Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widyarko
Abstrak :
Seiring dengan menipisnya bahan baku kayu. Salah satu produk turunan kayu yang sangat dibutuhkan seperti kayu lapis dapat digantikan oleh papan partikel sebagai komponen bangunan. Papan partikel dapat dibuat dari berbagai bahan baku alternatif selain kayu. Tesis ini membahas mengenai kajian tentang cangkang kelapa sawit sebagai bahan dasar alternatif papan partikel sebagai komponen bangunan. Cangkang kelapa sawit merupakan limbah industri kelapa sawit yang memiliki prosentase kandungan selulosa maupun lignin yang menyerupai kayu, sehingga memiliki kemungkinan untuk dijadikan sebagai bahan baku papan partikel. Dalam eksperimen pembuatan papan, percobaan dilakukan dengan metode pengempaan panas dan menggunakan perekat thermosetting resin jenis Urea Formaldehid dan Fenol Formaldehid. Hasil pengujian menunjukkan bahwa papan hasil percobaan memiliki ketahanan yang baik terhadap kondisi cuaca luar, walaupun terbilang masih lemah terhadap tekanan beban eksternal yang berlebihan. Papan partikel hasil percobaan tersebut kemudian dijadikan panel penutup dinding dan langitlangit bangunan. Berdasarkan data kuantitas limbah cangkang kelapa sawit nasional dengan rumus pembuatan papan yang didapat selama percobaan, jumlah papan partikel yang diproduksi dapat mencukupi untuk penyediaan komponen bagi berbagai jenis bangunan. Diantaranya adalah 4.7 juta unit rumah sederhana sehat kayu panggung/ non-panggung maupun 5.8 juta unit rumah sederhana sehat setengah tembok per tahun. Angka tersebut dapat memberikan gambaran bahwa papan partikel cangkang kelapa sawit yang diproduksi secara massal dapat memberikan kontribusi yang menguntungkan bagi pembangunan rumah nasional. ......As wood production for building material supply continues to decline. Highly sought woodbased product such as plywood in particle should be viable to be replaced with other kind of product. One of the alternative products for plywood is particle board, which can be based on any material other than wood. This thesis proposes a study of palm kernel shell as the particleboard material for building component. Palm kernel shell is a by-product of the palm oil industry with cellulose and lignin percentage that resembles wood in general. Therefore, this material may perform as a suitable alternative material for particle board. The experiment for the particle board production was done by using hot pressing method, in addition to thermosetting resin such as Urea Formaldehyde and Phenol Formaldehyde as the agglutinative agent. Further tests on the prototype also show that this type of board made may resist the external pressure from weather condition, although it may still be too vulnerable from any excessive external load pressure. This particle board can be used as a panel to cover the wall and the ceiling of a building using the formula of particle board production that was developed in the experiment. In comparison with the amount of palm kernel shell from the palm oil industry nationwide per year, it is possible to produce particle boards that can serve up to 4.7 million healthy modest house units, both for stage wood house or for a non-stage wood house. In addition, the same amount of particle boards can also serve other 5.8 million healthy modest house units that are made partially with brick. These figures may demonstrate the beneficial contribution of mass produced particle boards made of palm kernel shell for the national housing development.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T48969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyarko
Abstrak :
Pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development) dianggap sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bumi saat ini, yaitu krisis energi dan kerusakan lingkungan. Para ahli menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan bisa belajar dari cara masyarakat tradisional dalam mengelola permukiman mereka. Dusun Sade, Lombok merupakan salah satu permukiman tradisional yang pada awalnya berhasil bertahan hidup selama berabad-abad tanpa membuat perubahan yang berarti kepada lingkungan sekitarnya. Bila dikaitkan dengan pendapat para ahli lingkungan, Dusun Sade di masa lalu bisa dikategorikan sebagai permukiman yang berkelanjutan (sustainable settlement). Masuknya pariwisata pada pertengahan tahun 1980-an ternyata membawa perubahan besar terhadap kebudayaan dan tradisi masyarakat Dusun Sade. Saat ini, pengelolaan lingkungan yang dilakukan masyarakat dusun lebih menitikberatkan pada kepentingan ekonomi jauh diatas pelestarian alam sekitar. Pariwisata terbukti telah menggeser tradisi masyarakat Dusun Sade yang berlaku selama berabad-abad dalam usaha menjaga keberlanjutan pemenuhan kebutuhan pangan. Kehadiran pariwisata ternyata merubah pandangan masyarakat Dusun Sade dalam melihat alam mereka, dari Ekosentris menjadi Antroposentris, sehingga Dusun Sade saat ini bukanlah lagi permukiman yang berkelanjutan.
Sustainable development is considered as a solution to counter world?s present issues; the energy crisis and the natural degradation. Experts come out with statement that we can learn sustainable development from traditional communities in developing their settlements. Sade village, Lombok is one of the traditional settlements succeed in maintaining their lifes for centuries without doing a lot of obstruction to their natural surroundings. In reference to the ecology experts statements, the old Sade village could be categorized as sustainable settlement. The tourism presence in mid 80's unfortunately brought great impact on Sade's culture and tradition. Nowadays, the communities, in their environmental development tend to put a lot more concern in the economic aspect rather than focus on preserving their natural surroundings. Tourism proofed to be the cause of tradition degradation, a tradition that has been Sade's way of life for centuries, in attempt to sustain their food supplies. Tourism presence obviously has changed how the Dusun Sade community view its surrounding nature, they?ve Changed from Ecosentrism to Antroposentrism, Dusun Sade now was no longer a Sustainable Settlement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library