Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harsono
"Tujuan penelitia dimaksudkan untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan antara aplikasi/penerapan:
1. Proses kesepakatan dan perencanaan kinerja dengan efektivitas sistem Manajemen Kinerja;
2. Proses monitoring dan pemberian umpan balik dengan efektivitas sistem Manajemen Kinerja;
3. Proses penilaian kinerja dengan efektivitas sistem Manajemen kinerja"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono
"Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, Inspektorat Jenderal Depdiknas mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Depdiknas. Pada tahun 1996 perjalanan karir aparat pengawasan memasuki babak Baru dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Kepmenpan) Nomor 19/1996 Tentang Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan Angka Kreditnya. Dengan terbitnya Kepmenpan ini maka pemeriksa yang semula merupakan pejabat struktural menjadi pejabat fungsional auditor. Hal yang penting dalam regulasi ini, tingkat pendidikan formal seorang auditor menjadi sangat menentukan pencapaian pangkat dan jabatan, disamping Pelatihan Sertfikasi JFA. Perubahan ini membawa konsekuensi terjadinya kesenjangan kompetensi auditor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam tentang persepsi auditor Inspektorat III Inspektorat Jenderal Depdiknas terhadap Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi JFA kaitannya dengan peningkatan kompetensi auditor pendidikan.
Kajian pustaka mengindikasikan bahwa kompetensi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan serta pelatihan yang diterimanya. Pada penelitian ini indikator kompetensi mengacu pada batasan tentang kompetensi Spencer and Spencer (1993 ; 9 - 11) menggambarkan karakteristik kompetensi menjadi lima, yaitu: 1) Motives (Motif), adalah sesuatu dimana seseorang secara konsisten berpikir sehingga ia melakukan tindakan. 2) Traits (Karakter) adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu, 3) Self Concept (Konsep Diri) adalah sikap atau nilai-nilai yang dimiliki seseorang. 4) Knowledge (Pengetahuan) adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang komplek. Dan 5) Skill (Keterampilan) adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental.
Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data dengan tiga Cara yakni melakukan studi kepustakaan, pemberian kuesioner (angket) digunakan instrumen penelitian yang disusun menurut model Skala Likert dan wawancara kepada key informan yaitu : Inspektur Jenderal Depdiknas selaku pimpinan tertinggi di Inspektorat Jenderal Depdiknas dan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku pimpinan lembaga yang mengadakan sertifikasi Jabatan Fungsionai Auditor. Penelitian dilakukan terhadap seluruh auditor pada Inspektorat III inspektorat Jenderal Depdiknas yang seluruhnya berjumlah 71 orang dikurangi 2 orang yaitu : I orang sakit tetap dan I peneliti sehingga rnenjadi 69 responden. Tingkat respon responden maksimal dengan pengembalian instrumen mencapai 100%.
Bardasarkan analisis statistik menunjukkan : Dengan tingkat kepercayaan 95%, terdapat hubungan (korelasi) yang berarti antara pendidikan dengan kompetensi auditor pendidikan dengan tingkat hubungan cukup dan positif, sementara itu tingkat pengaruh pendidikan terhadap kompetensi auditor pendidikan adalah 20,43%. Terdapat hubungan (korelasi) yang berarti antara pelatihan sertifikasi JFA dengan kompetensi auditor pendidikan dengan tingkat hubungan cukup dan positif, sementara itu tingkat pengaruh pelatihan sertifikasi JFA terhadap kompetensi auditor pendidikan adalah 28,62%. Demikian pula, terdapat hubungan (korelasi) yang berarti antara pendidikan dan pelatihan sertifikasi JFA dengan kompetensi auditor pendidikan dengan tingkat hubungan kuat dan positif, sementara itu pengaruh tingkat pendidikan dan pelatihan sertifikasi JFA terhadap kompetensi auditor pendidikan adalah 40,20%.
Untuk meningkatkan kompetensi auditor pendidikan perlu dilaksanakan peningkatan kualitas auditor pendidikan melalui jalur pendidikan formal dalam bentuk penugasan belajar pada jenjang Sarjana maupun Pascasarjana dalam program-program studi yang relevan dengan pengawasan. Perlu pelatihan tambahan yang dapat meningkatkan kompetensi auditor pendidikan. Pimpinan Inspektorat Jenderal Depdiknas juga perlu berperan aktif dalam memotivasi dan memfasilitasi peningkatan kompetensi auditor pendidikan yang harus menguasai berbagai aspek pemeriksaan, baik administasi pendidikan (keuangan, perlengkapan, kepegawaian) maupun substansi pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi).

On the basis of Ministerial Regulation of Minister of National Education Number 12 year 2005 Regarding Organization and Work Guidance of Department of National Education Inspectorate General which have its job to undertake monitoring of assignment implementation in Department of National Education. In 1996 career of audit official entered a new era with the issuance of Decree of Minister of Government Official Empowerment (Kepmenpan) Number 19/1996 Regarding Position of Functional Auditor (JFA) and its Credit Point. With the issuance of this Ministerial Decree (Kepmenpan), an auditor who formerly regarded as structural officer now shifted to functional auditor. The important part of this regulation is that an auditor's formal education is a very influential in achieving ranks and positions beside JFA Certification Training. This change creates a gap in auditors' competence. This research is aimed to deeply comprehend perception of Inspectorate Ill auditors, Department of National Education inspectorate General towards JFA Certification Education and Training with regards to improvement of Educational auditors' competence.
The library research indicates that a person's competence is influenced by his/her education and training. In this research the indicator of competence refers to Spencer and Spencer's limitation of competence (1993 ; 9 - 11) reflecting characteristics of competence under 5 characteristics, namely: 1) Motives, something(s) that make(s) a person consistently thinks and performs actions. 2) Traits is certain personality which makes a person behaves or shows how a person responds to something in certain ways, 3) Self Concept is attitude or values holds by a person. 4) Knowledge is information possessed by a person in certain fields. Knowledge is a complex competence. And 5) Skill is capability to execute certain job(s) physically and mentally.
The research was conducted by collecting data in three ways namely library study, questionnaire, the instrument used is questionnaires arranged based on Likert's model scale and interview to the key informant-Department of national education inspector general, and the highest official in department of National education Inspectorate General and Head of Auditing Educational and Training Center of Financial and Development Supreme Audit (BPKP) as the guidance body that holds certification of Functional auditor Post. This research is conducted to all auditors of Inspectorate III, Department of National Education Inspectorate General totaling 71 persons minus 2 persons due to permanent illness (1) and researcher (1) equal to 69 respondents. The level of respond of these respondents is maximum with 100% instrument return.
The statistic analysis show as follows: with 95% level of trust, there is a significant correlation between competence of Educational Auditor with a positive correlation, while the influence of education on the competence of educational auditor is 20,43%. There is a significant correlation between JFA Certification training and competence of Educational auditor with a relatively positive relationship, while the influence of JFA Certification towards competence of Educational auditor is 28,62%. Similarly there is a significant correlation beteen JFA Certification training and competence of Educational auditor with a strong and positive level of relationship, while the influence of JFA certification education and training towards competence of educational auditors is 40,20%.
To improve competence of educational auditors, a quality improvement is needed through formal education and study assignment in the undergraduate as well as post graduate programs in subjects relevant to audit and monitoring. Additional training should be carried out in order to improve competence of Educational Auditor. Chief of Department of National Education Inspectorate General need also to actively take parts in motivating and facilitating competence improvement of Educational Auditors who must master various aspects of auditing, not only educational administration (financial, Equipments, officials) but also substantial of education (basic education, intermediate education, and higher education).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono
"ABSTRAK
Nyeri pasca bedah abdomen adalah gabungan dari beberapa pengalaman sensori, emosional, dan mental yang tidak menyenangkan akibat trauma bedah. Walaupun nyeri telah dikelola dengan baik, kira-kira 86% pasien mengalami nyeri sedang ke hebat pasca bedah meskipun analgesik ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik responden (exploratory study) dan selanjutnya menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri pasca bedah abdomen (explanatory study). Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 67 orang responden pasca bedah abdomen. Pada penelitian ini digunakan instrumen State Anxiety Inventory (S-AI) Form Y untuk menilai keadaan cemas pasien pasca bedah abdomen, sikap dan keyakinan terhadap nyeri, dan skala nyeri untuk menilai intensitas nyeri pasca bedah menggunakan kombinasi Visual Analog Scale (VAS) dan Numeric Rating Scale (NRS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap intensitas nyeri pasca bedah abdomen adalah jenis kelamin (p value = 0,005), letak insisi (p value = 0,0005), dan tingkat kecemasan (p value = 0,0005). Faktor yang paling mempengaruhi intensitas nyeri pasca bedah abdomen adalah tingkat kecemasan (standardized coefficient β 0,501). Hasil penelitian ini bermanfaat bagi praktisi keperawatan sebagai acuan asuhan keperawatan dalam melakukan pengelolaan nyeri pasca bedah abdomen untuk mempertimbangkan faktor tingkat kecemasan, jenis kelamin, dan letak insisi. Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nyeri.

ABSTRACT
Abdominal postoperative pain is a combined of several unpleasant sensory, emotional, and mental experience precipitated by the surgical trauma. Pain experience are influenced by many factors and it is difficult to understand and about 86% of patients experience moderate to severe pain following surgery in the hospital. The purpose of this study was to identify the characteristic of respondent (exploratory study) and to explain influencing factors of abdominal postoperative pain intensity (explanatory study). The design was an analytic description using a cross sectional for 67 respondents abdominal postoperative. In the study using State Anxiety Inventory (S-AI) Form Y instrument was used to measure the abdominal postoperative state anxiety, attitudes and beliefs about pain, and pain scale using a combined Visual Analog Scale (VAS) and Numeric Rating Scale (NRS) was used to measure postoperative pain intensity. The finding showed that gender (p value = 0,005), incision site (p value = 0,0005), and anxiety levels (p value = 0,0005) were significantly influencing factors of abdominal postoperative pain intensity. The most influencing factor of abdominal postoperative pain intensity was anxiety levels (standardized coefficient β 0,501). This study information for nursing practitioner as reference in nursing care planning should be considered anxiety levels, gender, and incision site to management of patients with postoperative pain relief. It is recommended to conduct further research using more samples and other factors that also may alter pain reaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono
"Titania nanotube dengan dopan karbon (C-TiNT) telah berhasil disentesis dan diuji untuk degradasi fenol. Sintesis dilakukan dengan dua tahap yaitu pembentukan titania nanotube dengan metode hydrothermal dan pemberian dopan karbon pada fotokatalis TiO2 nanotube. Pemberian dopan karbon dilakukan dengan dua metode post treatment yaitu kalsinasi dan hydrothermal. Selain itu, juga dilakukan variasi jenis sumber dopan karbon yaitu glukosa dan 1-propanol. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan analisis SEM-EDS, XRD, dan DRS.
Hasil SEM menunjukkan hasil morfologi nanotube telah terbentuk dan terdapat dopan karbon didalamnya. Analisis XRD menunjukkan pada semua katalis terbentuk kristal anatase 100% dengan ukuran kristal 7 - 10 nm. Karakterisasi DRS menunjukkan bahwa katalis nanotube dengan dopan karbon memberikan respon yang baik pada panjang gelombang cahaya tampak dengan nilai band gap 3,0 eV hingga 3,20 eV. Hasil pengujian terhadap fenol menunjukkan katalis C-TiNT mampu mendegradasi fenol dengan kinerja 60% hingga 80%. Nilai ini jauh lebih baik dibandingkan dengan TiO2 nanopartikel yang hanya mampu mendegradasi fenol dengan kinerja sebesar 33%.

A variety of carbon doped on titania nanotube (C-TiNT) have already syntesied well as investigeted for phenol degradation. Synthesis has been conducted in two steps. First step was synthesis of titania nanotube by using hydrothermal method. Second step was incorporated carbon doped to the photocatalyst TiO2 nanotube. Carbon doped was also given by using two methods of post treatment. They are calcination and hydrothermal methods. In addition, we also examined two carbon sources of dopan. They are glucose and 1-Propanol. The prepared samples were characterized with SEM-EDS, XRD, and DRS.
The SEM result showed that nanotube morphology was already exist and contained with carbon. XRD analysis showed existence of anatase crystalline phase reached 100%, and size of crystal was around 7-10nm. DRS result showed good response to visible light range (λ > 400nm) which has band gap value at 3,0 eV-3,20 eV. The results of phenol degradation showed those photocatalyst have performance in range 60% - 80%.This result is much better compared to TiO2 nanoparticle which only degradated 33% of phenol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono
Jogjakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1963
658.51 HAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono
346. 04 har h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2007
616.853 HAR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015
796.077 HAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hindradjid Harsono
"Berkembangnya trend konvergensi antara industri komputer, Informasi dan komunikasi salah satunya adalah VoIP, sehingga berkembang menjadi suatu bisnis. Untuk itu bisnis VoIP membutuhkan strategi yang tepat agar dapat bersaing dalam bisnis VoIP ini.
Penelitian ini bermaksud menganalisis kondisi lingkungan eksternal dan internal yang dihadapi oleh PT. XYZ dan memetakan posisi persaingan/ competitive position PT. XYZ. Faktor-faktor utama yang dapat dijadikan penyusunan strategi dengan berbasis kompetensi inti untuk digunakan oleh PT. XYZ, merancang dan menemukan arsitektur strategik dalam bisnis VoIP, sehingga dapat dijadikan sebagai arahan dan petunjuk dalam pengembangan strategi.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis. Populasi penelitian adalah para karyawan yang dinilai ahli dan berkompeten. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara riset pustaka dan lapangan melalui daftar kuesioner dilanjutkan dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur. Penelitian ini menggunakan aliran strategi konfigurasi, dengan aliran posisi untuk memposisikan diri (PT.XYZ) dan aliran pembelajaran guna pengembangan strategi.
Analisis strategi mengenai lingkungan eksternal dan internal menggunakan aliran posisi yang berbasis pasar/market based dengan memetakan Matriks General Electric. Sedangkan pada tahap pengembangan strategi bisnis VoIP dengan menggunakan aliran pembelajaran yang berbasis sumber dayalresource based dengan mengidentifikasikan kompetensi inti yang ada dan yang dibutuhkan pada PT. XYZ, dilanjutkan dengan memetakan pohon kompetensi inti bisnis VoIP pada PT. XYZ, yang pada akhirnya dapat mengetahui implementasi dan pengembangan strategi bisnis VoIP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk atau Iayanan inti PT.XYZ adalah sistem, jaringan dan komunikasi. Sedangkan kompetensi inti yang dikembangkan adalah manajemen operasional, fleksibilitas, dan pengembangan sumber daya manusia perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar PT.XYZ menciptakan kompetensi isi pada jalur kompetensi proses, mengadakan analisis pada Iingkungan internal agar dapat ditingkatkan secara cermat, bagian sumber daya manusia, dan pelatihan sebaiknya ditingkatkan, mengembangkan jaringan kerja sama pada pihak pemasok (akses dan perizinan), pengembangan keunggulan bersaing dengan pendekatan kompetensi inti. Di samping itu, mempertimbangkan penggunaan aliran lainnya di dalam pengembangan strategi bersaingnya scbagai bagian dari penggunaan aliran konfigurasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Harsono
"ABSTRAK
Dalam keadaan perekonomian yang makin membaik, secara teoritis makin banyak orang yang meningkat pendapatannya sehingga memiliki dana berlebih yang diharapkan disimpan dalam bentuk investasi. Bentuk investasi dapat berupa investasi langsung maupun investasi tak langsung yaitu dengan membeli saham . Masyarakat biasanya menyimpan kelebihan dananya dalam bentuk emas, tanah, tabungan atau deposito bahkan yang semarak akhir-akhir ini adalah membeli apartemen sebagai simpanan.
Kegiatan perdagangan saham sebenarnya telah diperkenalkan sejakjaman penjajahan Belanda dan sempat terhenti pada akhir Perang Dunia II. Sejak dihidupkannya kembali pasar modal di Indonesia pada tahun 1952 dan mengalami puncak perkembangannya di sekitar tahun 1990, hanya sedikit investor lokal yang terlibat dalam kegiatan bursa. Mungkin hal tersebut merupakan dampak dari kejadian historis di mana pada awalnya pasar modal hanya dibuka untuk kaum penjajah sendiri atau investor asing, juga ketika perusahaan beramai-ramai "go-public" ditahun 1988 kebanyakan saham ditawarkan kepada investor asing. Dengan demikian, aktifnya investor asing di pasar modal Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru.
Kebanyakan masyarakat masih ragu , apakah investasi dalam pasar modal dapat menguntungkan. Tentunya ada peluang yang menguntungkan; jika tidak maka investor asing juga tidak akan memasuki bursa efek Indonesia. Meskipun bagi investor asing kepemilikan saham telah dibatasi maksimum 49% dari total saham yang didaftarkan namun transaksi yang dilakukan oleh mereka masih jauh lebih banyak dari pada yang dilakukan oleh investor lokal. Kurangnya pengalaman investor lokal menyebabkan mereka hanya ikut-ikutan tindakan investor asing.
Menyongsong era globalisasi di mana batas antar negara seolah-olah tidak ada maka ketergantungan akan pihak asing kurang sehat bagi perkembangan bursa modal kita sendiri. Investor lokal harus mulai bangkit dan memahami pasar modal sebelum terlambat , antara lain bisa dengan mempelajari pola-pola pembelian yang dilakukan oleh investor asing. Dalam tesis ini telah dibuktikan dengan mengambil sampel saham bank bahwa saham-saham pilihan investor asing mempunyai potensi menguntungkan yang tinggi. Potensi tersebut mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dengan saham yang kurang diminatinya. Selanjutnya dari ciri-ciri risiko atau ukuran beta saham tidak terdapat perbedaan yang signifikan, artinya investor asing tidak memilih saham yang agresif ataupun defensif tetapi dalam menentukan pilihannya mereka lebih memperhatikan faktor risiko spesifik.
Mengingat keterbatasan variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka untuk lebih memperdalam pengetahuan dalam pemilihan saham-saham unggul atau mempunyai potensi unggul di kemudian hari perlu penjabaran lebih rinci mengenai. unsur-unsur risiko spesifik mana yang lebih dominan atau mana yang harus lebih diperhatikan.
Selain perlindungan investor melalui Undang-Undang Pasar Modal; penguasaan pengetahuan tentang bidang yang akan dimasuki, dapat meyakinkan investor lokal bahwa investasi dalam bursa efek mempunyai prospek baik mengingat pasar modal Indonesia termasuk dalam "emerging market" yang sangat diminati oleh investor asing. Jika investor lokal tidak dapat memanfaatkan peluang yang baik ini maka investor asing akan lebih menikmati keuntungan yang seharusnya dapat dinikmati investor lokal. "
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>