Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunita P. Sakul
Abstrak :

ABSTRAK
Kedudukan individu di dalam di dalam keluarganya dapat mempengaruhi perkembangan karakteristik kepribadiannya. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor tertentu dalam keluarga yang berbeda pada tiap anak sesuai dengan posisinya, yang mempengaruhi sikap dan perlakuan orangtua dan kakak/adik Perbedaan perlakuan ini kemudian mempengaruhi persepsi anak mengenai posisinya dalam keluarga, serta membentuk ciri khas tersendiri sesuai dengan posisi yang dipersepsinya.

Anak bungsu merupakan anak yang dilahirkan paling akhir di dalam keluarganya. Orangtua dan kakak-kakak sering kali memperlakukan anak bungsu sebgai seserang yang masih kecil dan perilu dilindungi. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak, sehingga ia dapat menampilkan karakteristik tertentu, seperti kurang bertanggung jawab, ergantung pada orang lain, bersikap spontan, optimis, dan mudah brtgaul. Hal ini dapat mempengaruhi cara individu berinteraksi selanjutnya dalam kehidupan, seperti dalam perkawinan.

Umumnya individu yang telah dewasa dan menikah diharapkan untuk menampilkan peran-peran tertentu, seperti peran sebgai suami/istri. Dalam perkawinan tradisional, suami diharapkan untuk mencari nafkah dan bertindak sebagai kepala keluarga, sedangkan istri tinggal di rumah danbertanggung hawab terhadap pengasuhan anak. Sebagai anak paling kecil dan terbiasa dibantu oleh orang lain, laki-laki bungsu tampaknya akan memiliki kesulitan yang lebih besar dalam menyesuaikan diri terhadap perannya sebagai suami. Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui mengenai gambaran karakteristik anak bungsu dan bagaimana perannya sebagai suami dalam perkawinan.

Teori dan hasil penelitian dari sejumlah peneliti digunakan dalam penelitian ini sebgau sumber rujukan; umumnya meliputi hal-hal yang berkaitan dengan urutan kelahiran, anak bungsu, dan perkawinan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan wawancara mendalam sebagai alat pengumpul data utama. Metode ini digunaka karena dinamika perkembangan dalam keluarga sebgai anak bungsu merupakan sesuatu yang dihayati secara pribadi oleh individu dan dapat menimbulkan karakteristik tertentu yang berbeda satu sama lain. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang. Informasi yang didapat melalui wawancara kemudian digolongkan dalam katergori-kategori, dan analisis mula-mula dilakukan terhadap tiap kasus. Analisis selanjutnya diperoleh dari kesimpulan secara keseluruhan sebgai jawabab dari permasalahan penelitian.

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa setiap subyek merasakan mendapat perlakuan khusu dari orangtua dan kakak-kakak, sehubungan dengan posisi mereka sebgai anak paling kecil di dalam keluarganya. Namun demikian , perlakuan yang khusus ini dapat menyebabkan anak berkembang ke arah positif, seperti berusaha mandiri, spontan, mudah bergaul; serta ke arah negatif, seperti kurang mandiri dan merasa tidak bebas. Selain itu, keseluruhan subyek dalam penelitian ini memiliki hubungan yang dekat dengan tokoh ibu.

Kedudukan sebagai anak bungsu ini mempengaruhi penyesuaian individu terhadap perannnya sebagai suami. Dalam perkawinan, terlihat anak bungsu memiliki kesulitan pada masa-masa awal perkawinanm terutama menyangkut penyesuaian terhadap pasangan serta penyesuaian diri terhadap perannya sebagai kepala keluarga.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam konseling perkawinan, terutama pada kasus-kasus yang melibatkan anak bungsu.
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library