Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Warsa
"For this paper, we consider the resulting 3-D inversion using inversion modeling, which is motivated by developing theory and the recent application of the Magnetic Resonance Sounding (MRS) technique in detecting and mapping of subsurface groundwater. MRS is a non-invasive method which directly detects the groundwater’s existence from surface measurements. A pulse current, at a proper frequency, is transmitted into a loop. After hydrogen atoms of water molecules in the subsurface are energized by pulses of alternative currents, the magnetic resonance field is produced by the H protons is measured within the same loop. Generally, MRS has two observable factors: initial amplitude and decay time. The aim of three-dimensional inversion is to extract the information, i.e., the value and distribution of two physical parameters of the subsurface conditions: water content and subsurface properties (pore and grain size). Additionally, we present a general formulation for inverting the initial amplitude and decay time of the MRS data to recover a 3-D distribution of groundwater. The forward problem was solved using an integral equation method in the spatial domain. An improved Levenberg-Marquardt strategy was employed to solve the inverse problem. Two synthetic examples are illustrated to determine the basic functionality of the inversion algorithm. The real data results show applicability and relevance in larger-scale field examples."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2014
UI-IJTECH 5:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Chatib Warsa
"

Perkembangan mikroba atau jasad renik yang resistan atau kebal pada antibiotika yang sering digunakan untuk pengobatan infeksi, telah menjadi masalah besar didalam pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di masyarakat. Bersamaan dengan berkembangnya penyakit baru akhir-akhir ini, ramai dipublikasikan adanya bentuk baru evolusi kuman yang sulit ditanggulangi dengan obat antibiotika yang biasa dipergunakan untuk pengobatan, yang kemudian disebut sebagai "Superbugs" atau "Killerbugs" atau "Killer Microbes"(1,2,3). Kejadian mikroba resistan terhadap kemoterapi telah dilaporkan terjadi pada berbagai jenis bakteri, jamur, virus maupun parasit. Saat ini bakteri yang resistan antibiotika prevaiensinya paling besar, sehingga pada kesempatan ini saya akan membahas secara singkat masalah ini. Contoh mikroba resistan lain misalnya pada jamur/fungi (Candida sp. resistan pada flukonasol), virus (HIV resistan pada zidovudin), dan parasit (Trichomonas sp. resistan pada metronidasol dan Plasmodium falsifarum resistan pada kloroquin)(4).

Telah diteliti oleh para ahli penyakit infeksi, bahwa pada penderita dengan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri resistan antibiotika, akan menyebabkan penyakit makin berat, makin lamanya masa sakit dan lebih lama tinggal di rumah sakit bagi penderita yang dirawat, juga menyebabkan gejala sisa atau sequelae yang lebih besar, meningkatnya angka kematian/mortalitas, serta biaya pengobatan yang meningkat karena makin mahalnya obat pilihan alternatif(5). Sebaliknya peningkatan resistansi juga dipengaruhi oleh beberapa kemajuan yang didapat dari kehadiran dan efektivitas pengobatan dengan antibiotika itu sendiri, antara lain dimungkinkannya prosedur operasi yang lama dan banyak komplikasi pada penderita immunosupresi, usia lanjut atau penderita yang sakit berat; dapat dilakukan transplantasi; dan dapat digunakannya peralatan dan alat bantu yang kompleks. Kehadiran antibiotika berspektrum luas yang dapat digunakan pada tindakan profilaksis dan pengobatan, memberikan kemungkinan tindakan medik yang lebih kompleks dan dahulu sulit dilakukan(6,7).

Meningkatnya prevalensi bakteri resistan terhadap antibiotika, mengharuskan pertimbangan yang lebih besar didalam melakukan evaluasi risiko tindakan medik yang sudah ada. Ini termasuk tindakan operasi metode baru yang membutuhkan waktu lama; penggunaan instrumentasi dan alat bantu dengan teknologi baru; tindakan pada penderita menurunnya imunokompeten, sakit berat dan sakit kronik; pada kondisi di mana kurangnya fasilitas pada pendidikan dan pelatihan kontrol infeksi; tidak mempunyai fasilitas laboratorium mikrobiologi untuk pemeriksaan tes kepekaan antibiotika, guna mendeteksi adanya resistansi; tidak adanya standar teknik antiseptik yang baik; pada densiti komunitas yang padat; sanitasi buruk di sekitar tempat tinggal.

"
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0223
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Chatib Warsa
"Universitas, dengan segala kompleksitasnya memiliki fungsi sosial yang tidak akan lekang dimakan jaman. Ribuan mahasiswa yang dididikoleh berbagai lembaga pendidikan tinggi, entah itu terkenal atau tidak, baik atau buruk pengelolaannya, sejatinya akan menjadi pemimpin di masa mendatang. Dalam terminologi kampus, setiap kali toga dikenakan, kidung prosesi dinyanyikan, rektor, senat akademik universitas dan dewan guru besar universitas mulai mewisuda satu per satu mahasiswanya, maka pesan tentang sarjana yang saujana tak pernah bosan disampaikan."
2006
EBAR-II-April2006-77
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Chatib Warsa
"Siprofloksasin adalah antibiotika kuinolon generasi ketiga yang dianggap sangat poten membunuh bakteri Gramnegatif dan Gram-positif. Penelitian multisenter telah dilakukan untuk pertama kalinya di Indonesia dengan tujuan melihat potensi Siprofloksasin, yaitu di 12 laboratorium mikrobiologi klinik se-Indonesia: Banda Aceh, Padang, Jakarta Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar dan Manado. Spesimen dari penderita penyakit infeksi yang sudah terseleksi kualitasnya diambil sebagai bahan penelitian. Spesimen tersebut berasal dari darah, cairan tubuh lain, bilasan bronkhus, sputum, usap tenggorok, usap hidung, usap telinga, cairan mata, usap urethra, usap vagina, pus, cairan luka, urin dan feses. Dengan metode cakram antibiotika Siprofloksasin, diperoleh hasil 72-98 % bakteri masih sensitif, sedangkan hanya 61 % dari 22 spesies Acinetobacteri spp. dan 40 % dari 19 spesies Neisseria gonorrhoeae yang masih sensitif. Dengan metode dilusi agar, uji KHM (Konsentrasi Hambat Minimal) menunjukkan 69 ? 98 % bakteri sensitif terhadap Siprofloksasin dan dengan metode E-test antara 78 ? 100 % sensitif. Untuk kuman Acinetobacteri spp. sensitivitasnya berkisar antara 61 ? 70 %, dan untuk Neisseria gonorrhoeae sensitivitasnya antara 89 ? 92 %.

Invitro activity of . Ciprofloxacin against Gram-negative bacteria isolated from infected patients in Indonesia. Ciprofloxacin the third generation of the quinolone family was claimed very potent against Gram-negative and Grampositive pathogens compared to former generations. The first in-vitro multi centre study has been conducted in Indonesia including 12 clinical microbiology laboratories as follows: Banda Aceh, Padang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar and Manado. Selected specimens from infected persons were chosen to be included in this study such as from blood, body fluids, bronchial washing, sputum, throat, nose, ear, eye, urethra, vagina, pus, wound, urine and feces. The results of ciprofloxacin disk test technique to all 1457 Gramnegative pathogens showed that between 72 ?98 % were susceptible, while against 22 Acinetobacter sp, only 61 % and againt 19 Neiserria gonorrhoeae only 40 % were susceptible. Results of the agar dilution MIC (Minimum Inhibitory Concentrtion) test were between 69 ?98 % susceptible and the E test technique were between 78 ? 100 % susceptible, while against the Acinetobacter were between 61 % and 70 % respectively. N. gonorrhoeae strains was susceptible between 89 % and 92 %."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Chatib Warsa
"Calpico is a drink made of fermented sour milk cultured with lactic acid bacteria (Lactobacillus helveticus). Calpico drink contains 1010 cells of lactic acid bacteria for one cup serve, although it is not alive. The purpose of this study is to investigate a possible effect of Calpico ingestion on prevention or recovery from diarrhea. The pupils of the 4th grade of two elementary schools were subjected. Pupils were requested to answer the questionnaire about social and health conditions of their own. After measuring body weight, pupils for Calpico group were given 200 ml of one-fifth diluted Calpico every morning at 9 AM. Pupils of control group were given nothing. More over half of pupils who drunk Calpico for one month increased one to two kg of their body weight after test period. The frequency of diarrhea of Calpico group was markedly decreased. It was shown in Jakarta that Calpico ingestion had a dramatically effect on recovery from diarrhea and improvement of health condition noted by the increase of body weight of the pupils."
Jakarta: Faculty of Medicine University of Indonesia, 2001
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Warsa
"ABSTRAK
The Tilong Reservoir located in Kupang District, has 154.97 ha surface area with an average depth of 12.5 m, water volume is 19 million m3 and water discharge around 86.4-106.3 m3/day. The main function of this reservoir is for irrigation. Capture fisheries activity has not been optimally developed. The development of capture fisheries can be done through culture-based fisheries (CBF), namely milkfish (Channos channos) or tilapia (Oreochromis niloticus) stocking. The aims of this study is to determine the potential of fisheries production and the seed needs for CBF development in the Tilong reservoir. The study was conducted in March and September 2016 at three observation stations. Water sample was taken
at 0.5 and 2.0 m from the surface which is the euphotic depth. The results showed that CBF activities in the Tilong Reservoir could successful because supported by the limnology conditions was suitable for fish life, the availability of seeds produced from hatchery was sufficient for stocking and support of local communities through local wisdom. Fish seeds are produced by 13 hatchery which are capable of producing milkfish and tilapia seeds of 7,040,770 and 7,023,400 per year. Based on these aspects, capture fisheries through CBF are feasible to be developed in the Tilong Reservoir. The fisheries production potential in the Tilong Reservoir ranges from 75.9 to 77.5 kg/ha/year or 11.9-12.0 tons/year. The optimal number of milkfish and tilapia seeds that can be stocked ranges from 71,000-73,500 individuals/year and 72,000-75,000 individuals/year respectively. The fish production estimated from stocking was about 40% of the potential production with economic value of Rp 20,500,000 and Rp 21,500,000. "
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019
551 JSDA 15:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Warsa
"Waduk Tilong yang terletak di Kabupaten Kupang mempunyai luas genangan 154,97 ha dan kedalaman rata-rata 12,5 m dengan volume air 19 juta m3 serta debit air keluar berkisar antara 86,4-106,3 m3/hari. Fungsi utama waduk ini adalah sebagai sumber air irigasi. Kegiatan perikanan tangkap belum dikembangkan secara optimal di waduk ini. Pengembangan perikanan tangkap dapat dilakukan melalui perikanan berbasis budidaya (Culture-based fisheries, CBF) yaitu dengan penebaran ikan bandeng (Channos channos) atau nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi produksi perikanan dan kebutuhan benih untuk pengembangan CBF di waduk Tilong. Penelitian dilakukan pada bulan Maret dan September 2016 pada tiga stasiun pengamatan. Pengambilan contoh air dilakukan pada kedalaman 0,5 dan 2,0 m dari permukaan yang merupakan kedalaman eufotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan CBF di waduk Tilong dapat berhasil karena didukung oleh kondisi limnologi layak untuk kehidupan ikan, ketersediaan benih yang dihasilkan oleh balai benih ikan (BBI) mencukupi untuk penebaran dan juga adanya dukungan masyarakat sekitar melalui kelembagaan adat. Benih ikan bandeng dan nila yang dihasilkan oleh 13 BBI masing-masing sebanyak 7.040.770 dan 7.023.400 ekor/tahun. Ditinjau dari aspek kualitas air, ketersediaan benih dan juga nilai ekonomi yang diperoleh maka perikanan tangkap melalui CBF layak dikembangkan di waduk Tilong. Potensi produksi perikanan di waduk Tilong berkisar 75,9-77,5 kg/ha/tahun atau sebesar 11,9-12,0 ton/tahun. Jumlah benih optimal ikan bandeng dan nila yang dapat ditebar masing-masing berkisar 71.000-73.500 ekor/tahun dan 72.000-75.000 ekor/tahun. Estimasi produksi ikan tangkapan dari kegiatan penebaran ini sekitar 40% dari potensi produksi perairan dengan nilai ekonomi sebesar Rp 20.500.000 dan Rp 21.500.000. "
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019
551 JSDA 15:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library