Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Widosari
Abstrak :
Akibat pertumbuhan ekonomi mengakibatkan terjadinya peningkatan produksi, perdagangan, perluasan kesempatan kerja, industrialisasi dan penerimaan pemerintah dari pajak, sehingga lahan bagi kegiatan pemukiman domestik meningkat, jumlah yang dibutuhkan untuk proses produksi juga meningkat dan menurunnya luas pertanian. Akibat kegiatan tersebut menyebabkan semakin menumpuknya limbah yang pada akhirnya akan menyebabkan semakin merosotnya kualitas SDA. Limbah domestik, limbah pertanian dan limbah industri memberikan kontribusi Fe di Saluran Induk Tarum Barat. Kualitas air di SITB telah mengalami kenaikan [Fe2+] pada beberapa tahun yang lalu.
Dari pemantauan yang dilakukan PJT II Tahun 2000, Bapedalda DKI Jakarta tahun 1995/1995 dan penelitian yang di lakukan oleh Center Fewer Universitas Indonesia bekerja sama dengan PT. Thames PAM Jaya tahun 2000 bahwa kadar besi (Fe) mengalami peningkatan. Untuk menangani Fe yang tidak dikehendaki perlu melokalisir sumber-sumber pencemarnya. Untuk mencari sumber pencemarnya, pada penelitian ini dilakukan pendekatan matematis yang dapat merumuskan akibat dari perubahan luas pertanian dan domestik serta perubahan intensitas produksi terhadap total beban Fe di Saluran Induk Tarum Barat secara deterministik. Dengan demikian, rumusan model matematis tersebut dapat memberikan prediksi respon berupa perubahan Fe di hilir akibat perubahan-perubahan karakteristik tataguna lahan khususnya di daerah SITB.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14724
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Senja Arum Woro Widosari
Abstrak :
Latar Belakang: Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan program Keluarga Berencana tidak dapat berjalan maksimal. Penyebaran Virus Covid-19 yang sangat cepat membuat pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penularan Covid-19 yaitu dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan anjuran physical distancing. Namun, adanya kebijakan PSBB menyebabkan kekhawatiran dan rasa takut pada calon maupun akseptor KB, sehingga berakibat untuk tidak pergi ke pelayanan kesehatan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penurunan kunjungan dan penggunaan alat kontrasepsi di seluruh wilayah di Indonesia salah satunya di Kota Surakarta. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana membuat Program Keluarga Berencana yaitu Safari MKJP dan Gugur Gunung. Namun, di masa pandemi kegiatan tersebut sempat terhenti. Faktor keberhasilan suatu program dipengaruhi oleh faktor komunikasi, faktor sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif observasional dengan pendekatan kualitaitif. Pengambilan data dilakukan secara wawancara mendalam Hasil: Komunikasi diberikan secara langsung sehingga mengurangi timbulnya kesalahpahaman penerimaan informasi. Faktor sumber daya tersedia baik sehingga program dapat berjalan maksimal. Faktor disposisi yang terpenuhi terlihat dari peran staf dalam pelaksanaan program. Faktor struktur birokrasi berjalan ideal sehingga kegiatan berjalan dengan lancar. Kesimpulan: Implementasi program KB dalam penggunaan kontrasepsi di masa pandemi berjalan dengan baik.
......Background: The Covid-19 pandemic has caused the Keluarga Berencana program unable to running optimally. The rapid spread of the Covid-19 virus made the government make various efforts to reduce the number of Covid-19 transmissions, namely Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) policy and physical distancing recommendations. However, the PSBB policy causes concern and fear for KB candidates and acceptors, resulting in not going to health services. The programs causes a decrease in visits and use of contraceptives in all regions in Indonesia, one of which is in the city of Surakarta. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana makes a Family Planning Program, namely Safari MKJP and Gugur Gunung but during the pandemic these activities had stopped. The success factor of a program is influenced by communication factors, resource factors, disposition and bureaucratic structure. Methods: This study used a descriptive observational study design with a qualitative approach. Data collection was carried out by in-depth interviews. Results: Communication was given directly so as to reduce the incidence of misunderstandings in receiving information. The available resource factor is good. The fulfilled disposition factor can be seen from the staff's role in program implementation. The bureaucratic structure factor runs ideally so that activities run smoothly. Conclusion: The implementation of the family planning program in the use of contraception during the pandemic went well.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library