Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Fatmawati
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini merupakan studi tentang khalayak pustakawan dengan pendekatan analisis resepsi. Tujuan penelitian adalah mengetahui encoding tayangan bertajuk gemilang perpustakaan nasional 2016 di Tv One kepada khalayak pustakawan dan bagaimana khalayak pustakawan aktif meresepsi pesan kode dalam tayangan gemilang perpustakaan nasional 2016 di Tv One. Acara yang mengangkat topik tentang perpustakaan ini berjenis variety show. Data penelitian diperoleh dengan wawancara dan dokumentasi. temuan penelitian bahwa resepsi pustakawan ternyata memiliki pemaknaan masing-masing terhadap pesan yang disampaikan. Bisa saja tayangan tersebut dihadirkan untuk mendongkrak jumlah khalayak karena TV One barangkali dikenal dengan media yang anti mainstram atau sekedar spectacles TV One agar dianggap pelopor media yang peduli terhadap perpustakaan dan profesi pustakawan. Hasil di Tvone diketahui ada tiga pembacaan. Negotiated meaning yang bernego dengan identitasnya sebagai pustakwan yang disembunyikan ketika berinteraksi dengan profesi lainnya di masyarakat (informan Dn). Decoding oposisional dimana informan Sw memahami encoding bahwa tidak mengalami perlakuan yang tidak baik dari profesi lainnya. Posisi hegemonik-dominan ketika informan Bd dan FI menerima tayangan bertajuk "gemilang perpustakaan nasional 2016" secara penuh.
Jakarta: Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, 2018
021 MPMKAP 25:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Wahyudi
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu objek kajian utama ilmu bibliometrik adalah Dalil Lotka. Dalil Lotka menggambarkan tinggi rendahnya produktivitas penulis pada bidang ilmu tertentu. Terdapat tiga teknik perhitungan partisipasi penulis pada Dalil Lotka. Penelitian ini mengkaji produktivitas penulis pada majalah Visi Pustaka selama kurun waktu 2005-2014 dengan menggunakan teknik perhitungan partisipasi penulis straight count dan complete count. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil produktivitas penulis bila menggunakan straight count dan complete count. Sebanyak 189 artikel yang ditulis oleh 116 penulis jika menggunakan straight count dan sebanyak 131 penulis jika menggunakan complete count.Uji Kolmogorov-Smirnov (tes K-S) dilakukan untuk menguji kesesuaian Dalil Lotka pada data yang diobservasi. Hasil uji K-S menunjukkan bahwa produktivitas penulis pada majalah Visi Pustaka kurun wkatu 2005-2014 sesuai dengan Dalil Lotka (tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pengamatan dengan nilai teoritis dalil Lotka) baik menggunakan teknik perhitungan partisipasi penulis straight count maupun complete count.
Jakarta: Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, 2018
021 MPMKAP 25:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ismi Maulidyah
Abstrak :
ABSTRAK
Kemutakhiran sumber rujukan dalam karya tulis ilmiah (KTI) merupakan hal penting yang dipersyaratkan dalam penilaian angka kredit jabatan fungsional. Oleh karena itu, agar KTI mendapat nilai baik, maka sumber rujukan harus mutakhir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui kemutakhiran sumber rujukan antara jurnal perpustakaan terbitan Kementerian Pertanian dengan jurnal perpustakaan terbitan Perpustakaan Nasional Rl. Parameter yang dikaji adalah (1) proporsi sumber rujukan (majalah/jurnal, buku/monograf, sumber on-line, peraturan/surat keputusan, undang-undang, makalah, laporan, skripsi/tesis/disertasi, koran), (2) peringkat majalah/jurnal yang dirujuk, (3) kemutakhiran usia rujukan dan (4) paruh hidup (half-life) literatur. Analisis bibliometrik digunakan untuk memperoleh dan menganalisa data. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa proporsi sumber rujukan yang paling banyak disitir oleh kedua jurnal perpustakaan tersebut adalah buku (rata-rata 34,8%), disusul oleh majalah/jurnal (rata-rata 28,2%). Tidak semua artikel merujuk pada artikel yang bersumber dari majalah/jurnal. Proporsi artikel yang merujuk pada majalah/jurnal: menunjukkan bahwa jurnal perpustakaan Kementerian Pertanian (96%) lebih besar dibanding jurnal Perpustakaan Nasional (53%). Tingkat keterpakaian publikasi jurnal perpustakaan Kementerian Pertanian cukup tinggi sebagai bahan rujukan dalam penulisan artikel baik di publikasi internal (13,9%) maupun di eksternal, seperti jurnal Perpustakaan Nasional (2,4%) dari total rujukan. Kebaruan literatur yang dirujuk berusia. 0-5 tahun. pada pada jurnal Perpustakaan Nasional lebih tinggi (37,5%) dibanding jurnal perpustatakaan Kementerian Pertanian (36,2%). Paruh hidup literatur (half-life literatur) relatif hampir sama, antara jurnal perpustakaan Kementerian Pertanian (7,26 tahun) dengan jurnal Perpustakaan Nasional (7,33 tahun).
Jakarta: Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, 2018
021 MPMKAP 25:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bahrudin
Abstrak :
ABSTRAK
Peran perpustakaan dengan berbagai jenis dan ukurannya salah satunya ialah menjadi sumber informasi yang mengelola dan menyebarkannya pada pengguna. Informasi adalah aset penting bagi kelangsungan hidup perpustakaan dan menjamin kepercayaan penggunanya sehingga harus dikelola dengan baik. Perkembangan tata kelola teknologi informasi sangat berperan dalam pengelolaan, investasi dan penyebaran informasi di perpustakaan. Sehubungan dengan hal tersebut, keamanan informasi kemudian menjadi hal penting yang akan berdampak pada pemberdayaan informasi yang efektif. Kebutuhan untuk menyediakan manajemen keamanan informasi yang memadai di perpustakaan menjadi semakin mendesak seiring penerapan tata kelola teknologi informasi yang semakin masif. Maka lah ini membahas topik keamanan informasi, pentingnya melindungi informasi dan akses informasi di perpustakaan menggunakan framework SNI ISO/IEC 27001:2013. Standar ini memberikan persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangka mengimplementasikan sistem manajemen keamanan informasi pada suatu organisasi secara berkelanjutan. Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran manajemen perpustakaan untuk mengamankan aset informasi yang dimiliki sehingga dapat diberdayakan sesuai dengan prinsip kerahasiaan (confidentiality), keutuhan (integrity) dan ketersediaannya (availability). Pentingnya manajemen keamanan informasi di perpustakaan ini tentunya akan bermuara pada kepuasan dan kepercayaan pengguna dalam memanfaatkan sumber daya di perpustakaan.
Jakarta: Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, 2018
021 MPMKAP 25:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rushendi
Abstrak :
ABSTRAK
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya merupakan sarana mempermudah dan memperlancar pelaksanaan pengajuan daftar usul penetapan angka kredit (DUPAK) bagi pustakawan, yang berisi penjelasan rinci tentang kegiatan pustakawan, pembinaan karier pustakawan, angka kredit pustakawan, dan tim penilai pustakawan. Permasalahan dihadapi Pustakawan Kementerian Pertanian dalam pengajukan DUPAK belum adanya kesamaan persepsi, kesulitan memahami prosedur, tidak adanya motivasi, dan belum memahami benar setiap unsur kegiatan. Tujuan dari pengkajian untuk menyamakan persepsi di tingkat Pus taka wan Kementerian melalui sikap, motivasi, dan harapan pribadi serta mengidentifikasi butir-butir kegiatan yang perlu ditambah terhadap Perka Perpusnas No. 11 Tahun 2015 mengenai petunjuk teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya lingkup Kementerian Pertanian. Pengkajian dilaksanakan bulan Juli-Agustus 2017 dengan metode survei bersifat deskriptif kuantitatif dengan pendekatan kualitatif. Populasi adalah Pustakawan Kementerian Pertanian berjumlah 137 orang, penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan taraf kelonggaran 10% dengan jumlah sampel sebanyak 58 pustakawan. Hasil kajian menunjukkan sikap pustakawan pada unsur pengelolaan perpustakaan, pelayanan perpustakaan, pengembangan sistem kepustakawan, pengembangan profesi dan kegiatan penunjang kepustakawanan kategori baik dan sesuai dengan pekerjaan di Perpustakaan, namun unsur pengembangan sistem kepustakawanan, pengembangan profesi dan penunjang kepustakawanan cukup keberpihakan akan pada perpustakaan Kementerian Pertanian. Motivasi pustakawan dalam mengajukan DUPAK pada unsur kegiatan pengembangan profesi kategori sangat tinggi, tetapi unsur kegiatan penunjang kepustakawan motivasinya berkategori sedang. Harapan pustakawan terkait dengan angka kreditnya sesuai yang diharapkan namun perlu ditambah pada unsur-unsur kegiatannya dan jumlah angka kreditnya serta dapat disesuaikan dengan kegiatan yang ada di Perpustakaan Kementerian Pertanian.
Jakarta: Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, 2018
021 MPMKAP 25:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jelita Wilis
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai institusi publik, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan diberi mandat melakukan penelitian untuk menghasilkan dan mengembangkan teknologi hasil penelitian kepada para pengguna. Seminar adalah salah satu media yang digunakan dalam diseminasi hasil penelitian. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan peminat informasi hasil penelitian pada seminar periodik Puslitbang Tanaman Pangan. Pengkajian dilakukan di Perpustakaan Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor, menggunakan metode deskriptif. Data yang diamati adalah tingkat kepuasan peserta seminar melalui kuesioner yang dibagikan kepada setiap peserta seminar. Selain dari kuesioner data juga diperoleh dari daftar hadir yang memuat identitas peserta seminar, notulensi, dan catatan moderator yang memimpin jalannya seminar. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa secara umum responden memberikan penilaian cukup memuaskan terhadap materi seminar. Terdapat sebagian kecil peserta seminar yang menyatakan tidak puas terhadap informasi hasil penelitian yang dipresentasikan pada beberapa materi seminar karena tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, materi seminar yang akan dipresentasikan perlu ditelaah terlebih dahulu oleh tim pakar yang ditunjuk di masing-masing unit kerja penelitian, sebelum dikirimkan kepada pengelola seminar periodik di Puslitbang Tanaman Pangan.
Jakarta: Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, 2018
021 MPMKAP 25:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Purwani
Abstrak :
ABSTRAK
Selama ini image pustakawan kita adalah seseorang yang berkutat di antara koleksi perpustakaan yang menumpuk di atas meja untuk diolah ataupun koleksi yang siap untuk dishelving sebelum dilayankan kembali kepada pemustaka. Dunia perpustakaan semakin berkembang dan teknologi Informasi zaman sekarang adalah era informasi di mana era terevolusinya segala hal, termasuk di dalamnya akan membawa perubahan pada stereotip jati diri sosok pustakawan, tidak lagi hanya berkutat dengan buku-buku berdebu dan berada di antara rak shelving untuk mengambil dan menyusun kembali koleksi yang telah dibaca oleh pemustaka, atau hanya sibuk dengan kegiatan rutin mengolah bahan perpustakaan. Pustakawan harus berani ber-evolusi, tidak bisa hanya bersifat pasif tetapi harus mengarah pada tindakan yang lebih progresif dan aktif guna mengapresiasi keinginan masyarakat atau pemustaka. Generasi Digital Native telah lahir dan mereka menuntut informasi yang dibutuhkan sesuai dengan karakter dan kehidupan mereka yang serba digital. Berangkat dari beragam masyarakat sebagai pemustaka potensial, pustakawan harus mulai mengubah stereotip yang selama ini menempel pada sosok Pustakawan untuk beradaptasi dengan fenomena yang terjadi pada saat ini dan mengubah diri menjadi sosok yang mampu melakukan penyesuaian terhadap layanan digital native.
Jakarta: Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, 2018
MPMKAP 25:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Donni Yudha Prawira
Abstrak :
ABSTRAK
Kelimpahruahan informasi yang tidak terbendung dan tersebar luas, kompetensi literasi informasi menjadi unsur penting yang harus dimiliki bagi pemustaka. Dengan memiliki kompetensi Literasi informasi seseorang akan mampu mencari, mengevaluasi, mengorganisasikan serta menggunakan informasi secara efektif dan beretika. Mengingat pentingnya hal tersebut, pustakawan seyogianya harus memiliki kompetensi literasi informasi agar bisa mempersiapkan dan melatih pemustaka menjadi seorang yang berpikir kritis dan pembelajar seumur hidup. Pepustakaan harus melakukan pengembangan pelayanan literasi informasi melalui kelas literasi informasi atau mengintegrasikan dengan kurikulum pendidikan. Tahapan dalam merancang program literasi informasi; analisa, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Dalam pengembangan perlu memperhatikan; sarana dan prasarana, training of trainer bagi pustakawan, sasaran peserta, jumlah, jadwal, modelliterasi informasi, tingkat, materi, metoda pelatihan, promosi, sosialisasi serta evaluasi.
Jakarta: Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, 2018
021 MPMKAP 25:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library