Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yekti Ikhtiarie
Abstrak :
Oksigen terlarut adalah volume oksigen yang terkandung dalam air, yang mempunyai variasi konsentrasi yang besar. Oksigen terlarut dapat menyebabkan korosi. Kelimpahan oksigen terlarut dalam air tergantung pada temperatur, salinitas, tekanan, pH dan lain-lain. Salinitas adalah total berat padatan garam yang terlarut dalam 1000. Salinitas termasuk mempunyai dampak yang besar dalam korosi oksigen. Konsentrasi oksigen berperan penting dalam difusi oksigen yang transportasi massa ke permukaan besi sehingga menghasilkan limiting current density (iL). Nilai 1L sama dengan dengan rapat arus korosi sehingga dilakukan perhitungan laju korosi. Penambahan konsentrasi NaCl sebesar 0%, 1%, 2%, 3%, 3.5%, dan 4 % berat NaCl mendesak konsentrasi oksigen terlarut sehingga berkurangnya konsentrasi oksigen dalam air. Penambahan konsentrasi NaCl mempengaruhi peningkatan konduktifitas. NaCl terurai ion Na+ dan ion Cl' yang merupakan elektrolit-elektrolit ikut meningkatkan nilai h., maka mempercepat laju korosi pada baja karbon G10180 (0,2%C-0,8%Mn-0,06%P-0,012%Mo) Pada pengujian kelarutan oksigen dilakukan perlakuan aerasi selama 3 jam dan diukur dengan pengukuran DO-meter, pengujian konduktifitas larutan dengan menggunakan resistence tester, dan pengujian polarisasi potensiodimanik yang digunakan untuk mengamati korosi oksigen dalam larutan variasi larutan NaCl dengan baja karbon UNS G10180. Laju korosi mencapai nilai maksimum pada baja karbon dalam larutan konsentrasi NaCl 4 %. ......Dissolved oxygen (DO) refers to the volume of oxygen that is contained in water, which has a large concentration variations can cause corrosion. Dissolved oxygen in water depends on temperature, salinity, pressure, pH and others- Salinity is defined as the total weight of solid in 1000 g of water. Salinity have any major impact on oxygen corrosion. Concentration of oxygen plays an important role on oxygen diffusion which can mass transport to surface iron and produce limiting current density (II). IL is equal as value current density on corrosion rate calculation. The addition concentration of NaCI is 0%, 1%, 2%, 3%, 3.5%, and 4% weight of NaCI force dissolved oxygen which reduced in the water. The addition of NaCI increased influence conductivity. NaCI dissociate into Na + ionic and CF ionic which is the electrolytes participate to increase the value of II, the corrosion rate on the carbon Steel G10180 (0,2%C-0,8%Mn-0,06%P-0,012%Mo) Oxygen solubility test conducted aeration cell treatment for 3 hours and measured with DO-meter measurement, the test conductivity solution using resistence tester, and test potensiodimanic polarization that is used to observe oxygen corrosion in NaCI solution as solvents variation of carbon steel. Corrosion rate reaches the maximum value on the carbon steel in NaCI solution concentration 4%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25959
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yekti Ikhtiarie
Abstrak :
Perkembangan ilmu dan teknologi material dewasa ini memacu dikembangkan material dengan karakter sesuai yang diharapkan antara lain ulet, keras, tahan korosi, tahan panas, ringan dan lain sebagainya. Aluminium salah satu material yang menarik perhatian untuk dikaji karena dapat membentuk anodic porous alumina yang memiliki sifat khas yaitu keteraturan strukturnya yang terbentuk. Anodic porous alumina sangat banyak digunakan baik dalam sektor yang sederhana dan inovatif. Teknologi yang saat ini sangat penting untuk pembuatan anodic porous alumina adalah proses anodizing. Sifat dan struktur aluminum oksida tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa variabel proses anodisasi seperti waktu anodisasi, jenis dan konsentrasi larutan elektrolit, tegangan dan rapat arus, serta temperatur. Pembentukan anodic porous alumina dari aluminium foil dilakukan dengan metoda anodisasi sederhana. Proses anodisasi dilakukan dalam larutan elektrolit asam asetat 0,2 M dengan waktu anodisasi 30 menit yang dilakukan dengan pada temperatur 4 _C, 22 _C dan 40 _C dan tegangan 10 V, 40 V, 70 V, 90 V dan 120 V. Pengamatan ukuran diameter pori dilakukan dengan alat measuring microscope sedangkan pengukuran ketebalan oksida dilakukan dengan alat SEM. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ukuran diameter pori aluminium oksida yang terbentuk dan ketebalan lapisan oksida pada aluminium akan meningkat seiring dengan peningkatan temperatur dan tegangan anodisasi. Rata-rata ukuran diameter pori yang terbentuk minimal terjadi pada temperatur 4 _C dan tegangan 10 volt yaitu 269,4 _m dan rata-rata ukuran diameter pori maksimal yang terbentuk terjadi pada temperatur 22 _C dan tegangan 90 V. Rata-rata ketebalan lapisan oksida minimal terjadi pada temperatur 4 _C dan tegangan 10 volt yaitu 0,38797 _m dan rata-rata ketebalan lapisan oksida maksimal terjadi pada temperatur 40 _C dan tegangan 90 volt yaitu 16,83 _m.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41217
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library