Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuliastuti
"Dalam rangka diversifikasi penggunaan energi, opsi energi nuklir telah masuk
dalam peta bauran energi tahun 2025. Penentuan dan persiapan lokasi (atau sering
disebut tapak) PLTN menjadi salah satu infrastruktur penting yang mempengaruhi
perkembangan implementasi program PLTN. Daerah yang akan dikaji dalam
penelitian ini terletak dalam wilayah Provinsi Banten. Daerah penelitian dapat
dikatakan merupakan daerah yang relatif aktif secara kegempaan baik yang
berhubungan dengan pensesaran maupun aktivitas vulkanik. Oleh karena itu,
analisis pensesaran permukaan yang mencakup identifikasi dan karakterisasi sesar
kapabel menjadi hal yang krusial untuk dikaji. Identifikasi sesar kapabel diperoleh
melalui analisis komprehensif dari data citra satelit SPOT-5, data observasi
geologi langsung dan data geofisika berupa data gravity, geolistrik dan
magnetotellurik. Berdasarkan hasil analisis morfostruktural citra satelit dan
observasi geologi langsung, di daerah penelitian terdapat sesar-sesar dengan
karakteristik dan kronologi dari tua ke muda yaitu sesar mendatar dekstral berarah
N1680E/860 dan mengindikasikan bahwa beberapa bidang sesarnya telah
teraktifkan kembali menjadi sesar normal berarah N1780E/680; sesar normal
berarah N3500 E/680; sesar normal berarah N2520E/700; dan sesar mendatar
sinistral berarah N130-1400 E/720-820. Keberadaan sesar-sesar tersebut secara
meyakinkan dikonfirmasi oleh hasil pemodelan dan inversi 2-dimensi gravity dan
geolistrik. Berdasarkan hasil inversi 2-dimensi data magnetotellurik, keberadaan
basement yang berumur Pre-Tersier berada pada kedalaman lebih dari 700 meter.
Sesar-sesar yang telah teridentifikasi, ditinjau dari umur batuan yang dipotongnya
yaitu lebih muda dari Middle Pliestocene, maka termasuk kategori sesar kapabel.

Abstract
In term of energy utilization diversification, nuclear energy has become an option
in energy mix of 2025. Nuclear power plant site preparation is one of the primary
issues in the development of nuclear energy program. The area of study is located
in Banten Province which is seismically active either related to faulting or
volcanic activity. Therefore, analysis of surface faulting which covered
identification and characterization of capable faults were crucial to investigate
further. Capable faults identification has been acquired through comprehensive
analysis of SPOT-5 satellite imagery, geological field observation data and
geophysical data which include gravity, geoelectric and magnetotelluric data.
Based on morfostructural analysis of satellite imagery and geological field
observation, it has been identified faults with characteristics and chronology
namely dextral strike-slip faults N1680E/860 indicating a reactivation into normal
faults N1780E/680; normal faults N3500 E/680; normal faults N2520E/700; and
sinistral strike-slip faults N130-1400 E/720-820. The existence of these faults has
been confirmed using 2-dimensional gravity and resistivity model and inversion.
Besides that, based on 2-dimensional magnetotelluric data inversion the presence
of Pre-Tertiary basement rock is indicated at depth of more than 700 meters. In
term of the rock ages, the identified faults were younger than Middle Pleistocene.
Accordingly, all the identified faults were categorized as capable faults."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012
T30981
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliastuti
"ABSTRAK
Informasi bawah permukaan menjadi krusial dalam menentukan kelayakan tapak PLTN yang aman dari bahaya eksternal. Survey gravitasi yang menghasilkan informasi densitas, penting untuk memahami struktur bawah permukaan. Namun demikian, informasi densitas yang terkoreksi lebih atau kurang akan menyebabkan kesalahan interpretasi. Untuk itu, koreksi densitas dalam bentuk densitas rata-rata dekat permukaan atau densitas Bougeur, penting untuk dilakukan perhitungan. Tujuan penelitian adalah melakukan estimasi dan menganalisis densitas bougeur menggunakan metode nettleton ditapak PLTN banten. Metodologi yang digunakan adalah metode nettleton yang diaplikasikan pada tiga posisi pemotongan (A-B, A-C, dan A-D) dengan asumsi densitas 11700-3300kg/m3. Metode nettleton didasarkan pada nilai korelasi minimum antara anomali gravitasi dan topografi alam menentukan koreksi dentitas bouger. Hasil menunjukkan bahwa metode nettleton gagal pada A-B yang meliputi area topografi yang sangat beragam. "
Jakarta: Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN). Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
530 JPEN 19:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erlin Yuliastuti
"Kekayaan alam berupa hutan merupakan karunia dan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tak ternilai harganya. Oleh karenanya, hutan wajib diurus dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya berdasarkan akhlak mulia sebagai ibadah dan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hutan banyak manfaatnya bagi kesinambungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satu manfaat hutan secara langsung adalah menghasilkan kayu yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Kayu tersebut ditebang dan kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan kayu tersebut harus berdasarkan ijin dari Departemen Kehutanan.
Namun pada kenyataannya, banyak pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat sehingga menimbulkan kerusakan hutan yang salah satunya adalah perdagangan kayu ilegal. Tindak pidana perdagangan kayu ilegal sangat marak diIndonesia dan melibatkan banyak pelaku dan merupakan tindak pidana yang rapi dan teroganisasi. Hal mendasar yang menyebabkan sulitnya memberantas perdagangan kayu ilegal adalah karena perdagangan kayu ilegal adalah termasuk kategori "kejahatan teroganisasi". Kegiatan ini melibatkan banyak pelaku yang teroganisasi dalam suatu jaringan yang sangat solid, luas rentang kendalinya, kuat dan mapan. Oleh karena itu penegakan hukum perlu diwujudkan melalui sistem peradilan pidana. Proses penegakan hukum di bidang kehutanan khususnya terhadap pelaku perdagangan kayu ilegal dilakukan melalui suatu sistem yang dikenal dengan istilah Sistem Peradilan Pidana (criminal justice system).
Sistem Peradilan Pidana terdiri dari komponen-komponen antara lain Kepolisian, PPNS Kehutanan, Kejaksaan, Kehakiman dan Lembaga Pemasyarakatan. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan telah mengatur pengelolaan hutan dan basil hutan dengan tujuan agar hutan dapat dikelola secara proporsional dan tidak mengurangi nilai kegunaannya. Dalam praktek penanganan kasus perdagangan kayu ilegal, proses penegakan hukum terhadap perdagangan kayu ilegal sangat lemah. Salah satu faktor lemahnya penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan kayu ilegal ditandai dengan penanganan tindak pidana perdagangan kayu ilegal yang tidak integral (menyeluruh) karena pelaku intelektual yang berkaitan langsung seperti pemodal, pemesan, pengirim, pemalsu dokumen, saw mill yang berperan sebagai penghubung jarang sekali dipidana dan hanya orang-orang lapangan Baja yang dipidana.
Selain itu banyak faktor yang menyebabkan lemahnya penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan kayu ilegal sehingga hal tersebut menjadi kendala dalam penegakan hukum. Dalam penegakan hukum diperlukan sinkronisasi dalam sistem hukum yaitu sinkronisasi substansial, sinkronisasi struktural dan sinkronisasi kultural. Sistem dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan jika semua sinkronisasi sistem hukum saling mendukung dan melengkapi. Dengan demikian penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan kayu ilegal dalam sistem peradilan pidana perlu didukung oleh sinkronisasi sistem hukum."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Yuliastuti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui huhungan positif antara komunikasi antarpribadi yang mencakup dimensi kedekatan, empati, sikap positif, keterbukaan, kesetaraan dan sikap mendukung. masing-masing sebagai dimensi pada variabel. bebas, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan produktivitas kerja sebagai variabel terikat. Lehih lanjut, penelitian ini juga untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas tersebut berdasarkan perbedaan jenis kelamin dan umur dapat meramalkan produktivitas kerja. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mengetahui berapa besar sumbangan masing-masing dimensi variabel hebas tersebut terhadap variabel terikat.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta dari hulan Oktober 1998 hingga Januari 1999. Populasi penelitian ini adalah karyawan dan pimpinan di kalangan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI Jakarta, Cibinong, dan Serpong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik korelasional dengan Sampel berjumlah 84 orang. Sampel tersebut diambil dengan teknik purposive random sampling. Dua buah instrumen penelitian yang digunakan adalah 1) instrumen komunikasi antarpribadi yang mencakup dimensi kedekatan, empati, sikap positif, keterbukaan, kesetaraan dan sikap mendukung; 2) instrumen pengukur produktivitas kerja mencakup dimensi iklim komunikasi, kepuasan-kerja, dan motivasi kerja. Kedua instrumen ini berbentuk kuesioner dan menggunakan skala likert.
Instrumen komunikasi antarpribadi memiliki 43 butir soal, instrumen produktivitas kerja memiliki 51 butir soal. Kedua instrumen tersebut telah memenuhi syarat sebagai alat pengukur, baik validitas maupun reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi sederhana. Seluruh analisis di dalam pene1itian_ini menggunakan perangkat program komputer SPSS/PC+.
Penelitian menemukan terdapat hubungan positif antara komunikasi antarpribadi dan produktivitas kerja. Hal itu menunjukkan bahwa semakin; baik komnnikasi antarpribadi karyawan maupun pimpinan maka semakin tinggi pula produktivitas kerja mereka. Di pihak lain, juga terdapat hubungan positif yang bermakna antara kedekatan dan produktivitas kerja. Ada hubungan positif yang bermakna antara empati dan produktivitas kerja.
Terdapat pula hubungan positif yang bermakna antara sikap positif dan produktivitas kerja. Selain itu terdapat hubungan positif yang bermakna antara kesetaraan dan produktivitas kerja, jugs terdapat hubungan positif yang bermakna antara sikap mendukung dan produktivitas kerja."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Yuliastuti
"Perawat merupakan asset sebuah rumah sakit yang harus dikembangkan agar menghasilkan kinerja dan produktifitas kerja yang baik. Selain metode / strategi perlu didukung sikap proaktif yang dimiliki perawat. Perlu upaya dari manajemen SDM yang berkaitan dengan upaya peningkatan proaktifitas perawat di RSUD Tugurejo untuk memperhatikan determinan baik karakteristik personal, dan proaktifitas perawat sebelumnya. Diperlukan suatu upaya manajemen yang lebih komprehensif dalam memberikan stimulus timbulnya motivasi instrinsik pada perawat agar lebih proaktif untuk mengambil inisiatif, memilih untuk bertindak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penerapan PSBH dalam mengembangkan proaktifitas perawat dan proaktifitas perawat pelaksana dalam melaksanakan operan pasien di RSUD Tugurejo Semarang. Penelitian Quasi experimental ini menggunakan one group pre -n post test design. Responden penelitian ini adalah perawat pelaksana di ruang rawat Mawar dan Anggrek RSUD tugurejo Semarang sejumlah 39 orang. Penelitian ini menggunakan 2 instrumen tertutup yaitu instrumen proaktifitas perawat yang dimodifikasi dari instrument Katili (2001) dan kuesioner proaktifitas perawat dalam melaksanakan operan pasien. Analisis dengan menggunakan uji t-test serta uji bivariat.
Hasil univariat didapat responden mayoritas adalah perawat perempuan, pendidikan DIII keperawatan, rerata masa kerja 3,2 tahun, jarang mengikuti pelatihan, dan telah menikah. .Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara proaktifitas perawat sebelum dan sesudah penerapan Problem Solving Better Health (p value 0.000) dan terdapat perbedaan yang bermakna antara proaktifitas perawat pelaksana dalam melaksanakan operan pasien antara sebelum dan sesudah penerapan PSBH (pvalue 0.016). Hasil bivariat didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik responden yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, masa kerja dan pelatihan terhadap proaktifitas perawat. Perlu adanya upaya menjaga kontinuitas penerapan PSBH di rumah sakit khususnya dalam bentuk miniconvensi, untuk meningkatkan efektifitas manajemen dalam menjaga proaktifitas perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan.

Nurse, as the asset of a hospital should be developed not only by the institution in order to improve their performance and proactivity, but also by their proactivity attitude. The HRD manajement of Tugurejo Hospital put emphasized on the trainning development as well as stimulating intrinsic motivation of the nurses to be more proactive in initialing and decision making. The aim of thesis was to invertigate the difference between the implementation of PSBH in developing nurse proactive and nurse staff proactive in hand over in Tugurejo Hospital. The study was Quasy experimental study one group pretest and posttes designt. The subject werw 39 nurses from Mawar and Anggrek room used selected by purposive sampling. The instrument were two close quest adapted Katili (2001) and analyzed it by t test and bivariate analyzed.
The result showed that themajority of respondents were married, female with DIII of nursing graduation, productive age average < 5 years of work experiences and rarely followed nurse's training. There was a significant different between proactivity's nurse before and after after implementation of Problem Solving Better Health (p value 0.016) and significant different between proactivity's nurse to do hand over patient before and after implementation of Problem Solving Better Health (p value 0.000). bivariat analysis showed that no significant different between subject characteristic (age, education, sex, marital status, training and worktime) with proactivity of nurse and for nurse to do hand over. It was suggest that PSBH showed be applied develop continuity or Sustainaibility implementation of PSBH in this hospital must be continue and develop. Hospital manajement must make miniconvensi for develop effective manajement dan keep proactivity of nurse to do nursing service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Yuliastuti
"ABSTRAK
Dengan ditanda tanganinya perjanjian menyerah tanpa syarat; seluruh wilayah Indonesia yang semula berada di bawah kekuasaan Kerajaan Belanda, sejak taaggal 8 Maret 1942 sepenuhnya berada di bawah penguasaan Pemeriatah Pendudukan Jepang. Penanda tanganan perjanjian tersebut dilakukan di Kalijati ( pelabuhaa udara, 40km dari kota Bandung ) oleh masing-masiag wakil negeri yang bersangkutan, dari, pihak tentara Belanda diwakili oleh Gubernur Jendral Tjarda Van Starkenborgh dan tentara Jepang diwakili oleh Letnan Jendral lmmamura Hitoshi ( Panglima Tertinggi Ten_tara Pendudukan Jepang ). Bersamaan dengan itu gala selu-ruh peraturan yang telah dibuat pimpinan tertinggi Jepang sejak pertama kali mendaratkan pasukaanya di pulau Jawa ( 1 Maret 1942 ) 1) mulai berlaku di seluruh wilayah Indonesia.
Untuk mengatur wilayah Indonesia yang dapat dikatakan cukup luas ( hampir meliputi seluruh wilayah Republik _

"
1984
S12396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atyka Yuliastuti
"Pada penelitian ini, digunakan enzim lakase yang diisolasi dari jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Reaksi kopling oksidatif dilakukan terhadap senyawa isolat Mesua kunstleri dalam medium bifasa (etil asetat : buffer fosfat = 4:1) dengan hidrokuinon sebagai mediator. Pemurnian produk reaksi dengan KLT preparatif menghasilkan suatu isolat yang selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FT-IR dan LC-MS. Hasil analisis LC-MS menunjukkan telah terbentuk suatu senyawa baru yang diduga merupakan hasil penggabungan dari senyawa isolat Mesua kunstleri dengan nilai m/z = 803,549 pada waktu retensi 4,102- 4,269 menit. Hasil dari uji antioksidan dan alelopati menunjukkan bahwa senyawa produk reaksi memiliki aktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan senyawa isolat Mesua kunstleri, disebabkan struktur dari senyawa produk reaksi yang lebih sterik.

Enzyme laccase that isolated from white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) is used for oxidative coupling reaction from Mesua kunstleri's compound. The reaction was done using biphasic medium (ethyl acetate : phosphate buffer = 4:1) and used hydroquinone as mediator. Product of reaction was purified by TLC preparative and then identified by UV-Vis spectrophotometer, FT-IR and LC-MS. The LC-MS analysis showed the new compound from coupling reaction Mesua kunstleri’s compound with m/z value = 803,549 at retention time 4,102- 4,269 minutes. The product reaction showed lower activity in assay of antioxidant and allelopathy compared with origin Mesua kunstleri's compound, that presumed in relation with steric hindrance of phenolic functional groups."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30719
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Yuliastuti
"Perumahan mempunyai arti penting dan menentukan bagi kehidupan seseorang. Perumahan yang memenuhi syarat sehat merupakan kebutuhan pokok rakyat yang sejahtera. Oleh karena itu pemerintah berusaha keras agar secara bertahap setiap keluarga dapat menghuni perumahan yang memadai. Sudah barang tentu hal ini bukan pekerjaan yang mudah, dan bukan hanya merupakan tanggungjawab pemerintah saja namun juga merupakan tanggungjawab seluruh masyarakat termasuk pula pihak swasta untuk membantu masyarakat mewujudkan tercapainya kebutuhan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan. Guna membantu masyarakat dalam memperbaiki dan mengembangkan rumahnya agar sesuai dengan kebutuhannya dan memenuhi syarat kesehatan maka PT. Papan Sejahtera menyediakan fasilitas kredit perbaikan dan pengembangan rumah (KPPR). Inti dari perjanjian KPPR ini adalah bahwa barang yang dijadikan Jaminan (hipotik) terhadap PT. Papan Sejahtera itu adalah tanah tempat bangunan rumah yang diperbaiki dan dikembangkan dengan fasilitas KPPR. Jaminan tersebut tidak dapat dialihkan kepada orang lain sebelum angsuran KPPRnya dilunasi. Setelah semua pembayaran kreditnya dilunasi maka jaminan tersebut akan diserahkan kembali kepada debitur. Pemberian KPPR dari PT. Papan Sejahtera kepada debitur dibedakan menjadi dua (2) macam yaitu, bagi debitur KPPR yang sekaligus menjadi debitur KPR PT. Papan Sejahtera di berikan kredit maksimal sebesar 80% dari penilaian harga rumah dan tanah yang di jaminkan. Sedangkan bagi debitur baru yang hanya merupakan debitur KPPR saja maka jumlah kredit yang diberikan maksimal 50% dari penilaian harga rumah dan tanah yang dijaminkan. Namun pemberian KPPR itu semuanya dibatasi maksimal RP. 40.000.000 (empat puluh juta rupiah). Besarnya suku bunga dalam perjanjian kredit perbaikan dan pengembangan rumah ditentukan oleh PT. Papan Sejahtera yang besarnya sekarang ini adalah 20.5% setahun. Terhadap keterlambatan pembayaran angsuran KPPR dikenakan denda sebesar 2% dari jumlah angsuran perbulannya. Sedangkan jika terjadi wanprestasi debitur tidak membayar angsuran kredit selama 3 bulan berturut-turut dan sudah mendapat teguran sebanyak tiga kali berturut-turut dari PT. Papan Sejahtera maka PT. Papan Sejahtera berhak melakukan proses lelang atas tanah dan bangunan yang menjadi jaminan atas pelunasan KPPR debitur. Hasil pelelangan tersebut digunakan untuk membayar sisa hutang debitur yang belum dibayar kepada kreditur, kemudian sisanya diserahkan kembali kepada debitur. Demikianlah garis besar perjanjian kredit perbaikan dan pengembangan rumah dengan fasilitas kredit dari. Papan Sejahtera Indonesia. merupakan Untuk hal yang baru dapat meningkatkan bagi masyarakat efisiensi dan pengawasan terhadap lembaga keuangan dalam perjanjian KPPR maka diperlukan adanya peraturan yang khusus,tegas dan terperinci dalam suatu perundang-undangan perdata Indonesia yang dapat melindungi masyarakat yang menggunakan fasilitas KPPR tersebut. Peraturan tersebut akan mengatur secara khusus mengenai perjanjian KPPR serta segala aspeknya sehingga dapat menampung dan menyelesaikan dengan tuntas semua masalah/sengketa yang mungkin timbul dalam perjanjian KPPR dan dirasakan adil bagi semua pihak yang melakukan perjanjian tersebut."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1993
S20514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Yuliastuti
"Perawat merupakan asset sebuah rumah sakit yang harus dikembangkan agar menghasilkan kinerja dan produktifitas kerja yang baik. Selain metode I strategi perlu didukung sikap proaktif yang dimiliki perawat. Perlu upaya dari rnanajemen SDM yang berkaitan dengan upaya peningkatan proaktifitas perawat di RSUD Tugurejo untuk memperhatikan determinan baik karakteristik personal, dan proaktifitas perawat sebelumnya. Diperlukan suatu upaya manajemen yang lebih komprehensif dalam memberikan stimulus timbulnya motivasi instrinsik pada perawat agar lebih proaktif untuk mengambil inisiatif; memilih untuk bertindak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penerapan PSBH dalam mengembangkan proaktifitas perawat dan proaktifitas perawat pelaksana dalam melaksanakan operan pasien di RSUD Tugurejo Semarang. Penelitian Quasi experimental ini menggunakan one group pre -n post rest design. Responden penelitian ini adalah perawat pelaksana di ruang rawat Mawar dan Anggrek RSUD tugurejo Semarang sejumlah 39 orang. Penelitian ini menggunakan 2 instrumen tertutup yaitu instrumen proaktifitas perawat yang dimodifikasi dari instrument Katili (2001) dan kuesioner proaktifitas perawat dalam melaksanakan operan pasien. Analisis dengan menggunakan uji t-test serta uji bivariat.
Hasil univariat didapat responden mayoritas adalah perawat perempuan, pendidikan DIII keperawatan, rerata masa kelja 3,2 tahun, jarang mengikuti pelatihan, dan telah menikah. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang hermakna antara proaktifitas perawat sebelum dan sesudah penerapan Problem Solving Better Health (p value (3,000) dan terdapat perbedaan yang bermakna antara proaktifitas perawat pelaksana dalam melaksanakan operan pasien anfara sebelum dan sesudah penerapan PSBH (pvalue 0.0l6).
Hasil bivariat didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik responden; yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, masa kerja dan pelatihan terhadap proaktifitas perawat. Perlu adanya upaya menjaga kontinuitas penerapan PSBH di rumah sakit khususnya dalam bentuk minkonvensi, untuk meningkatkan efektifltas manajemen dalam menjaga proaktifitas perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan.

Nurse, as the asset of a hospital should be developed not only by the institution in order to improve their performance and proactivity, but also by their proactivity attitude. The HRD management of Tugurejo Hospital put emphasized on the trainning development as well as stimulating intrinsic motivation of the nurses to be more proactive in initialing and decision making.
The aim of thesis was to investigate the difference between the implementation of PSBH in developing nurse proactive and nurse staff proactive in hand over in Tugurejo Hospital. The study was Quasy experimental stuafy one group pretest and posttes designt. The subject wcrw 39 nurses from Mawar and Anggrek room used selected by purposive sampling. The instrument were two close quest adapted Kadli (2001) and analyzed it by t test and bivariate analyzed.
The result showed that themajority of respondents were married, female with DHI of nursing graduation, productive age average < 5 years of work experiences and rarely followed nurse`s training. There was a significant different between proactivity`s nurse before and alder after implementation of Problem Solving Better Health (p value 0.016) and signiieant different between proactivity`s nurse to do hand over patient before and after implementation of Problem Solving Better Health (p value 0.000).
Bivariat analysis showed that no significant different between subject characteristic (age, education, sex, marital status, training and worktirnel with proactivity of nurse and for nurse to do hand over. It was suggest that PSBH showed be applied develop continuity or Sustainability implementation of PSBH in this hospital must be continue and develop. Hospital management must make mini-convention for develop effective management and keep proactivity of nurse to do nursing service."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32884
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ratna Yuliastuti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>