Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Welan Mauli Angguna
"Dewasa muda adalah kelompok masyarakat yang menikmati kemudahan teknologi, sehingga rentan untuk memiliki aktivitas fisik yang cenderung rendah. Aktivitas fisik yang rendah di usia muda merupakan faktor risiko penyebab kematian akibat penyakit degeneratif di masa depan. Masyarakat Indonesia termasuk negara dengan aktivitas fisik yang rendah, sehingga diperlukan promosi kesehatan yang tepat sasaran dengan memperhatikan faktor psikologis. Trait kepribadian dianggap sebagai faktor psikologis kuat dalam identifikasi aktivitas fisik, khususnya trait extraversion, conscientiousness, dan openness. Namun demikian, hubungan ketiga trait ini terhadap aktivitas fisik masih belum konsisten, hal ini memungkinkan adanya variabel lain yang memediasi hubungan tersebut. Untuk mempertahankan konsistensi tingkah laku dibutuhkan otonomi yang tinggi, begitu juga konsistensi untuk aktif melakukan aktivitas fisik. Otonomi merupakan derajat yang menunjukkan seberapa individu memiliki determinasi diri untuk termotivasi melakukan tingkah laku tertentu, dan motivasi yang berasal dari dalam diri merujuk pada otonomi yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji mekanisme hubungan ketiga trait dengan aktivitas fisik melalui mediasi otonomi. Penelitian dilakukan melalui lapor diri pada 59 laki-laki dan 144 perempuan dewasa muda berusia 20-40 tahun. Melalui analisa process mediasi (Hayes) ditemukan adanya mediasi sempurna antara trait extraversi dengan aktivitas fisik melalui otonomi, dan mediasi sebagian antara trait openness dan aktivitas fisik melalui otonomi. Conscientiousness tidak signifikan memengaruhi aktivitas fisik baik secara langsung maupun tidak langsung. Trait conscientiousness disarankan untuk diuji mediasi melalui presentasi diri terhadap aktivitas fisik.

Young adults are a group of community who enjoy technology, so it made them tend to have low physical activity. Low physical activity is a risk factor of degenerative diseases that cause death. Indonesia was a country that have lowest physical activity, so it's necessary to promote active physical activity to young adults by considering psychological factors. Personality was considered as a strong psychological factor that could predicted physical activity, especially extraversion, conscientiousness, and openness. However, their effects were still inconsistent, it allowed other variable to mediate their relationships. In order to maintain the consistency of behavior like physical activity, it required high autonomy. Autonomy is a degree to indicate how individual have self-determination to be motivated to perform certain behaviors, and the motivation was derived from inner-self that show high autonomy. This study aimed to examine the mechanisms of the trait effects to physical activity through the mediation of autonomy. The study was conducted by requiring data from self-report on 59 men and 144 young adult women aged 20-40 years. We analyzed the data by using mediation PROCESS (Hayes), and it was found a perfect mediation between extraversion and physical activity mediated by autonomy, and partially mediated of autonomy to the effects of openness and physical activity. However, conscientiousness did not significantly influence physical activity directly nor indirectly. Considering the communal culture of participants, we recommended to examine the effect of conscientiousness to physical activity through the mediation of self-presentation in future research."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T50360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Welan Mauli Angguna
"Tingginya biaya pendidikan tinggi membuat beberapa mahasiswa berusaha memenuhi kebutuhan hidup melalui wirausaha. Optimisme dan kreativitas merupakan faktor penting dalam menunjang kesuksesan berwirausaha (Manove, 2000, dalam Chyi-Lyi, 2013 ; Lee, Florida, & Acs, 2004). Chyi-Lyi (2013) dalam penelitiannya menemukan korelasi positif yang signifikan antara optimisme dengan kreativitas pada pelaku wirausaha. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara optimisme dengan kreativitas (kemampuan kreatif) pada mahasiswa yang berwirausaha. Pengambilan data dilakukan pada 43 mahasiswa Universitas Indonesia yang berwirausaha yang tersebar dalam Sembilan fakultas dan program vokasi. Adapun alat ukur yang digunakan untuk mengukur optimisme adalah berupa kuesioner Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver, dan Bridges (1994), sedangkan batere Tes Kreativitas Verbal (TKV) yang dikembangkan oleh Munandar (1977) digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif. Teknik analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel yaitu menggunakan pearson correlation. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa sebagian besar partisipan memiliki optimisme dan kemampuan kreatif yang tinggi, namun demikian tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara kedua variabel, optimisme belum cukup kuat untuk mampu menjelaskan kreativitas dalam berwirausaha dari segi kemampuan berpikir kreatif.

The higher cost of higher education makes some of college students trying to fulfill their life needs by doing business. Optimism and creativity are kind of important factors that support successes in doing business (Manove, 2000, dalam Chyi-Lyi, 2013 ; Lee, Florida, & ACS, 2004). Chyi-Lyi (2013) in her research found that optimism significantly correlated with creativity in entrepreneurs. Thus, the purpose of this study was to determine the correlation between optimism and creativity (creative potential) among college students who are doing entrepreneurship. Participants of this study was 43 college students who are doing entrepreneurship in University of Indonesia, which was spread from nine faculties and vocational program. Optimism was measured by using Life Orientation Test-Revised (LOT-R) which was developed by Carver, Scheier, and Segerstrom (1994), while batere Tes Kreativitas Verbal (TKV) which was developed by Munandar (1977) was used to measure creative thinking. This research used pearson correlation statistical technique analysist to measure the correlation between both variables. Result of this study showed that most participants have optimism and higher creativity (creative potential), but there is no significant correlation between both variables, optimism was not a potent variable to explain creativity in entrepreneurship based on potential creative thinking.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library