Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulandini
"Pengaruh media terhadap kemampuan memahami mental state, yang dikenal sebagai theory of mind (ToM), telah menarik perhatian peneliti perkembangan dalam lima tahun terakhir. Salah satu bentuk media yang sering diteliti adalah fiksi sastra yang telah terbukti berpengaruh terhadap ToM karena mampu memunculkan respon emosi dan intelektual. Penelitian pengaruh fiksi sastra terhadap ToM di kalangan anak usia sekolah bernilai penting. Di masa sekolah, anak tengah menghadapi interaksi dan konteks sosial yang semakin luas, seiring semakin berkembangnya penalaran mental state dan kemampuan literasinya.
Untuk membuktikan pengaruh fiksi sastra terhadap ToM anak usia sekolah, peneliti melakukan studi dengan tiga kelompok eksperimen yang masing-masing diberikan bacaan fiksi sastra, fiksi populer, non fiksi, dan satu kelompok kontrol. Perbandingan hasil tes keempat kelompok pada kemampuan first order dan second order ToM menunjukkan bahwa membaca fiksi sastra berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan first order dan pengaruhnya lebih baik dibandingkan membaca genre lainnya.

Media influence on the ability to understand the mental state, known as the theory of mind (ToM), has attracted the attention of developmental researchers in the last five years. One of the media that is often studied were fiction. The type of fiction that has proven to give effect on ToM is the literary fiction in which considered able to bring emotional and intellectual response. The study of the effect of literary fiction on ToM conducted towards schoolage children is an important value. School-age children is facing wider interactions and social context, as their development of mental-state in reasoning ability and literacy skills.
Experimental study has done to prove the effect of literary fiction on ToM of school age with three experimental groups, they were groups of reading literary fiction, popular fiction, non-fiction, and one as a control group. Comparison of the results of ToM tests of four groups on the ability of first-order and second order indicate that reading literary fiction significantly affect the ability of first-order and the effect is better than reading the other genres.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artati Wulandini
"Pemerintah Indonesia telah menggariskan kebijakan dengan menetapkan tahun 2003 sebagai tahun investasi. Presiden Megawati Soekarnoputri pads tanggal 27 Februari 2003, dengan harapan bahwa iklim investasi di Indonesia kembali bergairah setelah mengalami keterpurukan akibat krisis multidimensi sejak tahun 1997, sehingga para investor, baik investor lokal maupun investor asing tertarik kembali untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sebagai konsekuensi dari kebijakan ini maka seluruh potensi pemerintah dan masyarakat, yang terkait perlu didayagunakan untuk dapat menyerap modal asing maupun modal dalam negeri.
Sebenamya pencanangan Tabun 2003 sebagai Tahun Investasi dapat dilihat dari dua pendekatan: pendekatan pesimistis dan pendekatan optimistis. Yang pesimistis beranggapan tahun ini sulit untuk bisa menggaet investasi karena ada beberapa faktor penghambat masuknya investasi. Misalnya, masalah kenaikan harga yang mendongkrak biaya produksi yang tinggi, ketidakpastian jaminan keamanan karena menjelang agenda politik Pernilu 2004, adanya teror born di dalam negeri seperti di Bali, Bursa Efek Jakarta, Gedung MPRIDPR, dan terakhir Hotel JW Marriot.
Sementara itu situasi luar negeri juga tidak menentu dengan adanya wabah penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), Perang Irak dengan Amerika Serikat yang baru saja selesai, Tragedi peruntuhan gedung WTC di Amerika Serikat, dan persaingan yang berat dengan Cina, Vietnam, Thailand, dan Asia. Tidak kompetitif karena faktual dan sentimen negatif bagi iklim investasi di Indonesia melalui melalui pemberitaan juga mengalir deras. Padahal investasi merupakan hal yang sangat panting untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia apabila mengharapkan ralcyat dapat bekerja dengan baik, dan lapangan pekerjaan dapat tersedia dengan baik. Persoalan panting yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah untuk dikerjakan, sekaligus didukung oleh kalangan dunia usaha dan masyarakat.
Sementara dari sisi optimistis, semangat bahwa investasi harus terns meningkat, apa pun situasi dan kondisinya, seharusnya menjadi spirit dari semua prang. Dengan demikian, berbagai faktor penghambat investasi bisa dieliminasi.
Menjadi tugas pemerintah, termasuk politisi dari DPR, untuk bisa membuat iklim yang kondusif sehingga Indonesia dapat menjadi pilihan investasi yang baik bagi pars investor asing. Bahkan, bukan hanya investor asing, investor lokal pun kelihatannya hams dirangkul agar pertumbuhan ekonomi terjadi dari investasi ini.
Pemerintah berharap tahun 2003 jum.lah investasi yang rnasuk akan meningkat, balk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah akan segera menyelesaikan RTJU Investasi dan akan memberikan insentif bagi pars investor. Pemerintah memang harus berbenah din agar para investor, khususnya pemodal asing, tertarik menginvestasikan dananya ke Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003
T19816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Wulandini
"Bidang konstruksi sedang mengalami kenaikan yang cukup tajam pada beberapa tahun ini.Peningkatan ini mempengaruhi meningkatnya timbulan limbah konstruksi yang cukup merugikan. Pengolahan limbah konstruksi ini merupakan salah satu alternatif pengurangan dampak limbah tersebut.Dilakukan pengamatan dengan survey serta perhitungan mengenai Life Cycle Inventory dan perhitungan ekonomis tentang pengolahan limbah konstruksi pada Material Recovery Facility (MRF) untuk mengevaluasi kinerja dari MRF tersebut, menganalisa efisiensi kinerja dari ailiran material pada MRF, serta mengetahui besarnya manfaat yang dapat diperoleh dan kerugian yang dapat dikurangi. Dalam proses peninjauan, MRF ini mengolah 77,61% limbah yang dikelola dengan didominasi oleh limbah puing dan dapat digunakan kembali sebagai tanah urugan.Didapatkan hasil bahwa pengolahan MRF ini mengalami kerugian sebesar Rp.25.275.000,- pada bulan Februari 2014, namun jika ditinjau dalam jangka waktu setahun, MRF ini mendapatkan keuntungan sebesar Rp 53.400.000,-.

Construction subject has a significant increasing for recent years. The increasing of the construction increase the construction waste generated which has some destructive impact. The treatment of the construction waste is one of alternatives to decrease the impact. The survey, Life Cycle Inventoryand economic calculation about the treatment of construction waste with Material Recovery Facility (MRF) is held to evaluate the performance of MRF, analyze the efficiency of flow material in MRF and know the benefit gained and the deficit reduced. This MRF treats 77.61% construction waste generatedwhich dominated by concrete waste and produces secondary material which is used as a land heap. As the result, the treatment with MRF is deficit Rp. 25.275.000,- in February 2014, but when we review it on a whole year, the MRF can get the benefit around Rp 53.400.000,-.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T42848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maretha Wulandini
"Pengakuan terhadap prinsip negara kepulauan Indonesia dalam UNCLOS 1982 harus dibayar dengan mengakomodir kepentingan yang sah dan hak-hak tertentu negara pengguna perairan negara kepulauan, berupa hak lintas kapal dan pesawat udara asing melalui alur laut kepulauan. Indonesia kemudian menentukan skema alur laut kepulauan, yang dikenal dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang terdiri dari ALKI I, ALKI II, dan ALKI III beserta cabangcabangnya. Namun, menurut Amerika Serikat dan Australia, penetapan tiga ALKI tersebut belum cukup mengakomodir kepentingan mereka. Menurut Amerika Serikat, Indonesia telah membatasi hak terbang diatas perairan kepulauan Indonesia dan terjadi ketidakkonsistenan penetapan hak lintas dalam UNCLOS 1982. Hasjim Djalal, pakar hukum laut interrnasional menjelaskan bahwa sehubungan dengan belum ditentukannya ALKI dari timur ke barat, maka kapalkapal asing yang melalui perairan Indonesia dari arah timur ke barat berhak menentukan sendiri jalur pelayaran mereka. Apabila Indonesia menginginkan kapal asing melintas di jalur yang dikehendaki, maka Indonesia harus secepatnya menentukan alur laut kepulauan Indonesia timur-barat. Penelitian ini akan mengkaji apakah Indonesia perlu memenuhi tuntutan dunia internasional untuk membuka ALKI Barat-Timur, dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan implikasi yang mungkin terjadi jika ALKI Barat-Timur tersebut diwujudkan.

Recognition of the principles of Indonesia archipelagic state in UNCLOS 1982, should be paid to accommodate the legitimate interests and rights of certain countries that use the waters in the archipelagic state, in the form of a right of passage of foreign ships and aircrafts through archipelagic sea lanes. Indonesia then determines the archipelagic sea lanes scheme, known as the Indonesian archipelagic sea lanes (ALKI) consisting of ALKI I, ALKI II and III and their branches. However, according to the United States and Australia, the establishment of three ALKI are not sufficient to accommodate their interests. According to the United States, Indonesia has restricted the right to navigate over the waters of Indonesia and there is an inconsistency in the determination of a right of passage based on UNCLOS 1982. Hasjim Djalal, an expert on the International Law of the Sea explained that considering the fact that the ALKI from east to west has yet to be determined, the foreign ships through Indonesian waters from east to west, has the right to determine their own shipping line. If Indonesia wants every foreign ships to pass in the desired track, then Indonesia should immediately determine the Indonesian east-west archipelagic sea lane east-west. This study will examine whether Indonesia needs to fulfill the demands of the international community to open ALKI West-East, taking into account various aspects and implications that may occur if the East-West ALKI is realized."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
T45509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyantri Wulandini
"ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang persisten, bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi kronik. Proses inflamasi yang terjadi akan mengeluarkan nitrit oksida (NO) sehingga pengukuran fraksi nitrit oksida ekspirasi saat ini dapat digunakan sebagai penanda hayati inflamasi yang dapat digunakan klinisi untuk memonitor derajat keparahan suatu penyakit dan efikasi dari pengobatan anti inflamasi.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di RS Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan pada bulan Februari - April 2019 untuk melihat kadar NO ekspirasi pada pasien PPOK stabil. Pemilihan subjek dilakukan secara consecutive sampling dan dilakukan wawancara, pemeriksaan fisis, pemeriksaan uji faal paru, pemeriksaan FeNO dan pemeriksaan laboratorium.
Hasil : Sebanyak 53 subjek ikut serta dalam penelitian ini dengan subjek terbanyak laki - laki (86,79%) dengan rerata usia subjek adalah 63,45 + 8,53. Pada penelitian ini juga dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu PPOK non eosinofilik (58,5%) dan PPOK eosinofilik (41,5%). Rerata nilai kadar NO ekspirasi pada kelompok PPOK stabil sebesar 18 ppb. Rerata nilai kadar NO ekspirasi pada kelompok PPOK non eosinofilik adalah 17 ppb dan pada kelompok PPOK eosinofilik adalah 22,5 ppb. Terdapat perbedaan bermakna pada nilai kadar NO ekspirasi pada kedua kelompok namun tidak terdapat hubungan antara nilai kadar NO ekspirasi dengan hitung eosinofil maupun riwayat merokok pada kelompok PPOK non eosinofilik maupun PPOK eosinofilik.
Kesimpulan : Rerata nilai kadar NO ekspirasi pada kelompok PPOK stabil adalah 18 ppb.

ABSTRACT
Background : Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a lung disease that characterized by persistent airflow limitation, progressive and correlated with chronic inflammatory response. Inflammation process that occur will release nitric oxide (NO) then it makes fraction exhaled nitric oxide as an inflammation biomarker that clinician could use to monitor the degree of severity disease and efficacy of anti inflammation therapy.
Methods : This is cross sectional study that was conducted from February - April 2019 at National Referral Respiratory Center Persahabatan Hospital to know the value of exhaled nitric oxide in stable COPD patient. Subjects were taken to participate in this study in a consecutive sampling basis and all patients were interviewed, physical examination, lung function test, FeNO test and laboratory test.
Results : Total 53 subjects were participated in this study with dominant male subjects (86,79%) and the mean age value is 63,45 + 8,53. This study is divided into two main groups which are COPD non eosinophilic (58,5%) and COPD eosinophilic (41,5%). The mean value of exhaled nitric oxide in COPD stable is 18 ppb. The mean value of exhaled nitri oxide in COPD non eosinophilic is 17 ppb and for group COPD eosinophilic is 22,5 ppb. There is a significant difference between exhaled nitric oxide in those two groups but there is no relation between exhaled nitric oxide with eosinophil count or smoking history in COPD non eosinophilic group and COPD eosinophilic.
Conclusion : Mean value of exhaled nitric oxide in stable COPD patient is 18 ppb."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library