Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoga Amarta
"Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS- CoV-2) (Shereen, Khan, Kazmi, Bashi, & Siddique, 2020) Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya Kesehatan masyarakat dan upaya Kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotive dan preventif, untuk mencapai derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Tatalaksana pengobatan pasien COVID-19 di Indonesia mengacu pada Pedoman Tatalaksana COVID-19 edisi 4 yang diterbitkan pada bulan Januari 2022. Puskesmas Ps. Rebo memiliki 320 pasien COVID-19 pada bulan Januari hingga Maret 2022. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan penggunaan antimikroba, mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam alur penanganan pasien COVID-19, dan mengevaluasi penatalaksanaan pasien COVID-19 di Puskesmas Ps. Rebo. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa 1. Antimikroba yang digunakan pada pasien COVID-19 di Puskesmas Ps. Rebo adalah favipiravir (80,3%); azitromisin (9,8%); oseltamivir (0,8%); ciprofloxacin (0,8%); amoxicillin (0,8%).

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by the severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) virus (Shereen, Khan, Kazmi, Bashi, & Siddique, 2020) Community Health Centers are health care facilities which organizes community health efforts and individual health efforts at the first level, by prioritizing promotive and preventive efforts, to achieve the highest degree of public health in their working area (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2014). The management of the treatment of COVID-19 patients in Indonesia refers to the 4th edition of the Guidelines for the Management of COVID-19 which was published in January 2022. The Ps. Rebo had 320 COVID-19 patients from January to March 2022. This research was conducted to describe the use of antimicrobials, identify problems that occur in the flow of handling COVID-19 patients, and evaluate the management of COVID-19 patients at the Ps Health Center. Rebo. Based on the research, it can be concluded that 1. Antimicrobials used on COVID-19 patients at the Ps. Rebo is favipiravir (80.3%); azithromycin (9.8%); oseltamivir (0.8%); ciprofloxacin (0.8%); amoxicillin (0.8%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Amarta
"Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian (Permenkes RI, 2016). High-alert medication adalah obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD). Kelompok obat yang termasuk high-alert diantaranya adalah obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA). Dispensing obat-obatan high alert perlu dilakukan pengecekan ulang dan verifikasi oleh staff farmasi lainnya untuk meminimalisir risiko kesalahan pemberian obat ke pasien. Faktor risiko yang mungkin terjadi saat melakukan dispensing obat-obatan high alert diantaranya adalah rute administrasi, kesalahan dalam preparasi, kesalahan dalam memahami pesanan, kesalahan dosis yang diberikan, kesalahan obat yang diberikan, dan penandaan yang ambigu (Ministry of Health Malaysia, 2020). Berdasarkan observasi pengelolaan obat-obatan high alert di depo rawat inap dan rawat jalan RSUI dapat disimpulkan bahwa penyimpanan dan penyiapan obat-obatan high alert sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pharmacy Installation is a functional implementing unit that organizes all pharmaceutical service activities in the Hospital. Pharmaceutical Service Standards are benchmarks used as guidelines for pharmaceutical personnel in administering pharmaceutical services (Permenkes RI, 2016). High-alert medications are drugs that must be watched out for because they often cause serious mistakes/errors (sentinel events) and drugs that have a high risk of causing unwanted drug reactions (ROTD). The drug group that includes high-alert includes drugs that look alike and sound similar (NORUM, or Look Alike Sound Alike/LASA). Dispensing of high alert medicines needs to be double-checked and verified by other pharmacy staff to minimize the risk of drug administration errors to patients. Risk factors that may occur when dispensing high alert drugs include routes of administration, errors in preparation, errors in understanding orders, dosage errors given, medication errors administered, and ambiguous labeling (Ministry of Health Malaysia, 2020). Based on observations of the management of high alert medicines at the RSUI inpatient and outpatient depots, it can be concluded that the storage and preparation of high alert medicines are in accordance with applicable regulations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Amarta
"Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin produksi obat atau bahan obat yang diatur dengan undang-undang. Obat atau bahan obat yang diproduksi di industri farmasi harus selalu memenuhi keamanan, mutu dan khasiat (Kemenkes, 2021). Pemastian mutu merupakan salah satu cakupan dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Stabilitas adalah salah satu faktor dari kualitas, keamanan, dan efikasi suatu produk. Produk yang tidak stabil dapat mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Studi stabilitas dilakukan untuk menentukan periode suatu produk dapat memenuhi spesifikasi jika disimpan dengan kondisi tertentu. Laporan stabilitas dibuat secara berkala setelah hasil pengujian selesai dari departemen quality control. Penyusunan laporan stabilitas dimulai dari pengumpulan data hasil pengujian dari departemen quality control. Setelah data studi stabilitas dikumpulkan selanjutnya data diolah menggunakan microsoft excel dan dibuat ringkasannya. Studi stabilitas merupakan suatu evaluasi yang dilakukan oleh industri farmasi terhadap produk yang mereka produksi. Adanya pembuatan laporan studi stabilitas dapat dijadikan salah satu acuan untuk menjamin spesifikasi produk sehingga produk yang beredar dipasaran telah terjamin dari kualitas, keamanan, dan khasiat.

The pharmaceutical industry is a business entity that has a license to produce drugs or medicinal substances which is regulated by law. Medicines or medicinal ingredients produced in the pharmaceutical industry must always meet safety, quality and efficacy (Ministry of Health, 2021). Quality assurance is one of the scopes of Good Manufacturing Practices (GMP). Stability is one factor of the quality, safety and efficacy of a product. Unstable products can undergo physical and chemical changes. Stability studies are conducted to determine the period a product can meet specifications when stored under certain conditions. Stability reports are made periodically after the test results are completed from the quality control department. The preparation of the stability report starts with collecting test data from the quality control department. After the stability study data is collected, the data is then processed using Microsoft Excel and a summary is made. Stability study is an evaluation carried out by the pharmaceutical industry on the products they produce. The existence of a stability study report can be used as a reference to guarantee product specifications so that products circulating in the market are guaranteed of quality, safety and efficacy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Amarta
"Pedagang Besar farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat, dan /atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang-undangan (Kemenkes RI, 2011). Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD) merupakan anak perusahaan dari PT Kimia Farma yang bergerak di bidang layanan distribusi dan perdagangan produk Kesehatan di seluruh Indonesia. KFTD mendistribusikan obat, alat kesehatan, dan kosmetik kepada pelanggan sesuai perundang-undangan meliputi rumah sakit, klinik, PBF lain, apotek, dan toko obat. Alur distribusi barang di KFTD berawal sejak barang diproduksi di produsen. Barang-barang yang diproduksi kemudian disimpan di NDC, setelah itu barang akan disalurkan ke KFTD Cabang Jakarta 2 yang nantinya akan disalurkan ke pelanggan. Barang-barang yang diterima di KFTD cabang akan masuk melalui transito in gudang. Penanggungjawab logistik akan memeriksa kesesuaian barang yang datang dengan faktur yang sampai. Hal-hal yang diperiksa diantaranya adalah pengirim, jenis barang, jumlah barang, ED barang dan nomor bets barang yang dipesan. Setelah pemeriksaan selesai dan barang yang diterima sesuai maka selanjutnya stok barang akan dimasukkan ke dalam sistem. Setelah stok di sistem telah diperbarui, maka barang akan masuk ke bagian gudang yang telah ditentukan. Berikut merupakan skema pendistribusian barang di KFTD Jakarta 2 Kegiatan alur distribusi di PBF KFTD Cabang Jakarta 2 dari penerimaan barang hingga pelaporan barang sudah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Pharmaceutical Wholesalers are companies in the form of legal entities that have permits to procure, store, distribute drugs and/or drug substances in large quantities in accordance with statutory provisions. PBF Branch is a PBF branch that has the recognition to procure, store, distribute drugs and/or drug substances in large quantities in accordance with statutory provisions (Ministry of Health RI, 2011). Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD) is a subsidiary of PT Kimia Farma which is engaged in the distribution and trading services of health products throughout Indonesia. KFTD distributes drugs, medical devices and cosmetics to customers in accordance with laws and regulations, including hospitals, clinics, other PBFs, pharmacies and drugstores. The distribution flow of goods at KFTD begins when goods are produced at the manufacturer. The goods produced are then stored at the NDC, after which the goods will be distributed to KFTD Jakarta 2 Branch which will later be distributed to customers. Goods received at the KFTD branch will enter through transit in the warehouse. The person in charge of logistics will check the conformity of the incoming goods with the invoice that arrives. The things examined include the sender, type of goods, quantity of goods, ED of goods and batch number of goods ordered. After the inspection is complete and the goods received are appropriate, then the stock of goods will be entered into the system. After the stock in the system has been updated, the goods will enter the specified warehouse section. The following is a scheme for distributing goods at KFTD Jakarta 2 Distribution channel activities at PBF KFTD Jakarta Branch 2 from receiving goods to reporting goods are in accordance with applicable laws and regulations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Amarta
"Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kefarmasian bagi apoteker dan tenaga kefarmasian lain. Pelayanan yang dimaksud berupa pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien terkait sediaan farmasi yang bertujuan untuk mencapai hasil yang pasti dalam meningkatkan mutu kehidupan pasien (Kemenkes RI, 2017). Tujuan penulisan tugas khusus ini adalah agar penluis dapat memahami pelaksanaan pengkajian resep yang dilaksanakan di Apotek Roxy Pitara sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa resep pertama dan kedua tidak lengkap dalam aspek administratif. Ditemukan juga interaksi obat pada resep pertama yaitu peningkatan risiko hipoglikemia pada penggunaan Diamicron DR dan Trajenta dan pada resep kedua yaitu peningkatan risiko ulkus peptik dan pendarahan pada penggunaan Pirofel dan Prednisone secara bersamaan.

Pharmacy is a pharmaceutical service facility for pharmacists and other pharmaceutical personnel. The service in question is in the form of direct and responsible service to patients related to pharmaceutical preparations which aim to achieve definite results in improving the quality of life of patients (RI Ministry of Health, 2017). The purpose of writing this special assignment is so that the writer can understand the implementation of the prescription review carried out at the Roxy Pitara Pharmacy in accordance with the standards set by the government, namely the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards at Pharmacies. Based on the analysis above, it can be concluded that the first and second prescriptions were incomplete in the administrative aspect. Drug interactions were also found in the first prescription, namely an increased risk of hypoglycemia when using Diamicron DR and Trajenta and in the second prescription, an increased risk of peptic ulcer and bleeding when using Pirofel and Prednisone together."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library