Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulianti Hadena
"ABSTRAK
Partisipasi angkatan kerja wanita dalam pembangunan setiap tahunnya terus
bertambah, pada tahun 1990 sebesar 42.6% dan diperkirakan akan menjadi 48.2% pada
tahun 2000 (BPS 1990 dalam Kompas, 7 Juli 1994). Hal ini karena semakin banyaknya
wanita yang mengenyam pendidikan tinggi, terjadinya proses industrialisasi, serta adanya
dukungan dari pemerintah terhadap wanita sebagai tenaga kerja. Tampaknya perkawinan
tidak menghalangi wanita untuk terus bekerja, terbukti dari banyaknya ibu dengan anak
balita sampai remaja yang bekerja di kantor (Lemme, l995).
Bekerjanya seorang ibu tidak melepaskan mereka dari pekerjaan rumah tangga
(Gamer, 1980). Sebagai contoh bila seorang isteri akan keluar rumah maka terlebih
dahulu ia harus mempersiapkan segala kebutuhan anak dan suaminya. Selain itu makna
sukses bagi pria dan wanita, berbeda (Gamer, 1930). Adapun sukses bagi pria adalah
bekerja secara kompetitif dan mencari karir puncak. Sukses bagi wanita adalah bila ia
mampu menyelaraskan kehidupan rumah tangga dan kerja (Templeton, 1993 dalam
Edwards, 1993). Oleh karenanya perlu diperkenalkan peran baru bagi suami yaitu ikut
terlibat dalam pekerjaan domestik rumah tangga.
Keterlibatan suami dalam pekerjaan domestik rumah tangga mencakup dua
dimensi yaitu dimensi praktis dan dimensi emosional (Doucet, 1995). Dimensi praktis
menyangkut peran aktif suami dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, baik
pekerjaan rumah tangga yang bersifat rutin, khusus, maupun pengasuhan anak. Dimensi
emosional menyangkut bagaimana seseorang mengartikan serta memahami
keterlihatannya dalam pekerjaan rumah tangga.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan seorang suami tertahan untuk ikut
melibatkan diri yaitu norma budaya, isteri yang tidak tega, konflik yang timbul dalam diri
isteri, serta anggapan bahwa suami tidak kompeten dalam mengerjakan pekerjaan rumah
tangga (Fleck, 1985 dalam Stevenson, 1995). Terlihat bahwa di satu sisi isteri
mengharapkan bantuan suami, tapi di sisi lain ia justru cenderung menolak bantuan
suami. Dalam hal ini persepsi suami dan isteri mengenai keterlibatan suami dalam
pekerjaan domestik rumah tangga akan mempengaruhi keinginan dan kemungkinan
suami untuk membantu isteri. Oleh karenanya, penelitian ini berusaha untuk melihat
persepsi suami dan isteri mengenai keterlibatan suami pada pekerjaan rumah tangga.
Dari populasi suami isteri yang bekerja dalam suatu perusahaan tertentu, dengan
menggunakan teknik incidental sampling, diperoleh 60 pasang subyek yang terdiri dari
30 pasang dengan pendidikan S1 dan 30 pasang dengan tingkat pendidikan D3. Hasil
pengolahan data menggunakan t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan persepsi
yang signifikan antara suami dan isteri mengenai keterlibatan suami pada pekerjaan
rumah tangga. Begitu pula pada dimensi praktis serta dimensi emosional tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara persepsi suami dan persepsi isteri. Namun, bila dilihat
dalam tiap aspek pada kedua dimensi tersebut maka ada 2 aspek dari dimensi praktis
yang signifikan. Kedua aspek tersebut yaitu aspek 'tugas dasar' dan aspek 'pengawasan
tidak langsung'. Pada kedua aspek tersebut suami mempersepsi keterlibatan mereka pada kedua aspek tersebut, kurang banyak. Hal ini berbeda dengan isteri yang mempersepsi
keterlibatan suami pada kedua aspek tersebut, sudah cukup banyak.
"
1997
S2607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Hadena
"Tugas akhir ini dilaksanakan pada Divisi Sales Marketing PT. EPM, yang merupakan distributor dari alat kesehatan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara, diskusi, serta studi literatur. PT. EPM memiliki visi untuk menjadi distributor terdepan dalam memberikan kepuasan pelanggan dengan bersandar pada sumber daya manusia serta menggunakan kemajuan teknologi. Di bidang teknologi, PT. EPM telah berhasil mewujudkan visinya, namun untuk sumber daya manusia, PT. EPM mengalami hambatan karena tingginya turn over pada divisi ini.
Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa 45% karyawan mengalami ketidakjelasan karir sehingga memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain. Begitu pula dengan para karyawan yang memiliki concern utama terhadap karir, gaji, dan lain-lain (aturan promosi, training). Oleh karena itu, alternatif pemecahan masalah bagi divisi PT. EPM adalah dengan membuat perencanaan karir berbasis kompetensi, pengintegrasian HR System, review terhadap sistem penggajian, serta membuat employee communication program. Penulis memberikan rekomendasi pemecahan masalah berupa perencanaan karir berbasis kompetensi karena merupakan dasar bagi perubahan struktur gaji dan dapat segera dimulai sehingga dalam waktu satu semester sudah dapat dirasakan hasilnya.
Untuk membuat sistem perencanaan karir, pertama kali menentukan jabatan feeder maupun jabatan sasaran. Oleh karena itu, diadakan evaluasi terhadap jabatan yang saat ini ada untuk melihat kemungkinan membuat slot bagi jabatan baru. PT. EPM tetap menginginkan tidak adanya perubahan struktur organisasi, oleh karenanya dibuat sistem jenjang karir secara fungsional dan struktural. Langkah selanjutnya adalah membuat model kompetensi bagi setiap jabatan divisi ini sehingga didapatkan proficiency table bagi masing-masing jabatan. Selanjutnya, dilakukan assessment bagi kandidat dari tiap jabatan sehingga dapat diketahui apa yang masih harus dikembangkan, berapa lama waktu yang direncanakan bagi promosi, dan lain sebagainya. Untuk memudahkan akses tiap orang serta memudahkan mencari data, maka hasil tersebut dipetakan dalam Human Resources Information System, yang kemudian diperjelas dengan career path agar dapat memudahkan melihat ke arah mana pengembangan karyawan yang paling memungkinkan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library