Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12963 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alvin Wihono
"Bidang ilmu superkonduktivitas telah lama menarik perhatian para peneliti. Penelitian terkait pengaplikasian material superkonduktor pun telah banyak dilakukan. Melalui penelitian ini, telah dipelajari pengaruh dua perlakuan panas berbeda terhadap pembentukan pelet BaPb1-xBixO3 (BPBO) melalui reaksi padatan dengan komposisi x = 0; 0,05; dan 0,25. Telah dipelajari juga potensi fabrikasi kawat superkonduktor BaPb0,75Bi0,25O3 menggunakan dua metode, yaitu powder-in-tube (PIT) in-situ dan ex-situ. Hasil karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan bahwa sampel yang dibentuk melalui perlakuan panas kedua memiliki ketunggalan fasa yang lebih baik dengan jumlah fasa pengotor yang lebih sedikit. Parameter kisi dan fasa yang terbentuk, serta perhitungan ukuran crystallite dengan metode Scherrer dan Williamson-Hall Plot telah berhasil dilakukan. Peningkatan unsur Bi pada BPBO terbukti menurunkan ukuran crystallite sampel. Karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM) kemudian dilakukan untuk mempelajari struktur dan morfologi permukaan, homogenitas, ukuran grain, serta porositas yang terbentuk pada sampel pelet dan kawat BPBO. Pengujian resistivitas terhadap temperatur kemudian dilakukan menggunakan Cryogenic Magnetometer. Hasil pengujian mengklarifikasi munculnya fasa superkonduktor pada pelet BaPb0,95Bi0,05O3 (perlakuan panas kedua) dengan nilai Tc onset = 11,5 K dan Tc zero = 5,3 K dan BaPb0,75Bi0,25O3 (perlakuan panas pertama) dengan nilai Tc onset = 11,1 K dan Tc zero = 4 K.

The field of superconductivity has long piqued the interest of researchers. Numerous studies have been carried out to explore the application of superconducting materials. Through this research, the effect of two heat treatments in the making of BaPb1-xBixO3 (BPBO) pellets using solid state reaction method with a composition of x = 0; 0,05; 0,25 has been studied. The fabrication potential of BaPb0,75Bi0,25O3-based superconducting wire using two different methods, powder-in-tube (PIT) in-situ and ex-situ, has also been studied. The result of X-Ray Diffraction (XRD) shows pellet samples that underwent the second heat treatment have better phases with fewer impurity peaks. The lattice parameters, phases, and the calculation of crystallite size using Scherrer method and Williamson-Hall Plot method have also been calculated. The increase of Bi concentration in BPBO proved to lower the crystallite sizes. Scanning Electron Microscopy (SEM) is used to study the structure and morphology, homogeneity, grain sizes, and porosity of the samples. The resistivity behavior has also been studied using Cryogenic Magnetometer. Superconducting states can be found in pellet samples of BaPb0,95Bi0,05O3 (second heat treatment) with Tc onset = 11,5 K and Tc zero = 5,3 K, and BaPb0,75Bi0,25O3 (first heat treatment) with Tc onset = 11,1 K and Tc zero = 4 K."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fathony
"Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahun, dengan Indonesia sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak. Pertumbuhan populasi yang cepat mengakibatkan masalah kurangnya ketersediaan lahan. Perubahan pemanfaatan ruang terutama di wilayah perkotaan mengakibatkan alih fungsi lahan dan perubahan tutupan lahan. Perubahan tutupan lahan mempengaruhi suhu permukaan darat. Penelitian ini mengamati perubahan tutupan lahan di Kabupaten Sumedang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengamati perubahan tutupan lahan yang terjadi di Kabupaten Sumedang tahun 2012, 2017, dan 2022, serta pengaruhnya suhu permukaan darat terhadap tingkat kenyamanan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit dari Landsat-7 ETM+, Landsat-8 OLI/TIRS, dan Landsat-9 OLI-2/TIRS-2 untuk memperoleh tutupan lahan, kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan darat; dan untuk data survey lapangan berupa suhu udara dan kelembaban relatif untuk mendapatkan tingkat kenyamanan. Pada penelitian ini pengolahan data yang dilakukan dengan metode random forest, NDVI, NDBI, dan Discomfort Index (DI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan yang terjadi pada lahan terbangun menyebabkan peningkatan suhu permukaan darat sekitar 2-4 per tahun di Kabupaten Sumedang. Kenaikan suhu tersebut mempengaruhi pada tingkat kenyamanan yang semakin menurun.

The world's population continues to increase every year, with Indonesia being the fourth most populous country. Rapid population growth leads to a lack of available land. Changes in land use, especially in urban areas, result in land conversion and land cover changes. Changes in land cover affect land surface temperature. This study examines land cover changes in Sumedang Regency. The objective is to observe the changes in land cover that occurred in Sumedang Regency in 2012, 2017, and 2022, as well as their influence on land surface temperature and comfort levels. Satellite imagery from Landsat-7 ETM+, Landsat-8 OLI/TIRS, and Landsat-9 OLI-2/TIRS-2 was used to obtain land cover, vegetation density, building density, and land surface temperature data. Field survey data, including air temperature and relative humidity, were collected to assess comfort levels. The data were processed using random forest, NDVI, NDBI, and Discomfort Index (DI) methods. The results of the study indicate that land cover changes in built-up areas have led to an annual increase in land surface temperature of approximately 2-4℃ in Sumedang Regency. This temperature rise effects decreasing comfort levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bebetho, Juan De
"Superkonduktivitas merupakan fenomenologika fisika yang terjadi di suatu material yang ditandai dengan hilangnya resistivitas elektrik seiring dengan suhu lingkungan di turunkan secara ekstrim. Material yang memiliki fase superkonduktor salah satunya ditunjukkan oleh material berbasis kuprat yang mayoritas memiliki suhu kritis fase superkonduktivitas lebih tinggi dibandingkan titik leleh nitrogen cair sebagai pendingin eksternal suhu lingkungan. Material berbasis kuprat dengan suhu kritis tertinggi salah satunya terdapat pada senyawa Bi-Sr-Ca-Cu-O, spesifik pada material Bi2Sr2Ca2Cu3O10 dengan suhu kritis di suhu 110 K. Pengaruh pendopingan terhadap material kuprat berbasis senyawa Bi-Sr-Ca-Cu-O di salah satu unsur terbukti dapat mempengaruhi suhu kritis fasa superkonduktivitasnya. Dengan melakukan doping unsur Cr terhadap Cu yang bertanggung jawab atas eksisnya fasa superkonduktivitas menjadikan material Bi2Sr2Ca2(Cu1-xCrx)3O10 mengalami transisi fasa dari superkonduktor menjadi semikonduktor. Diketahui bahwa suhu transisi setelah mengalami doping Cr ditemui pada material Bi2Sr2Ca2Cu2.4Cr0.6O10 di kisaran 76.03K. Keberadaan Bi8CrO15 terlacak oleh pemetaan XRD yang diduga menjadi alasan dibalik transisi fasa dari superkonduktor menuju semikonduktor dari material Bi2Sr2Ca2(Cu1-xCrx)3O10. Kemunculan dari fasa baru Bi8CrO15 meningkat seiring dengan bertambahnya doping Cr dari material Bi2Sr2Ca2(Cu1-xCrx)3O10.

Superconductivity is a phenomenological physics phenomenon that occurs in a material characterized by the complete absence of electrical resistivity as the environmental temperature is lowered to an extreme level. Materials exhibiting superconducting phases include copper-based compounds that typically have higher critical temperatures for superconductivity compared to the boiling point of liquid nitrogen, which serves as an external coolant at ambient temperatures. One of the copper-based compound materials with the highest critical temperature is the Bi-Sr-Ca-Cu-O compound, specifically the Bi2Sr2Ca2Cu3O10 material with a critical temperature of 110 K. The doping effect on copper-based materials such as Bi-Sr-Ca-Cu-O has been proven to influence the critical temperature of the superconducting phase. By doping the copper element with chromium (Cr), which is responsible for the existence of the superconducting phase, the material Bi2Sr2Ca2(Cu1-xCrx)3O10 undergoes a phase transition from superconductor to semiconductor. It is known that the transition temperature after chromium doping is found in the range of 76.03 K for the material Bi2Sr2Ca2Cu2.4Cr0.6O10. The existence of Bi8CrO15 is traced by XRD mapping which is suspected to be the reason behind the phase transition from superconductor to semiconductor from Bi2Sr2Ca2(Cu1-xCrx)3O10 material. The appearance of the new phase Bi8CrO15 increases with increasing Cr doping of the Bi2Sr2Ca2(Cu1-xCrx)3O10 material.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Talitha Az Zahra
"Maraknya kemunculan kafe di perkotaan kini telah menjadikan kegiatan nongkrong atau hangout di kafe sebagai gaya hidup yang sangat digemari oleh para remaja, khususnya di wilayah Jabodetabek. Beragamnya kafe yang tersebar di wilayah Jabodetabek dengan segala fasilitasnya menjadikan banyak remaja datang ke kafe dengan tujuan untuk mengupdate status dan mengunggah foto selfie mereka di media sosial sehingga bisa diketahui oleh banyak orang. Dengan kata lain, kegiatan mengunjungi kafe dengan tujuan melakukan selfie dan mengupdatenya ke media sosial saat ini merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui karakteristik dari kafe yang dipilih dan digemari oleh para remaja di Jabodetabek sebagai tempat melakukan selfie untuk diupdate ke media sosial. Penelitian ini kemudian juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakteristik spot pada kafe yang dipilih untuk dijadikan tempat swafoto atau selfie para remaja Jabodetabek berdasarkan motivasi mereka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik kafe di Jabodetabek yang digemari remaja untuk melakukan selfie merupakan kafe yang memiliki konsep industrial dan memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Kemudian para remaja juga umumnya memilih mengunjungi kafe di Jabodetabek yang memiliki aksesibilitas yang mudah dijangkau, baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, dan juga memilih kafe yang berada pada kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa. Sebagian besar para remaja di Jabodetabek memilih spot selfie yang memperlihatkan signag atau logo branding kafe yang dikunjunginya, dimana selfie dilakukan dengan latar papan nama kafe atau bangunan dan bagian depan kafe yang menunjukkan logo branding atau lokasi kafe yang dikunjunginya tersebut.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, perilaku membagi foto dengan menunjukkan brand suatu kafe atau kedai kopi terkenal dilakukan remaja dengan maksud memberitahukan atau membagi informasi kepada khalayak bahwa mereka sedang melakukan tren yang ada, dimana ini merupakan bentuk aktualisasi diri mereka.

The rise of cafes in urban areas has now made hanging out or hanging out at cafes a lifestyle that is very popular with teenagers, especially in the Greater Jakarta area. The variety of cafes spread across the Jabodetabek area with all the amenities makes many teenagers come to the cafe with the aim of updating their status and uploading their selfies on social media so that many people can find them. In other words, visiting cafes with the aim of taking selfies and updating them on social media is currently a form of adolescent self-actualization.
This study aims to analyze and find out the characteristics of cafes that are chosen and favored by teenagers in Jabodetabek as a place to take selfies to be updated on social media. This research was then also conducted to find out the characteristics of the spots in cafes that were chosen to be used as selfie spots for Jabodetabek teenagers based on their motivation.
The results of this study indicate that the characteristics of cafes in Jabodetabek which are popular with teenagers to take selfies are cafes that have an industrial concept and have very complete facilities. Then teenagers also generally choose to visit cafes in Jabodetabek which have easy accessibility, both by public transportation and private vehicles, and also choose cafes that are in office, trade and service areas. Most teenagers in Jabodetabek choose selfie spots that show the signage or branding logo of the cafe they visit, where selfies are taken against the backdrop of the cafe or building's signboard and the front of the cafe showing the branding logo or location of the cafe they visited.
Based on the results of the analysis carried out, the behaviour of sharing photos by showing the brand of a famous cafe or coffee shop is carried out by teenagers with the intention of informing or sharing information with the public that they are following an existing trend, which is a form of self-actualization.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Amanatunnawfal Ammar
"Banjir di perkotaan menjadi masalah, biasanya dapat mempengaruhi aktivitas-aktivitas antropogenik. Penduduk di negara berkembang biasanya memiliki persepsi risiko yang rendah. Oleh karenanya penting untuk dibahas mengenai bagaimana manusia menangani banjir di Pasar Minggu dan bagaimana persepsi risikonya. Diserahkannya informasi mengenai persepsi risiko banjir oleh penduduk penting untuk dibahas karena akan menggambarkan bagaimana proses berpikir seseorang yang melakukan tindakan mitigasi banjir baik secara kolektif maupun individu. Lanskap permukiman yang mengandung lanskap bahaya dan perkotaan diambil sebagai faktor utama. Dengan metode kualitatif keruangan, peneliti berhasil menemukan bahwa faktor yang membentuk persepsi risiko penduduk dan berbagai elemennya adalah kedalaman banjir, lanskap perkotaan, jarak dari sungai, social bond, dan moda komunikasi. Hasilnya mengungkapkan bahwa secara umum, terdapat beberapa faktor yang membentuk persepsi risiko banjir, yaitu kedalaman banjir, lanskap perkotaan, jarak dari sungai, social bond, dan moda komunikasi. Jarak dari sungai, lanskap perkotaan, kedalaman banjir, dan elemen afektif membentuk social bond yang kemudian social bond tersebut membentuk moda komunikasi. Moda komunikasi sendiri kemudian membentuk kognitif kemudian afektif, namun elemen kognitif tidak dibentuk oleh kedalaman banjir. Berbeda dengan elemen afektif yang dibentuk oleh kedalaman banjir layaknya social bond dan moda komunikasi yang kemudian membentuk konatif. Lalu ketiga elemen tersebut akhirnya membentuk kategori persepsi risiko banjir. Adapun untuk kategori persepsi risiko yang ditemukan sendiri adalah safety dan control. Safety dan control dibentuk oleh kedalaman banjir, jarak dari sungai, social bond, dan moda komunikasi dengan asosiasi positif. Lalu untuk hubungannya dengan lanskap perkotaan adalah asosiasi negatif. Hanya lanskap perkotaan yang memiliki asosiasi negatif dengan semua faktor.

Flooding in urban areas is a problem, it usually affects anthropogenic activities. People in developing countries usually have a low risk perception. Therefore, it is important to discuss how humans handle flooding in Pasar Minggu and how the risk is perceived. The submission of information regarding the perception of flood risk by residents is important to discuss because it will illustrate the thought process of someone who takes flood mitigation actions both collectively and individually. Residential landscapes containing hazard and urban landscapes are taken as the main factors. Using spatial qualitative methods, researchers succeeded in finding that the factors that shape residents' risk perception and its various elements are flood depth, urban landscape, distance from river, social bond, and mode of communication. The results reveal that in general, there are several factors that shape flood risk perceptions, namely flood depth, urban landscape, distance from the river, social bonds, and mode of communication. Distance from the river, urban landscape, depth of flooding, and affective elements form a social bond which then forms a social bond as a mode of communication. The mode of communication itself then forms cognitive and then affective, but cognitive elements are not shaped by the depth of the flood. In contrast to the affective elements which are formed by the depth of the flood, such as social bonds and modes of communication which then form conative. Then these three elements finally form a flood risk perception category. The categories of risk perception that were found were safety and control. Safety and control are formed by flood depth, distance from the river, social bonds, and modes of communication with positive associations. Then the relationship with the urban landscape is a negative association. Only urban landscape had negative associations with all factors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Anggraeni
"Lapangan Delta di Mahakam cekungan lower Kutai yang sekarang dioperasikan oleh Chevron Indonesia Company telah berproduksi sejak tahun 1975. Produksi dari lapangan ini mencapai puncak produksi sebesar 31 MBO pada tahun 1991, kontribusi terbesar dari produksi tersebut berasal dari zona low resistivity. Berdasarkan data log, zona yang menghasilkan hidrokarbon biasanya terdapat pada zona yang menunjukkan nilai resistivitas yang tinggi, tetapi pada lapangan Delta yang menjadi area penelitian ini sebagian besar produksi didominasi dari zona yang mempunyai nilai resistivitas yang rendah. Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa nilai tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya keberadaan mineral pyrite (Fes2), dominasi persentase volume clay dan ketebalan pay zone, dan nilai salinitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona hidrokarbon yang mempunyai nilai resistivitas yang lebih tinggi pada lapangan ini.
Persentase nilai pyrite yang terdapat pada zona low resisivity ini hanya sebesar 1.2% - 3% dari volume batuan, tetapi nilai tersebut sudah bisa menurunkan nilai resistivitas sebesar 65% lebih rendah dibandingkan dengan zona hidrokarbon yang mempunyai nilai resistivitas yang tinggi pada formasi Deltaic dan Formasi Yakin. Persentase volume clay dan ketebalan juga mempengaruhi, dominasi mineral illite pada shale dan ketebalan kurang dari 5ft akan mempengaruhi penurunan nilai resistivity sebesar 10% dibandingkan high resistivity pay zone pada formasi Deltaic dan formasi Yakin. Dari analisa laboratorium pada air formasi menunjukkan bahwa pada zona low resistivity mempunyai nilai salinitas lebih tinggi 2000ppm diandingkan formasi Deltaic dan Formasi Yakin.

Sepinggan Field in Lower Kutai Basin which is in Mahakam Block and operated by Chevron Pacific Indonesia has been produced since 1975. Hydrocarbon pay zone generally has high resistivity. Nevertheless, Sepinggan Field production is primarily from low resistivity zone which is the most contributors even for its peak production at 31 MBO in 1991. Analysis result shows that the low resistivity value of the zone is influenced by some factors. These factors are pyrite content (FeS2), clay volume percentage domination and pay zone thickness, and more saline than high resistivity pay zone salinity. Pyrite volume percentage in this low resistivity zone ranges from 1.2 to 3 %.
This value can reduce 65 % from the normal resistivity value of hydrocarbon zones from Deltaic and Yakin Formation in this field. Illite domination in clay mineral content and less than 5 ft thickness also can reduce 10 % from the normal resistivity value of Deltaic and Yakin. Formation pay zones Laboratory analysis of formation water shows that salinity of low resistivity zone has 2000 ppm higher than Deltaic and Yakin water formation salinities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaseen Fajrie Yudha Ghozali
"Pada topologi, homeomorfisme adalah pemetaan antara ruang topologi yang bersifat bijektif, kontinu, dan memiliki invers kontinu. Keberadaan homeomorfisme antara dua ruang topologi mengakibatkan ruang-ruang tersebut dianggap sama secara topologi. Dalam topologi, salah satu masalah utama yang dihadapi adalah masalah penentuan keberadaan homeomorfisme antara dua ruang topologi. Invarian topologi adalah sifat dari ruang topologi yang tidak berubah terhadap homeomorfisme, sehingga invarian topologi sering digunakan pada penetuan keberadaan homeomorfisme antara ruang-ruang topologi. Salah satu invarian topologi pada topologi aljabar adalah grup fundamental, yang merupakan grup dari kelas-kelas ekuivalensi gelung (loop) pada ruang topologi. Teorema van Kampen adalah sebuah teorema mengenai homomorfisme antara grup fundamental dari ruang topologi, yang dapat digunakan untuk menentukan grup fundamental dari ruang topologi yang dapat didekomposisi menjadi ruang topologi yang lebih sederhana. Pada tugas akhir ini, dibuktikan kembali teorema van Kampen secara rinci.

In topology, homeomorphism is a bijective continuous mapping between topological spaces with continuous inverse. The existence of homeomorphism between two topological spaces results in those spaces being considered topologically equivalent. A main problem faced in topology is the problem of determining the existence of homeomorphism between two topological spaces. Topological invariant is a property of topological space that does not change under homeomorphism, so so topological invariants are often used in determining the existence of homeomorphisms between topological spaces. One of the topological invariants used in algebraic topology is fundamental space, which is the group of equivalence classes of loops in topological spacae. Van Kampen theorem is a theorem about homomorphism between fundamental group of topological spaces, which can be used to determine fundamental group of topological space that can be decomposed into simpler topological space. This thesis will provide a detailed proof of van Kampen theorem."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghazi Aliyuddin
"Unknown."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Febriani
"Menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, sebanyak 70% penyebab kematian pada penyakit jantung disebabkan oleh penyakit jantung koroner (PJK). Tercatat 17,5 juta kematian atau setara dengan 30,0 % dari total kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung koroner (WHO, 2017). Penyakit jantung koroner merupakan gangguan fungsi jantung yang disebabkan adanya plaque yang menumpuk di dalam pembuluh darah arteri sehingga mengganggu supply oksigen ke jantung. Hal ini menyebabkan aliran darah ke otot jantung menjadi berkurang dan terjadi defisiensi oksigen. Pada keadaan yang lebih serius dapat mengakibatkan serangan jantung. Faktor risiko penyakit jantung koroner diantaranya adalah Usia, Jenis Kelamin, Hipertensi, Kolesterol, Riwayat Keluarga dan sebagainya. Jika kemungkinan seseorang untuk menderita penyakit jantung koroner dapat diprediksi sejak awal berdasarkan faktor risiko yang ada, maka tingkat kematian akibat penyakit jantung koroner dapat ditekan menjadi lebih rendah.
Tesis ini mengusulkan Model Regresi Logistik Fuzzy untuk memprediksi kemungkinan seseorang untuk menderita penyakit jantung koroner. Tahap pertama dari penelitian ini adalah membangun model prediksi, kemudian mengestimasi nilai parameter dengan menggunakan metode least square. Selanjutnya pada tahap ketiga mengaplikasikan model yang didapatkan untuk memprediksi penyakit jantung koroner. Setelah itu melakukan uji kelayakan atau kesesuaian model dengan metode Mean Degree of Membership dan yang terakhir menghitung akurasi prediksi dengan menggunakan Confusion Matrix.

According to the World Health Organization (WHO) in 2015, as many as 70% of the causes of death in heart disease were caused by coronary heart disease (CHD). It was recorded that 17.5 million deaths or the equivalent of 30.0% of the world's total deaths were caused by coronary heart disease (WHO, 2017). Coronary heart disease is a disorder of heart function caused by plaque that builds up in the arteries so it interferes with oxygen supply to the heart. This causes blood flow to be reduced and oxygen deficiency occurs. In more serious situations it can prevent heart attacks. Risk factors for coronary heart disease are Age, Gender, Hypertension, Cholesterol, Family History and so on. If there is someone who is a victim of coronary heart disease can be predicted from the beginning, then there is likely to arise more.
This thesis proposes a Fuzzy Logistic Regression Model to predict the possibility of a person suffering from coronary heart disease. The first stage of this research is to build a predictive model, then estimate the parameter values using the least square method. Furthermore, in the third stage, apply a model to predict coronary heart disease. After that, test the feasibility or suitability of the model with the Mean Degree of Membership method and finally calculate the prediction accuracy using the Confusion Matrix.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etang Lintang Hinanjalu
"Luas perkebunan jambu mete di Sumba Timur kian meningkat dibeberapa tahun belakangan. Kondisi fisik wilayah yang berbatu dan tidak subur menjadi pertanyaan apakah sesuai digunakan untuk perkebunan jambu mete di Sumba Timur khususnya pada Kecamatan Umalulu dan Rindi. Penelitian ini mengkaji distribusi dan kesesuaian lahan untuk tanaman jambu mete di Kecamatan Umalulu dan Rindi, Sumba Timur, NTT. Analisis menggunakan ini metode matching. Hasil menunjukkan adanya 15 perkebunan jambu mete dengan luas total 1096,7 hektar, yang bervariasi dari 29,5 hektar hingga 227 hektar. Sebagian besar perkebunan berukuran menengah, antara 30 hingga 90 hektar dan memiliki produktivitas yang beragam pada skala rendah (1-6 kw/ha) dan sedang (7-12 kw/ha). Kesesuaian lahan dibagi dalam tiga kelas utama: Cukup Sesuai (S2), Sedikit Sesuai (S3), dan Tidak Sesuai (N) dengan ketersediaan air (W) dan retensi nutrisi (F) sebagai faktor pembatas utama. Kesesuaian lahan jambu mete pada Kecamatan Umalulu didominasi dengan sedikit sesuai (S3f), sedangkan di Kecamatan Rindi mayoritas perkebunan termasuk dalam kategori sedikit sesuai (S3w/f) dan beberapa tergolong tidak sesuai (Nf). Hubungan antara kesesuaian lahan dan produktivitas tidak selalu berhubungan sejalan, meskipun ada hubungan antara faktor pembatas dalam sub kelas kesesuaian lahan.

The area of cashew plantations in East Sumba has been steadily increasing in recent years. The physical conditions of the rocky and infertile terrain raise questions about its suitability for cashew cultivation in East Sumba, particularly in the Umalulu and Rindi districts. This study examines the distribution and suitability of land for cashew cultivation in these districts of East Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), using matching method analysis. The results indicate the presence of 15 cashew plantations covering a total area of 1096.7 hectares, ranging from 29.5 hectares to 227 hectares. Most plantations are of medium size, ranging from 30 to 90 hectares, and exhibit varied productivity levels, ranging from low (1-6 kw/ha) to moderate (7-12 kw/ha). Land suitability is categorized into three main classes: Moderately Suitable (S2), Marginally Suitable (S3), and Not Suitable (N), with water availability (W) and nutrient retention (F) as the primary limiting factors. In Umalulu district, cashew land suitability is predominantly categorized as Marginally Suitable (S3f), whereas in Rindi district, the majority of plantations fall into the categories of Marginally Suitable (S3w/f), with some classified as Not Suitable (Nf). The relationship between land suitability and productivity does not always align, despite correlations observed between limiting factors within sub-classes of land suitability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>