Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusrizal
"Tesis ini merupakan hasil penelitian mengenai strategi efisiensi birokrasi yang dilakukan oleh Pemerintah Lokal Kabupaten Jembrana yang mencakup detail proses efisiensi yang dijalankan, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan langkah efisiensi, baik pendorong maupun penghambat serta peran kebijakan efisiensi terhadap program peningkatan kesejahteraan masyarakat. Topik efisiensi birokrasi ini penting mengingat probIem klasik yang dihadapi oleh kebanyakan organisasi birokrasi justru adalah Inefisiensi. lnefisiensi birokrasi inilah yang menurut Lusk daiam Midgley sebagai salah satu sebab penting yang menghambat proses pembangunan sosial. Pada saat yang sama Pemerintah Kabupaten Jembrana berhasil menampilkan jati diri sebagai organisasi birokrasi yang efisien. Pada kenyataannya juga, nama baik Kabupaten Jembrana dalam hal keberhasilan program-program peningkatan kesejahteraan masyarakat diawali dengan keberhasilan kebijakan efisiensi di segala sektor.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yang diperoleh melalui studi Iapangan, wawancara dengan para informan dan studi kepustakaan. Sementara itu terhadap pemilihan informan menggunakan Purposive Sampling dengan informan mencakup : Bupati Kabupaten Jembrana, Asisten I, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, para kepala bagian, kepala subbagian. Hasil penelitian ini dianalisis dengan mengaitkan dengan kerangka pemikiran Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah strategi efisiensi birokrasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana adalah Strategi DOA (Dana, Orang dan Aset / Alat), yaitu pendayagunaan anggaran keuangan, personil temasuk struktur organisasi dan seluruh aset / fasilitas / sarana secara seefisien mungkin dengan mempertimbangkan aspek kebutuhan, manfaat dan kesinambungan yang mengacu pada tujuan organisasi pemerintah daerah dan bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Masing-masing strategi efisiensi tersebut dapat uraikan sebagai berikut:
Pertama, efisiensi dana. Efisiensi dana ini dimulai sejak perencanaan anggaran, pelaksanaan / penggunaan anggaran sampai pertanggungjawaban / pengawasan. Efisiensi pada perencanaan dilakukan dengan:1).Anggaran berbasis kinerja, sehingga memudahkan penetapan program yang betul betul bermanfaat 2).Skala prioritas, yaitu dengan mengutamakan peningkatan dibidang pendidikan, kesehatan, dan daya beli, sesuai dengan indikator HDI ( Human Deveiopment Index ). 3).Pemaparan Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) pada saat pengajuan anggaran unit kerja. Efisiensi pelaksanaan anggaran diiakukan dengan cara :1). Pelaksanaan pola rutin bukan proyek 2).Standarisasi harga barang dan nilai pekerjaan melalui Standar harga Dinamis dan Tim Owner Estimate. 3). Paradigma anggaran bersisa. 4).Sistem Kas Induk 5).Investasi / pendayagunaan dana. Efisiensi dalam pengawasan, yaitu pemeriksaan SPJ (pertanggungjawaban) sesuai dengan standarisasi harga, sehingga pengendalian pencegahan penggelembungan harga bisa efektif. Kedua, efisiensi orang atau personil. Dilakukan dengan restrukturisasi organisasi birokrasi pemerintah daerah. Ketiga, efisiensi aset/alat. Antara Iain dengan pemanfaatan aset bempa gedung, tanah dan Iain-Iain secara maksimal. Langkah efisiensi yang paling berpengaruh adalah poia Owner Estimate (OE) yang menghasilkan penghematan dana yang sangat besar dan relatif mudah dalam pelaksanaannya.
Faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi keberhasilan efisiensi yang diiakukan adalah faktor eksternal seperti reformasi dan arus otonomi daerah ( yang mempengaruhi sisi wewenang yang Iuas, keuangan daerah dan dukungan perangkat peraturan pemerintah yang reformatif ), kesatuan Iokasi kantor / dinas yang memudahkan koordinasi serta kepemimpinan bupati yang kuat. Faktor-faklor penghambat yang dihadapi adalah aspek perilaku aparatur pelaksana yang sebagian masih terbiasa dengan ?gaya orde baru?. Hambatan iainnya yang ditemui dalam pelaksanaan tugas aparatur adalah terlalu beratnya beban kerja pada unit kerja tertentu sebagai konsekwensi efisiensi struktur organisasi birokrasi dan kurangnya fasilitas seperti ruangan bagi unit kerja tertentu yang intensitas pekerjaannya tinggi dan jumlah personilnya banyak.
Peran kebijakan efisiensi di segala bidang adalah tersedia dana dan sumber daya Iainnya secara relatif besar untuk alokasi pembiayaan program yang berhubungan Iangsung dengan kesejahteraan masyarakat seperti program peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan, peningkatan kesehatan dan daya beli masyarakat.
Rekomendasi bagi Kabupaten Jembrana adalah perlu peninjauan aspek keseimbangan beban kerja baik lingkup organisasi unit kerja maupun secara personal dan ketersediaan fasilitas terutama ruangan yang memadai. Bila perlu sebagian unit kerja dimekarkan kembali (seperti Bagian Umum / Perlengkapan dan Bidang-bidang pada Dinas Kerkesos). Mengenai ruangan, juga perlu ada penambahan terutama untuk Bagian Umum.
Bagi daerah Iain di seluruh Indonesia perlu mempelajari pola efisiensi yang dilaksanakan Pemerintahan Kabupaten Jembrana dan melakukan replikasi sesuai kondisi masing-masing, terutama pola efisiensi OE (Owner Estimate) Saran untuk Pemerintah Pusat, Depdagri perlu meningkatkan sosialisasi terhadap berbagai inovasi dan efisiensi yang dilakukan oleh Kabupaten Jembrana dan juga kabupaten Iainnya yang memiliki keunggulan tersendiri berupa pendokumentasian program efisiensi/inovasi secara rinci (bisa berupa kerjasama dengan pihak-pihak yang telah melakukan penelitian tentang Jembrana), memperbanyak kemudian didistribusikan ke seluruh kabupaten serta meningkatkan penghargaan (reward) bagi daerah-daerah berprestasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusrizal
"Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara kepada sejumlah responden yang mengetahui dan mendalami masalah-masalah yang diteliti. Kemiskinan menjadi pusat perhatian sejak berabad-abad lamanya karena telah dianggap sebagai permasalahan kemasyarakatan yang perlu diperhatikan untuk kesejahteraan umat manusia. Upaya untuk mengentaskan kemiskinan memerlukan langkah-langkah kecil dalam skala massal dan dalam jangka waktu panjang. Ada sumber yang bisa digunakan untuk mengentaskan kemiskinan yaitu zakat. Konsep zakat dipahami sebagai maksud pengentasan kemiskinan, tinggal lagi bagaimana mewujudkan bentuk yang ideal bertolak dari realitas yang ada dalam masyarakat sekarang. Tentu saja diperlukan merumuskan program-program operasional yang dapat mewujudkan tujuan zakat tersebut, melalui kegiatan-kegiatan pendidikan formal, non formal dan komunikasi massa. Disamping itu diperlukan juga pengembangan kelembagaan dan kegiatan-kegiatan seperti pengumpulan dan pemanfaatan zakat secara produktif sesuai dengan perkembangan permasalahan umat dewasa ini dan perkembangan manajemen serta pentingnya undang-undang yang mengatur tentang pengelolaan zakat sebagai alat legitimasi. Yayasan Dompet Dhuafa Republika melakukan kegiatan-kegiatan sehubungan dengan menggunakan dana zakat, infak dan sedekah dalam mengentaskan kemiskinan melalui manajemen yang modern, dan akuntabilitas sehingga mendapat kepercayaan dalam menggali dana umat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Yusrizal
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator untuk mengukur kualitas layanan. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan kualitas layanan yang belum standar dan perlu banyak perbaikan. Kepuasan pasien yang rendah akan berdampak terhadap citra rumah sakit. Kepuasan pasien ini dipengaruhi banyak faktor, diantaranya karakteristik pasien.
Studi ini untuk memperoleh gambaran tentang kepuasan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik pasien. Penelitian dilakukan di RSUD Lubuk Linggau Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan dari tanggal 1 Juni - 15 Juli 2001. Jenis penelitian yang digunakan adalah "cross sectional study" pada 120 pasien rawat inap. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat, dan multivariat, distribusi frekuensi, "chi square" dan regresi logistik. Hasil yang didapat menunjukkan tingkat kepuasan pasien sekitar 44,2%. Ketidakpuasan pasien ini berhubungan dengan layanan makanan, lingkungan rawat inap, bagian penerimaan pasien, biaya perawatan, dan layanan di loket penerimaan.
Dari uji bivariat dan regresi logistik didapatkan faktor yang berkorelasi dan faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah variabel pendidikan dan pola bayar. Dari penelitian ini disarankan agar manajer rumah sakit lebih meningkatkan dan memperhatikan layanan kepada masyarakat, terutama layanan makanan, lingkungan rawat inap, biaya perawatan, dan layanan di loket pembayaran. Kepada petugas rumah sakit untuk lebih memperhatikan mereka yang berpendidikan tinggi dan yang dirawat dengan tanggungan (Askes / perusahaan tempat pasien bekerja) sehingga tingkat kepuasan mereka dapat ditingkatkan melalui layanan yang lebih baik.

Patient satisfaction is one of the indicators to measure the quality of services. A low patient satisfaction reflects the under-standard of quality services which affects the poor image of the hospital. Patient satisfaction is influenced by many factors; one of them is the patient characteristic.
This study is cross sectional approach that objectives to get the information about patient satisfaction and factors that associate with the patient satisfaction. The study was performed of 120 in-patients of District General Hospital Lubuk Linggau and started from June l to July 15th , 2001. Data were analyzed by univariate, bivariate, and multi-variate: frequency distribution, chi-square test and logistic regression.
The result showed only 44,2% of in-patient was satisfied to health services of Lubuk Linggau District General Hospital which was related to food-menu services, in-patient surrounding, admission services and tariffs. It is also proved that education and pattern of payments were a significant correlation. The result of logistic regression also stated that these two factors are related to patient satisfaction. It is recommended to the top manager, staffs and medical-nursing officers to be more courtesy to patient, to improve their skills and knowledge and also to complete the hospital resources. Also, it is a good step and strategy giving a great concern to highly educated patient and health-insurance patient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yusrizal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yusrizal
"ABSTRAK
Hasil pekerjaan pada pelaksanaan sebuah proyek konstruksi sering tidak memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan. Untuk mengembalikan mutu hasil perkejaan sesuai ketentuan diperlukan tindakan korektif yang berakibat timbulnya biaya tambahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa risiko pada proyek JORR W1 paket 4 & 5 yang berpengaruh terhadap non conformance dan mencari nilai optimasi cost of quality. Metode penelitian menggunakan metode risiko dengan analisa statistik dan Analisa Hierarchy Process (AHP). Dari penelitian ini ditemukan bahwa faktor risiko non conformance merata pada semua kelompok kriteria, yaitu metode kerja, owner, vendor, manajemen, dan sumberdaya manusia dengan optimasi cost of quality sebesar 0,19%.

ABSTRACT
The result of the works in the implementation of a construction project often do not meet quality conformance. As the result of corrective action for non conformance quality, the project results in the emergence of the additional cost. This research aims at analyzing the risk in the project of JORR W1 Project package 4 & 5 that is influential againsts non conformance and to find the optimum cost of quality. The research method used was the risk method with analysis of statistic and Hierarchy Process Analysis (AHP). It was found that the non conformance risk factor prevalently influenced all the criterion groups, the work method, owner, vendor, management, and human resources with 0,19% of cost of quality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25239
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library