Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Hartati
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mencari beberapa senyawa kimia dari ekstrak kulit pohon Garcinia tetrandra serta uji aktivitas biologi terhadap Artemia salina L. dan aktivitas antibakteri. Senyawa tersebut diisolasi dengan cara ektraksi dalam n-heksan selanjutnya ekstraksi dengan aseton . Masing-masing ekstrak dipisahkan dengan cara kromatografi kolom dengan fasa diam silika gel dan fasa geraknya adalah n-heksan , etil asetat, metanol secara gradien. Senyawa kimia yang telah murni ditentukan struktur molekulnya dengan cara spektrofotometri UV-Vis, spektrofotometri Infra Merah, Spektrometri Massa, Spektrometri Resonansi Magnet inti 3H dan 13 C. Dari hasil penelitian ini diperoleh senyawa GT-1 yang mempunyai rumus molekul C23HxoO6 , diperkirakan sama dengan Thwaitesixanton, senyawa GT-2 dengan rumus molekul C30H500 yang diperkirakan senyawa 3-a- (22) (29) Hopen-ol; Senyawa GT-3 dengan rumus molekul C38H50O6 yang diperkirakan sama dengan Camboginol; Senyawa GT-4 dengan rumus molekul C38H5006 yang diperkirakan sama dengan cambogin. Dari senyawa - senyawa tersebut yang memiliki aktivitas antimikroba adalah senyawa GT-3 dengan diameter harnbatan rata-rata = 8 mm/1000 ppm.terhadap bakteri B. subtilis ATCC 6633, E. coli ATCC 25922, S. aureus ATCC 6538, M. phlei DSM 43286. Dari hasil uji aktivitas terhadap larva-udang Artemia salina Leach., senyawa yang memiliki aktivitas yang cukup signifikan adalah senyawa GT-3 dan GT-4 dengan LC50 masing-masing 7µg/ ml dan 18µg/ ml. ......Isolation, Structure Elucidation, Biological Activity Test of Chemical Constituents of Stem Bark of Garcinia Tetrandra PierreThis study was caned out to obtain several chemical constituents of the extract of the stem bark of Garcinia tetrandra Pierre, their biologic are activity to Artemia salina Leach and their antibacterial activity. The compounds were isolated from the n-hexane and acetone - soluble extracts. Each extract was separated through a column chromatography on silica gel G , as the stationary phase which gradient mixtures, of n-hexane, ethyl-acetate and methanol as the mobile phase. The purified chemical constituents were identified their structures based on their UV -- Visible , Infra Red Spectrophotometry , Mass Spectrometry, 1H and '3C - Nuclear Magnetic Resonance Spectrometry data. The first isolate of GT-I with its molecular formula of C23HxoO6 was identified as Thawaitesixantone; GT-2 with and its molecular ion formula of C30H50O was identified as 3-a-(22)(29) Hopen-ol; GT-3 with its molecular formula of C38H50O6 was identified as camboginol; GT- 4 with its molecular formula of C38H5006 was identified as cambogin. From of all of the isolated compounds GT-3, showed antibacterial activity. In a concentration of 1000 ppm, its inhibition against the growth off B. subtilis ATCC 6633, E. code ATCC 25922, S. aureus ATCC 6538, M phlei DSM 43286 were 8 mm. From the results of toxicity evaluation to the Artemia salina Leach , GT-3 and GT-4 with its LC50 7µg/ ml and 18 µg/ ml, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T2700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartati
Abstrak :
Kondisi buruh perempuan yang bekerja untuk meningkatkan pendapatan dipilih sebagai topik penelitian ini karena buruh perempuan yang bekerja di perusahaan perkebunan mengalami berbagai perlakuan yang diskriminatif. Perlakuan yang diskriminatif disebabkan oleh budaya patriarki yang masih kuat di lingkungan kerja. Hal itu dapat dilihat dalam pemberian upah, yaitu buruh perempuan mendapat upah lebih rendah daripada buruh laki-laki. Alasan memberi upah yang berbeda adalah jenis pekerjaan yang dilakukan buruh laki-laki lebih berat daripada jenis pekerjaan yang dilakukan buruh perempuan. Selain mendapat perlakuan yang diskriminatif, buruh perempuan juga tereksploitasi. Misalnya, pada saat pergi ke tempat kerja mereka harus berdiri berdesakan di atas truk yang tanpa atap. Karena tidak diikutkan dalam program jamsostek ataupun program perlindungan kesehatan lainnya, buruh perempuan semakin tidak terlindung. Pada saat badan masih kuat dan sehat, tenaga mereka diperas demi kepentingan perusahaan perkebunan, tetapi pada saat sakit, perusahaan tidak peduli dan tidak memberikan bantuan kesehatan. Alasan yang dikemukakan pihak perusahaan adalah status mereka hanya buruh harian lepas yang tidak berhak atas berbagai jaminan. Padahal, mereka mungkin diberi status buruh tetap asalkan ada kemauan dari perusahaan. Buruh perempuan juga berisiko mengalami pelecehan seksual karena posisi mereka yang tersubordinasi. Namun, mereka yang mengalaminya memilih diam dan menerima keadaan itu karena tidak ada pilihan lain. Karena ketidakberdayaan, mereka tidak menuntut ataupun memprotes perusahaan perkebunan. Selain di lingkungan kerja, buruh perempuan juga mengalami eksploitasi di rumah tangganya sendiri karena mereka masih dibebani dengan pekerjaan rumah tangga. Selain mendapat beban ganda, mereka juga harus menyiasati kekuasaan suami, misalnya membereskan urusan rumah tangga sebelum suami bangun di pagi hari. Semua itu memperlihatkan bahwa kepedulian buruh perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga malah membuatnya tereksploitasi. Penelitian ini dilakukan di tiga desa, Kabupaten Bengkulu Selatan melalui survei dan penelitian kualitatif.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T2360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartati
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mencari beberapa senyawa kimia dari ekstrak kulit pohon Garcinia tetrandra serta uji aktivitas biologi terhadap Artemia salina L. dan aktivitas antibakteri. Senyawa tersebut diisolasi dengan cara ekstraksi dalam n-heksan selanjutnya ekstraksi dengan aseton . Masing masing ekstrak dipisahkan dengan cara kromatografi kolom dengan fasa diam silika gel dan fasa geraknya adalah n-heksan , etil asetat, metanol secara gradien. Senyawa kimia yang telah mumi ditentukan struktur molekulnya dengan cara spektrofotometri UV-Vis, spektrofotometri Infra Merah, Spektrometri Massa, Spektrometri Resonansi Magnet Inti 1H dan 13 C. Dari hasil penelitian ini diperoleh senyawa GT-1 yang mempunyai rumus molekul C23H200 6 , diperkirakan sama dengan Thwaitesixanton, senyawa GT -2 dengan rum us Sri H. 2000. molekul C30H500 yang diperkirakan senyawa 3-a- (22) (29) Hopen-ol; Senyawa GT -3 dengan rumus molekul C38H500 6 yang diperkirakan sama dengan Camboginol; Senyawa GT -4 dengan rumus molekul C38H~006 yang diperkirakan sama dengan cambogin. Dari senyawa - senyawa tersebut yang memiliki aktiyitas antimikroba adalah senyawa GT-3 dengan diameter hambatan rata-rata= 8 mm/1000 ppm.terhadap bakteri B. subtilis A TCC 6633, E. coli ATCC 25922, S. aureus ATCC 6538, M phlei DSM 43286 Dari hasil uji aktivitas terhadap larva udang Artemia salina Leach., senyawa yang memiliki aktivitas yang cukup signifikan adalah senyawa GT -3 dan GT -4 dengan LC50 masing-masing 7 pg/ ml dan 18. pg/ml. ......
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T40311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.AY. Sri Hartati
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T36405
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartati
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi situasi KONI Provinsi DKI Jakarta yang merupakan induk organisasi olahraga prestasi di Provinsi DKI Jakarta dengan mengambil waktu pada periode Kepengurusan KONI Provinsi DKI Jakarta Masa Bakti 2009-2013 dalam menghadapi Pekan Olahraga Nasional VIII Tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi serta pengaruh antara efektivitas komunikasi internal dan juga eksternal KONI Provinsi DKI Jakarta terhadap kepuasan perolehan medali pada PON XVIII/2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel dari populasi dalam penelitian ini dibagi kedalam dua kelompok, yakni kelompok di lingkungan internal sebanyak 42 orang, dan Lingkungan Eksternal KONI Provinsi DKI Jakarta sebanyak 13 orang yang berasal dari Pengurus Provinsi Cabang Olahraga DKI Jakarta Peserta PON XVIII/2012 Anggota KONI Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode proporsional random sampling dan data yang digunakan adalah data primer berupa kuesioner dan juga data sekunder dari arsip atau dokumen yang didapat penulis dari Sekretariat KONI Provinsi DKI Jakarta.Selanjutnya, penelitian ini melihat hubungan dan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Didapat data dari responden bahwa kedua variabel efektivitas komunikasi (independen) memiliki hubungan yang kuat serta memiliki pengaruh terhadap variabel kepuasan perolehan prestasi pada PON XVIII/2012. ...... The background of this research was the situation of The Indonesian Sports Committee of Jakarta (KONI Provinsi DKI Jakarta) which handled the sports achievment, and took periode between 2009-2013 when KONI Provinsi DKI Jakarta had program to prepared the athletes for The National Games XVIII/2012. Focused of this study was knowing the correlation and influence between internal and external effectivity communications of KONI Provinsi DKI Jakarta toward satisfaction of sports achievement on National Games XVIII/2012. This research is quantitative. The sample of population on this research was divided into two clusters, which were internal environment took 42 persons and external environment took 13 persons. This research used the proportional random sampling methode, data used are primary data in the form of questionnaires and secondary data from the records or documents obtained from Secretariat of KONI Provinsi DKI Jakarta. This study looked at the correlation and regression between the independent variables on the dependent variable. Data obtained from the respondents that the effectiveness of communication between the two variables (independent) variables had influence towards satisfaction of sports achievement on National Games XVIII/2012.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Sri Hartati
Abstrak :
[ABSTRAK
Peningkatan stres oksidatif selama penuaan, dianggap sebagai kontributor utama pada proses neuro-degenerasi dan kehilangan neuron, dan merupakan faktor utama dalam patologi penyakit Alzheimer dan penurunan kognitif terkait usia. Vitamin E merupakan antioksidan potensial yang menjadi fokus utama penelitian gangguan fungsi kognitif dan penyakit Alzheimer. Penelitian potong lintang pada populasi lansia sehat di Kelurahan Cikoko ini dilakukan pada bulan Desember 2014 untuk menilai hubungan antara kadar vitamin E serum dengan fungsi kognitif. Selain itu juga menilai asupan vitamin C dan E dengan metode FFQ. Penilaian fungsi kognitif dengan instrumen MoCA-Ina. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar vitamin E menggunakan metode HPLC. Data dianalisis dengan uji Mann-Whitney dan Chi-square. Sebagian besar subyek (75,9%) adalah perempuan dengan usia rata-rata 65 tahun. Sementara, kadar rata-rata vitamin E adekuat, yaitu 21,6 μmol/L. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara kadar vitamin E serum dengan fungsi kognitif yang dinilai dengan skor MoCA-Ina. Meskipun berat badan normal hingga obes I menunjukkan hubungan signifikan dengan skor kognitif (r = 0,17 p = 0,026), tetapi tidak ada hubungan signifikan antara asupan vitamin C dengan fungsi kognitif (r = 0,19 p = 0,15) atau antara asupan vitamin E dengan fungsi kognitif (r = 0,04, p = 0.72) pada penelitian ini. Kesimpulan, tidak terdapat hubungan antara kadar vitamin E serum dengan fungsi kognitif.
ABSTRACT
Oxidative stress increases during ageing, is considered as a major contributor to neuro-degeneration and neuronal loss, and is a primary factor in the pathology of both Alzheimer’s disease and age-related cognitive decline. Vitamin E has been the main focus of investigation in studies of cognitive impairment and alzheimer’s disease during aging as a potent antioxidant. A cross-sectional study of an elderly population in Cikoko Regency in December 2014 was conducted to evaluate the association between serum vitamin E levels and cognitive function in elderly. Correlation between intakes of vitamin C and E as well as Body Mass Index to the MoCA-Ina scores were also investigated. Fifty four elderly were included in the study and interviewed for their vitamins intake using a Food Frequency Questionnaires (FFQ). Cognitive function was examined by Montreal Cognitive Assessment Indonesian version (MoCA-Ina). Levels of vitamin E serum were assessed by high performance liquid chromatography. Data were analyzed by using the Mann-Whitney and Chi-square test. The majority of the subjects were female (75.9%) with median age 65 years old. While, the median levels of vitamin E was 21.55 μmol/L. The result of this study showed that there was no association between vitamin E level and MoCA-Ina scores. Although normal weight to obese I was significantly associated with cognitive scores (r = 0,17 p = 0.026), no significant correlation between vitamin C intake and cognitive function scores (r = 0.19 p = 0.15) or between vitamin E intake and MoCA-Ina scores were found in this study (r = 0.04, p = 0.72). In conclusion, there is no association between vitamin E serum and cognitive function.;Oxidative stress increases during ageing, is considered as a major contributor to neuro-degeneration and neuronal loss, and is a primary factor in the pathology of both Alzheimer’s disease and age-related cognitive decline. Vitamin E has been the main focus of investigation in studies of cognitive impairment and alzheimer’s disease during aging as a potent antioxidant. A cross-sectional study of an elderly population in Cikoko Regency in December 2014 was conducted to evaluate the association between serum vitamin E levels and cognitive function in elderly. Correlation between intakes of vitamin C and E as well as Body Mass Index to the MoCA-Ina scores were also investigated. Fifty four elderly were included in the study and interviewed for their vitamins intake using a Food Frequency Questionnaires (FFQ). Cognitive function was examined by Montreal Cognitive Assessment Indonesian version (MoCA-Ina). Levels of vitamin E serum were assessed by high performance liquid chromatography. Data were analyzed by using the Mann-Whitney and Chi-square test. The majority of the subjects were female (75.9%) with median age 65 years old. While, the median levels of vitamin E was 21.55 μmol/L. The result of this study showed that there was no association between vitamin E level and MoCA-Ina scores. Although normal weight to obese I was significantly associated with cognitive scores (r = 0,17 p = 0.026), no significant correlation between vitamin C intake and cognitive function scores (r = 0.19 p = 0.15) or between vitamin E intake and MoCA-Ina scores were found in this study (r = 0.04, p = 0.72). In conclusion, there is no association between vitamin E serum and cognitive function., Oxidative stress increases during ageing, is considered as a major contributor to neuro-degeneration and neuronal loss, and is a primary factor in the pathology of both Alzheimer’s disease and age-related cognitive decline. Vitamin E has been the main focus of investigation in studies of cognitive impairment and alzheimer’s disease during aging as a potent antioxidant. A cross-sectional study of an elderly population in Cikoko Regency in December 2014 was conducted to evaluate the association between serum vitamin E levels and cognitive function in elderly. Correlation between intakes of vitamin C and E as well as Body Mass Index to the MoCA-Ina scores were also investigated. Fifty four elderly were included in the study and interviewed for their vitamins intake using a Food Frequency Questionnaires (FFQ). Cognitive function was examined by Montreal Cognitive Assessment Indonesian version (MoCA-Ina). Levels of vitamin E serum were assessed by high performance liquid chromatography. Data were analyzed by using the Mann-Whitney and Chi-square test. The majority of the subjects were female (75.9%) with median age 65 years old. While, the median levels of vitamin E was 21.55 μmol/L. The result of this study showed that there was no association between vitamin E level and MoCA-Ina scores. Although normal weight to obese I was significantly associated with cognitive scores (r = 0,17 p = 0.026), no significant correlation between vitamin C intake and cognitive function scores (r = 0.19 p = 0.15) or between vitamin E intake and MoCA-Ina scores were found in this study (r = 0.04, p = 0.72). In conclusion, there is no association between vitamin E serum and cognitive function.]
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryani Sri Hartati
Abstrak :
Penyaluran pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan merupakan salah satu jalan yang diberikan pemerintah agar pelaku usaha memiliki lebih banyak alternatif pendanaan untuk mengembangkan usahanya. Tidak hanya bank, perusahaan pembiayaan kini turut berperan dalam menyalurkan pendanaan untuk penyediaan barang dan jasa bagi pelaku usaha. Sedikit berbeda dengan konsep perjanjian kredit di bank, perjanjian pembiayaan menyalurkan pendanaan tidak langsung kepada pelaku usaha, akan tetapi pendanaan disalurkan kepada penyedia barang/jasa, agar pelaku usaha dapat langsung mendapatkan barang/jasa yang diinginkan langsung dari penyedia barang atau jasa. PT. TAF sebagai salah satu perusahaan pembiayaan memberikan fasilitas pembiayaan modal kerja kepada PT. LM agar PT. LM dapat memenuhi keperluan modal kerjanya yakni berupa inventori kendaraan bermotor. Atas pembiayaan tersebut, PT. LM memberikan beberapa jaminan, yang salah satu diantaranya adalah inventori kendaraan tersebut. Di dalam tesis ini akan dibahas mengenai mekanisme pengikatan jaminan fidusia dengan obyek inventori kendaraan bermotor pada Perjanjian Pembiayaan PT. TAF dengan PT. LM, keabsahan akta jaminan fidusia atas barang dagangan antara PT. TAF dan PT. LM, serta perlindungan terhadap kreditor apabila debitor wanprestasi. Metode penelitian yang digunakan ada tesis ini adalah metode penelitian yuridis normatif. Berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Modal Kerja antara PT. TAF dan PT. LM, mekanisme pengikatan jaminan fidusia, akta jaminan fidusia, dan perlindungan terhadap kreditor apabila debitor wanprestasi seharusnya telah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Disbursement of financing by finance companies is one of the ways given by the government so that business practitioner has more alternatives funding for their business. Not only banks, finance companies currently also takes part in providing financing for procurement of goods and/or services. Slightly different with credit agreement concept applied in banks, financing agreement disburse financing not directly to the business practioner however financing is disbursed to the goods and/or services supplier so that business practioner can get goods and/or services directly from suppliers. PT. TAF as finance company provides working capital financing facility to PT. LM so that PT. LM can fulfill their working capital in the form of motor vehicles inventory. Upon the financing given, PT. LM provides some securities, amongst others are motor vehicles inventory. This thesis will explain the mechanism to encumber motor vehicles inventory with fiduciary security, the legality of deed of fiduciary security upon inventory between PT. TAF and PT. LM, and security towards creditor if debtor is in default. The research methodology used for this thesis is juridist normative. Based on Financing Agreement between PT. TAF and PT. LM, the mechanism to encumber motor vehicles inventory, deed of fiduciary security, and protection to creditor if debtor is in default are in line with Law No. 42 of 1999 on Fiducia Security.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T54549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Hartati
Abstrak :
Latar belakang penelitian ini adalah karena tugas notaris yang terkait dengan pendirian Partai Politik yang merupakan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah. Dalam pelaksanaannya terdapat hal-hal yang harus dipelajari dan diteliti lebih lanjut mengenai seberapa jauh peranan notaris dalam proses pendirian Partai Politik dan alasan mengapa Partai Politik sebagai suatu perserikatan atau organisasi harus berbadan hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumen dan bersifat yuridis normatif, dengan mengacu pada sumber-sumber seperti buku, majalah, dan media internet Semua sumber tersebut diolah dan dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Permasalahan utama penelitian ini adalah mengenai pentingnya peranan notaris dalam proses pendirian Partai Politik sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. Setelah meneliti berbagai sumber, diperoleh hasil bahwa dengan adanya ketentuan dalam Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang pendirian Partai politik yaitu pendirian Partai Politik harus dengan akta notaris maka peran notaris sebagai pejabat umum yang diberi kewenangan oleh pemerintah untuk membuat akta otentik mutlak diperlukan, hal ini sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris Pasal 15 ayat 2, dimana didalamnya disebutkan bahwa notaris memiliki kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan termasuk didalamnya kewenangan untuk membuat akta pendirian Partai Politik. Berkaitan dengan peranan notaris tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan dari disyaratkannya akta notaris dalam proses pendirian partai politik adalah agar Partai Politik sebagai suatu organisasi memiliki status sebagai badan hukum, yang artinya bahwa Partai Politik telah memiliki landasan hukum yang kuat sehingga dapat memperoleh jaminan kepastian dan perlindungan hukum. Tetapi bagaimanapun juga agar peranan notaris yang berkaitan dengan kewenangan notaris dalam pembuatan akta pendirian Partai Politik dapat berjalan dengan maksimal, maka diperlukan keijasama antara pihak pemerintah bersama-sama dengan organisasi notaris dalam rangka sosialisasi wewenang baru notaris sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta pendirian Partai Politik. ......Background of this research is because the task associated with the government for the establishment of Party Politics is the authority given by the government In practice there are things that must be examined and leamed more about how far the role of government in the process of Party Politics and Party Politics of reasons why as a league or organization must be incorporated. Method used in this research is the study of documents and juridical normative, with draws on sources such as books, magazines, internet and media. AH sources are processed and associated with the laws and regulations that exist. Main problem of this research is the importance of the role of government in the process of establishment in accordance with the Political Party Law Number 2 Year 2008 about Political Parties. After examining a variety of sources, that the results obtained with the provisions of Law Number 2 Year 2008 About the establishment political parties, namely the establishment of Party Politics should be the role of teaching license notary notary as public officials who are given authority by the government to make the absolute authenticity of teaching license is required, it this is in accordance with the provisions mandated in Law No. 30 of 2004 on Office Notary Article 15 paragraph 2, which is mentioned there in that the notary has the authority stipulated in other laws and regulations including the authority to make the establishment of teaching license Party Politics. Regarding the role of government can be said that the goal of teaching license required to its from the notary in the process of establishing a political party is to make as a Political Party organization has status as a legal entity, which means that Party Politics has a strong legal foundation so that they can obtain security and protection of legal certainty . But however that the role of government in relation to the authority of government in the making of the Party Politics of teaching license can be run with the maximum, the required cooperation between the government together with the notary organization in the socialization of the new authority as a notary public officer authorized to make the establishment of teaching license Party Politics.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T25990
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartati
Abstrak :
Latar belakang penelitian ini adalah karena tugas notaris yang terkait dengan pendirian Partai Politik yang merupakan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah. Dalam pelaksanaannya terdapat hal-hal yang harus dipelajari dan diteliti lebih lanjut mengenai seberapa jauh peranan notaris dalam proses pendirian Partai Politik dan alasan mengapa Partai Politik sebagai suatu perserikatan atau organisasi harus berbadan hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumen dan bersifat yuridis normatif, dengan mengacu pada sumber-sumber seperti buku, majalah, dan media internet. Semua sumber tersebut diolah dan dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Permasalahan utama penelitian ini adalah mengenai pentingnya peranan notaris dalam proses pendirian Partai Politik sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. Setelah meneliti berbagai sumber, diperoleh hasil bahwa dengan adanya ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang pendirian Partai politik yaitu pendirian Partai Politik harus dengan akta notaris maka peran notaris sebagai pejabat umum yang diberi kewenangan oleh pemerintah untuk membuat akta otentik mutlak diperlukan, hal ini sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris Pasal 15 ayat 2, dimana didalamnya disebutkan bahwa notaris memiliki kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundangundangan termasuk didalamnya kewenangan untuk membuat akta pendirian Partai Politik. Berkaitan dengan peranan notaris tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan dari disyaratkannya akta notaris dalam proses pendirian partai politik adalah agar Partai Politik sebagai suatu organisasi memiliki status sebagai badan hukum, yang artinya bahwa Partai Politik telah memiliki landasan hukum yang kuat sehingga dapat memperoleh jaminan kepastian dan perlindungan hukum. Tetapi bagaimanapun juga agar peranan notaris yang berkaitan dengan kewenangan notaris dalam pembuatan akta pendirian Partai Politik dapat beijalan dengan maksimal, maka diperlukan keijasama antara pihak pemerintah bersama-sama dengan organisasi notaris dalam rangka sosialisasi wewenang baru notaris sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta pendirian Partai Politik.
Background of this research is because the task associated with the government for the establishment of Party Politics is the authority given by the government. In practice there are things that must be examined and learned more about how far the role of government in the process of Party Politics and Party Politics of reasons why as a league or organization must be incorporated. Method used in this research is the study of documents and juridical normative, with draws on sources such as books, magazines, internet and media. All sources are processed and associated with the laws and regulations that exist. Main problem of this research is the importance of the role of government in the process of establishment in accordance with the Political Party Law Number 2 Year 2008 about Political Parties. After examining a variety of sources, that the results obtained with the provisions of Law Number 2 Year 2008 About the establishment political parties, namely the establishment of Party Politics should be the role of teaching license notary notary as public officials who are given authority by the government to make the absolute authenticity of teaching license is required, it this is in accordance with the provisions mandated in Law No. 30 of 2004 on Office Notary Article 15 paragraph 2, which is mentioned there in that the notary has the authority stipulated in other laws and regulations including the authority to make the establishment of teaching license Party Politics. Regarding the role of government can be said that the goal of teaching license required to its from the notary in the process of establishing a political party is to make as a Political Party organization has status as a legal entity, which means that Party Politics has a strong legal foundation so that they can obtain security and protection of legal certainty. But however that the role of government in relation to the authority of government in the making of the Party Politics of teaching license can be run with the maximum, the required cooperation between the government together with the notary organization in the socialization of the new authority as a notary public officer authorized to make the establishment of teaching license Party Politics.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T37549
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>