuk desain awal yang telah dilakukan meliputi data umpan dan produk, blok diagram proses, deskripsi proses, penentuan kondisi proses, dan jenis alat utama. Kata kunci
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2014
660 EKSPLOR 35:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Gunawan Muhammad
Abstrak :
Sektor Lemajung, merupakan salah satu sektor potensial uranium di daerah Kalan, Kalimantan Barat. Mineralisasi uranium dijumpai pada batuan metalanua dan metapelit sekistosan, dengan arah umum mineralisasi timur-barat miring 70 derajat ke utara sejajar dengan arah foliasinya (S1).Pemboran evaluasi telah dilaksanakan dengan total kedalaman 300 meter dan telah dilakukan logging dengan menggunakan gross-count gamma ray pada lobang bor. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan kadar minelisasi uranium dalam batuan secara kuantitatif dan mengetahui kondisi geologi di daerah sekitar pemboran....
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2014
660 EKSPLOR 35:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library