Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wisnu Wardhana
"Telah dilakukan pencacahan secara kualitatif dengan metode subsampel terhadap sampel fitoplankton dan zooplankton yang berasal perairan Teluk Jakarta, Sungai Ciliwung, dan Situ Cikaret. Sampel plankton dicuplik dari stasiun yang telah ditetapkan di masing-masing tipe perairan pada bulan Agustus dan Oktober 1998. Untuk mengetahui hubungan kuantitatif antara fitoplankton dengan zooplankton dilakukan uji korelasi Spearman.
Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan antara fitoplankton dan zooplankton di perairan Teluk Jakarta dan Situ Cikaret pada bulan Oktober bersifat positip. Korelasi negatip ditunjukkan oleh hubungan antara fitoplankton dan zooplankton di Sungai Ciliwung dan Situ Cikaret pada bulan Agustus. Hubungan negatip antara fitoplankton dan zooplankton di Situ Cikaret disebabkan oleh tingkat pemakanan fitoplankton oleh zooplankton.
Alasan ini tidak berlaku untuk hubungan yang sama di Sungai Ciliwung. Secara keseluruhan, hubungan antara fitoplankton dan zooplankton yang terjadi di tiga tipe perairan tersebut di atas tidak dapat diterangkan oleh ketiga teori hubungan fitoplankton dan zooplankton yang ada. Perbedaan kimia fisik perairan dan komposisi struktur komunitas plankton diduga sebagai salah satu penyebab tidak selarasnya hubungan antara fitoplankton dan zooplankton dari ketiga tipe perairan dengan teori yang ada.
Hasil pencacahan menunjukkan bahwa kepadatan plankton (dalam log 10) di tiga tipe perairan sangat fluktuatif berkisar antara 4,1541 - 7,7962 untuk fitoplankton di perairan Teluk Jakarta dan 0 - 6,2286 untuk zooplankton di Sungai Ciliwung.
Kelompok fitoplankon yang dominan adalah Bascillariophyta di perairan Teluk Jakarta dan Sungai Ciliwung, sedangkan di Situ Cikaret adalah Cyanophyta. Untuk zooplankton Copepoda merupakan kelompok dominan di perairan Teluk Jakarta, sedangkan di Sungai Ciliwung dan Situ Cikaret didominasi oleh kelompok Rotifera."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
"Penelitian pengaruh pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan Jambal Siam (Fanga ius sutchi; Pangasidae) telah dilakukan di 8 jaring apung selama 3 bulan. Ikan Jambal Siam sebagai ikan uji diberi 4 macam pakan dengan kandungan protein dan bahan baku yang berbeda sebagai perlakuan. Perbedaan pertumbuhan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat dari pertambahan berat absolut dan persamaan eksponensial hubungan panjang-berat. Untuk mengetahui ada tidaknya, perbedaan pertambahan panjang dan berat ikan Jambal Siam yang diberi 4 macam pakan yang berbeda digunakan uji Kruskal-Wallis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan Jambal Siam yang diberi pakan komersial dengan kadar protein 30% (D) jauh lebih baik daripada pertumbuhan ikan yang diberi pakan buatan dengan kadar protein 30% (A) dan 40% (B) maupun pakan komersial dengan kadar protein 24% (C). Setelah 42 hari berat akhir rata-rata ikan Jambal Siam yang diberi pakan D dapat mencapai 139 gram dengan kenaikan sebesar 463,44%. Seluruh ikan Jambal Siam yang diberi pakan buatan maupun komersial menunjukkan pertumbuhan yang allometrik dengan tubuh yang cenderung tidak pipih. Perbedaan pertumbuhan akibat pemberian pakan yang berbeda diduga dipengaruhi oleh komposisi bahan bakunya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
"Telah dilakukan pencacahan secara kuatitatif dengan metode subsampel terhadap sampel fitoplankton dan zooplankton yang dicuplik dari perairan Marunda, Jakarta Utara. Plankton dicuplik dari 14 stasiun yang telah ditetapkan pada bulan Agustus dan Oktober 1999. Untuk mengetahui hubungan antara parameter kimia-fisika perairan dengan kepadatan plankton dan parameter kimia-fisika perairan apa saja yang mempengaruhi kepadatan plankton dilakukan analisis regresi berganda dengan metode backward.
Kepadatan rerata (log plankter/m3) fitoplankton dan zooplankton herbivora pada bulan Oktober 1999 masing-masing mengalami penurunan sebesar 18,02% dan 11,30% jika dibandingkan dengan bulan Agustus 1999. Penurunan kepadatan plankton diduga akibat curah hujan yang tinggi pada bulan Oktober 1999 di perairan Marunda. Tingginya curah hujan tersebut diikuti dengan menurunnya salinitas dan peningkatan turbiditas, DO, dan P04. Kisaran kepadatan plankton pada bulan Agustus-Oktober 1999 umumnya relatif stabil, kecuali untuk kepadatan zooplankton herbivora pada bulan Oktober 1999.
Kepadatan fitoplankton di perairan Marunda pada bulan Agustus-Oktober 1999 42% dipengaruhi oleh CO2 dan temperatur air, sisanya (58%) oleh faktor lain. Untuk zooplankton herbivora, selain oleh C02 dan temperatur air, juga dipengaruhi oleh turbiditas dan salinitas. Pengaruh ke-4 faktor perairan tersebut terhadap kepadatan zooplankton sebesar 51,4%, sisanya (48,6%) dipengaruhi oleh faktor lain. Persamaan regresi yang menyatakan hubungan antara parameter lingkungan perairan dengan kepadatan (log plankter/m3) fitoplankton dan zooplankton herbivora masing-masing adalah sebagai berikut: Fito. = 36.845 + 0.033 C02 + 0.999 Temperatur dan Zoo. = 83.774 + 0.068 CO2 - 0.055 Turbiditas - 0.289 Salinitas - 2.254 Temperatur."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
"Telah dilakukan anal is is sampel plankton yang dicuplik dari 14 stasiun di perairan Marunda, Jakarta Utara pada bulan Agustus dan Oktober 1999. Untuk mengetahui hubungan antara parameter kimia-fisika perairan dengan kepadatan plankton dan parameter kimia-fisika perairan apa saja yang mempengaruhi kepadatan plankton dilakukan analisis regresi berganda. Kepadatan rerata fitoplankton bulan Oktober 1999 mengalami penurunan 10,17% dan zooplankton herbivora mengalami kenaikan 5% jika dibandingkan dengan bulan Agustus 1999. Penurunan kepadatan fitoplankton diduga akibat curah hujan yang tinggi pada buian Oktober 1999 di perairan Marunda. Kisaran kepadatan plankton bulan Agustus-Oktober 1999 relatif stabil, kecuali kepadatan zooplankton herbivora pada bulan Oktober 1999. Kepadatan fitoplankton dan zooplankton herbivora di perairan Marunda pada bulan Agustus-Oktober 1999 dipengaruhi oleh CO3 dan temperatur air masing-masing sebesar 50,1% dan 55,7%. Hubungan antara parameter perairan dengan kepadatan fitoplankton dan zooplankton herbivora masing-masing adaiah: Fito. = 13,914 + 0.013 CO2 - 0.324 Temperatur dan Zoo. = 8,535 + 0.011 CO2 - 0.162 Temperatur."
2006
SAIN-11-1-2006-6
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
"ABSTRAK
Telah dilakukan pencacahan terhadap sampel plankton hasil pelayaran LON-LIPI di Laut Banda tahun 1970 dan laut Seram tahun 1972 masing-masing di 13 stasiun pada akhir musim barat dan akhir musim timur yang bertepatan dengan awal dan akhir upwelling. Berdasarkan pola-pola sebaran menegak salinitas dan suhu diketahui, bahwa puncak upwelling telah terjadi sebelum bulan Oktober-November 1970 di Laut Banda dan terjadi merata di Laut Seram pada bulan September 1972. Kadar nitrat di Laut Banda dan fosfat di Laut Seram pada awal dan akhir upwelling tidak menunjukkan perbedaan. Tingginya kandungan zooplankton di Laut Banda (395 individu/meter kubik) dan Laut Seram (563 individu/ meter kubik) pada akhir musim timur dibandingkan dengan akhir musim barat disebabkan oleh upwelling. Upwelling tidak berpengaruh terhadap kandungan fitoplankton di kedua perairan tersebut. Hubungan antara volume fitoplankton dengan jumlah fitoplankton menunjukkan korelasi positif. Tidak terdapat hubungan antara volume zooplankton dengan jumlah zooplankton, kecuali di Laut Seram pada akhir upwelling. Hubungan terbalik dijumpai antara jumlah fitoplankton dengan jumlah zooplankton di kedua perairan tersebut di atas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf (sedang dalam proses digitalisasi)
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S25996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.E. Wisnu Wardhana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
"Penelitian ini membahas jenis, makna, ranah sumber, dan ranah sasaran metafora yang terdapat dalam Kitab Kidung Agung pada Alkitab berbahasa Jerman dan Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis dan makna metafora yang ada dalam kitab Kidung Agung pada Alkitab berbahasa Jerman dan Alkitab berbahasa Indonesia dilihat dari aspek semantis, dan memaparkan persamaan dan perbedaan ranah sumber dalam kitab Kidung Agung pada Alkitab berbahasa Jerman dengan Alkitab berbahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis metafora yang paling sering muncul dalam Kitab Kidung Agung berbahasa Jerman dan Indonesia adalah simile, sedangkan ranah sumber yang paling sering muncul adalah hewan, dan ranah sasaran yang paling sering muncul adalah anggota tubuh.

This essay discusses type, meaning, source domain, and source target of metaphor in the book Songs of Solomon in the German and Indonesian Bible. The aim of this research is to describe type and meaning of metapher in the book Songs of Solomon in the German and Indonesian Bible from the semantic aspect, and to explain the similarities and differences of source domain and source target of metapher in the book Songs of Solomon in the German and Indonesian Bible. This research is a qualitative and library research. The result of the research shows that the most commonly used type of metaphor in the book Songs of Solomon in the German and Indonesian Bible is simile, the most commonly used source domain is from the animal world, and the most commonly used source target is from the human organ."
2015
S60798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
"Pendahuluan : Pekerja laboratorium teknik gigi memiliki risiko mengalami gangguan sistem respirasi yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi paru akibat pajanan metil metakrilat (MMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar MMA di lingkungan laboratorium teknik gigi di DKI Jakarta dan Kotamadya Tangerang, risiko pajanannya terhadap keluhan respirasi dan gangguan fungsi paru, serta hubungannya dengan faktor individu dan pekerjaan.
Metode : Desain penelitian cross sectional melibatkan 69 pekerja laboratorium teknik gigi dari 4 laboratorium. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan, pengukuran kadar MMA lingkungan dan pemeriksaan spirometri.
Hasil : Kadar MMA pada 4 laboratorium teknik gigi adalah 0,26 ? 5,72 ppm, jauh di bawah Nilai Ambang Batas. Ditemukan hubungan bermakna ketersediaan ventilasi personal dengan kadar MMA (p <0,05). Prevalensi keluhan subyektif respirasi 39,1 %, dengan faktor yang berhubungan adalah kadar MMA >0,5 ppm (OR = 4,90, 95% CI: 1,49 ? 16,14) dan masa kerja >10 tahun (OR = 0,14, 95% CI: 0,03 ? 0,61). Prevalensi gangguan fungsi paru 44,9 %, seluruhnya restriktif. Faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru adalah kebiasaan merokok (OR = 3,94, 95% CI: 1,22 ? 12,76) dan kadar MMA >0,5 ppm (OR = 3,29, 95% CI: 1,01 ? 10,80).
Kesimpulan : Kadar MMA >0,5 ppm memberikan risiko 4,9 kali lebih besar timbulnya keluhan subyektif respirasi pada pekerja. Kadar tersebut juga memberikan risiko 3,29 kali lebih besar timbulnya gangguan fungsi paru pada pekerja. Pekerja yang sudah bekerja >10 tahun menurunkan kemungkinan timbulnya keluhan subyektif respirasi sebesar 86 %. Efek ini diperkirakan akibat timbulnya toleransi pekerja terhadap keluhan subyektif seiring dengan waktu. Pekerja yang merokok memiliki risiko 3,94 kali lebih besar mengalami gangguan fungsi paru.

Background : Dental laboratory workers are at risk of respiratory symptom and pulmonary function disorder,due to exposure to methyl methacrylate (MMA). The objective of this study is to know the level of MMA at dental laboratories at DKI Jakarta and Kotamadya Tangerang, the risk of its exposure toward respiratory symptom and pulmonary function disorder among dental laboratory worker, and its association with individual and occupational factors.
Method : This is a cross sectional study involving 69 dental laboratory workers from 4 laboratories. Data were collected through interview, observation, environmental MMA measurement and lung function examination by spirometer.
Result : MMA levels in 4 dental laboratories were 0.26 ? 5.72 ppm, well below Treshold Limit Value. The prevalence of respiratory symptom was 39.1 %, with associated factors are MMA level >0.5 ppm (OR = 4.90, 95% CI: 1.49 ? 16.14) and working period of >10 years (OR = 0.14, 95% CI: 0.03 ? 0.61). The prevalence of pulmonary function disorder was 44.9 %, all of them restrictive. Factors associated with pulmonary function disorder were smoking habit (OR = 3.94, 95% CI: 1.22 ? 12.76) and MMA level >0.5 ppm (OR = 3.29, 95% CI: 1.01 ? 10.80).
Conclusion : MMA level of >0.5 ppm pose a 4.9 times greater risk of respiratory symptom among workers. That level also poses a risk 3.29 times greater of pulmonary function disorder among workers. Workers with >10 years length of service decreased their possibility of respiratory symptom by 86%. This effect is probably due to tolerance the workers develop towards the subjective symptoms. Smoking workers have a risk 3.94 times greater for pulmonary function disorder."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryatama Wisnu Wardhana
"Partial discharge adalah suatu fenomena yang terjadi pada tegangan tinggi; secara definisi, ia adalah terjadinya pelepasan muatan bunga api listrik yang menghubungkan isolasi diantara konduktor secara parsial dan dapat atau tidak dapat terjadi bergantung pada konduktor. Partial discharge terjadi pada bahan isolasi padat, gas, dan cair.Skripsi ini bersangkutan dengan kejadian partial discharge pada 5 konfigurasi elektroda yang disebabkan oleh medan tegangan tinggi yang terdistorsi di sekeliling udara. Konfigurasi elektroda tersebut adalah jarum-plat, jarum-bola, jarum-silinder, bola-bola, plat-plat.
Pengukuran partial discharge dilakukan dengan osiloskop dijital dan dua computer pribadi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan waktu mula pra-peluahan dan tingkat pengulangan.Hasil pengukuran menunjukan bahwa tegangan yang terdistrosi mempunyai efek langsung terhadap pengukuran partial discharge berkenaan dengan waktu mula pra-peluahan dan tingkat pengulangan.

Partial discharge is a phenomenon that occurs at high voltage by definition, it rsquo s a localized electrical discharge that only partially bridges the insulation between conductors and which may or may not occur adjacent to a conductor. Partial discharge occurs at solid, gas, and liquid insulation materials.This thesis deals with the occurrence of partial discharges on 5 electrode configurations due to the distorted high electric field exceeding the electric strength of Air. The electrode configurations are needle plate, needle sphere, needle rod, sphere sphere.
The partial discharge measurement was conducted using a digital oscilloscope combined with two personal computers. The analysis of the data was conducted by utilizing the partial discharge inception time and partial discharge repetition rate.The experimental results showed that the distorted voltage has a direct effect to the partial discharge measurement in terms of its inception time and repetition rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>