Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainal C. Airlangga
Abstrak :
Salah satu tokoh Islam yang penting untuk diteliti lebih jauh adalah Tjokroamnoto. Pada abad ke-20, Tjokroaminoto telah menyebarkan berbagai gagasannya tentang Islam yang anti-penindasan, penjajahan, dan kekerasan. Ia merangkul dan menggerakkan ribuan massa untuk menuntut kesetaraan, kemandirian, dan kemerdekaan bangsa dari pemerintah kolonial Belanda. Islam dihadirkan sebagai kekuatan budaya sekaligus politik dalam perjuangan kebangsaanya. Pemikiran nasionalisme yang diusung oleh Tjokroaminoto adalah gagasan kebangsaan yang disandarkan kecintaan kepada Tuhan sang pencipta, sebuah nasionalisme yang dikenal dengan sebutan nasionalisme Islam atau neasionalisme religious. Tjokroaminoto memilih Islam sebagai dasar fundeamental hidupnya dengan memakai khazanah Barat sebagai peralatan metodologis untuk menyimak dan menafsirkan realitas. Kedua unsur tersebut telah menempatkan dirinya sebagai pemikir politik kebangsaan sekaligus seorang teologis. Keunggulan pemikiran Tjokroaminoto dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran teonom biasa adalah bahwa ia tidak sekadar merupakan pemikiran teks book (tekstual). Di samping itu, dia juga tokoh peletak awal pergerakan kebangsaan pada abad ke-20 sehingga beberapa peneliti menyebutnya sebagai Bapak Nasionalisme Indonesia. Beberapa gagasan Nasionalisme Islam Tjokroaminoto yang tersebar baik dalam bentuk tulisan maupun pidatonya, antara lain tentang konsep negara merdeka yang demokratis, Sosialisme Islam sebagai perlawanan terhadap kapitalisme dan kolonialisme Belanda, Pan Islamisme sebagai perluasan dari citacita kebangsaan Indonesia, dan pendidikan kebangsaan. Dari keseluruhan pemikiran Nasionalisme Islam Tjokroaminoto tersebut telah membawa pengaruh bagi kepolitikan Indonesia saat itu, utamanya bagi garis perjuangan Sarekat Islam dan pemikiran tokoh-tokoh bangsa dari beragam ideologi seperti Soekarno, Abikusno Tjokorosujoso, Agus Salim, Abdul Muis, Semaun, Natsir, dan Hamka. ...... One of Indonesia?s important Islamic figures that needs to be investigated is Tjokroaminoto. In the 20th century, Tjokroaminoto had spread all his ideas how Islam is real being: anti-capitalism, colonialism, and violence. He engaged and moved thousands of mass to struggle for achieving equality and independence from Dutch colonialism. Islam, is brought as a cultural and political power. The thought of nationalism which is issued by Tjokroaminoto is an idea based on faith for God; a nationalism, known as Islamic nationalism or religious nationalism. Tjokroaminoto chose Islam as his basic of life, combined with Western thought as the methodological tools for analyze and interpreting of reality. Both of things had placed Tjokroaminoto as Indonesian political thinker as well as a theology expert. The excellence of Tjokroaminoto?s thought? compared with other ordinary teonoms?is he didn?t think textually. Beside, he is also one of the first Indonesia?s nationality movement initiators in 20th century. Hence, some researchers give him a name, ―Father of Indonesia?s Nationalism‖. Some of Tjokroaminoto?s ideas about Islamic Nationalism are written and speeched are: concept of democratic independent state, Islamic socialism as the fight against capitalism and Dutch colonialism, Pan Islamisme as the spreading of Indonesia?s nationalistic dreams, and nationalism education. From all his thinking about Islamic Nationalism, Tjokroaminoto had brought the impact for Indonesia early politicatl activities, especially for Sarekat Islam and few thoughts from many ideology figures: Soekarno, Abikusno Tjokrosujoso, Agus Salim, Abdu Muis, Semaun, Natsir, and Hamka.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal C. Airlangga
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang dinamika lembaga kemahasiswaan di kampus Universitas Indonesia (UI) sepanjang tahun 1986 - 1992. Sebagian besar penelitian ini menguraikan penyikapan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah yaitu Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hasan, No.0457/1990 (SK.0457), tentang Panduan Umum Organisasi Kemahasiswaan. SK ini bermaksud antara lain untuk menghidupkan kembali organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas, yaitu dengan konsep Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT). Namun dalam penerapannya, kebijakan SK. 0457 (SMPT) ini mendapat penolakan dari mahasiswa melalui Forum Komunikasi Mahasiswa UI (Forkom UI) karena SK tersebut dianggap tidak memenuhi aspirasi mahasiswa. Forkom UI sendiri merupakan wadah informal yang dibentuk pada tahun 1986 dengan beranggotakan para ketua SM dan BPM fakultas. Skripsi ini juga menguraikan tentang perubahan sikap Forkom dari penolakan menjadi penerimaan SK.0457. Dari telaah sumber diketahui bahwa perubahan sikap Forkom UI ini disebabkan adanya proses negosiasi dan sejumlah pertemuan antara Forkom UI dengan pimpinan UI untuk mencapai kesepakatan yang kemudian dituangkan dalam ?Memorandum SMUI. Dengan dasar memorandum inilah, Forkom UI bersama pimpinan UI berperan penting dalam pembahasanpembahsan SK.0457 sampai dengan terbentuknya SMUI yang disahkan melalui SK Rektor No. 121/1992.
This study discusses the dynamics of institutions in the campus Student, University of Indonesia (UI) during the year 1986 - 1992. Most of this research penyikapan students construe the policy against the government decree from the Minister of Education and Culture, Fuad Hasan, No.0457/1990 (SK.0457), General Organization of the Student Guide. This policy means, among others, to revive the organization in the university level Affairs, the Student Senate with the concept of Universities (SMPT). But in its application, the policy SK. 0457 (SMPT) this rejection of the students get through the UI Student Communication Forum (Forkom UI) because the policy is not considered to meet the aspirations of students. Forkom UI itself is a vessel that was formed informally in 1986 with the chairman of the BC faculty and BPM. This study also decompose the change of attitude of rejection Forkom a reception SK.0457. Assessment of the source is known that changes attitudes Forkom UI is due to the negotiation process and a number of meetings between leaders Forkom UI with the UI to reach an agreement, which was then poured in the "Memorandum SMUI. With this basic morandum, together with leaders Forkom UI UI plays an important role in the discussion-pembahsan SK.0457 up with the SMUI that passed through the Rector's Decree no. 121/1992.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12636
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library