Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfan
Abstrak :
Latar Belakang
Para pengusaha adalah orang yang bertugas untuk membuat dan menjalankan keputusan-keputusan dalam bidang ekonomi. Kelas pengusaha seperti ini telah ada dalam stratifikasi sosial masyarakat Aceh sejak masa kesultanan. Golongan ini hampir tidak mempunyai hubungan politik dengan sultan, akan tetapi mempunyai status sosial tertentu karena potensinya yang dapat meningkatkan pendapatan kerajaan. Dengan demikian boleh dikatakan menonjol dalam sistem pelapisan sosial pada masa itu sebagai akibat dari peranannya dalam bidang ekonomi pada umumnya dan dalam bidang perdagangan pada khususnya, mereka berada pada puncak jenjang sosial yang mempunyai hak-hak istimewa, golongan ini dapat diwakili oleh para Orang Kaya (OK). Golongan bangsawan dan pedagang ini dalam stratifikasi sosial pada masa itu berada diantara elit politik dan agama dengan golongan rakyat biasa.

Pada masa kesultanan. usaha-usaha perdagangan sepenuhnya dikuasai oleh Sultan sendiri, sedangkan para Uleebalang (pemimpin negeri) dan para pedagang lainnya hanya diizinkan bertindak sebagai pedagang perantara, antara sultan dengan pedagang asing. Hubungan antara Sultan dengan para Uleebalang mulai dipererat baik dalam bidang politik maupun ekonomi pada tahun 1520, yaitu setelah Sultan Ali Muhayatsyah mendirikan kerajaan Aceh Darussalam.

Sultan sebagai penguasa pemerintahan menjalankan sistem monopoli perdagangan, sehingga terjadi pembatasan terhadap aktivitas perdagangan para kelompok pedagang yang berkedudukan pada tingkat kenegerian, yang pada umumnya didominasi oleh para Uleebalang. Para Uleebalang sebagai pemimpin negeri dan juga sekaligus sebagai pedagang dalam kerajaan Aceh tidak memperoleh kebebasan untuk mengadakan perdagangan secara langsung dengan pedagang asing. Para pedagang diwajibkan untuk memasukkan semua komoditi ekspor kepusat kesultanan, setelah itu komoditi tersebut baru diekspor keluar negeri.

Dengan demikian para pedagang pada tingkat kenegerian tidak dapat berkembang secara optimal. Hal ini pula yang menyebabkan para Uleebalang,dan kelompok pedagang pada tingkat kenegerian berusaha menentang kekuasaan Sultan pada waktu-waktu yang memungkinkan. Sultan Aceh mendominasi usaha perdagangan secara intensif pada akhir abad ke 19 dan pada permulaan abad ke 17, yaitu pada pemerintahan Alkahar dan Iskandar Muda. Mengenai dominasi Sultan Iskandar Muda dalam bidang perdagangan, Anthony Reid mengemukakan bahwa kebesarannya dalam bidang politik dan militer sebenarnya didasari oleh keberhasilannya dalam bidang ekonomi, melakukan monopoli perdagangan dalam negeri. Pada masa pemerintahannya, ia berhasil menghancurkan kekuasaan pedagang babas atau " orang kaya ". Seluruh kegiatan perdagangan baik didalam negeri maupun yang berhubungan dengan pedagang asing berada dibawah kontrolnya. Dengan demikian ia merupakan Raja Pedagang yang sesungguhnya seperti yang dikenal dalam sejarah Asia Tenggara pada umumnya.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zulfan
Abstrak :
Stunting adalah kegagalan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat asupan gizi kurang, penyakit infeksi dalam kurung waktu  lama yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan tidak sesuai dengan usinya. Stunting masih menjadi masalah kesehatan utama di Provinsi Aceh karena prevalensinya masih tinggi dan menduduki peringkat 3 secara nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan stunting pada anak usia 12 59 bulan di Provinsi Aceh. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel 1736 balita yang didapat dari total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan merupakan data SSGI 2021 milik BKPK. Variabel independen pada penelitian meliputi faktor anak (jenis kelamin, usia, berat badan lahir, panjang badan lahir, keragaman makanan, kelengkapan imunisasi, suplementasi vitamin A, ISPA, diare, jaminan kesehatan), faktor ibu (pendidikan ibu, kepesertaan KB, kepemilikan buku KIA, suplementasi TTD), faktor keluarga (jumlah anggota keluarga, kepemilikan aset, kerawanan pangan) dan faktor lingkungan (sanitasi layak, sumber air minum layak, kepemilikan jamban). Analisis data meliputi univariat dan bivariat menggunakan chii square serta multivariat menggunakan regresi logistic ganda. Hasil penelitian menunjukkan proporsi stunting pada anak usia 12 – 59 bulan sebesar 35,1%. Hasil bivariate faktor anak: jenis kelami (p= 0,202), usia balita (p=0,580), berat lahir (p=0,001), panjang badan lahir (p=0,001), keragaman makanan (p=0,001), kelengkapan imunisasi (p=0,314), suplementasi vitamin A (p=0,459), ISPA (p=0,276), diare (p=0,040), JKN balita (p=0,064). Faktor keluarga: jumlah keluarga (p=0,092), kepemilikan aset (p=0,001), kerawanan pangan (p=0,001). Faktor lingkungan: sanitasi layak (p=0,001), sumber air minum layak (p=0,185), kepemilikan jamban (p=0,001). Hasil analisis multivariat diperoleh panjang badan lahir merupakan faktor dominan kejadian stunting di Provinsi Aceh dengan OR=2,37. Perlu pencegahan terhadap kejadian panjang badan bayi pendek dengan cara ibu hamil melakukan pemeriksaan rutin  selama kehamilan serta mengkonsumsi makanan beragama. Bayi panjang badan lahir pendek perlu mendapatkan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, makanan tambahan serta intervensi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) gizi dan kesehatan pada ibu balita.  ......Stunting is a failure growth and development experienced by children due to malnutrition, infectious diseases in a long period with characterized length or height not match their age. Stunting is still a major public health problem in Aceh Province because the prevalences is still high and ranks 3rd. This study aims to determine the determinants of stunting in children 12 59 Months in Aceh Province. The research design used was cross sectional with a total sample of 1736 children obtained from total sampling based on inclusion and exclusion criteria. The data used the SSGI 2021 data belonging to the Indonesian Ministry of Health BKPK.The independent variables included child factors (gender, age, birth weight, birth length,food diversity,vitamin A suplemtastation, ARI, diarrhea, health insurance), maternal factors (mother education, family planning membership,book ownership MCH, iron supplentation), family factors (number of family members, asset ownership, food insecurity) and environmental factors (proper sanitation, proper drinking water sources, toilet ownership). Data analysis includes univariate and bivariate using the chi square test and multivariate (logistic regression).The result showed that the proportion of stunting among children aged  12 59 Months was 35.1%. Bivariate result of children factors: sex (p=0.202), age (p=0.580), birth weight (p=0.001), birth length (p=0.001), food diversity (p=0.001), complete immunization (p=0.314), vitamin A supplementation (p=0.459), ARI (p=0.276), diarrhea (p=.,040),health insurance (p=.,064). Family factors: number of families (p=0.092), asset ownership (p=0.001), food insecurity (p=0.001). Environmental factors: proper sanitation (p=0.001), proper drinking water sources (p=0.185), ownership of toilet (p=0.001). Result of multivariate analysis obtained birth length was dominant factor in the incidence stunting in Aceh Province with OR = 2.37. Shortborn need to receive growth and development monitoring, supplementary food for children and interventions for mother children with health and nutrition communication.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan
Abstrak :
Montmorillonite berpilar aluminium (MBA) dan modifikasinya oleh surfaktan kationik dihasilkan dengan mereaksikan montmorillonite terhadap larutan aluminium chlorohydrate atau dengan penambahan larutan cetyl trimethyl ammonium bromide (CTABr). Kondisi untuk menghasilkan montmorillonite berpilar aluminium dan modifikasinya oleh CTABr adalah sebagai berikut: perbandingan OH / Al sebesar 2,2; rasio Al / montmorillonite divariasikan pada 5, 10, 20 mmol / gr dan perbandingan CTABr / montmorillonite 2 (w/w). Montmorillonite berpilar aluminum mempunyai basal spacing sekitar 17,5? dan 2 luas permukaannya di atas 200 m / gr. Montmorillonite berpilar aluminum yang dimodifikasi oleh CTABr (MBAc) menunjukkan lebar basal spacing yang lebih rendah menjadi 13,3?. Luas permukaan spesifik dari MBAc menjadi lebih rendah daripada MBA ataupun montmorillonite (M) awal. Ukuran diameter pori rata-rata yang didapat lebih besar dari 20? akibat hilangya spesi organik oleh kalsinasi. Sifat adsorpsi surfaktan kationik pada struktur multilayer montmorillonite ataupun interlamellar space juga dipelajari melalui spektra IR.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai hubungan komitmen profesi dan komitmen organisasi pada guru. Model penelitian yang digunakan adalah model kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, sedangkan analisis dilakukan dengan metode statistik. Responden dalam penelitian ini adalah 67 orang guru tersertifikasi yang telah bekerja selama minimal 1 tahun di sekolah tempat dia mengajar saat ini. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen profesi dengan komitmen organisasi. Hasil analisis tambahan menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki perbedaan mean yang signifikan terhadap komitmen profesi dan organisasi responden.
This study discussed the correlation of the professional and organizational commitment among teachers. The research method used was the quantitative model. The data was collected by questionnaire, while the analysis is done with statistical method. Respondent in this research are 67 certified teachers who have worked for at least one year in their current school. From the result of the analysis can be condluded that there is a positive and significant correlation between professional and organizational commitment. Additional result states that educational level has a significant mean difference toward professional and organizational commitment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Zulfan
Abstrak :
ABSTRAK
Tanaman kopl membutuhkan .persyaratan tertentu di dalam pertijimbuhannya. Juimlah maupun mutu basil dari tanaman kopi dipengaruhi oleb berbagai faktor, salab eatu di antaranya adalab iklim. Tanaman kopi Jenis robusta dapat tumbub baik pada curab bujan 2000-3000 mm per tabun, lama bulan kering 3-4 bulan, dan snbu udara tahunan 21-24*^ atau pada ketinggian 400-800 meter dpi, sedangkan pada Jenis arabika tumbub baik pada curab bujan 2000-3000 mm per tabun, lama bulan kering 2-3 bulan, dan subu udara tabunan 17-21° atau pada ketinggian 800-1500 dpi. Masalab yang dibabas adalab: 1. Berdasarkan syarat tumbubnya, di mana wilayab kesesuaian iklim untuk tanaman kopi di propinsi Jawa Timur ? 2. Bagaimana tingkat produktifitas, tanaman kopi pada wilayab kesesuaian iklim ? Metode penelitian berupa korelasi peta dan korelasi statistik. Tujuan penelitian ini adalab untuk mengetabui tingkat produktifitas tanaman kopi pada wilayab kesesuaian iklim tanaman kopi di propinsi Jawa Timur. Ringkasan yang diperoleb dari basil penelitian adalab : Wilayab sesuai berdasarkan iklim untuk tanaman kopi robusta menyebar pada kabupaten-kabupaten Bodonegoro, Lamongan, Ngawi, Paditan, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganduk, Kediri, Tulung Agung, Malang, Bondowoso, Pasuruan, Mojokerto, Jember, Jombang, Situbondo, Probolinggo, Blitar, Lumajang, dan Banyuwangi. Wilayab tidak sesuai meliputi kabupatenkabupaten Tuban, Gresik, Sldoarjo, Lamongan, Magetan, Madiun, Nganduk, Kediri, Tulung Agung, Probolinggo, Lumajang, Situ bondo, Banyuwangi, Modokerto, Ponorogo, Jember, Bodonegoro, Ngawi, Pacitan, Pasuruan, Malang, dan Bondowoso. Wilayab sesuai berdasarkan iklim untuk tanaman kopi arabika menyebar pada kabupaten-kabupaten Ngawi, Magetan, Pacitan, Bodonegoro, Malang, Lamongan, Nganduk, Ponorogo, Trenggalek, Tulung Agung, Kediri, Blitar, Jombang, Modokerto, Pasuruan, Probolinggo, Lumadang, Jember, Sitxibondo, Bondowoso, dan Banyuwangi. Wilayab tidak sesuai meliputi kabupaten-kabupaten Tuban, Gresik, Sidoardo, Madiun, Lamongan, Nganduk, Magetan, Kediri, Tulung Agung, Probolinggo, Lumadang, Situbondo, Banyuwangi, Modokerto, Bodonegoro, Ponorogo, Jember, Ngawi, Pacitan, Pasuruan, Malang, dan Bondowoso. Wilayab curab hudan sesuai untuk tanaman kopi robusta tingkat produktifitas rata-rata sedang, wilayab curab budan tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendab. Pada wilayab lama bulan kering sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendab, wilayab lama bulan kering tidak sesuai tingkat pro duktifitas rata-rata sedang. Wilayab ketinggian sesuai ting kat produktifitas rata-rata sedang bingga rendab, wilayab ketinggian tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah. Wllayah iklim yang sesuai -unt-uk tanaman kopl robusta tingkat produktlfitas rata-rata sedang, pada wllayah iklim yang tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah. Wllayah curah hujan sesuai untuk tanaman kopi arabika tingkat produktifitas rata-rata sedang, pada wllayah curah hudan tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah. Pada wllayah lama bulan kering sesuai tingkat produktifitas ratarata tinggi, pada wllayah lama bulan kering tidak sesuai, tingkat produktifitas rata-rata rendah. Wllayah ketinggian sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah, pada wllayah ketinggian tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah. Wllayah iklim yang sesuai bagi tanaman kopi arabika tingkat produktifitas rata-rata sedang, wllayah iklim yang tidak sesuai tingkat produktifitas rata-rata rendah.
1995
S33551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Zulfan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1986
S17572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zukifli Zulfan
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azami Indarabbi Zulfan
Abstrak :
Saat ini, penggunaan bahan bakar fosil sudah menjadi kebutuhan bagi segala jenis motor dan sudah menjadi ketergantungan bagi motor tersebut. Terdapat beberapa bahan bakar alternative pengganti bahan bakar minyak, salah satunya ialah bioetanol. Pada kebanyakan kasus, bioetanol biasanya dipakai sebagai bahan bakar campuran bensin. Pemakaiannya memerlukan perbandingan tertentu. Bioetanol yang biasa dipakai adalah bioetanol anhidrat dengan kadar air 0,1%. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan pemanfaatan gas buang sebagai alat destilasi bioetanol hidrat menjadi bioetanol anhidrat. Namun, hasil yang didapatkan hanya mampu mencapai kadar 96%. Akhirnya, penelitian berlanjut dengan melakukan perancangan mekanisme masukan bahan bakar campuran ke ruang bakar. Mekanisme fuel mixer tercipta. Dengan menggunakan mekanisme tersebut, penelitian berlanjut hingga menganalisa performa motor stastis menggunakan dynometer test. Di sini, penulis melakukan penelitian mencari kestabilan konsumsi bahan bakar campuran bioetanol hidrat-bensin untuk menganalisa hasil konsumsi bahan bakar. Variasi campuran bahan bakar yang digunakan ialah E5, E10, dan E15 yang nantinya nilai konsumsi bahan bakar tersebut dibandingkan dengan konsumsi bahan bakar bensin murni. Nilai konsumsi bahan bakar setiap variasi setiap percobaan dibandingkan dan didapatkan nilai konsumsi bahan bakar campuran stabil. Dari hasil penelitian, nilai konsumsi bahan bakar campuran lebih besar/boros jika dibandingkan dengan konsumsi bahan bakar bensin murni. Semakin banyak kandungan bioetanol hidrat, maka akan membuat ketidakstabilan konsumsi bahan bakar bensin tetapi membuat stabil konsumsi bahan bakar bioetanol hidrat. ...... Now, the use of fossil fuels has been a need of for all kinds of vehicle and has become dependence for vehicle. There are several alternative fuel as a substitute for fuel oil, one of them is bioethanol. In most cases, bioethanol usually used as fuel mixture of gasoline. Bioethanol is used as a fuel, usually mixed with gasoline at a certain ratio. Bioethanol is used anhydrous ethanol with 0.1% water content. Previous studies has done the utilization of the exhaust gases as hydrous bioethanol distillation instrument become anhydrous bioethanol. However, the results achieved are only able to reach content of 95% or hydrous bioethanol. Research continues about a mechanism design of mixing hydrous bioethanol with gasoline. Fuel mixer mechanism is created. By using this mechanism, writer conducting research looking for the stability of fuel consumption a mixture of hydrous bioethanol-gasoline to analyze the results of fuel consumption stability. Mixture variation of fuel that is used are E5, E10, and E15 which will value the consumption of the fuel compared to pure gasoline. Any variation and any attempt is compared, then the fuel consumption of each variation in every attempt can be said to be stable. The results show that the value of fuel consumption by mixture fuel is larger/wasteful compared with fuel consumption by pure gasoline except in E15h fuel mixture. The more bioetanol hydrate content, it will make instability consumption of fuel but make stable fuel consumption of bioetanol hydrate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
James Zulfan
Abstrak :
Banjir yang terjadi di Kota Jakarta sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat yang tinggal disana. Hampir setiap tahun banjir menggenangi ruas-ruas jalan dan pemukiman warga. Hal ini tentunya menjadi perhatian banyak pihak karena berdampak pada kehidupan perekonomian masyarakat sekitar. Salah satu penyebabnya adalah semakin berkurangnya kapasitas saluran Sungai Ciliwung di Jakarta karena sedimentasi. Oleh karena itu, diperlukan penanganan banjir yang terintegrasi baik dan berkelanjutan. Salah satu alternatif solusi yang bisa di/akukan adalah dengan menambah 1 pintu pada Pintu Air Manggarai sekaligus normalisasi saluran udik di Sungai Ciliwung. Berdasarkan hasi/ pemodelan numerik 1 dimensi dan uji model hidraulik fisik 3 dimensi di Laboratorium Hidraulika, penambahan 1 pintu pada Pintu Air Manggarai dapat meningkatkan debit pengaliran saluran sebesar :1:150 m3/s dan dapat menurunkan tinggi muka air di wi/ayah udik Pintu Air Manggarai :1: 1 meter. Selain itu, penanganan banjir juga harus diselaraskan dengan konservasi di daerah hulu dan sosialisasi kepada masyarakat di sepanjang alur sungai Ciliwung. Tujuannya supaya masyarakat tidak membuang sampah ke sungai sehingga tidak terjadi penumpukan sampah dan sedimentasi yang dapat mengurangi kapasitas pengaliran sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektifitas pengaliran dari Pintu Air Manggarai sebagai salah satu bangunan pengatur aliran sungai Ciliwung ke Banjir Kanal Barat dalam sistem tata air Kota Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum, 2015
627 JTHID 6:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library