Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Isti Farhan
"Perang Korea 1950-1953 menyebabkan kekacauan di Korea Selatan baik dari segi politik, ekonomi, maupun sosial. Selain masyarakat Korea Selatan pada umumnya, anak-anak merupakan korban yang paling menderita akibat perang. Tidak sedikit anak-anak yang terlantar di jalanan dengan keadaan yang memprihatinkan. Mereka kelaparan dan kedinginan, serta luka di tubuhnya. Bahkan, di antara mereka tidak sedikit yang akhirnya meregang nyawa. Dalam kondisi seperti itu, militer Amerika Serikat memberikan berbagai macam bantuan kepada masyarakat Korea Selatan, tidak terkecuali khusus bagi anak-anak yang menjadi korban perang. Kontribusi tersebut didukung oleh PBB, para misionaris Amerika, chaplain atau tentara pastor, berbagai macam organisasi Kristen di Amerika, serta pemerintah Korea Selatan. Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini akan membahas peran kaum militer Amerika Serikat terhadap anak-anak Korea Selatan dalam Perang Korea. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan menggunakan dokumen digital sebagai sumber data primer. Hasil dari penelitian ini adalah bantuan militer Amerika Serikat terhadap anak-anak Korea Selatan dalam masa Perang Korea bersifat kemanusiaan dan difokuskan pada penyembuhan trauma fisik dan psikis yang diwujudkan dengan upaya evakuasi, pengelolaan bantuan untuk panti asuhan, serta dukungan moral.

The 1950-1953 Korean War caused chaos in South Korea in terms of political, economic and social aspects. Apart from South Korean society in general, children were the victims who suffered the most from the war. Thousands of children were displaced on the streets with a state of concern. They were starving and cold with wounds on their bodies. In fact, lots of them ended up dying. In such conditions, the US Armed Forces provided various kinds of assistances to the people of South Korea, especially to the children who were also the victims of the war. The contribution was supported by United Nations, American missionaries, chaplains, various Christian organizations in America, and South Korean government. In this connection, this research will discuss the role of the United States Armed Forces towards South Korean children in the Korean War. The method used in this study is the historical method with digital documents as the primary data source. The results of this study explain that the aid rendered by the United States Armed Forces towards South Korean children, victims of the Korean War, was a humanitarian aid that was focused on the childrens physical and psychological trauma healing. They rescued and cared for the children, contributed to help the orphanages, and showered the children with moral supports."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Isti Farhan
"Pada masa pemerintahan Presiden Rhee Syngman (1948-1960), badan militer terbuka lebar bagi kaum perempuan untuk menghadapi Perang Korea (1950-1953). Namun, memasuki masa pemerintahan militer Park Chung-hee (1962-1979), badan militer justru ditutup erat dari peran perempuan. Penelitian ini menganalisis peran seorang tentara perempuan Angkatan Udara Korea Selatan, Letnan Kim Kyung Oh, dalam melakukan negosiasi dengan pemerintah untuk membuka kembali akademi militer bagi perempuan setelah berhenti beroperasi pada masa pasca-Perang Korea. Dengan menggunakan metodologi strukturisme Lloyd, penyusunan historiografi perempuan ini berfokus pada peran Letnan Kim Kyung Oh dalam menghadirkan kembali peran perempuan dalam badan militer Angkatan Udara Korea Selatan, dengan memfokuskan pada sumber sejarah lisan dan catatan otobiografi. Penelitian ini menunjukkan bahwa peran Letnan Kim Kyung Oh dalam menghidupkan kembali peran perempuan di badan militer Angkatan Udara pada tahun 1963 hingga 1990-an memberi konsekuensi ekspansi peran perempuan yang signifikan dalam peningkatan kesetaraan sosial sebagai bentuk upaya demokratisasi Presiden Kim Young-sam (1993-1997) dengan sistem pemerintahan sipilnya. Kontribusi Letnan Kim berhasil melahirkan pilot-pilot perempuan Korea Selatan yang mencetak prestasi dalam membangun dunia penerbangan dan militer Republik Korea.

During the reign of President Rhee Syngman (1948-1960), military bodies were wide open for women to face the Korean War (1950-1953). However, entering the military administration of Park Chung-hee (1962-1979), the military body was strictly closed from the role of women. This research analyzes the role of one of Korean War female soldier of the South Korean Air Force, Lieutenant Kim Kyung Oh, in negotiating with the government to reopen the air force military academy for women after it stopped operating in the post-Korean War era. Using Lloyd's structurism methodology, this women's historiography focuses on Lieutenant Kim Kyung Oh's role in representing the role of women in the military agency of the South Korean Air Force, by focusing on oral historical sources and autobiographical records. This research shows that the role of Lieutenant Kim Kyung Oh in reviving the role of women in the air foce military in 1963 to 1990s resulted in a significant expansion of the role of women in increasing social equality as a form of democratization efforts by President Kim Young-sam (1993-1997) with its civil government system. Lieutenant Kim's contribution succeeded in giving birth to South Korean female pilots who made achievements in building the aviation and military of the Republic of Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library