Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Woro Riyadina
Abstrak :
Penyakit stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan kronik yang paling tinggi pada kelompok umur diatas usia 45 tahun terbanyak di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi determinan utama yang berhubungan dengan penyakit stroke pada masyarakat di kelurahan Kebon Kalapa Bogor. Analisis lanjut terhadap 1.912 responden subset baseline data penelitian ?Studi Kohort Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular? Data dikumpulkan dengan metode wawancara pada penduduk tetap di kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah, Bogor tahun 2012. Diagnosis stroke berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan dokter spesialis syaraf. Variabel independen meliputi karakteristik sosiodemografi, status kesehatan dan perilaku berisiko. Data dianalisis dengan uji regresi logistik ganda. Penyakit stroke ditemukan pada 49 (2,6%) orang. Determinan utama stroke meliputi hipertensi (OR = 4,20; IK 95% = 2,20 ? 8,03), penyakit jantung koroner (OR = 2,74; IK 95% = 1,51 ? 4,99), diabetes melitus (OR = 2,89; IK 95% = 1,47 ? 5,64), dan status ekonomi miskin (OR = 1,83 ; IK 95% = 1,03 ? 3,33). Pencegahan penyakit stroke dilakukan dengan peningkatan edukasi (kampanye/penyuluhan) melalui pengendalian faktor risiko utama yaitu hipertensi dan pencegahan terjadinya penyakit degeneratif lain yaitu penyakit jantung koroner dan diabetes melitus.
Stroke disease is the leading cause of death and chronic disability in most over the age of 45 years in Indonesia. The aim of study was to identify the major determinants of stroke disease in Kebon Kalapa community in Bogor. A deep analyze was conducted in 1.912 respondents based on the subset of baseline data ?Risk Factors Cohort Study of Non Communicable Diseases.? Data was collected by interviews on Kebon Kalapa community, Bogor in 2012. Stroke diagnosis was determined by anamnesis and neurological examination with specialist. Independent variables were sociodemographic characteristics, health status and risk behavior. Data analysis was performed by multiple logistic regression test. This study revealed that stroke disease was found in 49 people (2.6%). The main determinant of stroke included hypertension (OR = 4.20; 95% CI = 2.20 ? 8.03), coronary heart disease (OR = 2.74; 95% CI = 1.51 ? 4.99), diabetes mellitus (OR = 2.89; 95% CI = 1.47 ? 5.64), and low economic status (OR = 1.83; 95% CI = 1.03 ? 3.33). Prevention of stroke should be done by increasing education (campaign) through the control of major risk factors of hypertension and prevention of other degenerative diseases are coronary heart disease and diabetes mellitus.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kasnodihardjo Kasnodihardjo
Abstrak :
Flu burung (avian influenza) adalah suatu penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H5N1. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi sanitasi lingkungan dan perilaku peternak berkaitan dengan flu burung. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner disertai pengamatan lapangan. Besar sampel sebanyak 7.200 yang tersebar di 18 kelurahan, dengan 1.536 responden peternak. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar jenis unggas yang dipelihara oleh masyarakat adalah ayam. Sebagian besar responden mengandangkan unggasnya. Sebesar 65,63% mencuci tangan dengan sabun setelah memegang unggas. Unggas yang mati dimusnahkan dengan cara dibakar 41,08% dan dikubur 50,06%. Tidak menjual unggas peliharaan, baik yang mati maupun yang sakit 86,39%, dan tidak mengonsumsi unggas mati 86,06%, membersihkan kandang secara berkala 43,42%, namun yang melakukan desinfektan kandang hanya 16,66%. Sewaktu ada unggas peliharaannya mati yang mengenakan alat pelindung diri 26,82%, sedangkan yang melapor kepada yang berwenang ketika ada unggas mati hanya 5,17%, dan ketika unggas peliharaanya sakit 18,20%, mengobati unggas yang sakit 21,48%, dan memisahkannya dengan unggas sehat 38,54%. Kegiatan vaksinasi proporsinya relatif kecil. Perilaku sebagian besar peternak masih kurang menunjang upaya pencegahan flu burung. ...... Avian Influenza is a comunibable desease among poultry that coused by influenza type A virus subtipe H5N1. This study aimed to emphasize the discussion of environmental sanitation of the cage and behavioral aspects of poultry keepers. Data were collected through interviews using questionnaire and field observations. Sample as many as 7,200 people across 18 villages, and was gathered 1,536 of poultry keepers. The results illustrated that most of birds that are kept by the people in the study area was chicken and most of the respondents keep poultry into the cage. Washed hands with soap after handling poultry was 65.63%. Burned poultry that found death by 41.08%, and 50.06% by buried it. Not selling and consumed dead or sick by 86.39%, and 86.06%. Periodically clean the cage by 43.42%, and 16.66% disenfektant the cage. Wearing protective instrument when handling dead birds were found 26.82%. Report to the Board of RT/RW when found dead poultry was 15.17%, and 18.20% when the birds was sick. Treat the sick poultry was 21.48%, and separate the sick birds was 38.54 %. Small percentage on vaccinate the poultry. As the conclusion, the behavior of the owner poultry keeper still lacking to support the efforts on the prevention of aviant influenza.
Jakarta: Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kasnodihardjo Kasnodihardjo
Abstrak :
Pada tahun 2009, dilakukan penelitian deskriptif di Kecamatan Jatibarang dan Kecamatan Kedokan Bunder untuk mengetahui faktor-faktor sanitasi lingkungan, dan perilaku ibu-ibu dan kejadian penyakit infeksi pada bayi dan anak. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan responden ibu rumah tangga yang mempunyai bayi/ anak balita berjumlah 401 orang. Penyakit diare pada bayi/anak disebabkan oleh media tercemar yang masuk ke sistem pencernaan melalui sumber air untuk minum maupun mandi, cuci, kakus (MCK) yang bukan berasal dari ledeng, keluarga yang tidak mempunyai jamban, ibu yang masih jarang mencuci tangan setelah membersihkan kotoran bayi ataupun setelah buang air besar, meminum dan memakan makanan yang tidak dimasak, dan sampah yang dibuang ke lingkungan. Penyakit Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia, dan tuberkulosis paru pada bayi/anak kemungkinan disebabkan media tercemar masuk ke sistem pernapasan melalui sampah yang dibakar, membawa (menggendong) anak sewaktu memasak, merokok di dalam rumah berdekatan dengan bayi/anak, menggunakan obat nyamuk bakar, penderita tuberkulosis paru meludah dan membuang dahak di sembarang tempat dan penderita tidur bersama anggota keluarga yang lain. Penyakit tular vektor pada bayi/anak (malaria) kemungkinan disebabkan upaya pencegahan gigitan nyamuk dengan repellent kurang efektif dan penggunaan kelambu masih rendah. ......In 2009 a descriptive study conducted in the subdistrict Jatibarang and Kedokan Bunder to determine the factors of environmental sanitation, infectious disease in baby/child, and mother?s behavior. Data were collected using questionnaires which respondents are 401 housewives who have a baby/child. Occurrence of diarrhea disease in baby/child because of the possibility of contaminated media through the digestive system by water for drinking and toilets which do not originate from the piping network, families who do not have own toilet, mothers who still seldom washing hands after cleaning the baby?s stool or after a bowel movement, drinking and eating food that is not cooked and throw trash to the environment. Occurrence of respiratory diseases, pneumonia and pulmonary tuberculosis in baby/child possibly because the media is polluted through the respiratory system by burning garbage, carrying baby/children while, smoking at home or adjacent with babies/children, the use of mosquito coils, pulmonary tuberkulosis patients spit and throw phlegm in random places and sleeping with other family members. The occurrence of vector borne diseases in baby/child (malaria) because of the possibility of preventing mosquito bites with repellent less effective, the use of mosquito nets still low.
Jakarta: Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Eryando
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keamanan makanan jajanan yang disajikan di lingkungan kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. Investasi Escherichia coli (E. coli) dijadikan indikator kualitas sanitasi dan higiene pengelolaan makanan oleh penjamah makanan. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Objek pengamatan dalam penelitian ini adalah penjamah makanan pada setiap tempat penjualan makanan di lingkungan kampus UI Depok. Wawancara dilakukan terhadap 173 penjamah makanan, pemeriksaan sampel makanan dan minuman juga dilakukan terhadap 173 sampel. Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada laboratorium mikrobiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Depok, dengan menghitung most probable number (MPN) E. coli ditemukan lebih dari separuh 59,54% sampel makanan jajanan terkontaminasi E. coli. Faktor jenis perlakuan terhadap sayuran dan lama pemasakan biji bijian / beras adalah faktor yang paling berhubungan terhadap kontaminasi E. coli pada penyajian makanan jajanan. Mencuci sayuran dengan air tidak mengalir atau tidak mencuci sayuran, 5 kali lebih berisiko terhadap kontaminasi E. coli pada penyjian makanan jajanan. Pemasakan biji-bijian/beras dengan waktu kurang dari 15 menit berisiko terhadap kontaminasi E. coli pada penyajian makanan jajanan. Disarankan untuk melakukan sosialisasi dan pengawasan secara rutin terhadap penajmah makanan dalam pengolahan makanan.
The Relationships between Selection and Processing Food with Escherichia coli Contaminant on Food Stall Serving. Escherichia coli in food stalls surrounding the X Campuss in Depok, year 2012. The research conducted to examine food safety, which were served in surrounding the campus X in Depok. Escherichia coli (E. coli) existence was used to indicate the quality of hygiene and sanitation of the food that was served. Using the cross sectional method, the research examined the persons who served the food to be sold in the food stalls in the campus. There were 173 food servers chosen as the respondents from 10 different food stalls around the university. The existence of E. coli examined in the microbiology laboratory in the Faculty of Public Health. Using the most probable number (MPN) method found that 59.54% of the food served in the campus were contaminated E. coli. Factors affecting the existence of E. coli were the raw materials (vegetables) treated and the length of cooking of the materials (rice/beens). The improper treatment such as washing with no running water or even unwashed vegetables had 5 times risk of the E. coli contamination. Cooking less than 15 minutes was also more risky than cooking more than 15 minutes. As a result, this is very important to find a method to improve knowledge and to increase practical skills in food safety. Furthermore, in this research area may give contribution to avoid E. coli contamination which will prevent unnecessary illness among students in the campus.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library