Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widuri
Abstrak :
Dewasa ini pengembangan nanomaterial TiO2 dalam bentuk film sedang mendapat perhatian karena kemudahan dalam aplikasinya. Aplikasi yang populer adalah untuk material antifogging dan self-cleaning. Aditif umumnya ditambahkan pada katalis ini untuk meningkatkan aktivitasnya. PEG (polyethylene glycol) digunakan untuk meningkatkan porositas, memperkecil ukuran kristal serta menurunkan kemungkinan terjadinya peretakan (cracking) film saat proses kalsinasi. SiO2 ditambahkan untuk meningkatkan keasaman dari katalis sehingga mampu meningkatkan hidrofilisitas dari katalis meskipun pada kondisi kurang cahaya. Dalam metode sol-gel rasio larutan prekursor dengan air sangat berpengaruh karena air memegang peranan penting dalam hidrolisis. Dalam penelitian ini rasio larutan prekursor dan air dan berat molekul PEG akan dipelajari lebih dalam. Selain itu uji self-cleaning terhadap kondisi optimum juga akan dilakukan. Fotokatalis dalam percobaan ini dipreparasi dengan precursor TiAcAc dengan metode sol-gel dan kristalisasi panas. Sol dengan variasi TiAcAc/Air, dan berat molekul PEG serta penambahan PEG dan SiO2 kemudian dilapiskan pada penyangga kaca preparat dengan metode spin coating sedangkan pada keramik dilakukan metode spray coating yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 100_C dan kalsinasi mencapai suhu 520_ C. Selanjutnya untuk mengetahui hasil dari preparasi katalis ini akan dilakukan karakterisasi dengan FTIR, DRS dan TEM. Uji aktivitas juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan swa bersih dan anti kabut dari material yang dihasilkan yang meliputi pengukuran sudut kontak dengan alat contact angle meter dan pengamatan langsung dengan menggunakan kamera digital. Pengembangan nanomaterial dengan metode sol-gel dan kristalisasi panas dengan penambahan dopan PEG dan SiO2 berhasil dilakukan, merujuk pada hasil DRS yang menunjukkan band-gap makin besar, ukuran partikel makin kecil setelah diuji dengan TEM, serta hasil uji sudut kontak yang memperlihatkan penurunan sudut kontak air. Hal ini juga didukung hasil uji kualitatif dimana kabut dan kotoran tidak menempel setelah kaca dan keramik dilapisi oleh katalis. Variasi TiAcAc/H2O yang dilakukan menunjukkan kecenderungan kenaikan aktivitas katalis sesuai dengan hasil FTIR dan uji sudut kontak yang dilakukan, sedangkan variasi berat molekul PEG tidak begitu berpengaruh pada aktivitas katalis yang digunakan.
In the recent time, the development of TiO2 nanomaterial film has been interesting because of its practical applications. Its well known functions are as an antifogging and self cleaning material. Additives are usually added in order to improve its activity. PEG (polyethylene glycol) is generally used as an additive to increase porosity, minimize particle size and prevent film cracking during calcination. SiO2 could make surface more acid, so it can in crease hydrophilicity of TiO2 material even in non-irradiation places. In the sol-gel method, ratio between precursor solution and water ratio became important because water lead the hydrolysis. In this research, ratio between precursion solution and PEG molecular weigt effect will be studied. Beside those, there are test of self-cleaning on the optimum condition. Photocatalyst in this experiment is prepared by using TiAcAc precursor by using sol-gel method. Sol with varies composition of PEG and SiO2 addition then coated in soda lime plate and ceramics as support by using spin coating method and spray coating method then dried in 100_C and calcined until 520_C. After the preparation, then catalyst has been characterized using FTIR, DRS and TEM. Activity test was also done to know self-cleaning and anti fogging performance of this material by using contact angle meter and by direct observation using digital camera. Development of nanomaterial with sol-gel method and hot crystallization and the addition of dopan PEG and SIO2 is quite success according to DRS result that shows the increasing of band gap, the decrease of particle size from TEM result and also the decrease of contact angle. These results are supported also from qualitative test which showed antifogging and self-cleaning activity of catalyst coated glass. Variation of Tiacac/H2O showed the result tends to the decrease of activity. From this research, we find also variation of PEG molecular weight does not give a lot of effects for catalyst activity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49695
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Renata Widuri
Abstrak :
Loyalitas dini pada remaja adalah suatu fenomena yang menarik dalam dunia pemasaran. Walaupun remaja dikenal sebagai konsumen yang tidak loyal [Shimp 2000: 131] tetapi banyak pemasar melihat jika seorang remaja telah memiliki komitmen terhadap suatu merek akan mambeli terus merek tersebut selama beberapa tahun mendatang [Solomon 1999:475]. Diperkuat juga oleh Peter & Olson [1998 : 420] yaitu loyalitas dini juga dapat ditemukan pada target segmen remaja dan dapat terus berlanjut hingga dewasa. Maraknya pemain-pemain baru pada industri media cetak yang menggarap segmen remaja dewasa ini, membuat peneliti tertarik untuk membahas fenomena ini lebih lanjut. Dengan memfokuskan diri pada studi kasus Majalah GADIS dan pelajar 3 SLTP di Jakarta yang mencerminkan segmentasi A-B. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan elemen-elemen yang mempengaruhi loyalitas dini. Analisis data studi kuantitatif eksplanatif yang dipilih melalui stratified random sampling 206 responden, dilakukan dengan 3 tahap multiple regression. Dependen variable tahap pertama: brand purchase, tahap 2: post purchase evaluation, dan tahap 3 brand loyalty. Analisis lanjutan dilakukan dengan path analysis untuk menguji model konseptual yang dibuat. Dari hasil temuan penelitian didapatkan model baru yang lebih baik dari model dasarnya. Loyalitas dini telah terbentuk dikalangan remaja, walaupun jumlah commited buyer masih kurang dari 50%. Remaja yang masuk dalam golongan switcher hampir 50%, terbukti dengan sangat sensitifnya mereka terhadap harga dan iming-iming hadiah. Pola hubungan elemen-elemen yang mempengaruhi early brand loyalty adalah: 1. Direct effect, terbentuk antara post purchase evaluation terhadap brand loyalty [Lele&Sheth 1991 dan Peter&Olson 1998], word of mouth exposure terhadap brand loyalty [Smith 1998] serta sales promotion affection [Smith 1998] terhadap brand loyalty. 2. Indirect effect, terbentuk diantara brand association, perceive quality, sales promotion affection, packagign affection, dan word of mouth exposure terhadap brand loyalty, yaitu melalui post purchase evaluation. Brand purchase tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan ke-5 independent variable dan post purchase evaluation, hal ini bertentangan dengan teori brand association dan perceive quality Aaker 1991, sales promotion Peter&Olson 1998 dan Smith 1998, packaging Shimp 2000, word of mouth Richins&Root-Shaffer 2000 dan Assael 2001. Secara akademis penelitian ini dapat memperkaya teori dan temuan-temuan pada penelitian sejenis yang pemah diteliti sebelumnya. Hasil penelitian ini mampu mengeksplorasi sebagian saja dari banyak elemen yang mempengaruhi post purchase evaluation dan mengeksplanasi sebagian saja dari banyak elemen yang mempengaruhi brand loyalty pada usia dini di Indonesia. Untuk itu diharapakan agar penelitian selanjutnya dapat melihat dari sisi lain yang belum dibahas dalam penelitian ini.
Early brand loyalty on teenagers is an interesting phenomenon in the marketing world. Although teenagers are known as un-loyal costumers [Shimp 200:131], many marketers see that once a teenager has committed to a certain brand, he/she will keep on buying it for years to come [Solomon 1999: 475]. Also strengthen by Peter & Olson [1998: 420], early brand loyalty can be found on teenage target segment and this continued until their adult years. The more new players in print media industry that worked on teen segment lately have attracted the researcher to examine this phenomenon further. By focusing on case study of GADS magazine anti students 3 junior highs in Jakarta, which mirrored segmentation A-B, this research was meant to discover the relation pattern elements that affect early brand loyalty. Explanative quantitative study data analysis chosen through stratified random sampling on 206 respondents was done in 3 multiple regression stages. First stage dependent variable: brand purchase, stage 2: post purchase evaluation, and stage three: brand loyalty. Further analysis was conducted with path analysis to test the conceptual model from the research result, a new model was found better than its original basic model. Early brand loyalty has already formed among teenagers, although the amount of committed buyers is less Than 50%. Teenagers in the switcher category are almost 50%, proved by their sensitivity to price and reward. Relation pattern elements that affect early brand loyalty are: 1. Direct effects, formed between post purchase evaluations on brand loyalty [Lele & Sheth 1991 and Peter & Olson 1998], worth of mouth exposure on brand loyalty [Smith 1998], and sales promotion affection on brand loyalty [Smith 1998].
2. Indirect effect. Formed between brand associations, perceive quality, sales promotion affection. Packaging affection and word of mouth exposure on brand loyalty through post purchase evaluation. Brand purchase has no significant relation with all five independent variables and post purchase evaluation. This is contradictive with brand association and perceives quality theory [Aaker 1991], sales promotion [Peter & Olson 1998 and Smith 1998], packaging [Skimp 2000], and word of mouth [Richins & Root Shaffer 2000] and Assael 2001]. As an academic recommendation, the result of this research can explored some of the elements that effected post purchase evaluation and also can explained some of the elements that effected brand loyalty 9n teenagers in Indonesia. For the next research, it is better to see other sides that not be explained yet in this research.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasi Widuri
Abstrak :
ABSTRAK
Sifilis disebabkan oleh Treponemapallidum, yang merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik. Selama, dapat menyerang seluruh organ tubuh. Terdapat masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh. Penularan dapat melalui kontak seksual, melalui transfusi darah, dan dari ibu ke anak (sifilis kongenital).Saat ini diagnosis ditegakkan dengan uji serologi untuk mendeteksi antibodi IgM anti Treponemal yang diproduksi dalam dua minggu setelah infeksi diikuti terbentuknya antibodi IgG dua minggu atau empat minggu setelah infeksi. Pemeriksaan uji saring serologi terhadap Treponema pallidum untuk darah donor di Unit Transfusi Darah, menggunakan uji saring serologiyang spesifik terhadap Treponema. Pemeriksaan dengan metoda ELISA dapat mendeteksi antibodi IgG maupun IgM yang spesifik terhadap Treponema. Hasil uji ELISA dapat menyebabkan ditolaknya darah donor yang mengandung antibodi. Padahal sebenarnya sudah tidak infeksius lagi, karena sudah tidak mengandung bakteri penyebab. Pada kasus sifilis primerhasil serologi negatif palsumungkin terjadi karena adanya masa jendela. Di sisi lain hasil serologi positif palsudapat terjadi karena antibodi yang terbentuk dari infeksi masa lalu. Pemeriksaan PCR mempunyai nilai potensi yang besar untuk diagnosis sifilis primer. Keuntungan dari PCR real-time adalah kemampuannya mendeteksi patogen secara langsung. PCR real-time mendeteksigen polATreponema pallidum, yang merupakan gen spesifikTreponemapallidum, dantidakadareaksisilangdengannon Treponema. Metodologi.Pada penelitian ini dilakukan deteksi DNA Treponema pallidum pada 350 sampel darah donor dengan hasil uji serologi antibodi terhadap Treponema pallidum reaktif dan non reaktif, masing masing 175 sampel, menggunakan metoda ELISA. Hasil. Deteksi DNA Treponema pallidum menggunakan metoda PCR real-time didapatkan hasil, yaitu 41/350 sampel atau 11,71% adalah positif mengandung DNA Treponema pallidum dan 309/350 sampel atau 88,29% tidak mengandung DNA Treponema pallidum. Pada sampel darah yang mengandung antibodi terhadap Treponema pallidum yang non reaktif, ada yang terdeteksi positif mengandung DNA Treponema pallidum sebesar 21 sampel Hal ini berarti masih ada resiko penularan penyakit sifilis kepada resipien sebesar 5,71% (21/175) Simpulan. Deteksi DNA Treponema pallidum pada darah donor berdasarkan pemeriksaan PCR real-time adalah sebesar 11,71%, dan masih ada resiko penularan penyakit sifilis kepda resipien sebesar 5,71%
ABSTRACT
Syphilis is caused by Treponema pallidum, which is a chronic and systemic diseases . During the course of the disease, can affect all organs of the body. There is a latency period without manifestations of lesions in the body. Transmission can be through sexual contact, through blood transfusion, and from mother to child ( congenital syphilis ). This time the diagnosis is made by serological test for the detection of anti- treponema IgM antibodies produced in two weeks after infection followed by the formation of IgG antibodies two weeks or four weeks after infection. Examination of serological screening of blood donors to Treponema pallidum in Blood Transfusion Services, using specific serological screening test for Treponema with ELISA method can detect IgG and IgM antibodies specific to Treponema. ELISA test results can lead to rejection of donor blood that contains antibodies. When in fact it is not infectious anymore, because it does not contain bacteria. In case of primary syphilis serology false negative results may occur because of the window period. On the other hand the false positive serological results may occur because the antibodies from past infections. PCR has great potential value for the diagnosis of primary syphilis. The advantage of real -time PCR is the ability to detect pathogens directly. Real-time PCR to detect gene PolATreponema pallidum, which is a specific gene of Treponema pallidum, and no cross-reactions with non Treponema. Methodology. In this research, the examination of 350 samples of blood donors with serologic test results for antibodies to Treponema pallidum reactive and non- reactive using ELISA method, will be investigated using real -time PCR method. Results. Detection of Treponema pallidum DNA using real-time PCR method obtained results, 41/350 or 11.71% of samples were positive for DNATreponema pallidum DNA and 309/350 or 88.29% of samples did not contain Treponema pallidum DNA. In blood samples containing antibodies against Treponema pallidum is non reactive, there were detected positive for Treponema pallidum DNA samples of 21. This means that there is still a risk of transmission of syphilis to the recipient amounting to 5.71% Conclusion . Detection DNA Treponema pallidum in blood donors by real -time PCR assay is 11.71 % and still a risk of transmission os syphilis to the recipient about 5,71%.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T59159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachma Tri Widuri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang komodifikasi pekerja media, yakni jurnalis surat kabar, dengan studi kasus liputan otomotif di Koran Tempo. Semenjak tren tiras media cetak terus menurun karena ketatnya persaingan dengan media digital, surat kabar gencar mengeskplorasi liputan yang memiliki pasar pengiklan potensial. Tak cukup dengan mentrasformasikan nilai guna konten media dengan nilai tukar komodifikasi isi , belakangan pengelola surat kabar sekaligus mengkomodifikasi jurnalisnya. Menggunakan pendekatan ekonomi politik Marxian, peneliti memfokuskan riset pada relasi sosial eksploitatif yang dialami jurnalis peliput otomotif di Koran Tempo. Dalam relasi sosial yang eksploitatif, jurnalis yang mengalami komodifikasi tidak menyadarinya karena dirinya telah melalui tahapan alienasi, reifikasi, mistifikasi, dan terakhir naturalisasi terhadap proses komodifikasi. Penelitian ini membuktikan terjadi komodifikasi jurnalis otomotif di Koran Tempo, meskipun tidak sepanjang waktu. Komodifikasi dapat berlangsung karena jurnalis dan lingkungan perusahaan media telah menaturalisasi praktik komodifikasi sebagai hal yang wajar.
ABSTRACT
This study concerns about the commodification of media labors, ie newspaper journalists, with case study of automotive coverage in Koran Tempo. Since the trends in print media continued to decline due to the tight competition with digital media, the newspaper management intensively explored the coverage of a potential advertiser market. It is not enough to transform the use values for media contents into exchange values commodification of contents , lately newspaper managers also commodify journalists as well. Using the Marxian political economy approach, researcher focused on the exploitative social relations experienced by automotive journalists in Koran Tempo. In exploitative social relations, commoditized journalists do not realize that they were commodified. These things happen because they have gone through the stages of alienation, reification, mystification, and the last naturalization during the commodification process. This study proves that there is a commodification of automotive journalists in Koran Tempo, although not all the time. Commodification can take place because journalists and environmental media companies have naturalized the practice of commodification as a natural thing.
2017
T48887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sari Widuri
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Anemia defisiensi besi ADB pada usia 9-12 bulan dapat berdampak pada kualitas hidup anak di masa depan. Asupan zat besi, pemacu dan penghambat absorpsi besi memengaruhi kadar besi tubuh. Penelitian mengenai status zat besi dan hubungannya dengan zat pemacu dan penghambat absoprsi dalam asupan diet pada bayi usia 9 ndash;12 bulan yang disertakan dengan analisis asupan diet belum banyak dilakukan di Indonesia. Tujuan: Mengetahui prevalens gangguan status besi dan mengetahui hubungan status gizi dan kecukupan asupan besi harian terhadap kejadian defisiensi besi pada bayi usia 9-12 bulan. Metode: Studi potong lintang pada Juli 2017-Januari 2018 di Posyandu kecamatan Tanah Abang dan Jatinegara. Asupan zat besi, pemacu absorpsi besi dan penghambat absorpsi besi dinilai dengan metode food record dan diolah dengan program NutriSurvey . Subyek menjalani pengukuran antropometri dan pengambilan sampel darah darah perifer lengkap, LED, dan feritin serum . Data diolah dengan uji Pearson Chi Square dan kejadian gangguan status besi ditampilkan dalam prevalens. Hasil: Terdapat 82 subyek usia 9-12 bulan berpartisipasi dalam penelitian. Prevalens defisiensi besi sebesar 12,2 , dan ADB sebesar 26,8 . Tidak terbukti ada hubungan antara kecukupan asupan besi harian dengan gangguan status besi [p=0,064; PR=2,1 0,193-1,178 ] dan status gizi kurang dengan gangguan status besi [p=0,444; PR=0,729 0,307-1,731 ]. Terdapat perbedaan bermakna antara asupan harian besi total p=0,002 , besi heme 0,017 , kalsium p=0,006 , dan seng p=0,042 antara kelompok defisiensi besi dan non-defisiensi besi.Simpulan: Prevalens defisiensi besi dan ADB pada bayi usia 9-12 bulan berturut-turut adalah 12,2 dan 26,8 . Tidak terbukti ada hubungan antara status gizi dan kecukupan asupan besi harian dengan gangguan status besi, namun terdapat perbedaan bermakna antara asupan harian besi total, besi heme, kalsium, dan seng antara kelompok defisiensi dan non-defisiensi besi pada populasi bayi usia 9-12 bulan.
ABSTRACT
Background Iron deficiency anemia IDA in 9 12 month old babies could affect their quality of life. Intake of iron containing food, enhancer and inhibitor of iron absorption affects iron body level. Study about iron profile and its correlation with enhancers and inhibitors of iron absorption in baby rsquo s daily dietary intake whose analyzed by food record method is still infrequent in Indonesia. Aim To measure the prevalence of iron deficiency and IDA and to know the correlation of nutritional status and adequacy of daily iron intake with iron deficiency status in 9 12 month old babies. Methods A cross sectional study was conducted on July 2017 January 2018 in Posyandu in Tanah Abang and Jatinegara district. Dietary iron intake, enhancer and inhibitor were obtained using a 3 day food record method and analyzed with NutriSurvey program. Subjects underwent anthropometry measurement. Complete blood count, ESR, and ferritin serum were also examined. Results A total of 82 babies aged 9 12 months were studied. Prevalence of iron deficiency and IDA were 12,2 and 26,8 . There were no evidence of relationship between adequacy of daily iron intake p 0,064 and undernourished condition p 0,444 with iron deficiency status. There were statistically significant differences in total iron p 0,002 , heme iron p 0,017 , calcium p 0,006 , and zinc p 0,042 daily intakes between iron deficiency group and non iron deficiency group.Conclusion The prevalence of iron deficiency and IDA were 12,2 and 26,8 . There were no evidence of relationship between adequacy of daily iron intake nor undernourished condition with iron deficiency status. There were statistically significant differences in total iron, heme iron, calcium, and zinc daily intakes between iron deficiency group and non iron deficiency group in 9 12 month old babies.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmaya Widuri
Abstrak :
ABSTRAK
Pertumbuhan pendapatan interkoneksi suara pada industri telekomunikasi di Indonesia mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kondisi yang dihadapi saat ini, maka isu utama dari penelitian ini adalah bagaimana menjaga tingkat pertumbuhan yang wajar pada pendapatan interkoneksi suara agar operator dapat menghimpun capital expenditure (CAPEX) bagi perluasan, pemerataan infrastuktur, peningkatan kualitas layanan serta melakukan upaya peningkatan nilai atas jaringan yang ada melalui kebijakan kenaikan tarif atau memberi fleksibilitas untuk menaikkan tarif sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah kenaikan tarif interkoneksi dapat mendorong pertumbuhan interkoneksi suara operator secara signifikan atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi dengan data yang dihasilkan simulasi menggunakan pendekatan sistem dinamik untuk melakukan uji hipotesis dengan uji beda rata-rata. Kesimpulan yang diperoleh adalah kenaikan tarif hanya efektif untuk jangka pendek. Sedangkan untuk jangka panjang, kenaikan trafik lebih efektif untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan.
ABSTRACT
Voice interconnection revenue growth in the telecommunications industry in Indonesia has decreased in recent years. With the conditions encountered at this time, the main issue of this research is how to maintain a reasonable level of growth in voice interconnection revenue for the operator to collect capital expenditure (CAPEX) for the expansion, distribution infrastructure, improve service quality and make efforts to increase the value of the network there through rate increases or policy gives the flexibility to raise its own rate. This study aimed to test whether the increase in interconnection tariffs may encourage the growth of voice interconnection operator is significantly or not. This study uses explratory method where data generated by simulation of dynamic systems approach to hypothesis testing with different test average. Their conclusion is the rate increase is effective only for short periods. As for the long term, the increase in traffic is more effective to increase revenue growth.
2012
T30337
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Widuri
Abstrak :
Dalam era desentralisasi diharapkan puskesmas mampu meningkatkan ketanggapan pelayanan kesehatan. Survei pada awal tahun 2009, menunjukkan bahwa kepuasan pasien pelayanan kesehatan di Puskesmas Gambir masih rendah, meskipun sudah menerapkan ISO 9001 : 2000. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketanggapan pelayanan kesehatan rawat jalan di Puskesmas Gambir. Metode penelitiaan yang digunakan adalah kuantitaf dengan pendekatan cross sectional. Sampelnya 324 pasien rawat jalan yang memenuhi kriteria inklusi. Alat pengumpulan data adalah kuesioner. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ketanggapan pelayanan kesehatan rawat jalan di Puskesmas Gambir masih rendah dan faktor yang berhubungan adalah usia dan pendidikan. ......In decentralization era primary health care should improve the responsiveness of health services. Survey in initial 2009 shows that the satisfied of patient to health services at Gambir primary health care still at low level, eventhough it had applied ISO 9001-2000. So that need to be surveyed to identify the factors that?s related to the responsiveness of ambulatory health service at Gambir primary health care. This Survey applied quantitative's method with cross sectional theory. Using sample of 324 patients of Gambir health center that had passed the inclution criteria. The devive of data collect is quisioner. From the result of this survey, it's resulted that the responsiveness of ambulatory health services at Gambir primary health care is still at low level and the causes of it are the age and education factors.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31099
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Widuri
Abstrak :
Penderita gagal ginjal kronik di dunia mengalami peningkatan sebesar 20%-25% setiap tahunnya. Masalah psikososial yang sering menyertai penyakit kronik salah satunya adalah ketidakberdayaan yang dapat mengakibatkan perburukan kondisi gagal ginjal kronik. Terapi spesialis untuk mengatasi ketidakberdayaan adalah Acceptance and Commitment Therapy. Acceptance and Commitment Therapy (ACT) adalah terapi yang menggunakan pendekatan proses penerimaan, komitmen, dan perubahan perilaku untuk menghasilkan perubahan psikologis yang lebih fleksibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ACT terhadap respon ketidakberdayaan klien gagal ginjal kronik yang dirawat di RSUP Fatmawati Jakarta. Desain penelitian menggunakan quasi eksperiment dengan jumlah sampel sebanyak 56 orang. Hasil penelitian menunjukan penurunan respon ketidakberdayaan secara bermakna pada kelompok yang mendapat terapi ACT dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat terapi ACT (p value < 0,05). Saran dari penelitian ini adalah terapi ACT dapat secara efektif digunakan untuk mengatasi respon ketidakberdayaan sedang pada klien gagal ginjal kronik.
Number of Chronic Kidney Disease in the world increasing up to 20%-25% in every year. Common psychosocial problems that often occurs within this disease is helplessness that could caused bad prognosis of the disease. One of specialist nursing therapy to solve this is Acceptance and Commitment Therapy. Acceptance and Commitment Therapy (ACT) is a therapy using an acceptance, commitment and behavior change approach to make a flexible psychological change. This research aimed to found the affect of ACT to helplessness response of chronic kidney disease in Fatmawati Hospital Jakarta. This research used a quasy experiment study design with 56 client as sample. This research shows a significant decrease of helplessness for the group received ACT more than control group (p value < 0,05). This research suggest the use of this therapy for moderate helplessness of chronic kidney disease.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31214
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fiyatri Widuri
Abstrak :
Meningkatnya jumlah penduduk dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat menyebabkan bertambah pula kebutuhan tenaga listrik untuk rumah tangga, disamping untuk proses industri itu sendiri. Kebutuhan akan kehadiran tenaga listrik yang besar ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kemungkinan pengaruh medan listrik dan medan magnet yang terjadi terhadap kesehatan. Penelitian yang sudah banyak dilakukan hasilnya tidak menunjukkan konsistensi, di satu sisi akan menyebabkan terhambatnya pembangunan dan pengembangan kelistrikan nasional. Di sisi Iain secara psikologis menimbulkan keresahan pada masyarakat dan dapat membuka peluang bagi orang yang ingin mengambil kesempatan pribadi yang bahkan dipolitisir. Skripsi ini mengusulkan parameter ambang batas medan listrik, medan magnet dan medan elektromagnetik yang diperbolehkan memapar pada manusia sesuai kondisi di Indonesia dengan membandingkan standard ambang batas lnternasional dan mengacu pada ketentuan WHO tentang kriteria kesehatan lingkungan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Widuri
Abstrak :
Lapisan tipis merupakan salah satu produk rekayasa material modern. Keburuhan penggunaan lapisan tipis meluas ke berbagai bidang,terutama bidang elektronik. Cerium Oksida sebagai salah satu material logam tanah jarang memiliki peluang pengembangan yang cukup menjanjikan untuk aplikasi lapisan. tipis di Indonesia. Teknologi yang digunakan untuk menghasilkan lapisan tipis yang cukup berkualitas adalah teknik sputtering. Teknologi ini relatif mudah dan murah. Penelitian ini berusaha menemukan penga~h durasi waktu pemrosesan terhadap struktur mikro dari lapisan tipis Ce02 Lapisan tipis diperoleh dengan proses deposisi sputtering diatas substrat kaca dengan variabel waktu 1,75 jam, 2 jam dan 3 jam. Suhu substrat 30f1'C. Kemudinn setelah proses deposisi selesai, sampel diberi perlakuan panas 30/fC selama 1 jam untuk memudahkan pengamatan struktur mikronya. Karakterisasi struktur mikro dila/mkon dengan pengujian SEM dan XRD, pengujian EDAXS dilakukan untuk memastikan unsur elemen yang menyusun lapisan tipis. Hasil pengujian dari setiap sampel dibandingkan dari segi krista/initas dan morfologi permukaannya. Dari perbandingan hasil XRD d,an standar JCPDS diperoleh kesesuaian parameter kisi, indeks miller, kemudian komposisi dari variasi ' orientasi kristal yang ada dihitung dari luas daerah dibawah puncak. Hasil penelittan menunjukkan bahwa penurunan variasi orientasi krisJal dan penghalusan butir muncul seirin;i dengan bertambahnya durasi waktu deposisi/pemrosesan. Kristal yang terbentuk adalah polikristalin, kubik dan kompleks (FCC-Iwmp/eks/ non-bravais). Kristalinitas terbaik diperoleh pada sampel 3 jam pada orientas i(200). Selama proses penwnbuhan, terjadi rekristalfsasi dan evolusi bidang kristal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>