Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Nengah Duija
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Duija
"ABSTRAK
Kabupaten Banyuwangi adalah kabupaten yang kaya akan seni tradisi, seperti, gandrung, ludruk, ketoprak, kebo-keboan dan lain sebagainya, namun tidak semua tradisi kesenian itu dapat dengan mudah diketahui apabila kurang informasi dan publikasi. Di dusun Kranjan, kelurahan Benculuk, kecamatan Cluring Banyu­wangi ini ada salah satu tradisi kesenian yang belum banyak di ketahui orang. Kesenian yang tergolong unik tersebut bernama "janger". Untuk itulah pada kesempatan ini akan dicoba meng­informasikan lewat sebuah penelitian awal·yang diberi judul : "janger" Bentuk Teater Rakyat di Banyuwangi. Lewat penelitian ini akan dibahas; bentuk kesenian "janger", asal-usul tarian "janger", unsur-unsur yang mendukung pementasan "janger" dan aspek sosial yang terkandung dalam "janger".
Penelitian ini merupakan penelitian awal yang bersifat studi lapangan yang telah berlangsung dari tanggal 9-11 Juni 1995. Mengingat keterbatasan waktu penelitian itu, maka kami menyajikan deskripsi selayang pandang sesuai dengan data-data yang diperoleh di lapangan. Penelitian terhadap "janger" ini berlangsung seat pementasan di Dusun Kranjan, Kelurahan Ben­culuk, kecamatan Cluring Dati II Banyuwangi tepatnya di rumah bapak H. Tasrifin, tanggal 10 Juni, malam minggu pada sebuah acara pernikahan putra H.Tasrifin. Pementasan berlangsung se­malam suntuk dari kelompok Janger Tumenggung Budoyo pimpinan bapak Isnaini Sanjaya yang berjudul "Sabdo Palen Dadi Ratu".
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi (pengamatan langsung),wawancara kepada pimpinan "janger" dan metode deskripsi. Untuk mengungkap unsur-unsur teater menggunakan teori-teater modern yang disesuaikan dengan data yang ada.
Dari penelitian yang dilakukan dapat sebuah gambaran tentang "janger"; bentuk kesenian ini adalah berbentuk teater rakyat tradisional sesuai dengan ciri-ciri yang umum pada sebuah bentuk teater rakyat, asal-usul teater ini belum jelas, kapan muncul di Banyuwangi dan mengapa disebut "janger". Hanya saja dalam bahasa Jawa ada kata "jenger" yang artinya terheran-heran, takjub, akan tetapi belum jelas konsteksnya. Unsur yang mendukung kesenian ini seperti; seni sastra (lakon), seni rupa (panggung dan dekorasinya), seni musik (gamelan (gong kebyar)), seni gerak (tari Bali-Jawa), seni suara (tembang, dialog), dan aspek sosialnya meliputi tingkat status sosial para pemain dan tingkat pendidikan yang rata-rata SLTP/SLTA, dengan pekerjaan jadi buruh, ibu rumah tangga, tukang becak. Seni ini merupakan perpaduan antara dua unsur budaya yang sama-sama kuat yaitu Jawa-Bali.
"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Duija
"Geguritan merupakan salah satu hasil kebudayaan Bali yang sampai at ini masih hidup dan dikembangkan, oleh karena itu kita perlu untuk melestarikannya. Vi samping itu kita perlu mengkaji nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Untuk kali ini ada beberapa masalah yang dikemukakan yaitu Kapankah mulai munculnya penulisan sastra gegeuritan Ui manakah posisi geguritan dalam kerangka kesusastraan Bali tradisional Bagaimana keberadaan pupuh dalam geguritan ? Nilai-nilai apa saja yang terkandung di dalam geguritan, yang masih relevan untuk masa sekarang dan apa fungsi geguritan dalam masyarakat Bali ? Berdasarkan permasalahan tersebut. di atasi tu, maka penelitian ini bertujuan mengungkapkan seluk-beluk geguritan dan nilai-nilai yang terkandung dalam sastra geguritan yang mungkin masih relevan dengan kehidupan masyarakat kita sehari­ hari. Untuk mengungkapkan semuanya itu metode yang diperguna­ kan adalah metode studi pustaka untuk mencari naskah-naskah yang menjadi obyek kajian, kemudian dengan metode deskriptif Komperatif, untuk mendeskripsikan naskah yang di pakai lalu di bandingkan dengan naskah yang lainya. Pendekatan yang diguna­ kan adalah sosiologi sastra dan semiotik. Geguritan sudah mulai di tulis pada zaman Watu Henggong dengan pujangga besar yaitu 1Janghyang Nirarta yang sangat aktip dalam penulisan sastra-sastra di Bali. Kemudian pada Zaman Klungkung merupakan puncak keemasan penulisan geguritan. Sastra geguritan termasuk dalam golongan 1thiasa yang bernomor 1V d, dalam klasi fikasi kesusastraan Bali tradisional .Pupuh membentuk atau mewujudkan geguritan dan mempunyai nilai-nilai yang 1uhur,seperti nilai pendidikan, hakikat pendidikan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Duija
"ABSTRAK
Sukreni Gadis Bali
Karyn Anak Agung Pandji Tiana _
(Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra)
Anak Agung Pandji Tiana adalah salah satu pengarang ang-
katan Pujangga Baru, beliau lahir di pulau Dewata yakni di ka-
bupaten Buleleng tanggal 11 Februari 1908 dan meninggal dalam
usia 70 yaitu tanggal 2 Juni 1978. Sebagai pengarang beliau
banyak mengangkat masalah seputar masyarakat Bali dalam karya-
nya. Karyn-karya beliau antara lain ; Ni Rawit ce i Penjual
Orang 1935, I Swasta Setahun di Bedahulu 1938, Sukreni Gadis
Bali 1936, Dewi Karuna 1939, I Made Widiadi 1955. Salah satu
karya beliau yang berjudul Sukreni Gadis Bali dijadikan obyek
penelitian pada kesempatan ini seperti judul di atas. ~
Untuk melakukan penelitian terhadap obyek ini digunakan
pendekatan Strukturalisme dan Pendekatan Sosiologi sastra. Pen
dekatan Struktural digunakan untuk menganalisis tokhh dan pe-
nokohanya sedangkan sosiologi sastra untuk melihat asgek so-
sial dalam karya tersebut. Metode yang digunakan ada ah meto-
de Studi Pustaka dan metode deskripsi. Data bersumber pads no-
vel Sukreni Gadis Bali dan beberapa sumber pustaka yang mendu-
kung kajian. -
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diungkapkan bebe-
pa hal; Mengenai riwayat kepengarangan Pandji Tiana, yang di
samping sebagai seorang pengarang ternyata beliau pernah men-
jadi pedagang kopra, pemusik, pengarang laku dan berbagai ja-
batan formal pernah beliau emban termasuk jedi anggota DPR RI
kesatuan dan sebagainya. Perjalanan beliau inilah banyak di-
tuangkan dalam kazcya-karyanya. Tokoh-tokoh yang berperan dalam
novel itu; tokoh protagonis adalah Ni Sukreni, tokoh antagonis
adalah Men ?egara dan I Gusti Made Tusan. Sedangkan tokoh ba-
wahanya antara lain; I Gustam,I Negara, Ida Gede Swamba, Ni Ne
gari dan lain-lainya. Sukreni mewakili tokoh yang baik dan -
Men Negara mewakili tokoh yang jahat bersama I Gusti Made Tu-
san. Sedangkan aspek sosial yang tercermin antara lain; Minum-
an khas Bali; tggg, Perkara Pembagian warisan, masalah Zina,
dan tragedi keluarga Men Negara."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Duija
"ABSTRAK
Geguritan merupakan Salah satu bentuk karya sastra Bali yang
tradisional tertulis dan merupakan salah satu unsur kebudayaan
Daerah Bali. Geguritan ini sangat populer dikalangan masyara-
kat Bali maupun Jawa. Di Bali Calon Arang bukan saja berbentuk
naskah yang telah mangalani beberapa kali penyalinan sehingga
terdapat banyak naskah dalam berbagai katalog. Di samping itu
dalam bentuk seni pertunjukan Calon Arang` dapat diketahui
seperni dalam pertunjukan wayang' Kulit; seni pertunjukan
berupa teater rakyat yang sampaiasaat ini sangat digemari.
Pada Kesempatan ini peneliti mengambil sebuah bentuk karya
sastra Bali spserti tersebut di atas yang berjudul Geguritan
Calon Arang yang selanjutnya disingkat 60%. Penaliti ingin
nenelusuri salah satu unsur yang belum pernah dikemukan oleh
para peneliti terdahulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui.apakah dalam GCA terdapat unsur-unsur erotis, ini
diharapkan akan dapat dsebar luaskan kepada masyarakat. Sumber
data dalam penelitian ini adalah sebuah naskah dari koleksi
perpusatakaan Fakultas Sastra U1 yang berupa naskah salinan
dari naskah milik lembaga Lontar Fakultas Sastra Universitas
Udayana Denpasar. Naskah ini telah dia1ih»aksarakan dan alih
bahasa oleh 1 Wayan Bawa dan 1 Gede Smadi Astra dan diterbit-
kan oleh Balai Pustaka Jakarta tahun 1978. Untuk menganalisa
bentuk ini digunakan pendekatan sosiologi sastra dan semiotik,
serta nenggunakan metode kwalitatif. Dalam kajian ini dapat
diketahui bahwa di dalam GCA ternyata dapat ditemukan unsur~
unsur yang dapat dikategorikan sebagai unsur erotik terutama
dalam hal persenggamaan antara pelaku Ratna Manggali dengan
suaminya mpu Bahula. Peristiwa ini dianggap sebagai sesuatu
yang wajar karena adanya sebuah penkawinan yang melegitimasi
peristiwa tersebut."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Duija
"Tradition can be seen from two different perspectives, those of literacy (writing system) and of oral tradition. Recently, some intellectuals have shown interest in oral tradition as academic study in some universities. Oral tradition is not supposed to be seen merely as part of the past and a cultural entity of no importance. This paper describes the two traditions of oral literature and manuscript writing as a basis for local historical knowledge and records of cultural politics. The discussion will be more about the content of tradition that is related to the history of cultural politics than a historical observation."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2005
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library