Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kokoh Widi Nugroho
Abstrak :
Peranan pajak semakin menentukan dalam pembangunan. Di APBN terlihat bahwa dari tahun ke tahun peranan pajak dalam mendukung pembiayaan belanja negara semakin meningkat. Direktorat Jenderal Pajak sebagai salah satu institusi pemerintah di bawah Departemen Keuangan yang mengemban tugas untuk mengamankan penerimaan pajak dituntut untuk selalu dapat memenuhi pencapaian target penerimaan pajak yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun di tengah tantangan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Adanya Good Governance dan manajemen organisasi yang sehat merupakan prasyarat untuk dapat mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Pajak secara keseluruhan. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan citra, kerja, dan kinerja Direktorat Jenderal Pajak menuju ke arah profesionalisme dan menunjang terciptanya pemerintahan yang baik (good governance), Direktorat Jenderal Pajak telah merencanakan program modernisasi di seluruh kantor di Direktorat Jenderal Pajak yang dilakukan secara bertahap. Adapun ciri dari modernisasi perpajakan atau penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern (SAPM) adalah adanya suatu mekanisme kerja (administrasi) yang berlandaskan computer (computer based), struktur organisasi yang disusun dengan pendekatan fungsional dan perilaku pekerjaan yang bersandar pada Kode Etik Direktorat Jenderal Pajak serta penataan fisik kantor yang lebih nyaman dan tertata. Dari sisi kepegawaian salah satu ciri utama kantor pajak yang telah menerapkan SAPM adalah adanya Staf Pendukung Pelayanan (SPP) yang berada di bawah seksi Pengawasan dan Konsultasi. Perbedaan paling utama antara Kantor Pelayanan Pajak yang menggunakan SAPM dibandingkan dengan Kantor Pelayanan Pajak yang lama adalah adanya Staf Pendukung Pelayanan (SPP). Secara teknis, Staf Pendukung Pelayanan dalam lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Modern bisa diartikan sebagai pegawai yang dipilih oleh DJP serta diberikan kepercayaan dan kewenangan untuk memberikan pelayanan, pembinaan, dan pengawasan secara langsung kepada Wajib Pajak yang telah ditunjuk menjadi tanggung jawabnya. Dengan fungsinya ini, seorang SPP dituntut untuk memiliki pemahaman mendalam tentang bisnis dan kebutuhan Wajib Pajak dalam hubungannya dengan kewajiban perpajakan. Disamping itu, SPP juga menjadi orang yang ditugaskan oleh DJP untuk memberikan informasi mengenai kondisi riil pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini merupakan salah satu langkah konkrit kebijakan knowing your tax payer yang dijalankan oleh DJP sejak beberapa tahun lalu. Dengan diterapkannya SAPM , dimana seorang Staf Pendukung Pelayanan merupakan tulang punggung Kantor Pelayanan Pajak dalam rangka pengawasan terhadap kepatuhan Wajib Pajak, maka diharapkan kesadaran Wajib Pajak akan meningkat, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan penerimaan negara untuk membiayai pembangunan. Bercermin pada keadaan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam tesis ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari, menganalisis, dan menggambarkan mengenai peranan Staf Pendukung Pelayanan dalam rangka meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dan penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. Obyek penelitian ini adalah di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu telah menerapkan Sistem Administrasi Perpajakan Modern (SAPM) sehingga mempunyai suatu mekanisme kerja (administrasi) yang berlandaskan komputer (computer based), struktur organisasi yang disusun dengan pendekatan fungsional dan perilaku pekerjaan yang bersandar pada Kode Etik Direktorat Jenderal Pajak. Metode penelitian yang digunakan dengan menggunakan metode analisa deskriptif dimana pengumpulan data dilakukan dengan melalui penelitian kepustakaan, penelitian lapangan, dan melakukan wawancara dengan beberapa responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kinerja SPP dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik, terlihat dari adanya peningkatan produktivitas pembinaan dan pengawasan Wajib Pajak. Peningkatan produktivitas pembinaan dan pengawasan yang dilakukan SPP belum memberikan peran yang optimal terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. Hal ini terlihat dari masih rendahnya peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban pelaporan SPT Tahunan PPh Badan, PPH Pasal 21, dan PPh Orang Pribadi di tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005 dan tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006. Peran Staf Pendukung Pelayanan kurang optimal dalam rangka meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak tetapi dari sisi penerimaan pajak terdapat peningkatan. Hal ini tercermin dari adanya peningkatan prosentase realisasi penerimaan pajak tahun 2006 dibandingkan realisasi penerimaan pajak tahun 2005 dan realisasi penerimaan pajak tahun 2007 dibandingkan realisasi penerimaan pajak tahun 2006.
Expenditure Budget it can be seen that from year to year the role of tax in supporting state expenditure finance increasingly increases. The general Director of State as one of government institution under the department of finance as the man in charge for securing tax acceptance is demanded to be able for fulfilling tax acceptance target that often increases from year to year in the middle of change challenge happened in community life. The existence of healthy good governance and organization represents a principal requirement for realizing the successful in implementing the duty of General Director of Tax wholy. Therefore, in the event of increasing image, working, and performance of The General Director of Tax for realizing professionalism and supporting good governance, The General Director of Tax has planned modernization program in all offices at The General Director of Tax implemented step by step. The characteristic of taxation modernization or Modern Taxation Administration System (SAPM) are the existence of a work mechanism relied on computer based, organization structure arranged with functional and working behavior approaches relied on Code of Ethics of The General Director of tax and more convenience and arranged orderly. From employee aspect one of main characteristic of office tax already implemented SAPM is the existence of Servicing Support Staf under Supervision and Consultacy Division. The main difference among tax servicing office using SAPM compared to The old Tax Servicing Office is the existence of Servicing Support Staff (SPP). Technically, Servicing Support Staff in modern tax servicing office means as employee selected by DJP as well as burdened trust and authority for realizing servicing, guidance and supervision directly to tax obligator determined as their responsibility. With this function, a SPP is demanded for having depth understanding regarding tax obligation business and needs in its relation with taxation obligatory. In addition, SPP also becomes the people who are burdened duties by DJP for disseminating information regarding real condition of tax obligatory compliance of tax obligor becoming his/her responsibility. This matter represents a tangible step of your tax payer policies implemented by DJP since several years ago. With the implementation of SAPM, in which a servicing support staff represents a backbone of tax servicing office in the event of supervision on tax obligor compliance, further it is expected that tax obligor awareness will be increased and finally it will increase state acceptance for development finance. Mirroring in the condition, the writer is interested for conducting the research for this thesis. The objective of this research is to learn, analyze and describe servicing support staff in the event of increasing tax obligor compliance and tax acceptance at Pratama Tax Servicing Office of Jakarta Sawah Besar Satu. The object of this search is at Pratama Tax Servicing Office of Jakarta Sawah Besar Satu. KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu has implemented Modern Taxation Administration System (SAPM) so that it has a work mechanism (administration) relied on computer based, organization structure arranged with functional and work behavior approaches relied on Code of Ethics of General Director of Tax. The Research Method used is with using descriptive analysis method where data collection was done through library research, field research and interview with several respondents. The result of this research shows that SPP performance in implementing duties is enough good, it can bee seen from the increase of guidance and supervision productivity of tax obligor. The increase of guidance and supervision productivity conducted by SPP have not done optimally yet on Tax obligor compliance level of KPP Pratama Jakarta Sawah besar Satu. This matter can be seen from the lower level of tax obligor compliance increase in implementing reporting duties such as SPT annual PPh Badan, PPH Article 21 and PPH Personal in 2006 compared to 2005 and 2007 compared to 2006. The role of servicing support staff is less optimal in the event of increasing tax obligor compliance but from tax acceptance aspect it can be found any increase. This matter can be mirrored from the increase of tax acceptance realization percentage 2006 compared to tax acceptance realization 2006 and tax acceptance realization 2007 compared to tax acceptance realization 2006.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T24572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Penta Widi Nugroho
Abstrak :
Jumlah penduduk pada kelompok usia subur yang sangat besar dapat berpotensi menimbulkan ledakan jumlah kelahiran (baby booming), oleh karena itu masalah Keluarga Berencana perlu ditangani dengan sungguh-sungguh, demikian juga bagi Pemerintah Kabupaten Bantul, Tingkat partisipasi Pasangan Usia Subur dalam program nasional Keluarga Berencana dengan menjadi peserta aktif di Kabupaten Bantul rata-rata sebesar 77,17 % pada tahun 2007. Dari kondisi tersebut masih terbuka peluang untuk meningkatkan tingkat partisipasi pasangan usia subur dalam mengikuti program KB. Dari sudut pandang ekonomi, hal itu berarti masih terbuka peluang untuk meningkatkan penjualan yang merupakan keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran tidak hanya dipengaruhi oleh harga dan kuantitas produk, namun dipengaruhi juga oleh banyak hal lainnya, misalnya selera yang berkaitan erat dengan karakteristik seseorang. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud : (1) Mengetahui proporsi akseptor menurut karakteristik tertentu. (2). Mengetahui pengaruh karakteristik akseptor suntik yang meliputi usia, jumlah anak yang dimiliki, rata-rata penghasilan keluarga perbulan, status pendidikan dan status pekerjaan terhadap pilihan metode kontrasepsinya. Metode analisis yang digunakan adalah deskripsi persentase responden menurut karakteristik tertentu dan analisis regresi multinomial logit. Data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari sampel peserta KB aktif di wilayah Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantu! pada tahun 2008. Hasil analisis regresi multinomial logit menunjukkan hasil bahwa pilihan metode kontrasepsi dipengaruhi oleh profil responden (usia, jumlah kepemilikan anak, jumlah penghasilan, status pekerjaan dan status pendidikan). Dari analisis ini dapat diketahui sifat pengaruh (positif atau negatif) dari profil responden. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari sisi permintaan, karakteristik seseorang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26462
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Widi Nugroho
Abstrak :
Aneurisma intrakranial sakular terjadi akibat lemahnya dinding pembuluh darah karena hilang atau rusaknya tunika muskularis. Belum ada penelitian yang bertujuan memperkuat dinding aneurisma intrakranial dengan cara menumbuhkan kembali lapisan tunika muskularis. Penelitian-penelitian Mesenchymal Stem Cells (MSC) pada hewan coba berhasil menumbuhkan otot polos vaskular pada aneurisma aorta dan arteri karotis. Diharapkan MSC dapat berperan dalam pembentukan tunika muskularis pada aneurisma intrakranial. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pertumbuhan tunika muskularis aneurisma intrakranial pada hewan coba dengan perlakuan pemberian Bone Marrow Mesenchymal Stem Cells (BM MSC) dan manipulasi tekanan darah tikus, dengan penanda SM-actin dan calponin. Sebanyak 40 tikus Wistar diinduksi aneurisma selama 16 minggu. Modifikasi penurunan tekanan darah dan pemberian BM MSC pada minggu ke16, 18. Tikus dialokasi random ke dalam empat kelompok, yaitu hipertensi tanpa BMMSC, normotensi tanpa BMMSC, hipertensi dengan BMMSC, dan normotensi dengan BM MSC. Pada akhir minggu ke18 dilakukan nekropsi untuk pemeriksaan histopatologi, ekspresi SM-actin dan calponin terhadap aneurisma intrakranial, serta penilaian histopatologi pembuluh darah ekstrakranial. Sebanyak 27 tikus memenuhi kriteria sampel dengan 62 aneurisma intrakranial. Pada kelompok dengan pemberian BMMSC didapatkan 8 (53,33%) aneurisma memberikan ekspresi SMα-actin (p = 0,014; OR = 14,86) dan 8 (70,00%) ekspresi calponin (p = 0,008; OR = 7,78). Terdapat 4 (57,14%) aneurisma dengan ekspresi SMα-actin (p = 0,070, OR = 2,33) dan 7 (87,5%) dengan ekspresi calponin (p = 0,01, OR = 42,00) pada kelompok normotensi dengan pemberian BM MSC. Pada keempat kelompok tidak didapatkan perbedaan luas dan tebal tunika media arteri karotis (p = 0,616 dan p = 0,222) dan arteri iliaka (p = 0,452 dan p = 0,325). Pemberian BMMSC berhubungan dengan ekspresi SMα-actin dan calponin positif pada dinding aneurisma, menunjukkan pertumbuhan tunika muskularis. Faktor tekanan darah berhubungan dengan ekspresi calponin namun tidak berhubungan dengan ekspresi SMα-actin. Pemberian BM MSC tidak memberikan efek terhadap tunika media pembuluh darah ekstrakranial.
Saccular intracranial aneurysm is a weak arterial wall caused by degeneration of tunica muscularis. There is still no research focused on strengthening intracranial aneurysm wall by restoring or regenerating tunica muscularis. The mesenchymal stem cells research in animal model had successfully regenerate vascular smooth muscle in abdominal aorta and carotid artery aneurysm. MSC is expected to have a role in regeneration of tunica muscularis in intracranial aneurysm. The objective of this study is to analyze the association between regeneration of tunica muscularis in intracranial aneurysm by BM MSC administration and blood pressure manipulation with SMα-actin dan calponin marker. Forty male Winstar rats were subjected to intracranial aneurysm induction for sixteen weeks. Then, the rats were randomly assigned into four groups, which were hypertension, normalized blood pressure, bone marrow mesenchymal stem cells BM MSC administration and hypertension group, and normalized blood pressure and BM MSC administration group. At the end of 18th week, all rats were sacrificed and evaluated for histopathology, immunohistochemistry (SMα-actin dan calponin), and extracranial artery structure. Twenty-seven rats with 62 aneurysms were eligible for sample criteria. Eight (53.3%) and fourteen (70.0%) aneurysms in group with BM MSC administration expressed SMα-actin (p = 0.014, OR = 14.86) and calponin (p = 0.008, OR = 7.78). In normotension and BM MSC administration group there were 4 (57.1%) aneurysm with SMα-actin expression (p = 0.070, OR = 2.33) and 7 (87.5%) with calponin expression (p = 0.01, OR = 42.00). There were no significant differences of wall area and thickness of carotid artery (p = 0,616 and p = 0,222) and iliac artery (p = 0.452 and p = 0.325) among four groups. In conclusion BM MSC administration was associated with SMα-actin and calponin expression on aneurysm wall, indicating regeneration of tunica muscularis. BM MSC administration was related to tunica muscularis regeneration, Blood pressure manipulation and BM MSC administration was related to calponin expression but was not related to SMα-actin expression. No effect of BM MSC administration was found on extracranial arteries.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
D2580
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Nugroho
Abstrak :
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu yang memiliki sistem saraf dan organ-organ yang belum sempurna sehingga lebih beresiko mengalami berbagai masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang dapat terjadi adalah pada organ mata yang merupakan organ penting dalam perkembangan bayi. Retinopathy of Prematurity (ROP) merupakan salah satu penyakit mata yang terjadi pada bayi prematur yang disebabkan oleh pembentukan pembuluh darah retina yang tidak normal. Proses diagnosis yang dilakukan oleh dokter mata belum bisa mengatasi kenaikan jumlah kasus ROP, sehingga disini penulis menggunakan pendekatan deep learning untuk melakukan klasifikasi tingkat keparahan ROP pada citra fundus retina. Metode deep learning yang digunakan adalah Convolutional Neural Network (CNN) dengan arsitektur ResNet50. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari online database Kaggle berupa 90 data citra fundus retina yang terbagi atas 38 citra bukan penderita ROP, 19 citra penderita ROP Stage 1, 22 citra penderita ROP Stage 2, dan 11 citra penderita ROP Stage 3. Pada tahap persiapan data, dilakukan perbaikan kontras citra menggunakan Contrast Limited Adaptive Histogram (CLAHE) dan image masking. Kemudian dilakukan resize citra menjadi ukuran 224×224. Data kemudian diaugmentasi menggunakan teknik flip horizontal dan rotation agar data menjadi lebih banyak yang kemudian dibagi menjadi 80% data training dan 20% data testing. Dari 80% data training, diambil 20% untuk data validation. Training model dilakukan menggunakan model dengan arsitektur ResNet50 dengan hyerparameter model yaitu batch size 64, learning rate 0.001, dan epoch sebanyak 30, fungsi optimasi Adam (Adaptive moment estimation), dan fungsi loss categorical cross entropy. Proses modelling dilakukan sebanyak 5 kali percobaan dan berhasil memperoleh nilai rata-rata kinerja training model sebesar 99.714% dan 92.85% pada akurasi training dan akurasi validation-nya, selain itu diperoleh nilai 0.01864 dan 0.18434 pada loss training dan loss validation. Sedangkan rata-rata kinerja testing model berhasil memperoleh akurasi testing sebesar 97.352%, testing loss sebesar 0.0986374, dan AUROC sebesar 0.0955. Selain melakukan evaluasi kinerja, peneliti juga akan menggunakan GradCAM untuk menampilkan visualisasi ciri-ciri yang dianggap penting untuk nantinya membantu dokter dalam mengevaluasi ROP. ...... Premature infants are babies born with a gestational age of less than 37 weeks, and they have underdeveloped nervous systems and organs, making them more susceptible to various health issues. One of the health problems that can occur involves the eye, which plays a crucial role in the baby's development. Retinopathy of Prematurity (ROP) is one of the eye diseases that affects premature infants and is caused by abnormal blood vessel formation in the retina. The current diagnostic processes performed by ophthalmologists have not been effective in addressing the increase in ROP cases. Therefore, in this study, the author employs a deep learning approach to classify the severity of ROP in retinal fundus images. The deep learning method utilized is the Convolutional Neural Network (CNN) with the ResNet50 architecture. The research data consists of 90 retinal fundus images obtained from the online database Kaggle, comprising 38 images of non-ROP cases, 19 images of ROP Stage 1, 22 images of ROP Stage 2, and 11 images of ROP Stage 3. In the data preparation phase, the image contrast is enhanced using Contrast Limited Adaptive Histogram (CLAHE) and image masking techniques. Subsequently, the images are resized to 224×224 dimensions. Data augmentation is performed using horizontal flip and rotation techniques to increase the dataset, which is then split into 80% training data and 20% testing data. From the 80% training data, 20% is further allocated for validation data. The model is trained using the ResNet50 architecture with hyperparameters set to batch size 64, learning rate 0.001, and 30 epochs. The optimization function used is Adam (Adaptive Moment Estimation), and the loss function is categorical cross-entropy. The modeling process is repeated five times, and the average performance of the training model is achieved at 99.714% for training accuracy and 92.85% for validation accuracy, with training and validation losses of 0.01864 and 0.18434, respectively. As for the average performance of the testing model, the testing accuracy is 97.352%, the testing loss is 0.0986374, and the AUROC (Area Under the Receiver Operating Characteristic) is 0.0955. In addition to evaluating the model's performance, the researcher also employs GradCAM to visualize important features, which can assist doctors in evaluating ROP cases.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library