Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011
338.17 LAP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007
R 630.724 IND l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, [date of publication not identified]
R 635.652 KED
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor : Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian, {s.a.}
JBIOTEKTA 2:1 (1997)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRAK
Perubahan iklim (climate change) merupakan hal yang tidak dapat dihindari akibat pemanasan global dan diyakini akan berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk sektor pertanian. Perubahan pola curah hujan, peningkatan frekuensi kejadian iklim ekstem, serta kenaikan suhu udara dan permukaan air laut merupakan dampak serius dari perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Pertanian merupakan sektor yang mengalami dampak paling serius akibat perubahan iklim.
Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
630 JPPP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Aniswatul Khamidah
Abstrak :
ABSTRAK
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) termasuk golongan tanaman rempah yang memiliki manfaat untuk meningkatkan nafsu makan dan sebagai antikolesterol, antiinflamasi, antianemia, antioksidan, dan antimikroba. Kurkuminoid sebagai zat utama yang berwarna kuning dalam temulawak diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selain digunakan untuk pengobatan, temulawak berpeluang dikembangkan dalam industri pangan, terutama sebagai pewarna alami dalam makanan. Komponen terbesar dalam temulawak adalah pati 41,45% dan serat 12,62%, Temulawak juga mengandung minyak atsiri 3,81% dan kurkumin 2,29%. Temulawak dapat dikembangkan menjadi berbagai produk olahan pangan, antara lain simplisia, tepung, pati, minuman instan, kue kering, manisan, mi, kerupuk, stick, cake, dodol, dan permen jeli. Makalah ini memaparkan kandungan rimpang temulawak, manfaat, penanganan pascapanen, dan berbagai produk olahan temulawak.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2017
630 JPPP 36:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumartini
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit embun tepung disebabkan oleh cendawan Erysiphae diffusa (Cook and Peck) pada tanaman kedelai dan E. polygoni (DC Sawada) pada kacang hijau. Penyebaran penyakit penting ini menyebabkna kehilangan hasil mencapai 35% pada kedelai dan 26% pada kacang hijau. Di Indonesia, penyakit ini terjadi di sentra produksi kedelai dan kacang hijau. Di luar negri, penyebaran penyakit embun tepung meliputi Asia, Amerika Serikat, dan Brazil. Intensitas penyakit biasanya tinggi pada musim kemara, pada saat suh dingin di pagi hari dan kondisi berembun di sekitar pertanaman. Gejala penyakit embun tepung mudah dikenali dengan ciri seperti tepung di permukaan atas daun. Hal ini dapat mengganggu proses fotosintesis dan transpirasi. selain itu, haustorium Erysiphe menyerap fungsi tanaman sehingga menganggu beberapa fungsi dan proses metabolisme. Penyakit embun tepung perlu dikendalikan untuk menekan kehilangan hasil kedelai dan kacang hijau. Cara pengendalian yang disarankan adalah penyemprotan dengan bahan nabati (ekstrak biji mimba, kompos teh, susu sapi, minyak dari citronella, lemongrass, eucalyptus, cinnamon, dan tanaman teh ) pada kedelai dan penggunaan varietes tahan vima-1 pada kacang hijau.
Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2017
630 JPPP 30:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Pujiharti
Abstrak :
ABSTRAK
Luas lahan rawa lebak di provinsi Lampung pada tahun 2012 mencapai 55.714 ha dengan tingkat produktivitas padi 5,13 t/ha sehingga masih berpeluang ditingkatkan. Tulisan ini membahas peluang peningkatan produksi padi di lahan rawa rebak di Lampung. Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) dan produktivitas lahan, mengurangi senjang hasil, dan menurunkan kehilangan hasil. Indeks pertanaman di lahan rawa lebak dapat ditingkatkan dengan menerapkan sistem surjan. Sementara produktivitas ditingkatkan melalui pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dengan komponen teknologinya antara lain penggunaan varietas unggul baru, cara tanam legowo 2:1 atau 4:1, pemberian hara sesuai kebutuhan tanaman, pengelolaan tata air sehingga tanaman padi terhindar dari terendam atau kekeringan, serta pengelolaan hama dan penyakit secara terpadu. Penurunan senjang hasil dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi spesifik lokasi dan mengintensifkan penyuluhan ke petani. Sementara kehilangan hasil dapat dikurangi melalui penerapan pengelolaan hama dan penyakit secara terpadu dan penggunaan alat dan mesin pertanian pada kegiatan usaha tani. Peningkatan produksi ini akan berdampak pada peningkatan ketersediaan pangan darah dan nasional dalam upaya mencapai swasembada beras.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2017
630 JPPP 36:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Aji Pamungkas
Abstrak :
ABSTRAK
Bahan pengencer yang biasa digunakan untuk kriopreservasi spermatozoa berasal dari produk hewani seperti kuning telur. Kuning telur mengandung kolesterol, fosfolipid, dan low density protein yang dapat mencegah pembentukkan kristal es sehingga melindungi integritas membran plasma terhadap kejutan dingin selama proses kriopreservasi. Namun, penggunaan kuning telur menimbulkan kekhawatiran terutama potensi peningkatan kontaminasi mikroba dan agen penularan zoonosis. Kedelai merupakan produk protein nabati yang sering digunakan sebagai pengemulsi dalam produksi makanan untuk manusia dan berfungsi sebagai pelindung dari kejutan dingin sama halnya low density lipoprotein pada kuning telur. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan pengencer berupa sari kedelai untuk kriopreservasi spermatozoa menghasilkan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan bahan pengencer berbasis kuning telur. Konsentrasi sari kedelai yang optimal pada bahan pengencer untuk kriopreservasi spermatozoa berkisar 0,8-1,5%.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2017
630 JPPP 36:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elmi Kamsiati
Abstrak :
ABSTRAK
Plastik merupakan bahan pengemas yang banyak digunakan namun berdampak buruk bagi lingkungan karena sulit terdegradasi di alam. Teknologi produksi plastik biodegradable atau bioplastik yang dibuat dari bahan alami dan ramah lingkungan sudah mulai dikembangka. Plastik biodegradable berbahan dasar pati relatif lebih mudah diproduksi dan bahan buku mudah diperoleh. Pati ubi kayu dan sagu memilki potensi sebagai bahan buku plastik biodegradable ditinjau dari ketersediaan dan karakteristiknya. selain pati sebagai bahan utama, diperlukan pula plastisizer atau bahan pemlastis dan bahan penguat struktur untuk menghasilkan plastik biodegradable dengan karakteristik yang baik. tahapan produksinya meliputi pencapuran, pemanasan, dan pencetakan. Plastik biodegradable berbahan dasar pati dapat digunakan sebagai bahan pengemas yang ramah lingkungan dan berpeluang besar di kembangkan.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2017
630 JPPP 30:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>