Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Jusuf Djafar
"ABSTRAK: Optimasi proses penyangraian biji kakao (Theobroma cacao L.) menggunakan alat sangrai getar terfluidisasi, menggunakan rancangan percobaan response surface method
dengan central composite dua faktor (terhadap 13 variabel sampel) telah digunakan untuk mendapatkan pengaruh frekuensi getaran dan jarak bidang pemanas sinar infra merah terhadap kualitas dan kadar air produk biji kakao non-fermentasi yang disangrai. Bahan yang digunakan merupakan biji kakao non-fermentasi yang diperoleh dari Gabungan Kelompok Tani Kakao di Blitar, sementara itu alat yang digunakan berupa alat sangrai getar terfluidisasi (vibro- fluidized roaster) dilengkapi pemanas sinar infra merah. Nilai optimum penyangraian diperlihatkan oleh frekuensi getar sebesar 40 Hz dan jarak letak pelat tempat biji kakao dari pemanas adalah 10 cm, dengan kadar air biji kakao sebesar 1,7-2%, dan lama waktu penyangraian 6 menit. Produk biji kakao yang dihasilkan dari proses penyangraian menggunakan alat Vibro-Fluidized Roaster memiliki kandungan anti oksidan sebesar 32,297 %. "
Bogor: Balai Besar Industri Agro, 2020
338.1 WIHP 37:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Hasanah
"Skopoletin merupakan golongan kumarin yang memiliki efek fisiologi dan farmakologis pada manusia. Skopoletin memiliki aktivitas sebagai antijamur, antibakteri, antiperadangan, melancarkan peredaran darah dan menurunkan tekanan darah. Skopoletin pada jenis umbi-umbian telah diteliti, namun pada ubi jalar ungu masih terbatas pada identifikasi dan belum ada penelitian yang membandingkan jenis-jenis pelarut terhadap ekstraksi skopoletin dengan metode maserasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan jenis pelarut yang menghasilkan rendemen ekstrak kental dan
kandungan skopoletin tertinggi pada ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.). Ekstraksi senyawa skopoletin dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol, etanol dan etil asetat. Metode analisis skopoletin yang digunakan adalah metode kromatografi cair kinerja tinggi-fluoresensi (KCKT-FL) dan kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ekstrak skopoletin tertinggi diperoleh dari ekstrak dengan pelarut etanol yaitu sebesar 4,49±0,11 %, kemudian etil asetat sebesar 4,43±0,03 % dan terendah metanol sebesar 4,36±0,04 %. Nilai kandungan skopoletin tertinggi diperoleh dari pelarut etanol sebesar 118,092±1,57 ppm, lalu metanol sebesar 111,86±1,58 ppm dan terendah etil asetat sebesar 18,760±2,74 ppm."
Bogor: Balai Besar Industri Agro, 2020
338.1 WIHP 37:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Evajune Widiyawati
"Serat merupakan salah satu jenis karbohidrat yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan. Bahan makanan yang mengandung serat tinggi antara lain serealia seperti jewawut atau millet, namun di Indonesia pemanfaatan millet pada produk camilan masih terbatas. Sebagai jenis serealia, millet dapat dimanfaatkan menjadi produk camilan seperti millet crispy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan produk millet crispy dan kandungan gizinya dengan uji laboratorium (proksimat dan uji kandungan serat pangan). Jenis penelitian yang dilakukan adalah R&D (Research and Development) dengan desain 4D (Define, Design, Development dan Disseminate). Uji kesukaan dilakukan oleh 50 panelis dari masyarakat umum dengan menggunakan borang uji kesukaan. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil uji kesukaan menunjukkan secara keseluruhan tingkat kesukaan millet crispy mempunyai rata-rata 3,30 atau disukai. Hasil dari uji laboratorium menunjukkan bahwa kandungan gizi millet crispy terdiri dari protein sebesar 12,39gram, lemak sebesar 13,95gram, karbohidrat sebesar 52,68gram, dan energi sebesar 381,95kkal per 100 gram produk. Millet crispy dapat dikatakan sebagai snack sumber serat karena kandungan seratnya 19,05gram per 100 gram produk. Oleh karena itu, millet crispy dapat direkomendasikan sebagai snack sumber serat bagi masyarakat Indonesia."
Bogor: Balai Besar Industri Agro, 2020
338.1 WIHP 37:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Vikantika Ponglabba
"Bubur daging buah merah (Pandanus conoideus Lamk) diperoleh tanpa didahului proses ekstraksi minyak dan ditambahkan pengemulsi, penstabil dan bahan lainnya seperti garam, gula dan asam sitrat. Bubur daging buah merah merupakan bahan baku yang dapat digunakan untuk pembuatan selai, dodol dan kue. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat fisik dan organoleptik beberapa formula bubur daging buah merah. Bubur daging buah merah dibuat dengan perlakuan jenis pengemulsi dan penstabil yaitu F0 (kontrol), F1 (Tween 80 2% dan CMC 1%), F2 (gelatin 2%), dan F3 (Tween 80 0,5% dan gelatin 1%). Sifat fisik dari keempat formulasi bubur daging buah merah adalah berwarna merah hingga merah oranye, beraroma khas buah merah, pH 6,64, viskositas 108-150 dPa.s, total padatan terlarut 8,4 - 8,5 oBrix, dengan kestabilan emulsi 2 sampai 7 hari. Berdasarkan hasil pengujian organoleptik, formula bubur daging buah merah yang paling disukai panelis adalah F3 dengan komposisi daging buah merah 95,1%, Tween 80 0,5%, gelatin 1%, garam 0,3%, gula 3% dan asam sitrat 0,1%, dengan tingkat penerimaan warna dengan skor 5,8 (agak suka sampai suka), aroma 4,9 (netral sampai agak suka), rasa 5,0 (agak suka), dan tampilan produk secara keseluruhan 5,0 (agak suka)."
Bogor: Balai Besar Industri Agro, 2020
338.1 WIHP 37:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasim
"Angkak (red yeast rice), bahan pangan fermentasi beras oleh kapang Monascus purpureus dan memiliki beberapa senyawa metabolit bersifat antioksidan. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi ekstrak air angkak dalam mencegah peroksidasi lipid di dalam serum dan organ hati tikus. Sprague Dawley yang diinduksi propiltiourasil dan diet tinggi lemak. Tikus sebanyak 25 ekor dibagi menjadi lima kelompok [normal, kontrol positif, kontrol negatif, induksi air angkak 50 mg/kg (kelompok A1), dan 100 mg/kg (kelompok A2)]. Parameter uji yang diamati adalah konsentrasi malonaldehid (MDA) serum darah dan hati, aktivitas enzim aminotransferase serum, dan gambaran mikroskopik hati. Tikus dengan induksi air angkak 100 mg/kg menunjukkan penghambatan peningkatan konsentrasi MDA pada serum dan hati serta aktivitas AST signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Histopatologi hati kelompok yang induksi ekstrak air angkak menunjukkan adanya perbaikan jaringan yang secara kualitatif ditandai dengan sel hepatosit utuh yang diwarnai oleh pewarna Hematoksilin-eosin, susunan sel rapat dan berjajar secara radial. Induksi 100 mg/kg masih menunjukkan perbesaran vakuola atau butiran lipid yang berwarna putih yang menjadi penanda degenerasi lemak."
Bogor: Balai Besar Industri Agro, 2020
338.1 WIHP 37:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bara Yudhistira
"Penggunaan buah naga menjadi produk velva melalui teknologi pembekuan sebagai upaya diversifikasi olahan buah naga. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kombinasi CMC dan gum arab terhadap karakteristik velva buah naga super merah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu variasi konsentrasi kombinasi bahan penstabil CMC dan gum arab. Rasio puree kulit dan daging buah naga super merah yang digunakan adalah 1:4, dengan konsentrasi gula dan
asam sitrat yang digunakan adalah 25% dan 0,1%. Berdasarkan hasil analisis sensori diperoleh perbandingan 2:1 sebagai kombinasi CMC dan gum arab terpilih. Pengaruh penggunaan kombinasi bahan penstabil terhadap sampel kontrol (tanpa bahan penstabil) terlihat pada tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur dan overall, namun tidak
berpengaruh terhadap tingkat kesukaan panelis terhadap warna, rasa dan aroma veva buah naga super merah. Velva buah naga super merah kombinasi CMC dan gum arab 2:1
mempunyai daya leleh 6,41 menit/3 gram, overrun 24,07% dan viskositas 2333 cP dan karakteristik kimia seperti total padatan terlarut 28,93 brix dan serat pangan 3,64% yang
menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan kontrol. Tetapi tidak berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dan kadar air velva."
Bogor: Balai Besar Industri Agro, 2020
338.1 WIHP 37:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erka Fitria
"Karotenoid merupakan golongan pigmen dengan struktur isoprenoid yang dilaporkan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Salah satu sumber karotenoid yang potensial adalah buah merah (Pandanus conoideus) karena diketahui memiliki kandungan karotenoid yang tinggi. Buah merah ditemukan menyebar secara luas di daerah Papua dan Papua Nugini. Pada umumnya, buah merah digunakan sebagai makanan dan bahan masakan. Penelitian sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi beberapa jenis karotenoid pada buah merah, di antaranya α-karoten, β-karoten, α-kriptoxantin, dan β-kriptoxanthin namun dalam jumlah yang relatif sedikit. Penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa empat jenis karotenoid tersebut hanya berkontribusi kurang dari 10% dari total karotenoid. Dengan demikian, terdapat peluang yang tinggi teridentifikasi jenis karotenoid lain pada buah merah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi karotenoid yang ada pada minyak buah merah selain α-karoten, β-karoten, α-kriptoxantin, dan β-kriptoxantin. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini antara lain ekstraksi minyak dari buah merah, ekstraksi karotenoid dari minyak buah merah, dilanjutkan fraksinasi karotenoid dengan Flash Column Chromatography (FCC). Identifikasi dilakukan dengan mengggunakan kromatografi cair-spektrometri massa (LC-MS/MS) pada ekstrak total karotenoid dan fraksi terbaik yang diperoleh dari fraksinasi dengan FCC. Dari penelitian ini, enam jenis karotenoid berhasil teridentifikasi dari ekstrak total karotenoid seperti (3S, 5R, 6R)-3,5-dihidroksi-6,7-didehidro-5,6-dihidro-12'-apo-β-karoten-12'-al; 10'-apo-beta-karotenal; (3S, 3'S, 5R, 5'R, 8'R, 9'cis)-3'-metil-6,7-didehidro-5,5',6,8'-tetrahidro-5',8'-epoksi-β,β-karoten-3,5-diol; phytoene; 3-hidroksi-3'-okso-β,ε-karoten; dan violaxanthin. Selain itu, terdapat dua fraksi terpilih dari hasil fraksinasi dengan FCC untuk diidentifikasi lebih lanjut. Dari fraksi tersebut teridentifikasi lima jenis karotenoid pada fraksi kedua, termasuk dua di antaranya yaitu capsantin dan kriptoxantin yang belum teridentifikasi sebelumnya pada ekstrak total karotenoid. Fraksi pertama diprediksi mengandung α-karoten dan β-karoten dilihat dari persamaan waktu retensinya dengan standar"
Bogor: Balai Besar Industri Agro, 2020
338.1 WIHP 37:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Sapto Hartanto
"Tanaman adas sayur (Artemisia cf. scoparia Waldst. & Kit.), merupakan tanaman potensial sebagai bahan ekstrak herbal karena mengandung β-karoten, vitamin D, vitamin E dan vitamin C. Disamping itu juga mengandung mineral nabati antara lain kalium, natrium, kalsium, besi, magnesium dan fosfor. Ekstraksi dan identifikasi adas sayur (Artemisia cf. scoporia Walds & Kit) telah dilakukan, yaitu dengan melalui proses ekstraksi dan evaporasi menggunakan perlakuan pelarut yang berbeda. Pelarut yang digunakan adalah air, alkohol 30%, alkohol 70% dan alkohol 95%. Pelarut alkohol 95% merupakan pelarut yang paling efektif dengan hasil rendemen mencapai 6,6 % dengan bahan aktif yang diperoleh antara lain: β-karoten, vitamin D dan vitamin E. Hasil identifikasi dengan analisis alkaloid secara kualitatif, menggunakan pereaksi dragendorff, Mayer dan Wagner menunjukkan hasil yang positif mengandung alkaloid dan flavonoid."
Bogor: Balai Besar Industri Agro, 2020
338.1 WIHP 37:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Hasrul Abdi
"Cocoa butter substitute (CBS) merupakan pengganti lemak kakao. Penelitian ini dilakukan untuk memformulasi cokelat dark dan cokelat white berbahan CBS. Formulasi cokelat dark dilakukan dengan memvariasikan CBS (25, 30, 35, 40%), gula (39,8; 44,8; 49,8; 54,8%) dan kakao bubuk (10, 20, 30, 40%). Formulasi cokelat white dilakukan dengan memvariasikan CBS (25, 30, 35, 40%), gula (29,8; 34,8; 39,8; 44,8%) dan susu (20, 25, 30, 35%). Cokelat dianalisa kadar air, kadar lemak, titik leleh, komposisi asam lemak, kandungan lemak padat dan uji organoleptik. Kadar air dan titik leleh lemak tidak berbeda nyata pada setiap formula cokelat dark, hal yang sama pada cokelat white. Kadar lemak pada cokelat meningkat seiring peningkatan jumlah CBS dan susu. Semakin banyak CBS meningkatkan asam laurat dan miristat sedangkan asam palmitat, stearat dan oleat menurun. Perbedaan komposisi asam lemak menyebabkan kandungan lemak padat juga berbeda. Formula terbaik pembuatan cokelat dark adalah CBS 40 %, gula 29,8 %, dan kakao bubuk 30 %, sedangkan cokelat white adalah CBS 35%, gula 34,8 %, dan susu 30%. Pada formula-formula tersebut, cokelat disukai oleh panelis."
Bogor: Balai Besar Industri Agro, 2020
338.1 WIHP 37:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harianto
"Pada praktek operasi pasca panen buah mangga, tingkat kematangan tidak sepenuhnya seragam, meskipun buah dipanen pada umur yang relatif sama. Uji ini dalam rangka mencari metoda grading yang praktis atau sederhana dengan melihat fenomena bahwa buah hasil panen bila dimasukkan ke dalam air maka ada yang tenggelam, melayang dan mengapung. Tujuan uji ini untuk mengetahui hubungan antara posisi buah di dalam air (tenggelam, melayang, mengapung) dengan parameter yang terkait dengan tingkat kematangan buah mangga. Pengukuran dilakukan pada buah mangga Arumanis. Metode uji menggunakan rancangan acak lengkap, dengan variasi perlakuan mangga yang tenggelam, melayang dan mengapung. Masing-masing kelompok mangga tersebut diamati dua hari sekali selama penyimpanan pada suhu ruang hingga hari ke-15. Parameter yang diukur adalah kekerasan, brix, tingkat respirasi, dan parameter kualitatif atau pengamatan terhadap penampakan luar dan warna daging buah. Hasil pengukuran parameter kekerasan buah, brix dan tingkat respirasi menunjukkan bahwa posisi kelompok buah di dalam air yakni tenggelam, melayang maupun mengapung tidak menunjukkan tingkat kematangan yang berbeda nyata. Akan tetapi hasil pengamatan (visual) terhadap penampakan luar (kulit) dan penampakan warna daging buah terlihat kelompok mangga tenggelam lebih cepat matang dibanding mangga yang melayang maupun yang mengapung."
Bogor: Balai Besar Industri Agro, 2020
338.1 WIHP 37:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>