Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2011
341.388 SEM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarhadijoso Soenarjo
Jakarta: Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2013
621.4 SUN r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2007
R 541.38 RIS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Haryanto
Abstrak :
Daerah Rabau Hulu, Kalan, Kalimantan Barat merupakan daerah potensial uranium yang telah dieksplorasi secara detil dengan berbagai metode. Metode tahanan jenis dan polarisasi terinduksi dapat diterapkan dalam eksplorasi deposit uranium yang mineralisasinya berasosiasi dengan mineral sulfida. Pengolahan, analisis, dan interpretasi data tahanan jenis dan polarisasi terinduksi dilakukan untuk dapat mengidentifikasi sebaran deposit uranium dan litologi batuan di daerah penelitian. Deposit uranium di daerah Rabau Hulu pada umumnya berasosiasi dengan sulfida, turmalin, dan terdapat dalam batuan favourable. Indikasi mineralisasi uranium dijumpai dalam bentuk-bentuk tidak teratur dan tidak merata yang terdiri atas mineral uraninit, pirit, kalkopirit, pirhotit, molibdenit, dan ilmenit. Pengambilan data menggunakan konfigurasi dipole-dipole pada area sekitar 36 hektare, terdiri atas 46 lintasan dengan panjang + 425 m. Pengambilan data polarisasi terinduksi dalam kawasan frekuensi dengan titik dan lintasan yang sama dengan data tahanan jenis. Pengolahan data menghasilkan nilai tahanan jenis dan faktor logam yang selanjutnya dibuat penampang 2 dimensi. Penentuan nilai tahanan jenis dan polarisasi terinduksi dilakukan dengan mengkorelasi data sumur bor dengan hasil pengolahan data. Tahanan jenis pada zona deposit uranium bernilai kurang dari 2.000 Ωm dan nilai faktor logamnya lebih besar dari 90 mho/m. Zona deposit uranium ini semakin meluas seiring dengan kedalaman. Distribus deposit uranium berarah barat daya?timur laut dan berbentuk lensa.
Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2015
660 EKSPLOR 36:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
MV Purwani
Abstrak :
Telah dilakukan ekstraksi konsentrat thorium oksalat hasil olah monasit memakai ekstraktan Tri ? n - Oktil Posfin Oksida (TOPO). Pengotor yang paling banyak terkandung dalam konsentrat thorium oksalat adalah cerium (Ce) dan lantanum (La). Tujuan penelitian ini adalah untuk memurnikan thorium (Th) dengan memisahkan Ce dan La dengan cara ekstraksi. Ekstraksi dilakukan secara batch dan bertingkat. Larutan umpan atau fase air adalah 10 gram konsentrat Th oksalat yang dilarutkan dalam 10,08 M HNO3 sehingga volume menjadi 100 mL dan fase organik adalah TOPO dalam kerosen. Stripping setiap tingkat ekstraksi dilakukan tiga kali, yaitu stripping pertama memakai air, stripping kedua memakai asam oksalat 5%, dan stripping ketiga memakai air. Waktu ekstraksi setiap tingkat 15 menit dan waktu stripping setiap tingkat 5 menit dengan perbandingan fase air dengan fase organik adalah 1 berbanding1. Parameter yang diteliti adalah persentase TOPO dalam kerosen dan jumlah tingkat ekstraksi. Pemakaian TOPO dalam kerosen yang optimum 5% dan jumah tingkat ekstraksi 3. Pada ekstraksi I diperoleh konsentrat Ce dan pada tingkat ekstraksi II dan III diperoleh Th. Efisiensi ekstraksi Th tingkat II sebesar 39,76% dan efisiensi ekstraksi Th tingkat III 26,33%. Koefisien distribusi (Kd) Th tingkat ekstraksi II adalah 0,7587 dan Kd Th tingkat ekstraksi III 1,0096. Efisiensi ekstraksi Th total adalah 80,08 %, efisiensi ekstraksi Ce total 56,12%, efisiensi ekstraksi La total 1,54. Faktor pisah (FP) Th ? Ce pada ekstraksi I adalah 1,00, FP Th ? La pada ekstraksi I 92,07, FP Th ? Ce pada ekstraksi II adalah 250,24 dan FP Th ? La pada ekstraksi II adalah ∞, FP Th ? Ce pada ekstraksi III 124,22 dan FP Th ? La pada ekstraksi III adalah ∞. Faktor pisah total Th ? Ce sebesar 1,4270 dan Faktor pisah total Th ? La 47,0459. Kadar Th oksalat pada ekstraksi II sebesar 97,06%, kadar Th oksalat pada ekstraksi III 98,00 %.
Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2015
660 EKSPLOR 36:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Anggraini
Abstrak :
Proses peleburan timah menghasilkan limbah berupa slag II dalam jumlah besar. Slag II sebagai terak pada proses peleburan timah masih mengandung beberapa unsur utama antara lain 0,0619% uranium, 0,530% thorium, 0,179% P2O5, dan 6,194% logam tanah jarang (LTJ) oksida total. Berdasarkan fakta tersebut, maka sangat menarik untuk meneliti pengolahan slag II, terutama untuk memisahkan uranium dan thorium yang terkandung di dalamnya. Uranium dan thorium dilarutkan dengan pelarut asam (H2SO4). Recovery pelarutan slag II dari hasil peleburan timah pada kondisi optimum adalah 98,52% uranium, 83,16% thorium, 97,22% fosfat, dan 69,62% LTJ. Uranium, thorium, LTJ, dan fosfat yang telah terlarut diendapkan agar masing-masing unsur terpisah. Faktor yang mempengaruhi kesempurnaan reaksi pada pengendapan antara lain reagen yang digunakan, pH reaksi, suhu, dan waktu. NH4OH digunakan sebagai reagen pengendapan dengan kondisi optimum proses pada pH 4. Suhu dan waktu reaksi tidak mempengaruhi proses. Recovery pengendapan yang dihasilkan adalah 93,84% uranium dan 84,33% thorium.
Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2015
660 EKSPLOR 36:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Tjahjono
Abstrak :
ngkup reaktor merupakan benteng terakhir dalam menahan terlepasnya zat-zat radioaktif ke lingkungan ketika terjadi suatu kecelakaan reaktor. Oleh karena itu integritasnya harus selalu dipertahankan yang antara lain dilakukan dengan cara mencegah dilampauinya batas desain tekanan dan temperatur yang bisa terjadi pada kondisi kecelakaan melalui pendinginan sungkup yang mencukupi. Pada reaktor generasi III+ yang menerapkan konsep pendinginan pasif seperti AP1000, sungkup didinginkan secara eksternal melalui konveksi alamiah pada celah udara dan guyuran air pendingin di permukaan luar sungkup. Karakteristik pendinginan eksternal ini akan diteliti secara eksperimental melalui model sungkup PWR1000 berskala 1/40. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai debit optimal yang diperlukan dalam pendinginan model sungkup sebelum konfirmasi secara eksperimental dilakukan. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pemodelan analitis dan pemrograman berbasis Matlab yang mampu mengestimasi nilai-nilai parameter pendinginan eksternal seperti laju alir, temperatur dan daya kalor yang dievakuasi. Penerapan program pada sungkup AP1000 juga dilakukan untuk bisa dibandingkan dengan data desain. Hasilnya menunjukkan kesesuaian dengan data desain sungkup AP1000 dengan debit optimal sebesar 9,5 liter/detik yang mampu mengevakuasi kalor sebesar 21,6 MW. Sedangkan pada model sungkup diperoleh debit optimal sebesar 22 cc/detik yang mampu mengevakuasi kalor sebesar 37 KW. Disimpulkan bahwa dengan penelitian ini karakteristik pendinginan eksternal sungkup reaktor PWR mampu diestimasi dan bersamaan dengan itu dapat diketahui nilai optimal dari debit pendingin yang diperlukan.
Jakarta: Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2014
JTRN 16:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jati Susilo
Abstrak :
Dalam penelitian ini dilakukan verifikasi perhitungan benchmark VERA pada kasus Zero Power Physical Test (ZPPT) teras reaktor Watts Bar 1. Reaktor tersebut merupakan jenis PWR kelas 1000 MWe yang didesain oleh Westinghouse, tersusun dari 193 perangkat bahan bakar 17×17 dengan 3 jenis pengkayaan UO2 yaitu 2,1wt%, 2,619wt% dan 3,1wt%. Perhitungan nilai k-eff dan distribusi faktor daya dilakukan pada siklus operasi pertama teras dengan kondisi beginning of cycle (BOC) dan hot zero power (HZP). Posisi batang kendali dibedakan menjadi uncontrolled (semua batang kendali berada di luar teras), dan controlled (batang kendali Bank D didalam teras). Paket program komputer yang digunakan dalam perhitungan adalah MVP-II dan SRAC2006 modul CITATION dengan data pustaka tampang lintang ENDF/B-VII.0. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perbedaan nilai k-eff teras pada kondisi controlled dan uncontrolled antara referensi dengan MVP-II (-0,07% dan -0,014%) dan SRAC2006 (0,92% dan 0,99%) sangat kecil atau masih dibawah 1%. Perbedaan faktor daya maksimum teras pada kondisi controlled dan uncontrolled dengan referensi dengan MVP-II adalah 0,38% dan 1,53%, sedangkan dengan SRAC2006 adalah 1,13% dan -2,45%. Dapat dikatakan bahwa kedua paket program komputer menunjukkan hasil perhitungan yang sesuai dengan nilai referensi. Dalam hal penentuan kekritisan teras, maka hasil perhitungan MVP-II lebih konservatif dibandingkan dengan SRAC2006.
Jakarta: Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2014
JTRN 16:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Suparlina
Abstrak :
Parameter neutronik dibutuhkan dalam mendesain teras reaktor riset. Reaktor riset jenis MTR (Material Testing Reactor) sangat diminati karena dapat digunakan baik untuk riset dan juga produksi radio isotop. Reaktor riset yang ada saat ini sudah tua sehingga dibutuhkan desain reaktor yang mempunyai teras kompak. Desain teras reaktor riset yang sudah ada saat ini belum cukup memadai untuk memenuhi persyaratan di dalam UCD yang telah ditetapkan yaitu fluks neutron termal di teras 1x1015 n/cm2s, oleh karena itu perlu dibuat desain teras reaktor baru sebagai alternatif yang kompak dan dapat menghasilkan fluks neutron tinggi. Telah dilakukan perhitungan dan analisis terhadap manajemen bahan bakar desain teras kompak dengan konfigurasi teras 5x5, berbahan bakar U9Mo-Al dan tinggi teras aktif 70 cm. Tujuan dari riset ini untuk memperoleh fluks neutron di teras memenuhi kebutuhan seperti yang telah ditetapkan di UCD dengan panjang siklus operasi minimum 20 hari pada daya 50 MW. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan paket program komputer WIMSD-5B untuk menggenerasi tampang lintang makroskopik bahan bakar dan Batan-FUEL untuk memperoleh nilai parameter neutronik serta Batan-3DIFF untuk perhitungan nilai reaktivitas batang kendali. Perhitungan parameter neutronik teras reaktor riset ini dilakukan untuk bahan bakar U-9Mo-Al dengan tingkat muat bervariasi dan 2 macam pola pergantian bahan bakar yaitu teras segar dan teras setimbang. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada teras segar, tingkat muat 235U sebesar 360 gram, 390 gram dan 450 gram memenuhi kriteria keselamatan dan kriteria penerimaan di UCD dengan nilai fluks neutron termal di teras lebih dari 1x1015 n/cm2s dan panjang siklus >20 hari, sedangkan pada teras setimbang panjang siklus dapat terpenuhi hanya untuk tingkat muat 450 gram.
Jakarta: Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2014
JTRN 16:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Metode k0-NAA merupakan metode analisis yang banyak digunakan dengan berbagai keunggulan. Dalam penerapan metode k0-NAA diperlukan nilai parameter reaktor (f dan α), maka tujuan penelitian ini adalah akan dilakukan pengukuran nilai parameter f dan α di fasilitas Lazy Susan reaktor Kartini. Metode yang digunakan meliputi metode Cd-ratio dan triple bare. Telah diukur nilai parameter tersebut pada tiga lubang iradiasi di fasilitas Lazy Susan. Diperoleh perbedaan hasil pengukuran nilai parameter yang signifikan pada setiap lubang iradiasi, nilai ƒ berkisar 13,713 - 22,128 dan α berkisar -0,060 – 0,068. Hasil pengukuran f dan α dengan metode Cd-ratio, memberikan nilai yang lebih stabil dibandingkan metode triple bare. Nilai f dan α yang diperoleh dapat dijadikan basis data pada penerapan metode k0-NAA untuk analisis sampel di laboratorium AAN – PSTA.
Jakarta: Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2014
JTRN 16:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>